Skip to main content

Sinopsis Sweet Dreams Episode 15 Part 1

Apa kau mulai memiliki perasaan terhadap Ling Ling Qi? - Chen Mo

Setelah menunjukkan pada Wapresdir Wen rumah sakit yang Bo Hai pernah kunjungi, Shi Ji menyamar menjadi seorang dokter untuk bisa mengakses ruang arsip rumah sakit itu. Begitu selesai mendapatkan sesuatu yang diincarnya, Shi Ji segera keluar, namun sayang seorang perawat mengenalinya sebagai orang asing dan bertanya-tanya siapa dirinya sebenarnya.
Perawat itu pun menelfon bagian keamanan untuk mengirimkan seseorang untuk menghentikannya. Shi Ji buru-buru melarikan diri melalui tangga darurat dan membuang jas dokternya ke sebuah pot tanaman.
Shi Ji berhasil kembali ke mobil dan langsung menyerahkan sebuah flashdisk yang berisi rekam medis milik Bo Hai. Begitu Wapresdir Wen membuka file itu di layar laptopnya ternyata di rekam medisnya, Bo Hai hanya menjalani treatment laser wajah hahahaha. Shi Ji terkejut ternyata Bo Hai melakukan perawatan wajah, pantas saja kulitnya begitu bagus lol. Mendengar kalimat konyol dari bawahannya, Wapresdir Wen langsung memelototinya.
Chen Mo tertawa di kantor, mungkin ia baru saja mendapatkan laporan dari rumah sakit mengenai ada seseorang yang mencuri rekam medis milik Bo Hai. Sudah jelas itu Wapresdir Wen dan mereka berhasil selangkah lebih jauh. Chen Mo memamerkan idenya pada Bo Hai, kejam kan? Sudah seharusnya Bo Hai memberikannya hadiah.
Bo Hai berdiri untuk mengambil mantelnya yang tergantung, sambil tersenyum ia menyanggupi permintaan Chen Mo. Ia akan membayarkan semua treatment laser wajah Chen Mo tahun ini.
Chen Mo yang merasa dirinya sudah lahir dengan kecantikan alami menolak tawaran itu, ia tidak membutuhkannya. Menurutnya, terlalu tampan juga tidak bagus karena itu tidak adil bagi orang lain.
Bo Hai memintanya kembali membicarakan masalah bisnis. Su Cheng (bisa dibilang nyonya klien) baru saja menghubunginya dan ia dimarahi habis-habisan selama satu jam, jadi ia harus pergi ke Changzhou sekarang untuk menemuinya. Chen Mo mengerti, ia akan bersiap-siap dulu, tapi Bo Hai mencegahnya karena Chen Mo tidak perlu menemaninya.
Chen Mo tentu saja terkejut dan menanyakan alasannya, masalahnya ia lah orang yang selalu menemani Bo Hai selama ini. Bo Hai sedikit kesusahan menjelaskannya, hanya saja ia akan membawa Ling Ling Qi kali ini.
"Aku pikir kau terlalu lelah, jadi aku ingin menggunakan orang lain."
Chen Mo kebingungan, ia tak merasa lelah.
Bo Hai masih kekeh, ia yakin Chen Mo kelelahan.
Chen Mo lebih yakin lagi, ia tak lelah.
Menyadari Chen Mo belum juga mengiyakannya, Bo Hai tak memiliki pilihan lain selain menekankan kata-katanya yang terdengar seperti paksaan,
"Kau...le-lah"
Chen Mo akhirnya menyerah, ia mengiyakan dirinya yang kelelahan.
Bo Hai tersenyum, ia memerintahkan Chen Mo untuk beristirahat dengan baik, sementara Chen Mo masih kebingungan dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
(hahahaha aku gak yakin aku ngegambarin scene ini dengan baik apa gak, karena aslinya kocak banget)
Bao Ni begitu kaget Bunga Piranha mengajak Qi Qi dalam perjalanan bisnisnya, terlebih hanya seorang diri. Ia pikir Bo Hai sedang memulai layanan penyiksaan VIP. Menurut Mo Nan, ketika seorang atasan laki-laki membawa seorang pegawai wanita dalam sebuah perjalanan bisnis, ia mungkin akan mengambil kesempatan pada Qi Qi.
Qi Qi ragu Bunga Piranha melakukan sesuatu sejauh itu, ia bukanlah tipe orang yang akan mengorbankan dirinya sendiri demi melakukan penyiksaan. Bao Ni masih yakin akan kecurigaannya, walaupun ini sulit diucapkan tapi Qi Qi tidak pernah tahu apa yang ada di dalam otak seseorang.
Bao Ni kemudian memberikan sebuah botol mungil pada Qi Qi. Ketika Qi Qi bertanya benda apa itu, Bao Ni dengan bangganya menjawab,
"Semprotan cabe"
Mo Nan tertawa Bao Ni begitu kreatif memilih alat perlindungan diri untuk diberikan pada Qi Qi, Qi Qi begidik ngeri, sepertinya efeknya dahsyat lol.
Saat akan berangkat untuk perjalanan bisnis, Qi Qi masih protes atas keputusan itu dan berusaha merundingkan hal ini pada Bo Hai apa ia benar-benar ingin dirinya untuk ikut. Bo Hai menolak, ia hanya memberitahunya bukan untuk berdiskusi menawarkan keikutsertaannya.
Qi Qi kemudian ingat kalau ia lupa membawa dompetnya, KTP-nya ada disana, jadi ia tidak bisa menaiki kereta cepat. Selain itu sudah seharusnya Bo Hai membawa Chen Mo juga.
