Skip to main content

Sinopsis Sweet Dreams Episode 21 Part 1

Berdasarkan pengamatanku, cara Bunga Piranha berbicara dengan Ling Ling Qi sudah jelas berbeda dengan caranya berbicara pada kita. - Xiao Yi
Sekarang, Qi Qi telah menangis tersedu-sedu di pelukan Bao Ni. Ia menceritakan soal dirinya yang telah menyukai Bo Hai bertahun-tahun, mengikuti ujian masuk Flower Plus sebanyak tiga kali hanya demi dirinya. Bao Ni juga meracau soal Mo Nan, Mo Nan bukanlah tipenya tapi ia malah menyukainya. Dengan pilu, Qi Qi mengungkapkan soal dirinya yang tidak bisa melepaskan Bo Hai. Bao Ni juga merasakan hal yang sama.
Bibi pemilik kedai menghampiri mereka, memberikan beberapa tisu untuk menyeka air mata. Ia juga memberitahu soal tempat itu yang akan tutup. Mendengar itu tangisan Qi Qi semakin kencang, ia meminta bibi itu untuk tidak menutup kedainya. Bao Ni juga sependapat, kenapa menutup tokonya? LOL. Bibi dibuat pusing sendiri melihat tingkah dua gadis itu yang saling berpelukan dan terus menangis tersedu-sedu. (Maklum aja lagi patah hati hehehe)
Ternyata ibu Qi Qi masih menunggu putrinya sembari menonton TV. Ia semakin khawatir saat melihat jam dinding menunjuk angka setengah satu malam. Ibu Qi Qi kemudian memanggil suaminya yang sepertinya sudah tertidur di kamar, memberitahunya soal putrinya yang belum juga pulang padahal sudah lewat tengah malam.
Taksi yang mengantarkan Bao Ni dan Qi Qi tiba di kompleks perumahan Qi Qi terlebih dahulu. Qi Qi melambaikan tangannya pada Bao Ni dengan keadaan sedikit mabuk. Saat Bao Ni menanyakan keadaannya, Qi Qi meyakinkan Bao Ni bahwa dirinya baik-baik saja.
Di tangga bawah, Qi Qi menghembuskan nafas berkali-kali agar bau alkohol dari mulutnya bisa hilang. Ia tidak ingin ibunya marah karena pulang tengah malam dalam keadaan mabuk. Saat menaiki tangga rumah, Qi Qi hampir saja terjatuh. Untung saja Mo Nan tiba-tiba datang dan menolongnya.
Qi Qi meracau, berulang kali mengatakan soal dirinya yang tidak minum. Ketika dirasa Qi Qi sudah bisa mengontrol dirinya, Mo Nan berlalu pergi. Sejenak menoleh padanya pilu karena Qi Qi yang terlihat terluka karena Bo Hai.
Qi Qi akhirnya masuk ke rumah dengan kunci cadangan yang ia bawa. Ibu Qi Qi langsung menghampirinya. Walaupun Qi Qi berusaha menyembunyikan dirinya yang mabuk, tapi dari tingkahnya saja, ibunya langsung tahu Qi Qi mabuk berat. Ibu Qi Qi tidak habis pikir kenapa putrinya minum begitu banyak di tengah malam seperti ini, bagaimana jika sesuatu yang buruk terjadi?
Qi Qi menatap ibunya,
"Bu...aku patah hati."
Ibunya kebingungan, patah hati? Qi Qi menceritakan soal Bo Hai yang ternyata sudah memiliki seorang pacar. Ibu Qi Qi berdecak, memang kenapa kalau dia punya? Qi Qi dan Bo Hai sama-sama belum menikah, jadi wajar saja jika Bo Hai memiliki seorang pacar.
"Kau bisa mencuri siapapun kembali, tapi tidak seharusnya kau minum terlalu banyak."
Ibu Qi Qi memanggil suaminya berulang kali. Begitu ayah Qi Qi keluar dari kamar, ia terkejut atas keadaan Qi Qi yang mabuk berat. Ia buru-buru menghampiri mereka untuk membawa Qi Qi ke kamarnya. Ibu Qi Qi menghibur putrinya lagi dengan sebuah perumpamaan.
"Walaupun bunganya sudah memiliki pemilik, kau bisa mencoba menggemburkan tanahnya."
