Chen Mo mendikte warna satu persatu bunga di hadapannya, tapi Bo Hai memintanya untuk berhenti melakukan itu. Xin Yan kemudian menanyakan kepercayaan diri Bo Hai terhadap babak final setelah buta warnanya kambuh.
Bo Hai tidak yakin, mungkin jika penglihatannya kembali normal dan ia bisa menggunakan bunga-bunga yang telah dipilihnya secara maksimal, ia tidak akan kalah terlalu parah. Chen Mo menganggap kemungkinan itu mustahil, kenyataannya buta warna Bo Hai adalah sesuatu yang tidak bisa sembuh dengan cepat. Xin Yan terdiam, ia akan memikirkan cara lain.
Mo Nan bertemu dengan Wapresdir Wen membahas rencana mereka. Berdasarkan penampilan Bo Hai di rumah bunga, Wapresdir Wen yakin rencana mereka kali ini benar-benar bekerja. Seperti dugaan, Mo Nan telah mengetahui kenyataan mengenai Bo Hai yang memiliki fobia terhadap api.
Mo Nan menduga itulah alasan kenapa Bo Hai pergi ke rumah sakit, penyakinya pastilah parah. Walaupun Bo Hai berhasil selamat dari musibah sebelumnya (saat pameran) dengan menggunakan florist pengganti, tapi setelah memikirkannya baik-baik pasti ada sebuah dasar di baliknya.
Wapresdir Wen membenarkan, memikirkannya dengan cara seperti itu, dua hal tersebut sudah pasti saling berhubungan satu sama lain. Mo Nan percaya diri kali ini, tidak peduli rahasia apa yang sedang Bo Hai sembunyikan, kebenarannya akan segera terungkap.
Wapresdir Wen tersenyum, jika ia adalah Bo Hai yang sedang berhadapan dengan kekalahan mutlak, ia lebih memilih mengorbankan ksatria untuk melindungi sang raja dan memilih mundur. Satu-satunya hal yang bisa Bo Hai lakukan sekarang adalah mengundurkan diri dari kompetisi.
(Note: untuk selanjutnya pembicaraan Bo Hai cs dan Mo Nan cs seperti saling bersahut-sahutan)
Seperti pemikiran Wapresdir Wen, sepertinya Xin Yan menyarankan Bo Hai untuk mundur dari kompetisi. Chen Mo juga menganggap ide itu cukup masuk akal. Jika mereka mengundurkan diri sekarang, memang akan memalukan dan mempengaruhi perusahaan, tapi itu lebih baik daripada kalah telak. Sementara Mo Nan percaya Bo Hai tidak akan memutuskan hal seperti itu, dia tidak akan pernah mundur.
Benar saja, Bo Hai menolak untuk mundur. Ia sudah berkata sebelumnya mengenai Kompetisi Florikultur Internasional ini yang merupakan sebuah permainan judi. Karena ia sudah memasuki permainan, mengundurkan diri di tengah permainan sama saja dengan kekalahan.
Mo Nan melanjutkan, jika Bo Hai memilih jalan ini, media layaknya akan seperti ikan hiu yang mencium bau darah. Mereka akan mengutuk Bo Hai dalam lisan dan tulisan tanpa belas kasihan, tidak membiarkannya untuk melarikan diri sedikitpun.
"Kemudian, pemasok, distributor, dan investor mana yang ingin bekerja dengannya?"
Mungkin itu terlihat seperti Bo Hai menelantarkan ksatria untuk menyelamatkan sang raja, tapi dia sebenarnya telah kalah dalam seluruh permainan.
Tepat! Bo Hai berpikir mengundurkan diri dari kompetisi memang terlihat seperti jalan keluar, tapi sebenarnya itu adalah sebuah jalan buntu.
Mo Nan membuat sebuah tebakan, jika dirinya adalah Bo Hai, ia lebih memilih mempertaruhkan perusahaan dan karirnya untuk permainan yang lebih besar.