Bo Hai menahannya, apa Qi Qi membawa otaknya? Ia membukakan pintu mobil dan menyuruhnya segera masuk.
Xin Yan menemui Chen Mo yang berdiri di balkon depan, ia menanyakan Qi Qi yang dibawa Bo Hai dalam perjalanan bisnis. Chen Mo mengedikan dagunya ke arah bawah, disana mobil yang membawa Bo Hai dan Qi Qi sudah melaju.
Xin Yan tak terima Bo Hai membawa Qi Qi yang hanya seorang asisten, ia tidak layak untuk melakukan perjalanan bisnis bersama Bo Hai. Chen Mo tak mempermasalahkan hal itu, memang Bo Hai yang mempunyai wewenang untuk memutuskannya.
Xin Yan kesal karena Bo Hai bahkan tak pernah membawanya dalam perjalanan bisnis seorang diri. Chen Mo tertawa, Bo Hai memang tidak bisa membawa Xin Yan pergi. Mendengar ejekan itu, Xin Yan mengangkat tangannya, Chen Mo mengerti dan mempersilahkan punggungnya untuk ia pukul.
Walaupun begitu, Chen Mo menghibur Xin Yan, ia mengerti Bo Hai layaknya mesin x-ray, Qi Qi bukanlah tipenya, bahkan Bo Hai mungkin tidak melihat Qi Qi sebagai seorang wanita.
"Meskipun, masih ada kemungkinan dia mempunyai perasaan pada Ling Ling Qi."
Melihat Xin Yan yang berjalan pergi, Chen Mo sadar ia telah salah bicara, mungkin ia sudah melakukan analisis yang salah.
"Dia bahkan belum memahami bagaimana cara berkencan. Xin Yan!"
Bo Hai dan Qi Qi memasuki sebuah rumah mewah kediaman Nyonya Su Cheng yang memarahi Bo Hai habis-habisan di telefon. Sambil memperhatikan buket bunga yang dipegangnya, nyonya itu mengkritik hasil kerja Flower Plus.
"Floristry terbaik di negara ini? Aku pikir ini hanyalah sampah ketinggalan jaman,' cecarnya melempar buket itu ke hadapan mereka.
Saat Qi Qi berniat memungutnya, nyonya itu berteriak padanya untuk tidak melakukan hal itu. Nyonya itu kemudian menjelaskan keluhannya terhadap hasil kerja Flower Plus.
"Aku mengirim bungamu pada laki-laki yang aku suka berkali-kali. Dia tidak pernah mau menerimanya! Katakan padaku. Jika ini bukan salahmu, salah siapa lagi?"
Qi Qi dengan polosnya menjawab bahwa itu semua bukan salah si bunga, ia pikir pria itu hanya tidak menyukai Nyonya Su Cheng saja. Nyonya itu tentu saja naik pitam dibilang demikian. Bo Hai mengambil alih, ia meminta Nyonya Su Cheng untuk tidak khawatir.
"Kali ini aku kemari secara pribadi untuk berbicara denganmu. Jangan cemas. Kami akan membuat buket yang baik untukmu."
Nyonya Su Cheng tersenyum, ia bertanya apakah perkataan itu adalah sebuah janji? Bo Hai mengiyakannya, ia bersumpah atas reputasinya. (Aku baru sadar Bo Hai bahkan bersumpah atas reputasi dia 0.0, pelatihan ini...screammmm) Nyonya Su Cheng tidak sabar melihat hasil pekerjaan barunya, ia juga berharap kemampuan Bo Hai sebanding dengan reputasi emas Flower Plus.
Saat Bo Hai dan Qi Qi keluar dari rumah itu, Qi Qi mengutarakan ketidakmengertian dirinya soal Bo Hai yang masih saja bersedia membujuk orang yang bertempramen buruk seperti Nyonya Su Cheng. Bo Hai tentu saja tidak memiliki pilihan, ayah Nyonya Su Cheng adalah rekan bisnisnya sejak lama.
Qi Qi mengerti dengan maksud itu, 'seorang klien besar'. "Sangat mengesankan", mengindikasikan Bo Hai tentu saja mau bersusah payah demi uang.
Bo Hai mengerti maksud ucapan Qi Qi jadi ia meluruskan tujuan sebenarnya. Jika seorang klien merasa tidak puas, itu karena mereka belum melakukannya dengan cukup baik. Qi Qi tak sependapat mengenai masalah ini, mereka sama-sama menyadari wataknya sangatlah buruk sedangkan mereka hanyalah florist, kenapa juga harus menolongnya mendapatkan seorang pacar?
Qi Qi menyerahkan buket yang telah dibuang Nyonya Su Cheng dan menyilahkan Bo Hai untuk menangani masalah ini.
Bo Hai mendesis sebelum akhirnya memukul kepala Qi Qi dengan tiba-tiba.
Qi Qi otomatis memegang kepalanya kesakitan, ah...ia mengerti, Bo Hai pasti sengaja membawanya kemari agar Qi Qi bisa disiksa oleh Nyonya Su Cheng, kan?
Bo Hai tak membantahnya, memangnya kenapa kalau iya? Qi Qi mengutuknya, Bo Hai sudah dewasa namun begitu picik!
Bo Hai dan Qi Qi menaiki sebuah taksi untuk kembali pulang. Bo Hai meminta supir taksi untuk mengantarkannya terlebih dahulu ke daerah Westin, tempat tinggalnya. Qi Qi tak mau kalah, ia ingin mereka ke distrik Bisnis Lotus sebelum menurunkan Bo Hai. Bo Hai tak percaya, ia adalah bosnya,
"Pergi ke Westin terlebih dahulu."
