Cinta bukan menghadiahkan tas, sepatu kulit, ataupun parfum. Itu adalah ketika kau tak sadarkan diri dan dia tahu itu karena gula darah yang rendah. Dia akan pergi ke apotek dan membeli tablet glukosa hanya demi dirimu. - Lu Bao Ni
Qi Qi terbangun dari mimpinya dengan wajah sangat syok. Bahkan jika ia menjadi hantu, itu seharusnya Nie Xiao Qian bukan iblis pohon Lao Lao. Lao Lao mempunyai sedikit dialog dan mudah terlupakan. Qi Qi menatap gelang mimpinya dan mengutuk Bo Hai yang bodoh.
"Kaulah iblis pohonnya, seluruh keluargamu!"
Saking kesalnya, Qi Qi bahkan menginggit gelang itu dan melempar boneka naga kesayangannya, Xiao Meng, (Xiao=kecil, Meng=mimpi) ke lantai.
Qi Qi sejenak terdiam, ia tiba-tiba terpikirkan jika ini sebenarnya sebuah petunjuk bahwa dia hanyalah seorang pemeran pendukung. Qi Qi dibuat pusing sendiri dan memilih menutupi dirinya dengan selimut.
Xin Yan membawa Chen Mo ke sebuah taman outdoor. Chen Mo menanyakan alasan Xin Yan membawanya ke tempat itu, apa untuk mendiskusikan proposal promosi? Ia juga protes karena Xin Yan memilih tempat terbuka. Matahari begitu terik, ia takut kulit putihnya akan menggelap lol. Xin Yan tak peduli, tanpa babibu ia menanyakan kemungkinan soal Ling Ling Qi yang sebenarnya sedang mengejar Bo Hai.
Chen Mo sejenak bingung harus menjawab apa, pasalnya ia tahu soal Bo Hai yang pergi ke rumah Qi Qi kemarin dan mendapatkan sebuah luka di leher karena ibunya. Namun, ia cepat-cepat membantah kecurigaan Xin Yan dengan menganggap imajinasinya terlalu liar.
Chen Mo menjelaskan situasi Qi Qi yang memang harus mengerjakan banyak proyek bersama Bo Hai, jadi wajar saja jika mereka sering bertemu satu sama lain.
Xin Yan mengerti dan berniat pergi, tapi Chen Mo segera menahannya. Ia meminta Xin Yan untuk tidak melakukan hal yang gegabah.
"Ling Ling Qi hanya memiliki cinta sepihak. Banyak orang yang menyukai Bo Hai. Siapa Bo Hai? Ia terkenal karena tak berperasaan."
Chen Mo yang paling tahu masalah Bo Hai yang tidak peduli terhadap wanita, jadi ia meminta Xin Yan untuk tidak usah khawatir.
Xin Yan masih ngotot ingin memberikan pelajaran pada Ling Ling Qi. Bahkan jika apa yang dikatakan Chen Mo benar, Bo Hai pasti akan merasa terganggu dengan semua pengejarnya yang berkeliaran setiap waktu. Xin Yan memastikan akan membersihkan semua masalah ini untuk Bo Hai.
"Minggir!,' ucap Xin Yan sembari berlalu pergi.
Chen Mo menatap kepergian Xin Yan, ia tahu betul apa yang diucapkan Xin Yan hanyalah sebuah alasan yang dibuat-buat.
"Kau hanya ingin menyingkirkan masalah itu untuk dirimu sendiri!"
Qi Qi berjalan menuju toilet. Di sekitar sana ada Xin Yan yang bersembunyi di balik tembok, memastikan Qi Qi sudah masuk terlebih dahulu baru dia melancarkan aksinya. Setelah memastikan Qi Qi memasuki salah satu bilik, ia baru mengeluarkan ponselnya untuk berpura-pura menelfon seseorang. Dengan sengaja mengeraskan suaranya agar Qi Qi bisa mendengar.
"Halo?"
Qi Qi terhenyak, ia otomatis mendengar pembicaraan itu. Xin Yan melanjutkan,
"Aku sudah mencuci pakaian dalammu. Letakkan itu dia laci kedua. Aku juga sudah membuat roti oubao untukmu, ada di dalam tasmu. Jangan lupa untuk memakannya!"