Bo Hai sepertinya sudah menentukan pilihan, tekadnya telah kembali. Karena situasinya sudah seperti ini, ia harus membuat jalan keluarnya sendiri. Bo Hai telah memutuskan untuk tidak menyerah, ia segera bangkit untuk memberikan arahan pada Chen Mo dan Xin Yan.
Bo Hai menyuruh Xin Yan kembali ke perusahaan untuk segera mempersiapkan sebuah rencana krisis PR (Public Relation) dan harus Xin Yan sendiri yang memfasilitasi rencana ini.
"Tentu saja aku tidak akan menggunakannya kecuali tidak ada lagi pilihan lain yang tersisa. Hanya kita bertiga yang tahu masalah ini."
Xin Yan mengerti dan berniat pergi, tapi pertanyaan Chen Mo menghentikannya.
"Bagaimana dengan Ling Ling Qi?"
Xin Yan menoleh, tentu saja mereka harus menyembunyikan ini darinya. Chen Mo tak sependapat, Bo Hai telah memberitahu mereka berdua mengenai Ling Ling Qi yang memiliki bakat dalam bidang floristry terutama dalam kontrol warna, dia adalah yang terbaik.
Chen Mo beralih pada Bo Hai untuk menanyakan pendapatnya,
"Bagimana menurutmu Bo Hai? Kali ini biarkan dia menemanimu di kompetisi sebagai asistenmu. Ini adalah sebuah peluang cadangan yang langit berikan pada kita."
Bo Hai tidak mau Ling Ling Qi terlibat dalam hal ini. Chen Mo hendak protes, namun Bo Hai menekankannya sekali lagi. Ia tidak membutuhkan bantuannya. Chen Mo mengerti, anggap saja ia tidak pernah mengatakan apapun.
Bo Hai kemudian mengambil sebuah buku catatan, ia menyuruh Chen Mo untuk mencatat warna dari setiap bunga di hadapan mereka beserta ciri khasnya. Warnanya haruslah akurat sampai pada kerapatan dan saturasi warna. Selain menyebutkan jenis bunga, Chen Mo juga harus mencatat detail dari bentuk dan warna bunga, terutama bagian batang dan daun. Chen Mo mengangguk mengerti.
"Mulailah sekarang"
Di stand, Qi Qi dikerubungi Xiao Yi, Si Si, dan Bao Ni perihal penampilan Bo Hai tadi di rumah bunga. Bao Ni meminta Qi Qi untuk menceritakan apa yang terjadi disana, Si Si juga ikutan, tindakan Bo Hai sangatlah tidak biasa, pasti ada suatu cerita dibaliknya. Xiao Yi menebak Qi Qi pasti memiliki informasi orang dalam.
Mungkin mereka amnesia jadi Qi Qi mengingatkan posisinya yang hanya seorang asisten kecil. Bagaimana mungkin ia tahu informasi orang dalam? Si Si tidak percaya tidak ada kisah dibalik keanehan itu, masalahnya apa yang dilakukan CEO Bo memang bukan benar-benar standar kemampuan aslinya. Bao Ni juga berpikiran sama, siaran langsung tadi benar-benar menyebabkan citra CEO Bo jatuh.
Qi Qi geleng-gelang kepala mendengar cerita rekannya, hanya seperti itu saja sudah membuat mereka begitu cemas dan panik.
"Ada sesuatu yang lebih memalukan daripada itu. Kalian belum melihatnya saja."
Seorang panitia tiba-tiba datang menanyakan siapa dari mereka yang merupakan asisten Bo Hai. Qi Qi berdiri dan mengenalkan dirinya. Panitia itu kemudian memberikan sebuah dokumen, dokumen itu berisi hal-hal yang harus diperhatikan dalam babak final jadi lebih baik dibaca baik-baik. Qi Qi menerima dokumen itu, ia mengerti maksudnya kemudian mengucapkan terima kasih.
Qi Qi tentu saja pergi ke ruangan Bo Hai untuk memberikan dokumen itu, namun ketika ia membuka pintu ternyata itu dikunci dari dalam. Qi Qi mengetuk pintu, ia kemudian menempelkan wajahnya ke pintu berniat menguping apa yang sebenarnya terjadi di dalam.