Tanpa mengetahui apa maksudnya, anehnya ayah Qi Qi membenarkan perkataan istrinya. Walaupun sejenak kemudian, ia bertanya-tanya tanah siapa yang berniat Qi Qi gemburkan LOL. Ia menambahkan,
"Apa yang ibumu katakan sangatlah masuk akal."
Ibu Qi Qi memang menghibur putrinya soal dirinya yang masih memiliki kesempatan mendapatkan Bo Hai. Namun setelah membawa Qi Qi ke kamarnya, ia mengungkapkan soal mereka yang sepertinya berpikir terlalu jauh (mengenai hubungan Bo Hai dan Qi Qi sendiri). Ayah Qi Qi menyarankan istrinya untuk pergi tidur saja.
Qi Qi masuk kantor dengan keadaan yang lesu. Saat Xiao Yi menggodanya yang tak memakai lipstik lagi seperti kemarin, Qi Qi tak merespon apapun. Bo Hai kemudian datang menghampiri mejanya, meminta Qi Qi untuk membuatkan kopi.
Qi Qi yang masih patah hati, menolak permintaannya. Dengan cuek, ia memberitahukan soal dirinya yang sedang flu dan takut Bo Hai akan tertular karenanya. 
Bo Hai sekilas terdiam, seolah bertanya-tanya apa yang terjadi pada Qi Qi sampai tiba-tiba bersikap ketus padanya. (Bang, sahabat cewekmu itu lohhhh!) Xiao Yi cepat tanggap, ia langsung menawarkan membuatkan kopi untuk Bo Hai.
Bo Hai juga menyuruh Qi Qi untuk bersiap-siap karena dalam satu jam mereka akan menemui seorang klien. Qi Qi terkejut, huh? Bo Hai menaikkan alisnya, kenapa? Bo Hai mengangguk saat Qi Qi akhirnya mengiyakan perintahnya. Setelah Bo Hai pergi, Qi Qi benar-benar tidak mengerti kenapa Bo Hai membawanya untuk menemui klien. Aneh...
Setelah Xin Yan selesai bertemu dengan seorang klien, Chen Mo buru-buru menemuinya. Ia menanyakan soal Da Wei dan Ling Ling Qi yang pergi ke apartemen Bo Hai untuk mengambil beberapa dokumen, dimana Xin Yan lah yang memberitahu mereka atas nama Bo Hai. Apa yang terjadi?
Xin Yan mengaku ia sengaja membuat Qi Qi pergi ke apartemen Bo Hai. Chen Mo terkejut, apa? Dengan jujur, Xin Yan menceritakan rencananya kamarin.
"Aku merancang sebuah pertunjukan untuknya. Aku ingin membuat Ling Ling Qi menyerah pada Bo Hai sepenuhnya."
Chen Mo tidak setuju dengan tindakan Xin Yan, apa ia tidak berpikir gurauannya telah melewati batas?
"Apa kau sudah mempertimbangkan apa yang terjadi jika Bo Hai mengetahuinya?"
Xin Yan sendiri begitu yakin Bo Hai tidak akan pernah mengetahuinya. Chen Mo kebingungan, kenapa tidak?
"Karena kau kaki tanganku."
Chen Mo tidak terima dengan sebutan itu, bagaimana ia bisa menjadi kaki tangannya? Jujur saja, ia adalah orang yang penuh kebenaran.
Xin Yan mengingatkannya, Chen Mo sendiri yang memberitahunya dimana kunci cadangan apartemen Bo Hai disimpan. Chen Mo tergagap dengan tudingan itu,
"Zhou Xin Yan, kau telah mengacaukanku!', teriaknya pada Xin Yan yang pergi meninggalkannya.
Seorang pegawai Flower Plus keluar dari lift menyisakan Mo Nan, Shi Ji, dan Wapresdir Wen di dalamnya. Setelah pintu lift kembali tertutup, Shi Ji langsung melaporkan perkembangan terbaru Flower Plus mengenai proyek film He Ming Lang. Ia memberitahukan soal Bo Hai yang ikut membawa Qi Qi bertemu dengan Heng Ming Lang nanti untuk membahas setting Hutan Lunrou. Sementara untuk studio setting-nya sendiri akan dibangun di Pusat Film di Jalan Canghe.
