Skip to main content

Sinopsis Sweet Dreams Episode 17 Part 1

Sebenarnya, kondisiku bukanlah hal yang paling mengerikan, tapi ketakutankulah terhadapnya. - Bo Hai

Kabar mengenai Bo Hai yang memutuskan berpartisipasi dalam Kompetisi Florikultur disampaikan oleh Si Si. Da Wei terkejut Bo Hai ternyata kembali ke urusan duniawi, mungkin sesuatu mendorongnya untuk melakukan itu. Karena kali ini perusahaan mereka mengambil peran dalam persiapan acara, Xiao Yi mendaftarkan diri menjadi seorang volunteer.
Bao Ni tertarik dengan hal itu, semenjak Bo Hai mengikuti kompetisi pasti Departemen Pemasaran akan mengirimkan seseorang kesana. Mo Nan membenarkan, orang yang dikirim itu pasti akan bekerja dengan sangat keras. Bao Ni tak setuju, sudah jelas orang-orang yang ikut berpartisipasi akan bersenang-senang disana. Qi Qi juga berpikiran sama, CEO mereka akan mengikuti kompetisi pasti akan sangat menyenangkan.
Bao Ni membujuk Mo Nan untuk membawanya ikut kesana, anggap ini sebagai bagian dari meluaskan wawasan. Mo Nan meminta bayaran sebagai gantinya, Bao Ni tak terima, bukankah mereka saudara?
Bao Ni juga mengajak Qi Qi pergi bersama mereka, Qi Qi menghela nafas. Walaupun ia tak ingin pergi, ia tak bisa lari karena sudah jelas Bo Hai akan membawanya.
Bo Hai memberi arahan pada Qi Qi terkait rencana kompetisi, ia menyuruh Qi Qi untuk menyerahkan pekerjaannya pada orang lain. Mulai besok dia akan menjadi asisten pribadi Bo Hai untuk mengikuti Kompetisi Florikultur Internasional bersamanya.
Qi Qi sudah menebaknya, Bo Hai pasti meminta bantuannya untuk menyembunyikan florist pengganti. Bo Hai tak membantah sedikitpun, memang kenapa kalau iya? Lagipula toko ayah Qi Qi masih berada di tangannya.
Qi Qi menarik kursi dan duduk disana, ia tak menyangka Bo Hai akan sebegitu angkuhnya. Tidak seharusnya Bo Hai memohon pada seseorang dengan kelakuan seperti ini, mereka bisa bertarung sampai mati dan lihat Flower Plus atau toko ayahnya yang akan lebih menderita.
Qi Qi mengangkat kakinya, ia mengeluhkan pekerjaannya yang tidak berjalan baik akhir-akhir ini. Karena ia tidak makan dan tidur dengan baik, Qi Qi tidak yakin ia layak untuk tugas ini. Melihat tingkah Qi Qi yang begitu berlebihan, Bo Hai menyebutnya sebagai ratu drama.
Qi Qi menyampaikan keputusan akhirnya, lebih baik Bo Hai meminta orang lain untuk menjadi asistennya. Hal yang paling dibutuhkan Qi Qi saat ini adalah pulang ke rumah dan mengistirahatkan badannya. Qi Qi berjalan ke pintu, Bo Hai buru-buru menghentikannya untuk mencoba berbicara lagi.
Belum sempat Bo Hai mengatakan sepatah kata apapun, Qi Qi sudah melengos pergi.
"Sangat menjengkelkan,' maki Bo Hai hahahaha.
Kira-kira apa yang bisa membuat Qi Qi luluh? Tentu saja makanan!
Bo Hai membawa Qi Qi ke sebuah restoran, menyuruhnya memesan makanan apapun yang dia inginkan. Qi Qi tentu saja senang bukan main, ia dengan lahap memakan ikan, udang, rajungan, tumis sayuran, dan banyak makanan lain. Setelah dipikir-pikir ini pertama kalinya Bo Hai melihat Qi Qi makan secara langsung, jadi wajar saja dia keheranan menyadari nafsu makan Qi Qi yang meluap-luap.
Qi Qi mengangkat tangan meminta menu pada seorang pelayan, ia akan memesan lagi. Bo Hai menatapnya tak percaya, ia sudah merasa kenyang hanya dengan melihat itu dan memilih meminum air putih untuk melegakan tenggorokannya.
Bo Hai mempertanyakan Qi Qi yang seolah-olah tidak pernah makan sebelumnya. Qi Qi mengakui dirinya sudah kenyang, tapi apabila ia berusaha lebih keras, maka ia bisa menyantap makanan sedikit lagi. Bo Hai benar-benar menyesali kelebihan itu, andai saja Qi Qi berusaha sama kerasnya saat ia makan, mungkin ia sudah menjadi seorang florist. Bukan Qi Qi jika ia tidak bisa membalas perumpamaan Bo Hai tak kalah sarkastik,
"Jika kau bisa menaruh usaha pada kehidupanmu sama besarnya dengan usahamu dalam floristry, kau mungkin tidak akan begitu menyebalkan"
Qi Qi kemudian menarik kata-katanya kembali, kenapa juga ia harus mengatakan hal seperti ini pada seseorang yang hanya makan cemilan stick pedas?
Bo Hai seketika tersulut cemilan kesayangannya diremehkan begitu saja, tahu apa Qi Qi?
"Ini disebut kebahagiaan sederhana nan duniawi."
Qi Qi tersenyum mendengar Bo Hai yang begitu menyayangi cemilan favoritnya, walaupun biasanya ia memiliki wajah tak berperasaan, tapi Bo Hai kadang-kadang terlihat agak imut. Bo Hai sejenak kehilangan kata-kata karena tiba-tiba Qi Qi berkata demikian, Qi Qi tertawa melihat ekspresi Bo Hai yang sedikit salah tingkah.
Qi Qi merasa tumis sayuran yang sedang ia makan begitu lezat, ia kemudian memanggil pelayan untuk memesan lagi, dimana lagi-lagi Bo Hai syok karena hal itu. Namun kali ini, ia memesan semua makanan yang telah dipesannya untuk dibawa pulang. Makanan selezat ini, orang tuanya juga harus mencicipinya.