Chen Mo yang mendengar itu pergi ke arah pintu dan menempelkan wajahnya untuk menguping situasi di luar. Alhasil ketika akhirnya Chen Mo memutuskan untuk membuka pintu, mereka berdua sama-sama terkejut.
Chen Mo langsung menanyakan apa yang Qi Qi lakukan disana. Qi Qi menunjukkan dokumen yang tadi panitia berikan, ia baru saja mendapatkan panduan tentang hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama babak final. Chen Mo mengambil dokumen itu, ia sendiri yang akan memberikannya pada Bo Hai.
Melihat Chen Mo yang bertindak mencurigakan (hanya membuka sedikit celah pintu), Qi Qi iseng melirik apa yang sebenarnya terjadi di dalam. Kenapa begitu misterius? Chen Mo terus berusaha menutupi pandangannya. Karena Qi Qi semakin menjadi, Chen Mo akhirnya memilih keluar ruangan dan menutup pintu. Ia menanyakan jika saja Qi Qi masih membutuhkan sesuatu.
Qi Qi akhirnya paham, ia menebak mereka pasti sedang memainkan beberapa trik lagi menggunakan florist pengganti. Qi Qi benar-benar tidak mengerti, ia 'memujinya' sangat luar biasa karena bagaimanapun ini adalah kompetisi internasional.
Chen Mo dengan segera membantah, bukan begitu. Ia meminta Qi Qi untuk tidak mengada-ada.
"Kau juga tidak bisa membantu disini. Jika tidak ada keperluan lagi, pergilah sana."
Qi Qi setuju dan berjalan pergi, namun dengan cepat kembali lagi untuk mencoba masuk ke ruangan. Chen Mo reflek memblok pintu dengan seluruh tubuhnya. Qi Qi tertawa, tindakan Chen Mo barusan sama saja mengiyakan tebakannya. Ia pergi sembari menggoda Chen Mo, membuat tanda pistol dengan tangannya dan menyarankannya untuk berhati-hati dalam melakukan triknya lol.
Nyatanya Bo Hai di dalam sedang menghafal setiap bunga di hadapannya. Ia mengambil sebuah bunga mawar dan menanyakannya pada Chen Mo, apa ini mawar mutiara merah? Chen Mo membenarkan.
Bo Hai kemudian mengambil dua jenis bunga mawar putih yang sekilas terlihat sama, ia bertanya pada Chen Mo. Chen Mo menjelaskan jenis keduanya, mawar yang satu adalah jenis powder snow mountain flesh pink. Mawar satunya lagi mempunyai dua warna, puncaknya memiliki semburat warna pink.
Saat Bo Hai menanyakan perbedaannya, ia mengambil kesimpulan sendiri. Kelopak mawar snow mountain lebih besar, sedangkan satunya lagi lebih kecil. Chen Mo tertawa, Bo Hai masih sempat-sempatnya mengujinya lol. Bo Hai melanjutkan hafalannya, ia mengambil beberapa bunga mawar dan merincinya satu persatu.
Mo Nan menghampiri Qi Qi di stand, ia mengajak Qi Qi untuk pulang dengan layanan pengawalan gratis yang telah ia siapkan. Qi Qi tiba-tiba teringat akan satu hal, ia lupa membersihkan kotak peralatan. Jika Bunga Piranha tahu hal ini, dia mungkin akan menderita disfungsi hormon lagi.
"Tidak, aku harus kembali."
Mo Nan menawarkan untuk pergi bersama, Qi Qi serta merta menolak, ia menarik Bao Ni dan meminta Mo Nan untuk mengantarkannya saja karena dialah yang butuh pengawalan. Bao Ni tentu saja senang bukan main, ia melemparkan ciuman jarak jauh untuk Qi Qi.
Bo Hai duduk diantara pot-pot bunga mengambil satu persatu tangkai bunga dan mencocokannya dengan catatan yang telah Chen Mo buatkan.
"Mawar rhodes memiliki tingkat saturasi yang tinggi, indeks mekar 3. Batangnya sepanjang 70 cm."
