Skip to main content

Sinopsis Sweet Dreams Episode 14 Part 2

Semua florist adalah utusan alam. Mereka menggunakan hati mereka untuk berbicara dengan bunga dan rerumputan, untuk menyembuhkan setiap jiwa yang gelisah, untuk membantu mereka melihat cahaya dan kehangatan di tengah kegelapan. - Bo Hai yang merangkap Tuan Solace

Qi Qi disibukkan dengan tugasnya di gudang penyimpanan, menghitung persediaan bunga yang diakhiri dengan helaan nafas karena perhitungannya masih saja salah.
Bo Hai di ruangannya juga sibuk dengan dokumennya, ia menghela nafas bukan karena dipusingkan dengan itu tapi karena sebuah miniatur naga dari penjepit kertas hasil kejahilan Qi Qi. Bo Hai marah dan membuang miniatur itu ke tempat sampah sementara seorang klien memarahi Qi Qi habis-habisan.
Di rumah, Qi Qi melakukan perawatan wajah menggunakan produk L'oreal sembari men-scroll weibo Solace Flower (sepertinya Qi Qi membuat permintaan buket).
Keesokan harinya, ia sibuk menghafal materi dari notes yang ia tempelkan di lengan bajunya sembari menyeduh kopi. Saat Bo Hai memimpin rapat, Qi Qi juga disana untuk menuangkan air panas ke gelas Bo Hai, namun karena ia sibuk memperhatikan jalannya rapat, ia tidak sengaja membuat sepatu Bo Hai tersiram air panas. Bo Hai langsung berdiri dan menghela nafas karena lagi-lagi Qi Qi membuat masalah, sementara Qi Qi membungkukkan badannya berulang kali untuk meminta maaf.
Qi Qi di tempat Mo Nan sibuk membuat sketsa bunga yang ditugaskan Bo Hai. Ia mengeluhkan Bo Hai yang menghukumnya seperti anak SD hanya karena ia tidak sengaja menumpahkan air panas. Hukumannya bukan hanya satu sketsa, ia tidak tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua sketsanya.
Mo Nan menyemangatinya, ini adalah kesempatan bagus bagi Qi Qi yang ingin menjadi seorang florist. Anggap saja dengan melakukan ini, Qi Qi sedang belajar karya florist lain dan membantunya meningkatkan kemampuan menggambar. Dengan begini, hukuman tidak lagi bermakna negatif tapi justru bermanfaat. Qi Qi menyindir cara Mo Nan menghibur orang lain sangatlah unik.
Mo Nan berinisiatif membuatkan Qi Qi mie cup, ia menyuruh Qi Qi memakannya sebelum lanjut menggambar lagi, rasa golden seafood. Qi Qi heran karena Mo Nan lagi-lagi menyuguhinya mie instan. Mo Nan tak terima mie instannya diremehkan, ini berbeda karena rasa Golden Seafood, ia bahkan hanya sanggup memakan ini di akhir pekan.
Qi Qi berpikir walaupun hidupnya sedikit tragis, tapi Tuhan telah memperlakukannya dengan baik. Buktinya ketika ia dalam keadaan terpuruk seperti ini pun, ia masih punya sahabat yang berada di sisinya. Saat Qi Qi mulai memakan mienya dan memberikan kode kalau hari ini bukan akhir pekan, Mo Nan tertawa. Ia tidak akan ikut memakannya dan memberikan semua bagiannya untuk Qi Qi.
Ayah Qi Qi tertawa terbahak-bahak menonton TV di rumahnya, tak berselang lama istrinya pulang  dari latihan tari dengan mood yang sangat bagus. Ibu Qi Qi terus mengibas-ngibaskan kipasnya untuk menarik perhatiannya tapi gagal. Suaminya hanya berbasa-basi menanyakan kenapa ia pulang terlambat tanpa memalingkan wajahnya dari layar televisi.
Ibu Qi Qi menjawab, lingkungan mereka akan mengadakan lomba tari minggu depan. Walaupun ia unggul tapi itu tidak membuatnya lengah, ia tidak bisa mengecewakan harapan tinggi yang dimiliki para tetangga untuknya.
Ibu Qi Qi menyerah untuk pamer lagi, ia kemudian menanyakan dimana Qi Qi. Ayah Qi Qi menjawab pertanyaan istrinya tanpa rasa bersalah, Qi Qi sedang lembur di tempat Mo Nan. Melihat istrinya yang begitu terkejut, ayah Qi Qi bertanya-tanya kenapa ia berlaku demikian.
Ibu Qi Qi merasa alasan ini tidak masuk akal, harusnya Qi Qi lembur dengan Bo Hai. Qi Qi dan Mo Nan tidaklah sinkron, Qi Qi asisten Bo Hai sementara Mo Nan dari Departemen Pemasaran. Tidak peduli apapun, Mo Nan dan Qi Qi tidak mungkin melakukan pekerjaan bersama.
