Qi Qi menjelaskan mengenai dirinya yang diperintahkan Bo Hai untuk membersihkan seluruh toilet di gedung perusahaan. Ia berpikir jika ia membagi pekerjaan itu dengan dua sahabatnya, maka mereka bisa menyelesaikannya sebelum malam.Bagaimana kau bisa kembali untuk menyelamatkanku? - Zhan Zhao
"Ayo bekerja bersama', ucap Qi Qi sembari menggigil kedinginan.
Mo Nan tiba-tiba mengangkat sebuah telepon dari CEO Zhou, ia harus mendatangi rapat dadakan. Jika ia tidak datang, maka perusahaan mereka akan gagal. Qi Qi mengingatkan Mo Nan yang memegang handphonenya terbalik, Mo Nan buru-buru membalik handphonenya dengan gugup dan segera pamit dari sana.
Bao Ni juga tiba-tiba ada urusan mendadak. Ia baru ingat kalau dia harus mewawancarai karyawan baru nanti, jadi ia harus membuat persiapan dari sekarang. Bao Ni ngicir kabur setelah itu meninggalkan Qi Qi yang tertegun karena ditinggalkan kedua sahabatnya.
"Kalian berdua, dimana perkataan kalian soal kesetiaan?!,' teriaknya kesal hahahahaha.
Di lorong, Chen Mo memberikan jadwal program acara televisi untuk hari ini pada Bo Hai. Ia sudah mengeceknya dan tidak ada masalah. Xin Yan menambahkan, daftar pertanyaan pembawa acara juga akan dikirimkan kepada mereka nanti.
Mereka kemudian berpapasan dengan gerombolan Wapresdir Wen, ia berbasa-basi menanyakan Bo Hai yang sedang bersiap untuk wawancara besok.
Bo Hai tersenyum menanggapi, tentu saja ia harus melakukannya dengan baik karena Wapresdir Wen sudah bekerja keras mendapatkan peluang ini untuknya. Wapresdir Wen mengucapkan makna tersembunyi dari perkataannya,
"Tentu saja, kita semua bekerja keras demi kebaikan perusahaan"
Wapresdir Wen kemudian pamit dari sana menyilahkan Bo Hai untuk melanjutkan persiapannya.
Bo Hai mengangkat alisnya tersenyum mengikuti sandiwara Wapresdir Wen,
"Silahkan"
Wapresdir Wen pergi meninggalkan mereka, sekilas di persimpangan lorong ia menoleh kepada Bo Hai dengan wajah yang tidak bersahabat.
Selepas Wapresdir Wen pergi, Xin Yan menyarankan mereka untuk mempertimbangkan lagi keikutsertaan Bo Hai di acara TV. Ia pikir Wapresdir Wen bukanlah tipe orang yang bermurah hati dan mungkin saja ini adalah bagian dari plot yang ia rencanakan.
Qi Qi tertegun saat ia melihat ke lubang toilet karena ada emoticon seolah mengejeknya, ia buru-buru menyikat toilet itu dengan keras dan menyiramnya.
"Aku tidak akan kalah denganmu!"
Back to dream world!
Qi Qi dikejar Bo Hai di sebuah hutan dengan menaiki kuda. Saat akan melewati sebuah tikungan, ia sekilas tersenyum samar mendapatkan sebuah ide. Benar saja, sejenak kemudian Bo Hai telah kehilangan jejak Qi Qi.
Rupanya Qi Qi berdiri di atas sebuah puncak bambu dan memperhatikan Bo Hai di bawah yang kebingungan mencari keberadaannya. Ia kemudian tersenyum sinis mengeluarkan sebuah mata pisau dan mengarahkannya pada Bo Hai.
Mata pisau itu bukan tertuju pada Bo Hai langsung, namun untuk menebas batang-batang bambu runcing sehingga mengarah padanya. Dengan cepat Bo Hai menyadari serangan itu dan berhasil menghindarinya.
Saat Qi Qi memutuskan untuk bergantung pada sebuah puncak bambu, Bo Hai menyadari peluang itu dan mengarahkan pedangnya untuk memotong batang bambu itu.