Qi Qi tersenyum sinis, memangnya kenapa? Bo Hai mengancamnya, apa Qi Qi tidak menginginkan bonus bulan ini? Westin!
"Jika kau punya nyali, pecat aku!,' ancam Qi Qi balik. Bisnis Lotus!
Bo Hai tahu cara menggunakan uangnya, 'Aku akan membayar dua kali lipat! Westin!"
Supir taksi menengahi, ia meminta mereka untuk berhenti berdebat. Mereka akan pergi ke Bisnis Lotus terlebih dahulu karena searah. Final result: Bo Hai lose! hahahahaha
Beberapa waktu kemudian, mereka sudah sampai di daerah rumah Qi Qi. Awalnya Qi Qi berjalan santai, namun ia segera berlari ketika menyadari lagi-lagi tasnya tertinggal di mobil. Dengan kejamnya, Bo Hai melempar tas Qi Qi ke jalanan lewat jendela lol. Qi Qi memungut tas itu dengan wajah kesal bukan main.
Setelah sukses menjalankan misi penindasannya, Bo Hai kembali fokus pada perjalanannya. Namun, begitu ia menoleh ke jendela mobil, ia mendapatkan seorang laki-laki mencurigakan berjalan ke arah belakangnya (atau bisa dibilang ke arah Qi Qi turun).
Terlebih ketika mendengarkan sebuah berita di radio,
"Baru-baru ini, banyak wanita lajang yang diserang laki-laki mesum di kota ini. Polisi telah menghimbau kepada semua pendengar wanita untuk ekstra berhati-hati. Aku juga berharap pendengar kami bisa dengan aktif memberikan informasi tentang penjahat ini."
Laki-laki mencurigakan itu memang benar mengikuti Qi Qi dari belakang, Qi Qi melirik menyadarinya. Berjalan dengan tenang sembari bersiap mengeluarkan semprotan cabe dari dalam tasnya.
Laki-laki itu mengangkat tangannya untuk menggapai bahu Qi Qi, namun sebelum itu terjadi ada tangan lain yang secara tiba-tiba menariknya. Qi Qi berbalik sembari menutup matanya, menyemprot laki-laki di depannya dengan membabi buta dan berteriak histeris.
Tapi suara lain yang familiar justru berteriak padanya marah,
"Berhenti! Ini aku!,' ucap Bo Hai sambil menahan perih di matanya.
Qi Qi membuka matanya, ia tidak percaya ternyata Bunga Piranha lah yang membuntutinya.
"Bagaimana bisa kau melakukan sesuatu yang menjijikkan? Bagaimana bisa kau tergoda dengan kecantikanku?"
Dengan susah payah Bo Hai menjelaskan situasinya, ia telah menolong Qi Qi dari seorang laki-laki mesum, bukan terima kasih yang ia dapat tapi justru perlakuan menyebalkan seperti ini.
"Dia sudah kabur, idiot!"
Qi Qi memukul-mukul lengan Bo Hai, masalahnya ia tidak melihat siapapun disana...lalu seseorang terlihat berlari terburu-buru menuruni bukit. Qi Qi menganga dan menjatuhkan semprotan cabenya,
"CEO Bo...maafkan aku"
Qi Qi mencoba meminta maaf pada Bo Hai atas perlakuannya yang ceroboh, ia sungguh menyesal. Bo Hai tak mau menerima permintaan maafnya begitu saja, mata rubahnya...
"Jangan sentuh aku! Tunggu saja kau!"
Shi Ji datang ke toko ayah Qi Qi dan langsung memakan eskrim yang ia ambil dari freezer layaknya preman. Ayah Qi Qi otomatis menyuruhnya membayar dulu, 2.5 yuan untuk satu buahnya. Bukannya membayar, Shi Ji malah mengambil satu eskrim lagi dan langsung memakannya. Ayah Qi Qi menegurnya untuk membayar dulu sebelum memakannya.
Untung saja, Mo Nan datang setelahnya dan memerintahkan Shi Ji untuk memberikan uangnya. Shi Ji tentu tak berani membantah, ia langsung memberikan uangnya. Ia juga memungut bungkus eskrim yang dibuangnya sembarangan sebelum pergi karena Mo Nan menyuruhnya.
Melihat Mo Nan bisa menaklukan seorang berandalan, ayah Qi Qi begitu terkagum dan memuji Mo Nan begitu hebat. Hal yang bagus Mo Nan datang tepat waktu, kalau tidak...
Mo Nan meminta ayah Qi Qi untuk memberitahunya jika hal ini terjadi lagi, ia kemudian pamit untuk pergi terlebih dahulu.
Shi Ji terlihat mondar-mandir di sebuah jalan yang sepi. Ternyata di sisi jalan Wapresdir Wen dan Mo Nan sedang berbincang. Wapresdir Wen memberitahunya mengenai Bo Hai yang berkelakuan aneh belakangan ini. Ia tidak percaya Bo Hai datang ke rumah sakit hanya untuk melakukan perawatan laser wajah.
Mo Nan menanyakan apa rencananya, Wapresdir sudah menghitung rincian waktu dan menemukan sesuatu yang menarik.
"Hari-hari ketika Bo Hai berkelakuan aneh, dia memindahkan Ling Ling Qi untuk menjadi asistennya, dimana sangat tidak biasa."
Wapresdir Wen tidak tahu apakah ini hanyalah kebetulan atau bukan.
Mo Nan mengerti arah pembicaraan Wapresdir Wen,
"Maksudmu...kau menduga Ling Ling Qi tahu rahasia Bo Hai?"