Qi Qi keluar dari restoran dengan perut kekenyangan, sementara Bo Hai di sampingnya menenteng beberapa paper bag makanannya. Qi Qi memperhatikan seorang anak yang dipanggul ayahnya dengan tatapan cemburu, ia kemudian menoleh ke arah Bo Hai, melancarkan jurusnya yang lain.
Qi Qi memegang perutnya, ia serasa tidak bisa lagi berjalan karena makan terlalu banyak. Bo Hai tidak peduli, Qi Qi sendiri yang dengan begitu pintarnya memilih tempat ini. Jalan yang mereka lalui hanya diperuntukkan untuk pejalan kaki dan mereka harus berjalan satu kilometer sampai bisa mendapatkan taksi. Qi Qi tersenyum canggung, ia berterima kasih karena Bo Hai telah memuji pilihannya.
Suara seseorang bersenandung kemudian terdengar. Sekarang, Bo Hai telah menggendong Qi Qi di punggungnya! Mungkin prinsip Bo Hai sekarang adalah: tak apa, demi kelancaran kompetisi ia bisa menahan diri dan menuruti semua keinginan Qi Qi hahahaha.
Sayangnya, sebuah sepeda motor tiba-tiba datang dan hampir menyerempet mereka. Qi Qi dibuat oleng ke depan dan Bo Hai berusaha menangkapnya. Namun, nice! Mereka jatuh tersungkur bersama-sama dengan posisi Bo Hai di bagian atas sementara semua kotak makan berhamburan ke udara.
Bo Hai membuka matanya, ia mendapati Qi Qi dihadapannya sedang memandanginya. Bo Hai buru-buru bangkit dan membersihkan telapak tangannya.
Qi Qi mengulurkan tangan meminta bantuan, tapi Bo Hai justru mengacuhkannya dan berjalan kembali seolah-olah tak terjadi apapun barusan hahahaha.
Qi Qi sadar Bo Hai telah memanfaatkannya ketika jatuh tadi,
"Bunga Piranha, apa kau menggunakanku sebagai bantalan?"
Bo Hai tersenyum, ia menganggap ketahanan guncangannya tidaklah buruk. Semua itu cukup untuk membayar semua makanan yang telah Qi Qi makan.
Qi Qi tak percaya Bo Hai lagi-lagi memanfaatkannya dan menindasnya, ia berusaha bangkit berdiri tapi punggungnya begitu sakit. Akibatnya, ia hanya bisa terduduk disana sembari menahan kesal.
(Kalo disuruh milih adegan mana yang harus ditonton, aku sih bakalan rekomendasiin dari adegan Bo Hai minta Qi Qi buat jadi asistennya sampe jatuh barusan, karena aku suka cara director ngebuat perpindahan scene-nya hahaha. So entertaining!!)
Orang tua Qi Qi menyantap makanan yang putrinya bawa dengan lahap. Semua makanannya terasa begitu lezat sampai tidak tahu harus mulai darimana. Ayah Qi Qi akan mengatakannya dengan jujur, bos Qi Qi benar-benar bermurah hati padanya. Dia telah memesankan begitu banyak makanan untuk Qi Qi dan semuanya mahal.
"Itu tandanya dia telah memenangkan suami kaya,' ungkap ibu Qi Qi membuat kesimpulan.
Ayah Qi Qi tidak begitu yakin mengenai hal lain, tapi melihat Bo Hai rela mengeluarkan uang untuk Qi Qi, ia pikir Bo Hai tertarik dengan Qi Qi.
Menyadari putrinya tak berkomentar apapun, ibu Qi Qi menoleh padanya dan menyadari Qi Qi sedang mengaduh kesakitan. Ia kemudian menanyakan keadaannya, namun sayangnya Qi Qi menjawab tanpa mencerna dulu kata-katanya,
"Ini semua salah Bunga Piranha. Dia hampir mematahkan pinggangku."
Orang tua Qi Qi sontak berpandangan karena syok, pinggang?! Qi Qi sadar ucapannya salah dan buru-buru memberikan klarifikasi.
"Ini bukan seperti yang kalian pikirkan! Bukan!"
(Maksudnya ya begitu lah ya, rada canggung kalo aku jelasin)
Bo Hai mengunjungi dokter spesialisnya bersama Chen Mo untuk pemeriksaan terakhir sebelum kompetisi. Dokter membaca laporan kesehatannya, angka-angkanya terlihat stabil. Sebenarnya beberapa tahun ini, kecuali hari-hari dimana kondisinya kambuh, Bo Hai dalam keadaan relatif stabil.
Jadi untuk situasi ini, selama Bo Hai tidak menerima pemicu kuat dari luar, ia bisa menghadiri kompetisi itu.
"Akan tetapi, pastikan dirimu tetap rileks. Jangan terlalu dibuat stress karena hasilnya. Kau akan baik-baik saja."
Bo Hai mengerti dan berterima kasih.
Chen Mo keluar ruangan duluan untuk memastikan keadaaan. Barulah ketika dirasa aman, Bo Hai kemudian muncul keluar didampingi dirinya. Kewaspadaan mereka kali ini kurang, Shi Ji yang menyamar di antara antrian pasien memperhatikan mereka yang keluar dari ruangan dan mengambil foto.
Ketika Chen Mo dan Bo Hai telah pergi, Shi Ji segera menghampiri ruangan itu untuk mengetahui bagian departemennya, yang tak lain dan tak bukan adalah Departemen Psikologi.
Mo Nan mendapatkan kiriman foto dari Shi Ji ketika ia sedang mengerjakan tugasnya di kantor, sejenak bertanya-tanya kenapa Bo Hai datang ke tempat itu. 
Zhen Qi kemudian menghampirinya untuk memberikan jadwal acara toko bulan depan. Direktur (Xin Yan) memberitahu mereka untuk mempersiapkan materi di tempat acara, mengkoordinir wawancara, dan mengatur operator kamera.