"Aku sudah pergi ke tempatnya untuk mengecek-"
Suara Wapresdir Wen menghentikan kalimat Shi Ji secara tiba-tiba. Ia sudah memikirkan soal ini dan sepertinya ini bukanlah waktu yang tepat untuk bergerak. Mendengar keputusan aneh itu, Shi Ji akan protes tapi Wapresdir Wen kembali melanjutkan,
"Setelah Kompetisi Florikultur, Bo Hai telah meningkatkan kewaspadaannya. Dia bahkan mulai curiga jika aku memiliki orang lain di belakangku."
Jika mereka memutuskan untuk bergerak sekarang, itu mungkin akan membawa masalah pada Mo Nan sendiri.
Mo Nan menyunggingkan senyumnya, ia harus berterima kasih jika Wapresdir Wen benar-benar berpikir demikian. Wapresdir Wen membungkuk,
"Sama-sama"
But, this is not him!
Shi Ji kembali mengeluhkan rencana Wapresdir Wen ketika mereka sudah sampai di ruangannya. Ia tidak mengerti kenapa Wapresdir Wen tiba-tiba menyerah dalam kesempatan ini. Wapresdir Wen membantah, siapa bilang? Shi Ji kebingungan, lalu yang dikatakannya di lift tadi?
"Shi Ji, jika kau ingin sukses, selain melakukan pekerjaanmu dengan baik, kau juga harus tahu bagaimana menjadi seorang pribadi. Sebagian besar waktu, mengetahui bagaimana cara memperlakukan diri sendiri lebih penting daripada menjadi efisien dalam pekerjaanmu."
Wapresdir Wen sadar Mo Nan jelas-jelas memiliki perasaan terhadap Ling Ling Qi. Shi Ji mengangguk mengerti, ia tidak menyangka Mo Nan ternyata melakukan kesalahan yang sama seperti pria kebanyakan. Wapresdir Wen melanjutkan,
"Kapanpun Ling Ling Qi terlibat, dia selalu kehilangan kontrolnya."
Saat Shi Ji berkesimpulan akan menghindari Ling Ling Qi kalau begitu, Wapresdir Wen membantah. Justru mereka harus menghindari Mo Nan.
"Mo Nan mengandalkan fakta bahwa William berada di belakangnya; meskipun begitu, dia tidak membuatku takut."
Wapresdir Wen memutuskan untuk mengajari Mo Nan rasa hormat yang paling dasar dan membiarkan William melihat siapa yang membuat kontribusi terbesar dalam akuisisi Flower Plus.
Bo Hai dan Qi Qi sedang berjalan di sebuah trotoar dalam perjalanannya menemui klien. Qi Qi tiba-tiba mengaduh karena sepatu London pemberian ayahnya rusak-atau lebih tepatnya alas karet salah satu sepatunya telah lepas. Bo Hai yang berjalan di depannya mau tak mau berbalik untuk melihat keadaannya. Ia menegurnya, bagaimana Qi Qi akan bertemu klien dengan penampilannya yang seperti ini?
Qi Qi menunduk dan menunjuk sepatunya, bagaimana jika mereka menyingkirkan alas sepatu satunya juga? Mendengar solusi itu membuat Bo Hai menghela nafas panjang. Ia baru saja tahu kenapa otak Qi Qi penuh dengan sinetron LOL. Bo Hai melihat sekitar,
"Ikut aku"
Bo Hai membawa Qi Qi ke sebuah toko sepatu wanita. Pegawai disana menyambut mereka, menanyakan sepatu apa yang mereka cari. Bo Hai meminta sebuah sepatu yang cocok untuk Qi Qi, atau lebih tepatnya sepatu yang bisa ia pakai untuk bekerja.
Qi Qi terpukau dengan sebuah sepatu high heels berhiaskan kristal, mirip dengan sepatu kaca milik Cinderella. Pegawai itu memperkenalkan sepatu itu, itu adalah produk paling laris di toko mereka. Ia menanyakan apa Qi Qi menyukainya? Qi Qi mengiyakannya, sepatu itu bercahaya dan berkilauan.