Wapresdir Wen menanggapi, Ling Ling Qi hanya memiliki peran kecil, ia mungkin tidak mengetahui banyak hal. Walaupun begitu, tidak ada salahnya jika mereka mengirim seseorang untuk menyelidikinya.
Mo Nan menjelaskan orang yang diganggu Shi Ji di toko adalah ayah Ling Ling Qi. Ia ingin menangani bagian Ling Ling Qi dan tidak mau Wapresdir Wen mencampurinya.
Wapresdir Wen tersenyum samar, ia hampir lupa kalau Mo Nan dan Ling Ling Qi sudah sangat dekat. Saat Wapresdir Wen membawa kenyataan kalau mereka tinggal bersama, Mo Nan sedikit kesal, apa ia harus melaporkan keberadaannya pada Wapresdir Wen? Wapresdir Wen membantah, ia hanya mencemaskan Mo Nan.
"Maka, aku akan menyerahkanmu tugas untuk menyelidiki Ling Ling Qi."
Qi Qi sudah menunggu kedatangan Bo Hai di depan kediaman Nyonya Su Cheng, namun ia belum juga datang. Bo Hai telah berjanji padanya untuk datang pukul 9.30 pagi, tapi sekarang sudah pukul 10 lebih tapi ia masih belum menampakkan diri.
Qi Qi mengambil ponselnya dan memutuskan menghubungi Bo Hai, begitu tersambung Qi Qi langsung menanyakan keberadaannya. Tanpa rasa bersalah, Bo Hai mengatakan ia sedang dalam perjalanannya pulang ke rumah.
"Tadi malam, aku telah diserang oleh perempuan mesum. Aku harus mengunjungi dokter sekarang."
Qi Qi marah-marah, jika Bo Hai pulang apa yang akan dia lakukan? Apalagi kalau bukan tetap disitu, Bo Hai menyuruhnya untuk melayani Nyonya Su Cheng atas nama dirinya.
"Aku sudah mengatakannya pada Nyonya Su. Mulai sekarang, kau akan menjadi florist yang mewakili Flower Plus."
Bo Hai memerintahkannya untuk tidak bermalasan hanya karena ia tidak berada disana. Ia sudah berjanji pada Nyonya Su untuk membuatkan sebuah produk yang memuaskannya. Jika Qi Qi berani mengganggu klien besarnya, ia akan bertindak sesuai dengan perjanjian awal dan memeriksa bisnis ayah Qi Qi.
"Kau tahu trikku dengan baik"
Qi Qi menduga Bo Hai sudah merencanakan hal ini dari awal,
"Kenapa kau begitu kasar? Kenapa kau sangat berpengalaman, bahkan tahu untuk sembunyi? Kau orang rendahan yang kasar dan tak tahu malu! Kenapa kau begitu picik?,' umpatnya sambil menyemprotkan semprotan cabenya ke layar ponselnya walaupun setelah itu ia menyesal telah melakukannya,
"Ponselku" lol
Qi Qi menghela nafas, bagaimana caranya ia menghadapi Nyonya Su?
Bo Hai datang ke kantor ditemani Chen Mo, sepertinya Chen Mo sudah tahu apa yang terjadi pada Qi Qi. Ia mengerti kenapa Bo Hai tidak membawanya ikut, ternyata Bo Hai memiliki rencana tersembunyi. Walaupun begitu, ia merasa tindakan Bo Hai begitu absurd karena memperlakukan gadis kecil seperti itu, tapi ya, memang kelakukan Qi Qi juga sedikit absurd.
Bo Hai ingin menjelaskan, tapi Chen Mo memotong pembicaraannya karena melihat luka cakar di leher Bo Hai. Chen Mo menduga apa yang terjadi tadi malam lumayan intens lol.
"Kenapa? Apa kau menginginkannya juga?,' kesal Bo Hai karena mengingat kejadian menyebalkan tadi malam.
Chen Mo mengerti kenapa Qi Qi berlaku sebegitu parahnya, itu karena Bo Hai sangat menindasnya jadi tidak heran ia berpikir Bo Hai adalah orang jahat. Chen Mo tidak tahu ternyata Bo Hai begitu kejam. Bo Hai membalas, Chen Mo lah orang yang kejam.
Chen Mo curiga jika Bo Hai mempunyai maksud tersembunyi, Bo Hai menyuruhnya untuk menebaknya kalau begitu.
"Apa kau mulai memiliki perasaan terhadap Ling Ling Qi?"
Mendengar pertanyaan absurd itu, Bo Hai langsung memukul Chen Mo. Chen Mo pura-pura mengerang,
"Duh...duh...duh"
Qi Qi akhirnya menghadap Nyonya Su seorang diri, Nyonya Su meragukan kemampuan Qi Qi. Bukannya Bo Hai yang mendesain buketnya secara pribadi, ia malah terus merekomendasikan Qi Qi. Ia bahkan bilang Qi Qi sangat berbakat di bidang floristry, tapi Nyonya Su tidak melihatnya.
Saat Qi Qi ingin membela diri, Nyonya Su langsung memotongnya, lebih baik Qi Qi segera mengerjakan buketnya.
Qi Qi mulai merangkai bunga di halaman rumah, Nyonya Su mengawasi pekerjaannya lewat jendela sambil meminum teh. Qi Qi terus tidak puas dengan hasil rangkaiannya, satu persatu batang bunga ia buang pada kotak sampah karena sudah tidak layak digunakan.
Qi Qi memotong batang, memetik kelopak dan meniupnya (salah satu teknik mengurus bunga mawar dalam floristry), tapi tak ada satupun inspirasi yang datang padanya.
Sementara Qi Qi bersusah payah, Bo Hai malah asyik nge-gym kemudian nge-game bersama Chen Mo di apartemennya.