"Juga, jangan lupa melatih pekerja untuk acara toko."
Mo Nan mengangguk mengerti.
Selepas Zhen Qi pergi, Mo Nan kembali memperhatikan foto itu. Sudah jelas Bo Hai menyembunyikan sesuatu, untuk apa ia pergi ke Departemen Psikologi?
Di apartemen Bo Hai, Chen Mo memberikan briefing untuk babak penyisihan besok. Ling Ling Qi dan dirinya akan menunggu Bo Hai di tempat acara jam setengah sembilan pagi. Melihat Bo Hai tak merespon apapun, Chen Mo buru-buru menanyakan kondisinya. Ia mengerti jika Bo Hai merasa tertekan sekarang.
Bo Hai khawatir jika kondisinya kambuh besok, ia akan kehilangan semua hal yang telah ia kerjakan. Chen Mo mengingatkannya soal masih adanya waktu yang tersisa, Bo Hai bisa mengubah keputusannya sekarang dan Chen Mo bisa memberitahu komite kompetisi.
Selama beberapa tahun ini, Bo Hai selalu khawatir kalau-kalau kondisinya akan meledak suatu saat. Chen Mo meminta Bo Hai untuk tidak mencemaskan hal itu, berhenti sentimentil karena Bo Hai nyatanya baik-baik saja sekarang.
"Sebenarnya, kondisiku bukanlah hal yang paling mengerikan, tapi ketakutankulah terhadapnya."
Dengan kata lain, kali ini ia sendiri yang harus aktif mengatasinya.
Chen Mo setuju dengan pemikiran Bo Hai, sebelum mengalahkan orang lain, Bo Hai harus bisa mengalahkan dirinya sendiri. Bo Hai tersenyum dengan kesimpulan Chen Mo, ia akan dengan senang hati meminum semangkuk 'chicken soup for the soul' ini.
Bo Hai menanyakan apa yang Chen Mo lakukan hari ini, bukannya menjawab Chen Mo malah menanyainya balik. Bo Hai nyengir, apalagi kali bukan mengajaknya ngegame bareng.
Back to dream world!
Qi Qi mendapati latar tempat mimpinya sudah berganti, di hadapannya ada sebuah rumah yang tengah terbakar. Ia membaca papan nama di depan rumah itu, Yunhe Floristry?
Qi Qi memasuki area rumah dan mendapati seorang anak kecil mengulurkan tangannya berteriak memanggil ibunya. Qi Qi kebingungan dengan situasi ini, sepertinya ini tidak benar. Yang Bunga Piranha mimpikan selalu lucu, sejak kapan menjadi sesedih ini?
Anak itu kemudian menyadari keberadaan Qi Qi, ia mengulurkan tangannya pada Qi Qi dan meminta tolong padanya. Berkali-kali ia berteriak pada Qi Qi untuk menyelamatkannya, Qi Qi berusaha meraihnya namun terhalang api besar di antara mereka.
Bo Hai terbangun dari mimpinya di tengah malam, ia terlihat syok karena lagi-lagi memimpikan traumanya di masa kecil.
Hari-H Kompetisi Florikultur Internasional!
Beratus-ratus orang berbondong-bondong memasuki venue acara. Bukan hanya peserta dan penonton, disana juga banyak wartawan dan reporter yang meliput kompetisi ini.
"Kompetisi Florikultur Internasional yang diselenggarakan empat tahun sekali, akan resmi dimulai di Pusat Pameran hari ini. Peserta yang paling ditunggu-tunggu dari China, Bo Hai. Sebagai sosok legendaris dalam industri floristry, Bo Hai tidak pernah mengikuti kompetisi apapun sebelumnya."
Bo Hai yang sedang berjalan memasuki venue sontak menjadi sasaran para wartawan. Chen Mo dengan susah payah menahan mereka, memberikan penjelasan bahwa Bo Hai tidak akan menjawab pertanyaan apapun karena ia akan berkompetisi. Sebentar lagi, pegawai mereka dari Departemen Pemasaran akan menjawab pertanyaan para wartawan atas nama Bo Hai.
"Silakan minggir"
Bao Ni dan Mo Nan ternyata berjalan di belakang mereka, Bao Ni mengungkapkan kegembiraannya menghadiri kompetisi ini. Jika bukan karena Mo Nan yang menggunakan alasan untuk meminjamnya pada direktur departemennya, pasti Bao Ni akan melewatkan pengalaman menyenangkan ini.
Karena perinya sudah mengeluarkan titah, Mo Nan tidak berani untuk menolaknya. Bao Ni sadar betul sebuah ucapan terima kasih tidaklah cukup,
"Aku akan mencari cara untuk memberikan penghargaan yang setimpal."
Untuk babak penyisihan, semua tim yang terdiri dari dua orang telah berkumpul di aula utama untuk merangkai bunga di mejanya masing-masing. Para peserta datang dari berbagai negara, Eropa, Amerika, Asia, dan benua-benua yang lain.
Sederet juri juga sibuk berdiskusi mengawasi kegiatan para peserta yang sedang merangkai bunga dari atas panggung. Di antara tim-tim itu ada Bo Hai yang sibuk membuat rangkaiannya, sebuah komposisi dengan warna pink-violet, Qi Qi juga disampingnya memberikan bantuan.
Qi Qi tertegun saat Bo Hai menarik tangannya yang memegang hiasan buket untuk dicocokkan dengan rangkaian bunganya, sejenak tak berkutik sementara Bo Hai mungkin tak menyadarinya kerena semua fokusnya tercurahkan pada kompetisi.
Waktu telah habis, para peserta satu persatu menaruh rangkaian bunganya di meja masing-masing. Saatnya penilaian!