Ibu Qi Qi memarahi suaminya mengenai kewaspadaannya yang begitu buruk. Dalam hal mengajari Qi Qi, ia sangat kecewa pada suaminya. Ia kemudian bergegas pergi untuk membawa Qi Qi pulang, ayah Qi Qi baru menyadari kemasuk-akalan perkataan istrinya, ia akhirnya ikut menjemput Qi Qi di rooftop.
Ibu Qi Qi menggedor pintu kediaman Mo Nan dengan keras, Mo Nan segera membukanya dan menyapa orang tua Qi Qi. Ia membuat tanda jari di depan mulutnya meminta mereka untuk tidak berisik karena Qi Qi sedang tertidur. Orang tua Qi Qi langsung berpandangan dan memaksa masuk, ternyata Qi Qi memang sedang tertidur di meja.
Ayah Qi Qi buru-buru membangunkannya, menyuruh Qi Qi untuk tidak tidur seperti ini atau ia akan terkena flu. Ibu Qi Qi juga memarahinya, bagaimana bisa Qi Qi tidak tahu cara melindungi diri,
"Tidur di rumah!"
Karena mereka buru-buru membawa Qi Qi pulang, Mo Nan menawarkan untuk membawakan sketsanya nanti.
Ibu Qi Qi langsung memarahinya di tempat,
"Mo Nan! Dengarkan aku! Jangan pernah berpikir kau bisa mendapatkan Qi Qi hanya karena kau muda dan tampan!"
Mo Nan berusaha menjelaskan situasinya, tapi ibu Qi Qi tidak memberikannya waktu sedikitpun. Ibu Qi Qi sudah bertemu dengan berbagai macam orang, dan  Mo Nan bukanlah orang yang pantas. Ia menganggap Mo Nan hanya menggunakan kata-kata manis dan penampilan bagusnya untuk membuat gadis-gadis senang.
"Aku memandang rendah orang seperti dirimu. Jika kau terus mengejar Qi Qi...!"
Qi Qi berangkat kerja dengan menyisakan lelah dari kerja lembur semalam, ia bahkan bersandar ke dinding sebelum mencapai meja kerjanya. Setelah Qi Qi sampai di mejanya, Xiao Yi yang sedari tadi menunggu kedatangannya segera menghampirinya untuk memberikan sebuah kiriman buket.
Qi Qi berterima kasih, Xiao Yi terkejut karena buket itu adalah karya Tuan Solace (Duh si pengecut kelakuan :3). Ia tidak percaya Tuan Solace bisa memilih Qi Qi. Qi Qi mengambil kartu ucapannya dan tersenyum senang, dalam kartu itu tertulis:
"Meskipun tidak dikenali khalayak umum, kau masih bisa mekar dengan kebanggaan."
Qi Qi menaruh balik kartunya sebelum mengeluarkan ponselnya untuk memotret kejutan tak terduga pagi ini. Ia menyemangati dirinya, karena Tuan Solace telah mengiriminya sebuah buket, ia pasti akan menjadi seorang florist. Qi Qi dengan hati-hati meletakkan buket itu di sisi mejanya sebelum akhirnya pergi untuk memberikan sketsa yang Bunga Piranha minta.
Bo Hai sedang menyemproti bunga peliharaannya saat Qi Qi menghadap untuk menyerahkan tugas sketsa. Qi Qi menanyakan apakah Bo Hai puas dengan hasil kerjanya. Bo Hai bahkan tak sampai menyentuh untuk mengkritik sketsa buatan Qi Qi, menyebutnya telah membuat desain yang begitu sempurna menjadi terlihat jelek.
Qi Qi menganggap Bo Hai mengatakan itu seperti tidak melihat dirinya sendiri, ia bahkan terlalu malu untuk berdebat mengenai desain Bo Hai. Ia mengakui rangkaian bunga Bo Hai memang terlihat bagus, tapi menurutnya desainnya kekurangan substansi.
"Aku menyarankanmu untuk melihat Toko Bunga Solace yang terkenal di internet. Walaupun itu toko kecil dan hanya menerima satu pelanggan per minggunya, tapi desainnya mempunyai jiwa dan makna."
(Qi Qiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii menurutmu?! Hahahaha)
Untuk pertama kalinya, Bo Hai terlihat kesal diperbandingkan dengan dirinya sendiri, ia tidak begitu saat Xiao Yi mengkritik desainnya dan memuji desain Solace Flower habis-habisan. Setelah meletakkan pot air dengan kasar, ia menitikberatkan kenaifan Qi Qi. Mungkin Qi Qi belum sadar, tapi desain berskala besar dan buket kecil merupakan hal yang sangat berbeda.