Di saat yang sama Qi Qi membuka pintu dan terdiam memperhatikan kegiatan Bo Hai. Bo Hai terus mengambil bunga untuk menebak jenis dan warnanya. Kali ini sebuah bunga anyelir pink namun Bo Hai menyebutnya berwarna merah.
Qi Qi tertegun, ia berinisiatif mengambil bunga anyelir lain dan memberikannya pada Bo Hai. Tanpa menoleh ke belakang, Bo Hai mengambil anyelir itu dan menggumamkan warna merah. Qi Qi tak percaya jelas-jelas ia memberikan anyelir berwarna ungu, apa yang dia lakukan?
Chen Mo tiba-tiba datang membuka pintu untuk mengantarkan kopi, ia terkejut saat mendapati Qi Qi juga berada disana memperhatikan kegiatan Bo Hai. Sementara Qi Qi sendiri memandangi Chen Mo seolah meminta penjelasan atas apa yang sedang dilihatnya.
Chen Mo menarik Qi Qi keluar menjauhi ruangan. Qi Qi melepaskan pegangan tangannya dengan kasar, ia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa CEO Bo bertingkah seperti ini?
Chen Mo meminta Qi Qi untuk tidak bertanya lebih jauh karena ia tidak akan memberitahunya. Pura-pura saja Qi Qi tidak melihat apapun.
"Kau pikir aku tidak tahu? Bo Hai...,' ucapan Qi Qi terhenti karena dua orang lewat di sekitar mereka. Ketika dirasa orang itu sudah berjalan jauh, ia melanjutkan tebakannya.
"Bo Hai buta warna, kan?"
Chen Mo terdiam, itu sudah cukup untuk mengonfirmasi keadaan Bo Hai yang sebenarnya. Qi Qi tak habis pikir, Bo Hai terlihat baik-baik saja di babak penyisihan pagi ini.
Chen Mo akhirnya mau membuka suara apa yang sebenarnya terjadi pada Bo Hai, dia tidak sepenuhnya buta warna, itu hanya sementara. Dua puluh tahun lalu dia mengalami kebakaran besar, dimana situasinya benar-benar mengerikan.
"Untung saja dia berhasil selamat. Akan tetapi, itu membuatnya trauma."
Sekarang, setiap kali Bo Hai melihat api, dia akan kehilangan persepsi warnanya. Untuk orang biasa itu bukanlah masalah yang besar.
"Tapi untuk florist nomor 1 di China, Bo Hai, senjata ini bisa menghancurkan masa depannya."
Qi Qi tertegun, pantas saja ia menggunakan florist pengganti walaupun dia sangatlah terampil.
Chen Mo menjelaskan situasi yang sebenarnya ketika mereka memutuskan menggunakan florist pengganti waktu itu. Saat itu mereka benar-benar tidak memiliki pilihan lain, itu bukanlah tindakan tak beradab.
"Kau benar-benar salah padanya."
Qi Qi ingat mimpi anehnya terakhir kali, ketika ia memasuki tempat asing yang terbakar dan ada seorang anak kecil yang meminta tolong padanya. Jadi, kejadian itu benar-benar terjadi pada Bo Hai ketika ia masih kanak-kanak. Ia juga ingat saat Bo Hai bertindak aneh ketika penari menyemburkan api di acara pembukaan. Sekarang semuanya terasa masuk akal baginya.
Saat Mo Nan mengantarkannya pulang, Bao Ni membahas kembali pengakuan Mo Nan yang belum pernah menjalin hubungan apapun sebelumnya.
"Lalu, apa ada gadis yang mengejarmu sebelumnya?"
Mo Nan menggeleng, ia pikir tidak ada.
"Kemungkinan tidak ada ada, kan?"
Bao Ni menggeleng, tentu saja ia tidak tahu. Mo Nan protes dengan jawabannya, bisakah Bao Ni berbohong untuk membuatnya senang?