Xin Yan terus memperhatikan bilik yang Qi Qi masuki dan tersenyum, ia melanjutkan sandiwaranya.
"Itu tidak sulit! Asmara kantor, jadi ini tidak bisa dihindari. Juga, kau seorang CEO."
Qi Qi tersentak dengan kalimat itu, CEO? Bo Hai? Maksudnya, Xin Yan dan Bo Hai...? Qi Qi tak sanggup meneruskan kalimat dugaannya, ia terus mendengarkan pembicaraan Xin Yan.
"Aku bahagia selama kau memilikiku di hatimu. Memang kenapa kalau ini asmara tersembunyi?"
Qi Qi menggumam dalam hati, asmara tersembunyi? Xin Yan segera menyelesaikan pembicaraannya di telefon dengan 'Bo Hai' dan mengakhirinya dengan sebuah kecupan jauh. Qi Qi begitu terpukul mendengarnya.
Xin Yan tersenyum sinis ke arah Qi Qi sebelum pergi meninggalkan toilet. Qi Qi sendiri berusaha meyakinkan dirinya untuk tidak percaya perkataannya begitu saja, ini mustahil, mustahil!
Qi Qi berjalan di lorong, ia membayangkan ada dua buah gelembung di atas kepalanya, satu berisi Bo Hai sementara satu yang lain berisi Xin Yan. Perlahan gelembung itu bergabung dan membentuk tanda love seiring dengan Bo Hai dan Xin Yan yang semakin mesra. Qi Qi dengan susah payah melompat untuk mengenyahkan mereka berdua, tapi gelembung itu selalu berhasil lolos.
Sampai ada satu petugas pembersih yang melewatinya dan menatap aneh padanya pun, Qi Qi tak pantang menyerah untuk memisahkan mereka berdua lol.
"Pembohong! Aku tak percaya padamu!,' umpatnya kesal.
Da Wei terus memaksa Bao Ni untuk menerima hadiahnya, tapi Bao Ni tetap menolak. Masalahnya ia sudah mempunyai seorang pacar sekarang. Saat Da Wei mengungkapkan ia tidak percaya dengan perkataan Bao Ni, Bao Ni tidak peduli.
"Itu masalahmu"
Da Wei mendeklarasikan dirinya yang tidak akan menyerah dengan mudah. Ia meminta Bao Ni untuk tidak berbohong padanya dan lekas menerima hadiahnya. Da Wei mengangkat tangan Bao Ni untuk memberikan hadiahnya, tapi Bao Ni menyuruhnya untuk melepaskannya. Jika Da Wei terus menganggunya, maka ia akan benar-benar marah padanya.
Qi Qi yang juga berada di sekitar sana tiba-tiba berdiri untuk mengungkapkan pendapatnya. Bukannya membela Bao Ni, perkataannya malah lebih terdengar berpihak pada Da Wei. Ia menegaskan tindakan itu adalah suatu bentuk mengejar cinta dengan penuh keberanian, bukan sebuah gangguan. Da Wei dengan semangat membenarkan perkataan Qi Qi, tepat sekali!
Kata-kata Qi Qi yang sebenarnya diarahkan pada Xin Yan malah terdengar seperti memarahi Bao Ni. Qi Qi menagih bagaimana dia membuktikan tidak lagi seorang jomblo. Da Wei lagi-lagi membenarkan, bagaimana caranya?
Qi Qi semakin menggebu-gebu, ia yakin dia (Xin Yan) hanya membual dan tidak mempunyai bukti.
Da Wei mengikuti perkataan Qi Qi,
"Benar, tunjukkan aku buktinya!"
Untung saja Bao Ni mendapatkan sebuah panggilan dari manajernya, kalau tidak ia tidak bisa menghindar dari situasi ini.
Saat melewati Qi Qi, Bao Ni menunjuknya dengan jarinya,
"Aku akan balas dendam denganmu nanti!"
Qi Qi yang mendengar itu kebingungan, huh? hahahaha.