"Jika kau tidak mengerti apapun, jangan berkata omong kosong disini."
Qi Qi masih yakin dengan penilaiannya, entah Bo Hai cemburu atau menyangkal, itu tidak ada artinya. Lagipula ia hanya memberitahukan kebenarannya. Dalam industri floristry, Tuan Solace sudah pasti aliran jelas sementara Bo Hai hanyalah longsoran tanah. Bo Hai tak percaya, ia sampai mengulangi pernyataan itu sekali lagi, longsoran tanah?!
Qi Qi membenarkannya, Bo Hai tidak berhak mendapatkan reputasi, selain itu ia juga menggunakan trik licik. Jika bukan longsoran tanah, apa lagi?
Bo Hai mengangguk mengerti, lagipula ia dihina dan dipuji dalam waktu yang sama, maka tidak ada salahnya 'bermurah hati'.
"Kau mendewakan Tuan Solace, kan? Kalau begitu, kau bisa pergi dan menggambar setiap desain dari Toko Solace Flower."
Qi Qi menyanggupinya dengan senang hati, lagipula ini lebih baik daripada menggambar desain Bo Hai. Qi Qi mengambil kertas-kertas sketsanya kembali dengan beringasan dan berlalu pergi.
Saat membuka pintu rumah kacapun, Qi Qi masih sempat membuat Bo Hai kaget setengah mati karena suara pintu yang ia buka bertabrakan dengan vas bunga besar. Gedubrak!
Maybe Bo Hai be like:
Ni bocahhhhh!!! LOL
Seorang pria berjas rapi sedang menunggu seseorang di sebuah restoran, orang yang ditunggu bisa diketahui di detik selanjutnya. Bao Ni dan Mo Nan sepertinya dalam perjalanan menuju misi 'penolakan'. Jujur saja, Mo Nan tidak mengerti, sekarang ini banyak sekali gadis yang tidak bisa menemukan pacar tapi Bao Ni justru bisa memonopoli begitu banyak pria. Mereka semua tergila-gila pada Bao Ni. Menurutnya, Tuhan benar-benar tidak adil.
Bao Ni memperbolehkan Mo Nan menyalahkannya tapi bukan pada dirinya melainkan karismanya yang menyebalkan. Mo Nan dengan sungguh-sungguh ingin mengatakan suatu hal meskipun Bao Ni adalah teman dekatnya, ia telah memaksanya kemari sebelum makan. Ia meminta Bao Ni memberikannya upah pertunjukan. Bao Ni gregetan Mo Nan sudah menagihnya ketika ia belum melakukan sandiwara apapun, ia pikir ia seorang jenius?
Mo Nan pura-pura ngambek dan akan berlalu pergi, tapi Bao Ni dengan cepat mencegahnya, baiklah ia akan mentraktir lobster!
Bao Ni menyapa pria berjas itu dengan riang, Xiao Li! Begitu menghampirinya, Xiao Li keheranan karena Bao Ni datang dengan Mo Nan, itu artinya ia masih berhubungan dengan Mo Nan lebih dari satu bulan. Bao Ni menyadarinya, mungkin itu karena ia mencintai Mo Nan begitu dalam. Xiao Li tidak percaya Bao Ni sudah berubah, dulu ia selalu mempunyai pacar baru setiap bulan.
Mo Nan tentu saja tercengang dengan kenyataan itu, Bao Ni hanya bisa tersenyum canggung.
"Pria itu seperti pakaian yang harus diganti secara teratur."
Tapi berbeda dengan hubungannya kali ini, Mo Nan seperti pakaian yang dibuat secara khusus. Sekali ia memakainya, ia tidak ingin melepaskannya.
Bao Ni dengan kuat memaksa Mo Nan untuk menaruh tangannya di pinggangnya, Mo Nan tentu saja protes, ia tidak pernah bilang kalau dia akan menjual tubuhnya pada Bao Ni. Bao Ni sambil terus memasang senyum palsu menyuruh Mo Nan untuk diam.
Bao Ni kembali fokus pada sandiwaranya terhadap Xiao Li,
"Kau tidak keberatan jika aku membawa pacarku untuk makan bersamamu, kan?"
Xiao Li menjawab dengan tegas, tentu saja ia keberatan. Ia segera memanggil pelayan untuk meminta bill,
"Taruh di tagihan mereka!" Hahahaha kocak.
Bao Ni tersenyum sandiwaranya berhasil. Saat Mo Nan hendak protes lagi atas over-actingnya, Bao Ni mengingatkan Mo Nan mengenai traktiran lobster.
"Aku tidak ingin lobster. Aku ingin makan disini,' kesal Mo Nan. Selain itu ia juga memperingatkan Bao Ni, walaupun ia seorang peri kecil, tapi di masa depan jika Bao Ni mengambil keuntungan darinya lagi, ia harus memberitahu dulu sebelumnya.
