Qi Qi, kau memiliki kesalahpahaman besar tentang arti memikat. - Lu Bao Ni
Ibu Qi Qi menarik nafas, ia tidak mengerti kenapa Qi Qi harus merasa malu, lagipula Qi Qi tidak bisa memenangkan Bo Hai dengan cara seperti ini.
"Aku ingin bertanya padamu. Sejak kapan kau dan Bo Hai berkembang dengan sebegitu cepatnya?"
Qi Qi tentu saja tak berniat menjelaskan, hal yang paling dicemaskannya saat ini adalah bagaimana menghadapi Bo Hai besok.
"Sangat memalukan!"
Qi Qi justru heran kenapa Bao Ni malah bersemangat soal insiden tadi malam, ia memanggil Bao Ni untuk membantunya bukan bercanda seperti ini. Sekarang yang harus dipikirkan adalah bagaimana menenangkan hati Bo Hai yang trauma dan membuatnya jatuh cinta padanya.
Mo Nan sudah merasa tidak nyaman atas topik pembicaraan itu, ia pamit pada kedua sahabatnya karena harus menemui seorang temannya. Qi Qi menahannya, bagaimana bisa Mo Nan pergi begitu saja ketika ini menyangkut kebahagiaan seumur hidupnya. Dimana kesetiaannya?
Mo Nan kemudian benar-benar pergi setelah itu, sejenak menoleh ke arah Qi Qi akibat perasaannya yang sebenarnya.
Bao Ni menambahkan, sebagai seorang pencuri hati, ia bisa memberikan dukungan fisik alias beberapa nasehat percintaan pada Qi Qi.
Chen Mo mengantarkan beberapa dokumen dan makanan untuk Bo Hai di apartemennya, dokumen berupa rencana pemasaran bulan depan serta makanan untuk sarapan dan makan siang. Chen Mo kemudian menyadari ada sebuah luka goresan di leher Bo Hai. Ia kemudian beralih duduk di sampingnya agar bisa melihatnya dengan lebih jelas.
Saat Chen Mo menanyakan apa itu, Bo Hai hanya menggumamkan beberapa kata tak jelas yang sontak membuat Chen Mo menyuruhnya untuk berhenti tergagap.
"Apa itu dari seorang perempuan? Ling Ling Qi?"
Bo Hai membantah, lebih tepatnya itu dari ibunya.
Chen Mo sangat syok, ia bertanya-tanya kejahatan apa yang dilakukan Bo Hai sampai ibunya berbuat demikian. Bo Hai kesal sendiri, apa Chen Mo merasa bosan? Alih-alih membahasnya lebih jauh, Bo Hai menyuruh Chen Mo untuk memeriksa laporan keuangan bulan lalu.
Sebenarnya, Chen Mo hanya ingin membantu Bo Hai untuk menyelesaikan permasalahannya. Ia khawatir jika Bo Hai terus memendamnya, maka ia bisa mati lemas karena sesak. Ia menyarankan Bo Hai untuk berbagi beban itu dengannya. Kalimat itu terdengar tulus, namun sayangnya ada sedikit nada menyindir di dalamnya.
Bo Hai langsung mengeluarkan jurusnya, membuat tanda tiga dengan jarinya alias ancaman pemotongan gaji. Chen Mo berbalik ngambek, ia kesal karena Bo Hai lagi-lagi mengancamnya dengan jurus yang sama.
"Tak apa jika aku melihatnya, tapi kalau Xin Yan...aduh...duh!"
Teman yang dimaksud Mo Nan tentu saja Ji Bin. Saat ini mereka hanya berkendara tanpa arah, terbukti ketika Ji Bin menanyakan kemana mereka akan pergi. Mo Nan terus terngiang atas ucapan Qi Qi yang membahas bagaimana cara menenangkan hati Bo Hai yang trauma dan membuatnya jatuh cinta padanya.
Ji Bin menyadari raut wajah Mo Nan yang murung, dimana ini adalah sesuatu yang tak biasa dialaminya. Dulu, tidak peduli seberapa sulitnya sebuah akuisisi, Ji Bin tidak pernah melihat Mo Nan yang sebegitu gelisah.
"Apa kau merasa kesulitan atas Ling Ling Qi?"
Mo Nan membuat sebuah pengandaian sebagai jawaban.
"Terkadang, ketika kau memerankan sebuah peran terlalu lama, kau akan jatuh cinta pada orang-orang dan hal dalam peranmu. Kau mungkin akan berpikir kehidupan seperti itu adalah hal yang paling nyata."