Sepertinya HRD baru saja mengadakan rapat. Manajer Luo berdiskusi dengan Da Wei di perjalanannya meninggalkan ruang rapat. Ia membahas mengenai Flower Plus yang berkembang begitu pesat jadi sekarang mereka tengah kekurangan sumber daya manusia. Setiap manajer departemen telah menginformasikannya, rasio pegawai tidak bisa memenuhi beban pekerjaan saat ini. Jadi ia pikir, mereka harus mengatur sebuah kegiatan perekrutan.
Da Wei mengerti, ia akan mengaturnya. Selain itu, Da Wei juga mengungkapkan pendapatnya. Ia pikir mereka bisa merekrut pekerja part-time atau magang. Dengan begini mereka bisa mengurangi tekanan keseluruhan dalam aspek gaji. Manajer Luo setuju, ia menyuruh Da Wei untuk melakukannya sesuai yang dia katakan.
Di saat yang sama, Bao Ni baru keluar dari ruang rapat. Ia berjalan dengan sempoyongan dan wajahnya begitu pucat.
Tepat, tak lama setelah itu, ia tak sadarkan diri. Seluruh pegawai yang berada disana langsung menghampirinya termasuk Da Wei sendiri, ia menanyakan keadaannya dan terus memanggil namanya berulang kali.
Bao Ni sudah sadarkan diri, ia sekarang duduk di sebuah sofa di cafetaria kantor. Trio pemujanya sudah berkumpul disana. Da Wei curiga jika Bao Ni memiliki penyakit perut, Xiao Wang begitu khawatir jika saja itu sesuatu yang serius dan kronis, sementara Xiao Yi memilih menelfon ambulan untuk membawa Bao Ni ke rumah sakit.
Mo Nan kemudian menghampiri mereka dan menanyakan apa yang terjadi. Saat Xiao Wang memberitahukannya bahwa Bao Ni sakit, Mo Nan terkejut, sakit? Tanpa Bao Ni memberitahupun, Mo Nan sudah tahu penyebabnya, apalagi kalau bukan diet.
"Kau melewatkan makan lagi?"
Bao Ni beralasan ia melakukan itu karena berat badannya sudah naik satu kg bulan ini. Ia tidak bisa makan lagi.
Da Wei langsung mengambil kesimpulan, tekanan darah rendah! LOL. Xiao Wang ingat ia mempunyai cokelat dan segera berlari untuk mengambilnya.
Mo Nan menasehati Bao Ni masalah dietnya, metode yang dia gunakan tidaklah baik. Efek yoyo-nya juga sangat besar (efek yang dihasilkan dari diet, berat badan akan naik kembali setelah turun dengan cepat). Ia meyakinkan Bao Ni untuk makan, terlebih diet seperti itu tidak baik untuk kesehatan.
Da Wei memberikan air hangat untuk Bao Ni sementara Xiao Wang sudah kembali dengan membawa cokelat. Mo Nan tidak setuju dengan memberikan cokelat itu, seberapa banyak cokelat yang Bao Ni butuhkan sampai mencukupi gula darahnya? Mendengar itu Da Wei langsung menyikut Xiao Wang untuk mengurungkan caranya.
Mo Nan tiba-tiba mengingat sesuatu, ia segera merogoh saku celananya dan mengeluarkan tablet glukosa dari sana. Setelah membuka bungkusnya, Mo Nan segera memberikannya pada Bao Ni untuk dikunyahnya. Tablet itu bisa mencukupi gula darahnya dengan cepat, bekerja lebih baik daripada cokelat. Xiao Wang kebingungan, tablet apa? LOL.
Mo Nan memperingatkan tiga pemuja itu, mereka tidak mengenal Bao Ni dengan baik tapi berani-beraninya menyebut diri sendiri sebagai penggemarnya? Begitu lucu!
Tiga pemuja itu segera undur diri dengan alasan masih ada pekerjaan yang harus dikerjakan. Xiao Wang masih sempat-sempatnya menyalahkan Da Wei, ini semua salahnya karena hanya fokus pada penampilan Bao Ni saja. Da Wei membalik pernyataan itu, bagaimana dengan Xiao Wang yang selalu mengira-ngira ukuran tubuhnya? (Dih Xiao Wang bian tai LOL) Sementara Xiao Yi sendiri sibuk membatalkan ambulan yang dipesannya.