Bo Hai yang pada dasarnya evil sejati menghentikan pembicaraan mereka. Ia telah menenteng sebuah sepatu kets putih mirip dengan sepatu London Qi Qi yang rusak.
"Sepatu itu tidak cocok dengannya. Mereka terlalu feminim untuknya."
Qi Qi tentu saja tak terima dengan anggapan Bo Hai, siapa yang bilang? Ia yakin ia akan terlihat lebih anggun daripada siapapun jika memakai sepatu kristal itu. Bo Hai tak bergeming, ia mengangkat sepatu di tangannya, mengingatkan Qi Qi untuk mencoba sepatu itu saja.
Qi Qi duduk di sebuah sofa untuk mencoba sepatu itu, namun kepayahan Qi Qi membuat Bo Hai menghela nafas lagi. Pasalnya, Qi Qi kesulitan memakai sepatu itu walaupun sudah mencobanya berulang kali. Jadi, mau tak mau Bo Hai berjongkok untuk membantunya memakaikan sepatu itu.
Perhatian itu sukses membuat Qi Qi terpaku menatapnya dan akhirnya ia tidak bisa menahan senyumnya. Namun begitu Qi Qi melihat ke samping, ia membayangkan seorang wanita yang sedang mencoba high heels sebagai Xin Yan. Sosok 'Xin Yan' itu tersenyum sinis padanya, seolah memamerkan dirinya yang bisa mencoba sepatu hak tinggi lol.
Setelah Bo Hai selesai membantu Qi Qi memakaikan sepatunya, pegawai toko memujinya sangat perhatian. Qi Qi hanya tersenyum canggung mendengarnya, lalu kembali melirik ke arah wanita itu yang telah menjadi wujud aslinya sekarang.
Bo Hai bangkit berdiri meminta pegawai itu untuk menyiapkan tagihan. Qi Qi buru-buru mencegahnya, ia akan membayar sepatu itu dengan uangnya sendiri. Berapa harganya?
"Totalnya 3950 yuan (atau sekitar 8 juta rupiah)"
Qi Qi syok dengan angka itu, berapa?
"3950 yuan"
Bo Hai menatap Qi Qi dengan tampang tak berdosa sementara Qi Qi sendiri sampai jatuh terduduk ke sofa saking terkejutnya. Bo Hai justru menggoda Qi Qi, menyilahkannya untuk membayar tagihan itu LOL.
Qi Qi mengeluarkan taktiknya, ia pura-pura mengeluhkan kakinya yang tiba-tiba saja keram. Bo Hai yang sudah mengenal pola Qi Qi, meminta maaf pada pegawai toko atas tingkahnya. Pegawai itu tak mempermasalahkannya,
"Tidak apa-apa. Pacarmu lumayan menarik."
Dengan serempak, Bo Hai dan Qi Qi membantah anggapan itu, siapa pacarnya? Mereka otomatis melihat satu sama lain karena menjawab di waktu yang sama. Pegawai itu kebingungan menatap mereka berdua. Bo Hai dan Qi Qi lagi-lagi mengklarifikasi hubungan mereka secara bersamaan.
"Dia bosku"
"Dia pegawaiku"
Qi Qi kesal dibuatnya dan memilih pergi meninggalkan toko. Setelah membayar tagihan, Bo Hai mengucapkan terima kasih sebelum pergi dari sana.
Bo Hai dan Qi Qi bertemu dengan klien mereka, He Ming Lang, di sebuah restoran. Bo Hai memperkenalkan Qi Qi sebagai florist terlatih terbaru mereka yang sangat terampil dan bertalenta. Meskipun merasa aneh dengan perkenalan Bo Hai mengenai dirinya, Qi Qi menyapa He Ming Lang dengan tersenyum senang. Jujur saja, ia adalah penggemarnya.
Bo Hai menjelaskan mengenai proyek mereka. Desain dari latar bunga untuk Hutan Lanruo sebagian besar dikerjakan oleh dirinya sendiri, sementara untuk pelaksanan aktualnya akan dikerjakan oleh Qi Qi. Qi Qi tentu saja sangat terkejut dengan kenyataan itu, untuk proyek sebesar ini, terlebih Bo Hai juga belum pernah mengatakan apapun sebelumnya. Bo Hai memberi kode pada Qi Qi, seolah memintanya untuk mempercayainya saja.