Bao Ni masih berkutat dengan pikirannya, ia memarahi dirinya sendiri yang bertindak aneh. Saat Mo Nan menanyakan apa maksud perkataannya, Bao Ni cepat-cepat menyanggahnya. Ia kemudian segera pamit pergi karena mereka sudah sampai di kompleks rumahnya. Bao Ni dengan tersipu mengucapkan selamat tinggal dan menyuruhnya untuk istirahat lebih awal.
Ji Bin ternyata sudah menunggu Mo Nan di seberang jalan, begitu Mo Nan menoleh padanya, ia langsung melambaikan tangannya.
Ji Bin merasa Mo Nan terlihat tidak terlalu sehat, mungkin karena terlalu kelelahan beberapa hari ini. Mo Nan mengakui ini adalah akuisisi paling melelahkan di sepanjang karirnya. Ji Bin memahami, mereka harus meminta penghargaan pada William setelah menyelesaikan misi ini.
"Tapi sepertinya aku tidak setenang yang aku pikirkan,' ungkap Mo Nan. Ji Bin menanyakan alasannya, Mo Nan sepertinya tidak yakin tapi ia menjawab pertanyaan Ji Bin dengan pasti.
"Mungkin itu karena aku tidak mampu meninggalkan seorang musuh seperti Bo Hai."
Segala sesuatunya tidak semudah yang mereka pikirkan.
Ji Bin menebak Mo Nan hanya berpikir berlebihan. Menilai dari hasil hari ini, kompetisi besok pasti akan menjadi kematian Bo Hai dan Flower Plus. Kemenangan mereka sudah di depan mata.
Mo Nan juga berharap sama, malam ini sudah pasti akan menjadi malam yang panjang.
Bertangkai-tangkai bunga telah berserakan di lantai. Bo Hai duduk meringkuk di sofa, sepertinya ia sudah putus asa menghafalkan seluruh bunga di pot-pot itu. Seberapapun kerasnya ia mencoba mengingat setiap rincian dari semua bunganya, hasilnya tetaplah nihil.
Qi Qi membuka pintu dengan hati-hati, memperhatikan Bo Hai yang terduduk di sofa dengan lembut. Ia perlahan berjalan melewati pot-pot bunga untuk menemani Bo Hai duduk di sampingnya.
Qi Qi memperhatikan keadaan ruangan itu yang sama kacaunya dengan keadaan Bo Hai. Ia menarik tangan Bo Hai dan menggenggamnya. Bo Hai sejenak tertegun atas kehadiran Qi Qi disana. Qi Qi tersenyum lembut,
"Biarkan aku membantumu"
(Arghhhhhhh!!!!)
Chen Mo ternyata stress berat karena sudah memberitahukan segalanya pada Qi Qi padahal Bo Hai sudah menyuruhnya untuk tidak melakukannya. Kenapa bisa mulutnya begitu ember?
Chen Mo menggumam sendiri, tapi Ling Ling Qi harus tahu untuk tidak memberitahukan hal ini pada orang lain. Ia berusaha meyakinkan dirinya sendiri, ini hanyalah masalah kecil, bagaimana cara agar besok bisa menang adalah kuncinya.
Tapi Chen Mo kembali mengerang menyesali perbuatannya, ia jadi kesal sendiri lol.
Gelas-gelas kimia telah tertata di ruangan beserta beberapa pipet dan cairan-cairan asing. Qi Qi dan Bo Hai bahu-membahu menaruh bunga dan meracik suatu cairan. Terlihat jelas mereka akan melakukan pewarnaan bunga segar.
Xin Yan di ruangan kantornya juga tak kalah cemas. Ia lalu mengambil fotonya dengan Bo Hai ketika mereka masih muda dan memberinya semangat,
"Bo Hai, kau pasti bisa melalui semua ini. Aku percaya padamu."
Bo Hai dan Qi Qi terus berkutat dengan bunga dan gelas kimia mereka. Bo Hai sekilas tersenyum, rencana ini sepertinya akan berbuah hal yang baik.
Shi Ji dan Wapresdir Wen ternyata masih di area venue kompetisi menanti-nanti kabar bahagia besok. Setelah dirasa cukup, Wapresdir Wen meminta Shi Ji untuk melajukan mobilnya.