Qi Qi pun berhasil jatuh, Bo Hai menyadari ada puluhan bambu runcing yang menancap di bawahnya (hasil dari serangan awal Qi Qi) dan memutuskan untuk naik menyelamatkan Qi Qi.
Mereka berguling di udara dan menjadi sangat dekat, tidak, sampai Qi Qi menajamkan matanya dan mendorong Bo Hai jatuh ke tanah membuatnya tak sadarkan diri seketika. Walaupun Qi Qi memang berniat mengkhianatinya barusan, tapi ia terlihat cukup terkejut saat Bo Hai tak sadarkan diri.
Qi Qi membawa Bo Hai ke sebuah gudang dan mengikatnya di sebuah tiang. Ia kemudian melecutkan cambuknya agar Bo Hai terbangun. Begitu Bo Hai terbangun dan menyadari Qi Qi lagi-lagi berbuat ulah terhadapnya, ia menghela nafas kesal dan bertanya-tanya siapa Qi Qi sebenarnya.
Qi Qi kesulitan melanjutkan kata-katanya dan memilih membaca contekan di kipasnya hahaha,"tidak terduga-duga dalam kepribadian"
Ia kemudian melanjutkan perkatannya lagi sembari menahan tawa,
Qi Qi akhirnya mengakui dirinya adalah Bai Yutang yang tidak terkalahkan. Ia bahkan berpose aneh dengan mengangkat satu kakinya dan bersusah payah menjaga keseimbangannya, Bo Hai hanya datar menanggapi. Semenjak tadi, sebenarnya Bo Hai selalu berusaha melepaskan ikatan talinya saat Qi Qi membelakanginya, namun begitu Qi Qi berbalik ia langsung pura-pura tenang lol.
Qi Qi bertanya pada Bo Hai, apa ia takut karena namanya? Bo Hai memejamkan matanya dan menghela nafas, mungkin baginya Qi Qi seperti orang konyol tidak ada kerjaan yang ingin bermain-main dengannya.
Qi Qi mengulang pertanyaannya sekali lagi, Zhan Zhao yang kalah darinya dalam beberapa jurus, apa ia takut? Bo Hai enggan menanggapinya jadi ia hanya menjawab bahwa ia tak mengenal Qi Qi.
Qi Qi terkejut Bo Hai tidak mengenalnya. Ia mengarahkan kipasnya ke wajah Bo Hai, jika Bo Hai tidak mengenalnya maka ia akan mengenalkan diri. Ia juga tidak pernah membayangkan seorang Zhan Zhao yang begitu hebat bisa jatuh hanya dalam sebuah perangkap seperti itu hari ini.
Bo Hai menghela nafas, melihat betapa aktifnya Qi Qi, sedikit pengorbanannya tidak akan dihitung banyak (atau dengan kata lain ia sengaja mengalah karena kasihan pada Qi Qi yang telah banyak berusaha hahaha).
Qi Qi marah mendengar itu, bukan berarti dia akan bermurah hati hanya karena Bo Hai telah menolongnya. Jika Bo Hai tidak mengganggunya berulang kali, untuk apa ia merencanakan jebakan untuknya? (Jadi alasan Qi Qi emang mix sama permasalahan di dunia nyata bukan cuma karena cerita novel itu).
"Aku akan membiarkanmu untuk melihat seberapa hebatnya diriku hari ini!"
Qi Qi mengambil cambuknya dan memecutkannya ke meja dengan keras. Ia tidak tahu akibat dari itu, sebuah lampu teplok jatuh ke tumpukan jerami dan membakarnya.
Karena pada dasarnya Bo Hai trauma dengan api, ia langsung ketakutan. Qi Qi menyadari hal itu, ia tersenyum ketika Bo Hai benar-benar ketakutan sekarang. Bo Hai berusaha menjelaskan situasi mereka,
"Ketika aku berpikir aku akan mati terbakar, tentu saja aku akan cukup ketakutan,' ucap Bo Hai sambil menatap kobaran api.