Nyonya Su akhirnya keluar karena Qi Qi yang terus membuang bunga, ia mempertanyakan bakatnya, ia menganggap kemampuan Qi Qi bahkan tidak layak untuk tempat sampah. Qi Qi sudah akan memperoloknya, tapi ia ingat ancaman Bo Hai di telefon, jadi ia hanya bisa memasang senyum.
Saat Qi Qi memotong batang bunga dengan asal, tiba-tiba ia mendapatkan sebuah ide. Nyonya Su tersenyum sinis, ia menyuruh asistennya untuk membawa dua kotak sampah karena sepertinya inspirasi Qi Qi sedang mengalir.
Qi Qi membenarkannya, ia berpikir ide ini dapat diandalkan.
"Jika aku perlu membuat sebuah buket yang disukainya, maka aku harus mengenalnya lebih dulu."
Nyonya Su menganggap ide itu terdengar masuk akal. Qi Qi tersenyum senang, ia ingin melihat beberapa informasi tentang sasarannya.
"Aku hanya bisa membuat sesuatu setelah aku tahu dirinya."



Komentar:
Bo Hai gak seceroboh itu ngirim Qi Qi ke klien besar Flower Plus cuma karena pengen bikin dia sengsara. Bo Hai penuh perhitungan bro...
Cuma pengen bilang gitu huehehehe, uh aku bisa posting hari ini ternyata! Yeay!
Dasar begundal!!