Bao Ni dan Qi Qi sekarang sudah beralih ke kamar Qi Qi. Bao Ni mengakui wajah Qi Qi memang lebih cantik dari dirinya, tapi kenapa bisa ia menjadi seorang pencuri hati sementara Qi Qi tidak bisa memenangkan idolanya?
"Kau tidak tahu caranya memikat,' ungkap Bao Ni yakin.
"Dengarkan aku"
Memikat bukan hanya sebuah tindakan belaka, tapi sebuah aura misterius yang keluar dari tubuhnya. Tentu saja itu adalah keterampilan dasar yang dibutuhkan untuk memenangkan cinta.
"Pertama, kita harus mulai dari penampilan luar. Pria layaknya hewan dalam hal visual. Karena itu, kau harus memiliki penampilan yang super feminim dan menarik. Itulah langkah awal menuju kesuksesan."
Make over dimulai!
Bao Ni menata rambut Qi Qi, memakaikan rol rambut beserta catokan. Tidak lupa ia juga memakaikan serum pada kulit wajahnya. Ketika Bao Ni menderetkan beberapa lipstik berbagai warna, anehnya Qi Qi justru memilih warna ungu dengan polosnya. Selanjutnya memakai kutek berwarna merah adalah suatu keharusan. Lanjut ke tahap berikutnya, pakaian!
Qi Qi menunjukkan dirinya yang memakai baju sederhana (yang lebih terlihat kuno) pada ibunya dan Bao Ni, Bao Ni otomatis menutup wajahnya tidak percaya dengan selera Qi Qi yang begitu buruk.
Qi Qi kembali keluar dengan dress berwarna biru, tapi menurut Bao Ni itu tidak cukup bagus sehingga membutuhkan perubahan di beberapa tempat. Dengan menggunakan gunting, ia memotong bagian bawah dress agar lebih pendek dan mengubah bentuk bagian kerah.
Qi Qi yang sudah siap dengan penampilannya berpose di hadapan orang tuanya. Bao Ni dan orang tuanya bertepuk tangan atas penampilan Qi Qi yang luar biasa cantik. Ibu Qi Qi bahkan sengaja menyorotkan sinar lampu. Bao Ni juga tak kalah, dengan memegang sebuah hairdryer sebagai efek angin(?), ia memberikan arahan pada Qi Qi mengenai gaya posenya lol.
Qi Qi terus berputar, merubah pose, dan mengibaskan rambutnya, mengeluarkan aura misterius yang siap digunakan untuk memikat pujaan hatinya, Bo Hai. (Sumpah demi apa, Dilraba cantik pake banget!!!!!!!!)
Masih di apartemen Bo Hai, Xin Yan memberikan laporan jadwal event untuk musim ini pada Bo Hai. Bo Hai mengangguk, ia pikir rencana pemasaran untuk musim berikutnya cukup bagus jadi lakukan saja.
Xin Yan menambahkan, Departemen Kegiatan akan menghadiri pameran internasional, rencana pemasaran digital juga dalam tahap produksi dan desain. Untuk musim ini, ia sudah mengatur enam wawancara untuk Bo Hai dan ia juga sudah menjadwalkan semuanya.
Xin Yan menambahkan, Departemen Kegiatan akan menghadiri pameran internasional, rencana pemasaran digital juga dalam tahap produksi dan desain. Untuk musim ini, ia sudah mengatur enam wawancara untuk Bo Hai dan ia juga sudah menjadwalkan semuanya.
Masalah pekerjaan selesai, saatnya Xin Yan menanyakan hal yang membuatnya penasaran kemarin.
"Kemana kau pergi terburu-buru kemarin?"
Chen Mo otomatis menoleh ke arah Bo Hai, sementara Bo Hai sendiri reflek menutupi luka di lehernya dengan kerah bajunya. Bo Hai berdehem sebelum menjawab pertanyaan Xin Yan, bagaimanapun ia tidak harus melaporkan kehidupan pribadinya pada Xin Yan sendiri.
Xin Yan masih berusaha membujuknya, Bo Hai tidak mempunyai kehidupan pribadi karena ia seorang gila kerja. Ia curiga jika Bo Hai menemui seorang teman wanita...
"Dia...dia bersamaku tadi malam,' ucap Chen Mo mencari alasan. Bo Hai mengangguk membenarkan.