Qi Qi mengikuti arah pandangan Bo Hai dan cukup terkejut, ia menyalahkan Bo Hai yang tidak mengatakannya lebih awal.
Qi Qi dibuat panik menghampiri kobaran api itu untuk memadamkannya, tapi anehnya ia justru membuat api itu makin besar. Bagaimana tidak? Ia mengipasi api itu dan menambahkan banyak jerami ke atasnya. Melihat itu, tentu saja Bo Hai berulang kali mencegahnya dan meringis kesal atas kebodohan Qi Qi lol. Ia menyuruh Qi Qi untuk melepaskan ikatan talinya.
Menyadari tidak ada yang bisa dilakukan lagi untuk memadamkan api itu, Qi Qi perlahan mundur ke belakang. Ia meminta maaf pada Bo Hai, ia tidak menyangka akan menjadi seperti ini. Qi Qi menenangkan Bo Hai, lagipula semua ini palsu. Ia meminta Bo Hai untuk menutup matanya, begitu ia membukanya maka semuanya akan menghilang.
"Selamat tinggal"
Bo Hai tak terima ditinggalkan begitu saja. Ia berteriak pada Qi Qi untuk kembali dan melepaskannya.
"Hey! Stupid Rat!"
(Panggilan Bai Yutang di novel 'Seven Heroes and Five Gallants' adalah Sleek Rat/ tikus licin, sementara Qi Qi di mimpi ini adalah Stupid Rat/ tikus bodoh hahaha)
Baru beberapa langkah, Qi Qi melihat ke langit dan menarik nafas, lagipula ini hanyalah sebuah mimpi, jadi ia bisa menjadi seorang pahlawan. Yeay! Qi Qi memutuskan untuk menyelamatkan Bo Hai.
Qi Qi menendang pintu dengan cool dan segera menghampiri Bo Hai yang tak berdaya. Ia menanyakan keadaannya, bukannya menjawab Bo Hai justru bertanya-tanya mengapa Qi Qi memutuskan untuk kembali.
Qi Qi kemudian menanyakan perasaan Bo Hai dan khawatir jika saja Bo Hai terluka. Bukannya menjawab Bo Hai justru kembali terpana memandangi Qi Qi yang terengah-engah melihat ke arah lain akibat menggendongnya. Eee cieeeeee...
Pukul 7 pagi, sudah saatnya Bo Hai bangun dari tidurnya. Ia kemudian menghampiri jendela dan meregangkan tubuhnya nyaman. Setelah sekian lama, akhirnya ia bisa tidur nyenyak kembali!
Saatnya acara TV! MC memandu acara, ia berterima kasih pada dua tamu terhormat yang sudah menyempatkan hadir di program mereka. Setelah commercial break, mereka akan berdiskusi tentang topik yang semakin menarik. Cut!
Chen Mo yang berada di tribun penonton menanyakan apakah setelah ini adalah segmen terakhir. Xin Yan mengangguk. Chen Mo merasa sejauh ini, semuanya berjalan dengan lancar dan mungkin saja mereka berpikir berlebihan. Xin Yan menanggapi, entah kenapa perasaannya tidak enak sepanjang hari ini.
Chen Mo menduga Xin Yan merasa seperti itu karena ia terbiasa menjadi gelisah, ia selalu was-was sepanjang hari seolah-olah akan bertemu masalah. Xin Yan berharap dugaan Chen Mo benar, tapi semakin hari tidak ada perkembangan dari mata Bo Hai, maka dari itu perasaannya menjadi tidak enak setiap harinya. Setelah itu, terdengar pengumuman dari staff bahwa segmen selanjutnya akan dimulai.
Staff ruang kontrol memberitahu pembawa acara melalui ear monitor untuk menambahkan segmen tambahan atas izin tim produksi. Pembawa acara bisa meminta dua florist yang hadir hari ini untuk berkompetisi membuat suatu karangan bunga secara live.