Komentar:
Apa Bo Hai bakalan lolos babak penyisihan dan masuk babak final? Tunggu di part selanjutnya >.<
Wow, mimpi kali ini udah masuk ke tragedi Bo Hai di masa kecil TT, udah ke tahap inti drama ini dimana Ling Ling Qi bakalan ngambil peran membantu Bo Hai mengatasi traumanya >.<. Bo Hai itu emang minta dipuk-puk, jujur aja karakter dia bisa aku temuin di dunia nyata. Seseorang yang lebih milih diam dan disalahpahami orang lain, terlihat kuat, tapi nyatanya punya hati yang lembut dan bahkan rapuh.
Kenapa dia mimpiin tragedi ini? Tentu aja karena kecemasan dia soal tragedi itu yang memuncak akibat ketakutan menghadapi kompetisi ini. Setiap jenis mimpi di drama ini ada pemicunya kok hahahahaha.
Ngerasa pendek? Ini karena aku bagi dalam tiga part buat episode ini.
Jujur aja, tadinya aku mau hiatus sementara waktu, kesehatanku lagi lumayan drop dan pasti bakalan update gak teratur intervalnya. Tapi kalo aku pikir-pikir lagi kasian sama yang nungguin sinopsisnya, jadi biar lebih ringan, aku bagi partnya jadi lebih banyak hehe.
See you on the next post! Pai pai~