Bo Hai tersenyum memandangi gelas kaca di hadapannya. Kepercayaan dirinya sepertinya telah kembali.
Mo Nan juga tak bisa tidur, ia tak kalah cemas menunggu kompetisi besok. Bo Hai sudah pasti adalah lawan yang berat, ia jelas tidak akan terpuruk dengan situasi ini begitu saja. Seperti yang pernah Mo Nan katakan pada Bao Ni, ia menyimpan jam pasir karena selalu paranoid dengan waktu. Begitulah ia sekarang, membalik jam pasir itu agar bisa luruh kembali.
Malam terus berjalan, sebuah malam yang panjang dan tanpa tidur bagi setiap orang. Keesokan paginya, semua pasir dalam jam itu telah habis terjatuh. Sebuah pertanda waktu telah habis dan saatnya setiap orang menghadapi keputusan masing-masing.
"Hasil kompetisi hari ini berhubungan dengan pameran bunga perusahaanku selama tiga tahun berikutnya"
CEO Zhang telah menonton siaran ulang babak khusus kemarin, bunga-bunga yang dipilih Bo Hai sangatlah unik. Sepertinya ia akan membuat penampilan yang mengejutkan hari ini.
CEO Zhang pamit pergi untuk masuk ke dalam venue, Chen Mo dengan sopan menyilahkannya.
Xin Yan yang mendengarkan omong kosong itu tentu saja ingin menyusul Wapresdir Wen yang sudah berjalan pergi untuk membalas omongannya. Chen Mo memanggilnya menyuruhnya untuk tidak usah melakukan hal itu. Bertengkar dengan orang rendahan sepertinya hanya menjadi sebuah penghinaan untuk IQ-nya.
Kedelapan finalis sudah berjajar di panggung dengan rangkaian bunganya masing-masing. Suara seorang juri membuka acara sesi penjurian akhir tersebut.
"Sepanjang pagi, semua kontestan dan asistennya telah menyelesaikan buket untuk babak final. Temanya adalah My Most Unforgettable Memory (Kenangan yang Paling Tidak Bisa Kulupakan). Para juri akan mengevaluasi keaslian setiap karya dan praktisnya dalam desain, model, keseimbangan, penggunaan warna, teknik, dan kemahiran. Mereka kemudian akan memberikan nilai untuk setiap bagiannya. Semuanya, momen yang menyenangkan akhirnya telah datang. Mari minta para kontestan untuk memandu kita dalam dunia floristry yang penuh warna. Silahkan"
Para juri berpencar mengitari karya kontestan, memperhatikan detailnya dan menanyakan makna dibaliknya. Xin Yan, Chen Mo, Bao Ni, dan Mo Nan juga berada disana. Bao Ni begitu gugup menanti hasilnya.
Karya masing-masing kontestan tentu saja berbeda satu sama lain, dari yang berukuran kecil hingga besar, dari yang berwarna-warni sampai sederhana seperti milik Bo Hai. Yup, Bo Hai hanya menggunakan warna hitam dan putih pada rangkaiannya. Beberapa tanaman yang digunakan adalah anggrek, wintersweet, dan daun palem areca.
Salah satu juri (yang membuka acara) sekilas terkejut dengan rangkaian bunga milik Bo Hai. Dalam waktu singkat para juri dan wartawan telah berkumpul di meja Bo Hai.
Xin Yan dibuat panik, apa yang terjadi?
Komentar:
Who's the knight? Who's the king?
Btw, aku balikin lagi sinopsisnya jadi dua part. Setelah aku baca lagi gak worth it banget kan nunggu lama buat cerita sependek itu? Komentar nyata dari episode ini bakalan aku taruh di part 2 ya. Hahahahaha.
See you on the next post! Pai pai~
Bersambung di Sinopsis Sweet Dreams Episode 18 Part 2~
Kak lanjut,q tunggu , semanga...t.
ReplyDeleteKemungkinan besok ya (Rabu) 😁
Delete