He Ming Lang berkomentar, sepertinya CEO Bo sangat mempercayai Qi Qi sampai memutuskan demikian. Ia berharap kerja sama mereka akan membawanya pada sesuatu yang menakjubkan. Bo Hai memintanya untuk tidak mengkhawatirkan hal itu. Mereka (Flower Plus) sangat percaya diri soal ini dan sudah pasti tidak akan mengecewakannya.
Bo Hai kemudian menunjukkan berkas desain yang telah ia buat pada He Ming Lang. Film ini diperhitungkan akan menjadi film fantasi blockbluster yang akan memadukan trend florikultur terbaru untuk pemandangan hutannya. Bo Hai ingin membangun Hutan Lunrou dalam nuansa dongeng nan gelap dengan sisi yang misterius.
"Aku akan menggunakan material dedaunan seperti Galax Urceolata, Calathea Ornata, dan Calathea Zebrina, untuk meningkatkan level warna hutannya. Dengan tepat dipasangkan dengan bunga berwarna gelap seperti dahlia hitam dan maidenhair vine... "
Proyek dimulai! Pertama-tama Bo Hai memberikan arahan pada seluruh tim yang terlibat dalam proyek ini mengenai konsep hutannya. Qi Qi yang tentu saja termasuk di dalamnya mendengarkan penjelasan Bo Hai dengan seksama. Para pegawai Flower Plus juga sibuk menyiapkan segala keperluan untuk proyek tersebut.
Sekarang, giliran Qi Qi yang melakukan pelaksanaan aktualnya di studio film. Ia memimpin briefing pada para pekerja mengenai rancangan setting itu dan turun tangan langsung dalam proses pembuatannya. Intinya, Qi Qi terlihat sangat profesional dengan mengerahkan seluruh kemampuan serta tenaganya untuk proyek itu!
Keputusan mendadak ini tentu saja tak bisa lepas dari perbincangan pegawai Flower Plus. Saat menunggu lift, Da Wei membahas mengenai kabar yang didengarnya-soal Ling Ling Qi yang menjadi asisten Bo Hai kali ini dan akan menangani setup untuk latar belakang filmnya. Zhen Qi menyindir Da Wei yang begitu up-to-date dengan berita terbaru lol.
Si Si merasa Qi Qi bukanlah pilihan terbaik dalam hal pengalaman dan keterampilan. Ia bertanya-tanya apa yang dipikirkan CEO Bo sampai memutuskan demikian. Xiao Yi membenarkan, menurutnya itu tidak adil.
Zhen Qi tiba-tiba mengungkapkan kecurigaannya,
"Mungkinkah...CEO Bo...menyukai Ling Ling Qi?"
Da Wei terkejut dengan dugaan Zhen Qi yang jelas mustahil. Begitu pula dengan Si Si, menurutnya itu tidak mungkin.
Namun, Xiao Yi memiliki pendapat yang berbeda. Ia memberi kode pada mereka bertiga untuk mendekat padanya.
"Ini mungkin saja. Berdasarkan pengamatanku, cara Bunga Piranha berbicara pada Ling Ling Qi sudah jelas berbeda dengan caranya berbicara pada kita."
Suara deheman seseorang mengagetkan mereka secara tiba-tiba. Siapa lagi kalau bukan Chen Mo! LOL. Mereka berempat dibuat kocar-kacir dan memencar dari kerubungan tadi seolah tidak pernah membicarakan apapun.
Bahkan untuk menghilangkan prasangka, Xiao Yi sampai pura-pura memuji rok yang dipakai Zhen Qi hari ini sangatlah cantik. Namun sayang, keberuntungan tidak sedang berada dipihaknya.
"Aku memakai celana!', jawab Zhen Qi tak terima. HAHAHAHAHA.
Chen Mo menghela nafas melihat tingkah mereka. Sekilas ia terlihat khawatir setelah mendengar pembicaraan mereka barusan. Bahkan pegawai Flower Plus pun sudah bisa membaca perlakuan Bo Hai yang berbeda terhadap Ling Ling Qi!