Bersambung di Sinopsis Sweet Dreams Episode 17 Part 2~

Comments

Post a Comment

Popular Posts This Week

Sinopsis Sweet Dreams Episode 9 Part 1

Kau benar. Terkadang, memberi penolakan secara jelas lebih manusiawi daripada berpura-pura baik - Lu Bao Ni

Sinopsis Sweet Dreams Episode 10 Part 2

Percayalah, selama bunga segar di dunia ini terus mekar, hal-hal indah juga akan terus datang. -  Solace Master

Sinopsis Sweet Dreams Episode 2 Part 1

Setiap tumbuhan memiliki keunikan tersendiri. Selama dirimu tahu apa yang membuat ia istimewa, niscaya kau akan menemukan sisi keindahannya yang unik. - Bo Hai

Sinopsis Sweet Dreams Episode 18 Part 2

Dua puluh tahun telah terlewati, tapi aku tidak pernah melupakannya. Konsep desain untuk karya ini adalah kembang api di langit malam. Walaupun memiliki bentuk yang indah, tapi itu membuatku merasakan sakit dan kesepian. - Bo Hai

Sinopsis Sweet Dreams Episode 17 Part 2

Komite dari Kompetisi Florikultur mengatur sebuah penampilan pembukaan. Haruskah kita menambahkan sesuatu di dalamnya? - Mo Nan