Di rumah, orang tua Qi Qi menonton acara itu lewat layar televisi. Pembawa acara menyebut dua florist yang hadir hari ini adalah florist yang memiliki peringkat top expert di negara ini. Orang tua Qi Qi kemudian menyuruh Qi Qi untuk keluar dan menonton acara itu bersama mereka.
Qi Qi akhirnya keluar dari kamarnya dan duduk di salah satu sofa. Ia menyebutnya sangat menganggu, ia sudah melihat Bo Hai di kantor dan sekarang saat libur, ia harus melihatnya juga. Ibu Qi Qi menyuruhnya untuk tidak berbicara lagi dan tonton saja acaranya.
Di layar televisi, pembawa acara mengumumkan akan memberikan penonton sebuah segmen tambahan spesial. Selanjutnya, ia meminta kedua florist yang hadir di acara itu untuk melakukan sebuah kompetisi live agar penonton dapat melihat karangan bunga yang megah. Beberapa staff menggotong sebuah meja lengkap dengan bertumpuk bunga potong ke atas panggung.
Bo Hai terlihat sangat terkejut begitu pula dengan Xin Yan dan Chen Mo. Xin Yan bahkan berniat untuk protes kepada produser saat itu juga karena membiarkan segmen itu terjadi tanpa sepengetahuan mereka. Namun, Chen Mo langsung menghentikannya, Xin Yan tidak bisa melakukannya begitu saja. Ini adalah sebuah acara live, tidak ada waktu.
Qi Qi yang salah paham akan keadaan Bo Hai, tersenyum sinis mendengar segmen mendadak itu.
"Oh, habislah sudah. Bunga Piranha benar-benar dalam masalah sekarang"
Ibu Qi Qi tidak mengerti apa yang anaknya katakan. Ia menegur Qi Qi untuk berkata lebih sopan dan lagi, ia pikir Bo Hai akan menang kali ini.
Di studio, satu florist lain sudah mulai merangkai bunganya saat Bo Hai baru mulai berdiri. Ia terlihat gugup, Xin Yan juga tak kalah khawatir. Chen Mo menggegam tangannya memintanya untuk tenang. Wapresdir Wen ternyata mengawasi Bo Hai dari ruang kontrol dan tersenyum senang saat mendapati Bo Hai tak berkutik di panggung.
Ibu Qi Qi menganggap suaminya tidak mengerti Bo Hai. Menurutnya Bo Hai hanya sedang berpikir, jika dia sudah memutuskan pasti dia akan mulai bekerja.
Di ruang kontrol, Wapresdir Wen tersenyum ketika staff acara dibuat panik atas perilaku Bo Hai. Satu staff menyarankan produser untuk mengubah siarannya atau menyisipi dengan commercial break lain. Produser memintanya untuk menunggunya saja.
Wapresdir Wen tersenyum menang,
Bo Hai menoleh ke arah Wapresdir Wen yang berada di ruang kontrol, ia menatapnya tajam dan sekilas tersenyum samar. Ternyata saat ia bangun pagi ini, Bo Hai sudah bisa melihat warna lagi!
Dengan tenang, Bo Hai mulai mengambil bunga satu persatu untuk dirangkainya. Wapresdir Wen tentu saja terkejut melihat hal itu begitu pula dengan Xin Yan dan Chen Mo.
Ibu Qi Qi bertepuk tangan melihat Bo Hai sudah memulai aksinya, apa yang ia bilang? Ayah Qi Qi juga ikut bertepuk tangan dan memberi jempol pada Bo Hai. Walaupun Ibu Qi Qi tidak mengerti soal floristry, tapi ia tahu apa yang Bo Hai lakukan adalah sebuah seni.
Qi Qi dengan sinis menyebut aksi Bo Hai sebagai sebuah 'pertunjukan' semata. Ibu Qi Qi marah anaknya menyebutnya sebagai sebuah 'pertunjukan', jika begitu mengapa Qi Qi tidak membiarkan ibunya melihat pekerjaannya? Qi Qi enggan berdebat dengan ibunya lagi sehingga memutuskan untuk diam saja.