See you on the next post! Pai pai~

Bersambung di Sinopsis Sweet Dreams Episode 15 Part 2~ 

Comments

Post a Comment

Popular Posts This Week

Sinopsis Sweet Dreams Episode 20 Part 3

Cinta bukan menghadiahkan tas, sepatu kulit, ataupun parfum. Itu adalah ketika kau tak sadarkan diri dan dia tahu itu karena gula darah yang rendah. Dia akan pergi ke apotek dan membeli tablet glukosa hanya demi dirimu. - Lu Bao Ni

Sinopsis Sweet Dreams Episode 5 Part 2

Bunga segar memang tidak bisa menyelesaikan semua masalah, tapi itu tetaplah sebuah langkah awal yang indah. - Solace Flower

Sinopsis Sweet Dreams Episode 1 Part 1

Matahari hanya bisa menyinarimu jika dirimu telah retak, malam tidak akan bertahan selamanya. Hanya saja, fajarlah yang belum datang. - Bo Hai

Sinopsis Sweet Dreams Episode 8 Part 1

Terkadang dibandingkan dengan memberi harapan, bicara terus terang dan memberikan penolakan adalah hal yang lebih baik. - Mo Nan

Sinopsis Sweet Dreams Episode 18 Part 1

Ling Ling Qi. Kau benar-benar salah padanya. - Chen Mo

Sinopsis Sweet Dreams Episode 12 Part 1

Menumpahkan kemarahan pada semua orang hanya akan menyakiti diriku sendiri. - Ling Ling Qi

Sinopsis Sweet Dreams Episode 17 Part 2

Komite dari Kompetisi Florikultur mengatur sebuah penampilan pembukaan. Haruskah kita menambahkan sesuatu di dalamnya? - Mo Nan

Sinopsis Sweet Dreams Episode 20 Part 2

Kau terlalu realistis, tidak romantis sama sekali! Tidak heran jika kau masih jomblo di usia ini! - Chen Mo

Sinopsis Sweet Dreams Episode 10 Part 2

Percayalah, selama bunga segar di dunia ini terus mekar, hal-hal indah juga akan terus datang. -  Solace Master

Sinopsis Sweet Dreams Episode 15 Part 2

Walaupun aku bukanlah florist sungguhan, tapi aku masih memiliki prinsip. - Ling Ling Qi