Komentar:
Yeayyyy!!!!! Aku update lagi!
Wahhh wahhh...aku ngerti sih perasaan Chen Mo. Takutnya para pegawai Flower Plus salah paham sama tindakan Bo Hai yang terkesan pilih kasih. Terlebih Xiao Yi bisa ngelihat ada indikasi Bo Hai suka sama Qi Qi karena emang perlakuannya beda. Ditambah ini! Ditambah ke depannya! *ada sesuatu*
Salah satu hal yang aku sesalin di drama ini adalah:
Kenapa pegawai Flower Plus labil semua sih!! Sumpah! Entah karena mereka sikapnya kek gitu atau emang muka dua atau penulisnya emang jadiin mereka sebagai...hiasan. Pfttt...tapi ya sudahlah ya...hahaha jangan dipikirin.
See you on the next post! Pai pai~

Bersambung di Sinopsis Sweet Dreams Episode 20 Part 2~

Comments

Post a Comment

Popular Posts This Week

Sinopsis Sweet Dreams Episode 9 Part 1

Kau benar. Terkadang, memberi penolakan secara jelas lebih manusiawi daripada berpura-pura baik - Lu Bao Ni

Sinopsis Sweet Dreams Episode 10 Part 2

Percayalah, selama bunga segar di dunia ini terus mekar, hal-hal indah juga akan terus datang. -  Solace Master

Sinopsis Sweet Dreams Episode 2 Part 1

Setiap tumbuhan memiliki keunikan tersendiri. Selama dirimu tahu apa yang membuat ia istimewa, niscaya kau akan menemukan sisi keindahannya yang unik. - Bo Hai

Sinopsis Sweet Dreams Episode 18 Part 2

Dua puluh tahun telah terlewati, tapi aku tidak pernah melupakannya. Konsep desain untuk karya ini adalah kembang api di langit malam. Walaupun memiliki bentuk yang indah, tapi itu membuatku merasakan sakit dan kesepian. - Bo Hai

Sinopsis Sweet Dreams Episode 17 Part 2

Komite dari Kompetisi Florikultur mengatur sebuah penampilan pembukaan. Haruskah kita menambahkan sesuatu di dalamnya? - Mo Nan