Mo Nan tertawa melihat kelakuan mereka. Ia kemudian beralih pada Bao Ni, bisakah ia memberikannya istirahat? Mo Nan baru saja kembali dari perjalanan kerjanya dan harus berpartisipasi untuk menyelamatkannya. Bao Ni dengan lemah berterima kasih pada Mo Nan.
Mo Nan meminta Bao Ni untuk tidak usah terlalu sopan, sudah berapa kali ia menegaskan bahwa mereka adalah saudara?
"Tapi, jika kau menginginkan seorang pacar, kau harus memperhatikannya dengan baik-baik. Tidak ada satupun dari pria itu yang dapat diandalkan."
Tentu saja. Bao Ni menatap Mo Nan dalam, satu-satunya laki-laki yang mengerti dirinya dan dapat diandalkan adalah Mo Nan sendiri.
Shi Ji melapor pada Wapresdir Wen soal proyek film A Chinese Ghost Story, dimana He Ming Lang sendiri yang meminta Bo Hai untuk menjadi desainer bunganya. Wapresdir Wen yang sedang merawat tanaman philodendronnya, menganggap proyek itu bagus untuk diambil. He Ming Lang adalah seorang aktor terkenal yang pasti akan meraih banyak perhatian terhadap filmnya. Jika ini berjalan baik, maka Bo Hai akan mendapatkan keuntungan juga.
Shi Ji menyebutkan kemungkinan sebaliknya, jika ada sesuatu yang salah, para reporter dan penggemar sudah pasti akan mengkritik Bo Hai dengan intens.
"Wapresdir Wen, aku akan pergi untuk menyiapkan dan melihat jika kita bisa mendapatkan sebuah peluang."
Wapresdir Wen menyilahkannya dengan tenang.
Da Wei mengampiri Qi Qi di meja kerjanya, ia menyampaikan pesan Bo Hai yang menyuruhnya mengambil sebuah dokumen di apartemennya. Qi Qi terkejut,
"Aku?"
Da Wei membenarkan, itu karena Qi Qi pernah membersihkan apartemennya sebelumnya. CEO Bo bilang Qi Qi tahu letak dokumen itu. Qi Qi menyanggupinya dan buru-buru mengambil tas beserta jaketnya.
Qi Qi masuk ke apartemen Bo Hai dan mengucapkan permisi. Ia segera berjalan ke ruang tengah dimana rak buku berada, beberapa saat mencari dimana kontrak Xinyuan berada. Tak berapa lama, ia mendengar suara air toilet dan mengira bibi pengurus rumah sedang berada disana.
Qi Qi memperkenalkan dirinya sebagai asisten Bo Hai yang sedang mengambil sebuah dokumen. Ia tidak akan mengganggu bersih-bersihnya dan segera pergi begitu mendapatkannya. Qi Qi mengambil dua buah dokumen dari rak paling atas, begitu berbalik ia bergitu terkejut ketika Xin Yan lah yang berada disana.
Xin Yan memberikan dokumen yang Qi Qi cari, Bo Hai meletakannya di laci samping tempat tidurnya. Qi Qi begitu syok sampai menjatuhkan dua dokumen yang dipegangnya. Xin Yan pura-pura polos, ia menanyakan raut wajah Qi Qi yang muram, apa ia menakutinya? Qi Qi begitu terpukul apalagi ketika melihat Xin Yan yang hanya memakai atasan kemeja putih pendek.
Xin Yan melancarkan rencananya, karena Qi Qi sudah melihatnya maka dia tidak akan merahasiakannya lagi.
"Bo Hai dan aku sudah berkencan selama bertahun-tahun. Kita tidak mengungkapkannya karena takut itu akan berpengaruh pada pekerjaan kita. Jadi, tolong rahasiakan ini demi aku. Oke?"
Qi Qi sudah tak tahan lagi, ia memilih pergi dari sana. Tapi sebelum itu, Xin Yan mengingatkan Qi Qi untuk membawa dokumennya.
Xin Yan tersenyum karena rencananya berhasil. Ia ingat ketika Bo Hai mengurung diri di apartemennya setelah terjadi kebakaran di pameran. Dari Chen Mo, ia tahu soal kunci cadangan yang diletakkan di pot tanaman depan pintu apartemennya. Dengan itulah, Xin Yan berhasil masuk ke apartemen Bo Hai.