Selepas makan, Bao Ni menggoda Mo Nan yang masih saja terlihat kesal. Ia tidak mengerti kenapa Mo Nan begitu berlebihan, seakan belum pernah dipeluk seorang wanita sebelumnya. Bao Ni kemudian tersadar akan ucapannya,
"Kau benar-benar belum pernah dipeluk wanita sebelumnya?!"
Mo Nan dengan terbata-bata menjawab pertanyaan Bao Ni, tentu saja ia pernah lebih tepatnya oleh Qi Qi.
"Lagipula aku tidak menganggap kalian berdua sebagai wanita."
Bao Ni menyadari Mo Nan belum pernah menjalin hubungan sebelumnya.
Mo Nan tak terima 'belum pernah menjalin hubungan apapun' terdengar seolah-olah suatu dosa besar.
"Ini disebut dengan 'mengejar hasil'. Kaum muda seharusnya memprioritaskan karirnya di urutan pertama. Berkencan hanya membuang waktu dan uang. Terlebih, jika aku mempunyai pacar, ia pasti akan memaksaku memutuskan hubungan dengan kalian berdua, terutama dirimu."
(Mo Nan, buat kali ini aku dukung kamu huehehehehe)
Bao Ni serta merta membantah anggapannya, itu tidak pasti. Mo Nan tertawa datar,
"Kecuali kalau dia buta."
Xiao Wang seperti biasa berkumpul dengan dua rekan kerjanya yang lain, ia membahas dirinya yang mungkin akan menjadi pegawai terbaik tahun ini. Da Wei memintanya jangan bermimpi, ia menganggap efisiensi kerja Xiao Wang masih rendah.
Pegawai yang satu menganggap gelar itu paling cocok diberikan kepada CEO mereka, Bo Hai. Ia bekerja sangat keras, sekali mulai bekerja dia bahkan tidak tidur. Beberapa hari yang lalu dia sakit dan pergi ke rumah sakit. Xiao Wang dan Da Wei terkejut dengan kenyataan itu, Xiao Wang melihat CEO Bo beberapa hari yang lalu dan dia terlihat sehat-sehat saja.
Yes, lagi-lagi ada Shi Ji yang menguping pembicaraan mereka (pokoknya kalo urusan nguping-nguping urusannya dia lah ya).
Bo Hai dan Qi Qi sepertinya habis bertemu dengan seorang klien, Qi Qi menguap kelelahan, kenapa mobilnya belum juga datang?
Tentu saja mobilnya tidak datang karena Bo Hai yang memerintahkannya, ia kemudian memberikan tasnya pada Qi Qi untuk ia bawa.
"Cuacanya bagus hari ini. Aku berencana berjalan kaki ke kantor."
Bo Hai dan Qi Qi melewati sebuah pusat hiburan yang disebut 'Verona Street'. Qi Qi memilih berjongkok karena tidak bisa melanjutkan langkahnya lebih jauh, ia curiga Bo Hai dengan sengaja memilih berjalan kaki ke kantor untuk menyiksanya setelah menyadari dirinya telah kelelahan.
Bo Hai membenarkan ia sengaja melakukan itu. Jika ia tidak membuat Qi Qi berjalan kaki untuk membangunkan otaknya, bagaimana Qi Qi bisa bekerja?
"Bangun!,' ucap Bo Hai galak.
Qi Qi masih saja enggan bangun, Bo Hai sampai harus memaksanya untuk kedua kalinya.
Sejurus kemudian Qi Qi memang sudah bangun, tapi ia menyiapkan sebuah pedang untuk melawan Bo Hai. Bukannya ketakutan Bo Hai justru melihat kelakuannya heran dan datar-datar saja.
"Bunga Piranha, aku akan melaksanakan tugas Langit untuk menghukummu hari ini!"
Qi Qi mengangkat pedangnya untuk menusuk Bo Hai, tapi sedetik kemudian yang terdengar bukanlah suara erangan Bo Hai melainkan suara teriakan seorang nenek.
Ternyata pedang yang ada dalam bayangan Qi Qi adalah batang tanaman Wintersweet yang ia ambil dari dagangan si nenek lol. Bo Hai menyingkirkan batang Wintersweet patah yang mengarah padanya dengan risih,
"Ling Ling Qi, apa kau waras?"
Qi Qi memandangi batang Wintersweet itu kecewa, bagaimana mungkin? Ia kemudian menoleh pada nenek itu tidak enak, ia menanyakan harga batang bunga itu karena ia akan membelinya.
Nenek itu menolak, lagipula ia belum menjual bunganya satu batangpun,
"Anggap itu sebagai hadiah untukmu."
Qi Qi mendapatkan sebuah ide dan memanggil Bo Hai yang masih berada di sekitar sana, melempar tasnya untuk ia kembalikan,
"Sekarang sedang istirahat makan siang. Kau bisa pergi kemanapun kau mau. Aku akan tetap berada disini."