Chen Mo semakin getol bersandiwara, sembari memegang bahu Bo Hai, ia menjelaskan pada Xin Yan kemana mereka pergi sebenarnya tadi malam. Mereka pergi ke sauna, Bo Hai memijatnya sementara ia menggosok punggung Bo Hai.
Bo Hai merasa risih dengan tindakan Chen Mo yang terus-terusan meremas bahunya, sembari menahan diri ia mengibaskan tangan Chen Mo menjauh darinya. Xin Yan tersenyum dan beranjak berdiri, ia memuji mereka berdua tahu bagaimana cara menikmati hidup lol.
Sementara Xin Yan ke dapur untuk mengambil minum, Bo Hai langsung memukul Chen Mo. Ia tidak terima dengan alasan Chen Mo soal memijatnya. Chen Mo panik menanyakan luka Bo Hai, ia akan menambahkan foundation (oh!) lebih banyak.
Bo Hai menepuk Chen Mo ketika menyadari Xin Yan akan kembali ke ruang tengah. Tapi naas, sebelum Chen Mo sempat menyembunyikan cushion-nya, Xin Yan sudah melihatnya. Ia heran kenapa Chen Mo memakai foundation ketika tidak ada reporter disana.
Chen Mo berpikir cepat, dengan gaya letoy ia mengungkapkan kenapa ia memakai foundation sekarang.
"Itu karena ada kau disini!,' ucapnya lanjut memakai foundation itu ke wajahnya sendiri dengan kaku lol. Xin Yan sampai tertawa sinis mendengarnya.
Bo Hai pura-pura menanyakan sesuatu pada Chen Mo agar tidak menimbulkan kecurigaan, Chen Mo dengan sedikit salah tingkah mengikuti sandiwara Bo Hai.
Hari kerja kembali dimulai, saatnya Qi Qi menunjukkan penampilannya yang memikat. Begitu melewati pintu masuk dan berjalan di lobi, penampilannya langsung memukau Da Wei, Xiao Yi, Xiao Wang, dan satu pegawai lain yang kebetulan akan meninggalkan kantor. Qi Qi berjalan dengan percaya diri, membiarkan rambutnya terurai ke belakang dan melambai-lambai.
Mo Nan juga berada disana dan sejenak terpukau dengan penampilan Qi Qi. Tapi begitu Qi Qi menghampirinya, ia langsung menyadarkan pikirannya kembali.
Qi Qi kemudian menanyakan penampilannya pada Mo Nan. Ia begitu kecewa saat Mo Nan menilai penampilannya sebagai 'tidak buruk' padahal ekspresi pegawai lain begitu terpesona padanya. Ia bertanya-tanya apa itu karena gaunnya terlalu panjang atau karena warna lipstiknya tidak terlihat cukup bagus.
Mo Nan membantah bukan karena itu, ia hanya akan pergi untuk sebuah perjalanan bisnis, maka dari itu ia tidak punya waktu untuk mengagumi kecantikannya. Mo Nan pamit pergi setelah itu. Qi Qi masih yakin dengan penampilannya, ia pikir ini cukup bagus.
Qi Qi berada di rumah kaca utama untuk menunggu kedatangan Bo Hai. Ia memetik satu buah mawar kecil dan menaruhnya di telinganya, tapi kemudian menggumam sendiri bahwa itu terlalu norak dan menaruh bunga itu di tanamannya kembali lol.
Qi Qi kemudian berlatih menunjukkan penampilannya pada Bo Hai berkali-kali, lebih tepatnya menoleh sembari menyibakan rambutnya. Namun sayang, setelah beberapa kali mencoba, rambutnya malah tersangkut ke sekumpulan ranting pohon di belakangnya.
Qi Qi otomatis panik berusaha melepaskan rambutnya dari ranting itu. Ia benar-benar dibuat kesal karena malah terjadi hal seperti ini. Di tengah usahanya, tragedi lain muncul, Bo Hai sudah datang ke tempat itu ditemani Chen Mo!
Qi Qi semakin panik, dengan susah payah menggeser pot ranting itu agar ia bisa bersembunyi di balik semak-semak. Bo Hai kemudian mendatangi tempat di depannya karena Chen Mo ingin menunjukkan bunga mawar yang baru saja datang (yang juga dipakai Qi Qi sebagai hiasan). Itu adalah mawar dengan enam varietas baru yang didatangkan dari Eropa, dibiakkan oleh David C.H. Austin. Saat ini mawar-mawar itu sangat terkenal di Eropa.