Qi Qi sudah hampir menangis saat ia berjalan di lorong apartemen. Berulang kali ia menyemangati dirinya untuk tidak menangis dan tetap kuat. Tapi sebesar apapun ia mencoba menguatkan diri, tangisnya tidak bisa lagi terbendung. Dengan sesenggukan dan rasa patah hati, ia pergi meninggalkan apartemen Bo Hai.
Qi Qi pergi ke kedai langganannya bersama Bao Ni. Disana ia menceritakan soal Bo Hai dan Xin Yan yang ternyata berkencan diam-diam. Bao Ni terkejut bukan main, ia tidak menyangka Bo Hai adalah tipe orang seperti itu (yang merahasiakan hubungannya dari orang lain, yes tebakan awal Bao Ni terbukti kok gaesss hahahahaha, if you know what I mean...)
Qi Qi bahkan sempat berpikir cintanya memiliki secercah harapan di tengah kemustahilan. Ia sama sekali tidak pernah membayangkan ternyata itu tidak. Qi Qi menatap langit, ia mengeluhkan langit yang selalu mempermainkannya.
"Itu tidak lucu sama sekali! Apa kau sedang bosan akhir-akhir ini disana?"
Bao Ni menyemangati Qi Qi, ia sangat cantik dan manis. Meskipun ia tidak bisa mendapatkan Bo Hai tapi masih ada Zhang Hai, Wang Hai, dan Li Hai yang sedang menunggunya. (Ini lagi Li Hai lol)
"Apa yang kau takutkan?"
Qi Qi tidak berpikiran sesederhana itu, pada dasarnya ia tidak pemilih dalam hal makanan, tapi soal cinta ia akan menjadi seorang pemilih. Bao Ni membelai kepala Qi Qi, karena sudah seperti ini, ia meminta Qi Qi untuk tidak bersedih.
Qi Qi membahas Bao Ni yang memiliki kehidupan cinta yang berbeda dengannya. Bao Ni adalah pihak yang selalu membuat sedih, jadi ia tidak mungkin mengerti perasaannya. Qi Qi kemudian memanggil pemilik kedai untuk mengantarkan alkohol lagi.
Bao Ni membenarkan anggapan Qi Qi yang menilai dirinya tidak memahami perasaannya atau lebih tepatnya sebelumnya. Tapi setelah dipikir-pikir ia mulai mengerti sekarang.
"Aku tidak pernah mencintai pria-pria itu, jadi aku tidak memperdulikan mereka sama sekali. Kau benar, di masa lalu, aku tidak tahu apa itu cinta sejati."
Qi Qi menanggapinya, dan sekarang ia tahu? Karena Mo Nan? Bao Ni mengungkapkan apa yang disadarinya baru-baru ini.
"Cinta bukan menghadiahkan tas, sepatu kulit, ataupun parfum. Itu adalah ketika kau tak sadarkan diri dan dia tahu itu karena gula darah yang rendah. Dia akan pergi ke apotek dan membeli tablet glukosa hanya demi dirimu."
Qi Qi membenarkan, Bao Ni benar-benar telah jatuh cinta pada Mo Nan. Tapi menurutnya, ini cukup bagus juga. Ia berterima kasih pada Tuan Mo Nan karena sudah menolong semua pria yang berurusan dengan iblis kecil ini alias Bao Ni.
Bao Ni mengajak Qi Qi untuk melupakan pria-pria bodoh itu. Sebagai gantinya, mereka bersulang bersama.
"Cheers!"
Komentar:
Komentar:
Xin Yan!!!!!! Arghhhh!!!!
See you on the next post! Pai pai~
Bersambung di Sinopsis Sweet Dreams Episode 21 Part 1~
wo sihuan 😊
ReplyDeleteSis kapan update lagi sis, ud kangen nih...hh
ReplyDeleteHahaha maaf maaf dari kemarin emang aku lagi dipusingin masalah skripsi
DeleteIni aku baru screenshoot gambar buat part selanjutnya sih
Mungkin besok atau lusa bakalan aku upload hehehehe