Bo Hai akan memprotesi keinginan Qi Qi, tapi whatever!, ia lebih memilih pergi.
Qi Qi mencoba berbicara pada nenek si penjual bunga. Jika nenek itu merangkai bunganya dengan cara seperti ini, ia tidak akan bisa menjual apapun karena akan terlihat kurang bagus.
"Jika kau percaya padaku, aku akan membantumu untuk merangkaikannya."
Qi Qi dengan telaten memotong batang bunga sebelum ia jadikan buket. Bo Hai tak lama kembali sembari membawa beberapa keranjang bambu.
Bo Hai menyadari Qi Qi memandanginya heran, jadi ia berusaha membuat alasan yang menghindarkan dia dari 'tiba-tiba bersikap peduli'.
"Sebuah toko kerajinan di depan membuang semua ini, jadi aku mengambilnya."
Qi Qi tertawa mendengar alasan konyol itu, barang tak diinginkan seperti ini yang terlihat lebih bagus daripada alas bunga? Bo Hai akhirnya menyerah, ia tidak bisa berkata tidak hahahaha.
Qi Qi menganggap walaupun buket bunga liar ini terlihat kurang menarik tapi mereka berisikan energi alam yang memuat daya hidup alami dan kuat.
Bo Hai dan Qi Qi bekerja sama untuk merangkai bunga-bunga itu, sesekali Bo Hai juga memberikan arahan untuk Qi Qi agar buketnya terlihat lebih baik.
Qi Qi berteriak senang ketika mereka menyelesaikan buket mereka yang pertama. Melihat Bo Hai tak segembira dirinya, Qi Qi langsung memasang wajah datar kembali hahaha.
Setelah menyelesaikan semua keranjang bunganya, saatnya mereka menjajakan karya mereka! Bo Hai terlalu totalitas yang bisa ditebak itu atas paksaan Qi Qi, ia memakai sebuah papan bertuliskan,
"Pacar laki-laki: Apa kau masih membeli bunga yang diwarnai secara buatan?"
Bo Hai berbalik untuk menunjukan tulisan di papan bagian punggung belakangnya,
"30 Yuan per buket"
Pasangan yang berjalan di sekitar sana langsung tertarik dengan keranjang bunga yang ditawarkan mereka dan berebutan membeli keranjang bunga itu, hanya butuh waktu sedikit untuk meludeskan semua buketnya.
Bo Hai tersenyum senang buketnya sudah habis terjual begitu pula dengan Qi Qi. Nenek itu berterima kasih pada mereka, Qi Qi tersenyum, tidak masalah. Qi Qi kemudian pamit pada nenek itu karena ia harus pergi sekarang, ia juga mengingatkan nenek itu untuk berhati-hati dalam perjalanannya pulang ke rumah.
Ketika mereka berjalan pulang, Qi Qi membahas mengenai dirinya yang begitu hebat. Ia ingat 'seseorang' memberitahunya bahwa Qi Qi tidak bisa menjadi seorang florist. Bo Hai meminta Qi Qi untuk tidak terlalu bangga dulu,
"Kemampuanmu hanya bagus untuk kios jalanan. Jika aku menjadi dirimu, aku pasti akan sangat malu."
Qi Qi tak terima Bo Hai masih saja meremehkannya, kios jalanan? Ia bahkan berhasil menjual semua bunganya dalam waktu 20 menit. Ia tidak berpikir Bo Hai bisa melakukan itu.
Bo Hai menceramahinya, floristry yang sebenarnya tidak berdasarkan pada penjualan terbaik ataupun dekorasi tercantik, tapi itu adalah sebuah resep yang dapat menyembuhkan jiwa.
"Semua florist adalah utusan alam. Mereka menggunakan hati mereka untuk berbicara dengan bunga dan rerumputan, untuk menyembuhkan setiap jiwa yang gelisah, untuk membantu mereka melihat cahaya dan kehangatan di tengah kegelapan."
Qi Qi mengakui ia hampir terhanyut atas perkataan Bo Hai barusan.
"Tapi tenang saja, lain kali ketika aku bertemu dengan (florist pengganti)... aku akan memintanya untuk menyembuhkan jiwamu."
"Diam!"
Qi Qi menggoda Bo Hai yang bungkam atas ancamannya lol. Ia juga mengejek Bo Hai yang ia yakini sedang menyembunyikan air matanya yang bercucuran hahahaha.
Shi Ji menunjukkan rumah sakit yang Bo Hai kunjungi akhir-akhir ini kepada Wapresdir Wen. Ia menyebut Xiao Zhang (supir Bo Hai) yang terus tergagap (mungkin ketika ia tanyai), jadi ia menduga sesuatu yang mencurigakan terjadi di tempat ini.