Qi Qi menggumam, berharap mereka cepat pergi setelah melihat-lihat sebentar. Bo Hai memuji mawar itu terlihat bagus. Ia menyuruh Chen Mo untuk memberikan mereka udara segar dan air selama beberapa hari ini.
"Hati-hati jangan sampai membunuh tunasnya,' tambahnya.
Keberuntungan Qi Qi hari itu benar-benar buruk. Ia dikagetkan dengan semprotan air otomatis yang menyembur wajahnya. Bo Hai dan Chen Mo mendengar suaranya, sejenak melihat sekeliling untuk mencari asal suara.
Bo Hai membungkuk dan menyadari ada Qi Qi di belakangnya, mungkin bertanya-tanya dalam hati apa yang sebenarnya Qi Qi lakukan disana sampai tak sengaja tersemprot air otomatis. Qi Qi masih berusaha tenang mengeluarkan senyum canggungnya seolah-olah ini bukanlah apa-apa.
Walaupun awalnya heran dan kebingungan, namun sepertinya Bo Hai cepat membaca situasi (karena sudah berpengalaman dengan pola Qi Qi). Bo Hai kemudian tak bisa menahan senyum atas tingkah konyol yang Qi Qi lakukan. Qi Qi memasang wajah tegar, berusaha mengeluarkan senyum terbaik yang ia bisa hahahaha.
Bao Ni membantu merapikan penampilan Qi Qi di toilet. Qi Qi lesu menatap dirinya di cermin, ia seharusnya memeriksa primbon sebelum meninggalkan rumah hari ini. Bao Ni menghibur Qi Qi, lagipula ini hanyalah kesalahan kecil jadi tidak perlu memasukannya ke dalam hati.
Qi Qi tidak mempermasalahkan soal dirinya sendiri, tapi Bo Hai pasti iya! Semula, ia ingin muncul di hadapannya sebagai seorang pencuri hati, tapi nyatanya ia malah muncul layaknya hantu. Bao Ni tidak sependapat, sekarang penampilannya telah memukau kembali, peri yang berkilauan bling bling. Qi Qi sudah tidak percaya diri, apa yang harus ia lakukan?
Bao Ni menunjukkan secarik kertas pada Qi Qi, itu adalah jadwal milik Bo Hai. Inilah gunanya ia bekerja di HRD, maka dari itu ia bisa menemukan jadwal pribadi Bo Hai.
"Langkah ketiga untuk memenangkan idolamu: mengikuti hobinya."
Inilah senjata rahasia yang Bao Ni maksud, tersembunyi dengan baik dan efektif. Hobi seseorang juga bisa menjadi kelemahannya.
Qi Qi kemudian membaca jadwal Bo Hai untuk nanti malam,
"Jam 7, berolahraga di gym selama satu jam."
Bao Ni menjentikkan jarinya, inilah kesempatan yang Qi Qi punya. Qi Qi menyipitkan mata, malam ini ia harus berhasil!
Malamnya, Qi Qi sudah berada di tempat gym langganan Bo Hai. Setelah melihat sekeliling sebentar, ia menemukan Bo Hai sedang melatih otot dadanya di salah satu alat fitness.
Qi Qi tersenyum senang, langit pasti mengira ia tidak beruntung pagi ini, maka dari itu ia mendapat hadiah istimewa malam ini dalam rangka menghibur jiwanya yang terluka.
Bo Hai tersadar akan keberadaan Qi Qi disana, sekilas sedikit kebingungan karena Qi Qi bisa tiba-tiba muncul di hadapannya. Qi Qi tersenyum manis padanya, ia menyapa Bo Hai dengan riang.
"Hai~!"
Komentar:
Ini aku bagi dalam tiga part lagi, karena ada hal yang jauh lebih aku prioritaskan saat ini. Maaf karena udah nunggu lama dan terima kasih juga buat kalian yang masih setia menunggu dan mengerti keadaan aku. Ceilahh hahahaha!
See you on the next post! Pai pai~
Bersambung di Sinopsis Sweet Dreams Episode 20 Part 2~
Lanjut terus kak.
ReplyDelete😉
DeleteLanjut terus kak.
ReplyDeleteWahh..dilraba ma udah cntik dr sononyaa..paling cantik sndri dsini dya ma..mau diapain aja jg dah cantik.
ReplyDeleteTos dulu deh✋
Delete