Komentar:
Semua florist adalah utusan alam. Mereka menggunakan hati mereka untuk berbicara dengan bunga dan rerumputan, untuk menyembuhkan setiap jiwa yang gelisah, untuk membantu mereka melihat cahaya dan kehangatan di tengah kegelapan.
Best words for this drama. - Pink Blossom yang speechless, 2019 hahahahahaha.
See you on the next post! Pai pai~

Bersambung di Sinopsis Sweet Dreams Episode 15 Part 1~  

Comments

Post a Comment

Popular Posts This Week

Sinopsis Sweet Dreams Episode 9 Part 1

Kau benar. Terkadang, memberi penolakan secara jelas lebih manusiawi daripada berpura-pura baik - Lu Bao Ni

Sinopsis Sweet Dreams Episode 10 Part 2

Percayalah, selama bunga segar di dunia ini terus mekar, hal-hal indah juga akan terus datang. -  Solace Master

Sinopsis Sweet Dreams Episode 2 Part 1

Setiap tumbuhan memiliki keunikan tersendiri. Selama dirimu tahu apa yang membuat ia istimewa, niscaya kau akan menemukan sisi keindahannya yang unik. - Bo Hai

Sinopsis Sweet Dreams Episode 18 Part 2

Dua puluh tahun telah terlewati, tapi aku tidak pernah melupakannya. Konsep desain untuk karya ini adalah kembang api di langit malam. Walaupun memiliki bentuk yang indah, tapi itu membuatku merasakan sakit dan kesepian. - Bo Hai

Sinopsis Sweet Dreams Episode 17 Part 2

Komite dari Kompetisi Florikultur mengatur sebuah penampilan pembukaan. Haruskah kita menambahkan sesuatu di dalamnya? - Mo Nan