"Brilian!"
"Munafik"
"Karir yang sukses"
"Mengandalkan seseorang tersembunyi"
"Dan berlimpah dengan bunga!"
"Penipu. Tidak cukup dengan menipu pelanggannya, ia juga memperdaya penonton televisi"
Ayah Qi Qi melirik putrinya, ia kemudian menganggap tidak akan ada yang sepadan dengan Bo Hai. Mendengar perkataan itu tentu saja membuat istrinya meluapkan amarahnya, Ling Guo Liang!
Bukankah Ling Ling Qi adalah darah dagingnya sendiri, sudah sepatutnya ia memiliki kepercayaan diri terhadapnya. Tentu saja dengan keadaan sekarang, Qi Qi tidak sebaik Bo Hai.
Qi Qi menyandarkan kepalanya ke kursi, ia sudah pusing mendengarkan perkataan ibunya. Ibunya melanjutkan, walaupun ini sulit diucapkan, tapi mungkin saja Bo Hai akan membuat kesalahan dan jatuh cinta pada Qi Qi, lalu apa yang akan ia lakukan? Ayah Qi Qi menghela nafas mendengar khayalan istrinya.
Melihat anaknya mengangkat kakinya dan makan dengan asal-asalan, ibu Qi Qi langsung menegurnya. Qi Qi harus cerdas dan membuat keputusan yang baik, tidak seharusnya ia malah duduk diam dan terus makan. Laki-laki sehebat itu, Qi Qi harus membuat banyak usaha agar bisa mendapatkannya. Jika Qi Qi terlambat sedikit saja, maka seseorang mungkin saja mencuri Bo Hai darinya.
Qi Qi sudah tidak tahan lagi, ia meminta ibunya untuk tidak melihat orang dari luarnya saja. Menilai orang hanya dari penampilan adalah sesuatu yang tidak benar. Jika ibunya melihat bagian dalamnya, ia tidak akan menemukan hal-hal baik seperti itu.
Ibu Qi Qi tidak mengerti dengan perkataan anaknya soal 'tidak akan melihat hal-hal yang baik' dan menanyakan maksudnya pada Qi Qi.
Qi Qi enggan untuk menjelaskan lagipula ia tidak dalam posisi boleh membicarakannya. Ibu Qi Qi berusaha menebak-nebak, dia pergi melintang atau entah perusahaannya itu penipu atau ternyata dia tidak suka perempuan?
Qi Qi akhirnya memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Ibu Qi Qi otomatis meneriakinya untuk tidak pergi begitu saja, bagaimanapun Qi Qi harus menjelaskannya.
Shi Ji meminta maaf pada Wapresdir Wen, ia tidak pernah menyangka Bo Hai akan tampil begitu baik. Padahal, ia jelas mendengar pembicaraan Ling Ling Qi mengenai Bo Hai yang menggunakan florist pengganti.
Bawahan Wapresdir Wen menduga Shi Ji salah dengar atau mungkin Ling Ling Qi hanya bercanda.
Wapresdir Wen tidak mau mendengar alasan lagi, lain kali pastikan benar-benar keadaannya sebelum bertindak. Shi Ji mengangguk mengerti.
Di perjalanan pulang, Chen Mo menanyakan sejak kapan Bo Hai telah sembuh dari buta warnanya.
"Kau hampir menakuti kami sampai mati disana"
Bo Hai menjawab dengan tenang, ia baru saja sembuh pagi ini.
Xin Yan merasa kesembuhan kali ini membuatnya sedikit penasaran, setiap waktu ketika Bo Hai mengunjungi dokter begitu sering untuk buta warnanya, Bo Hai mendapatkan suntikan, meminum obat, dan bahkan mengunjungi psikolog. Ketika mereka pergi ke luar negeri, ia berkonsultasi pada seorang spesialis.
"Jadi kali ini, apa yang kau lakukan untuk menyembuhkan penglihatanmu?"
Chen Mo sependapat, untuk kali ini kesembuhannya memang begitu cepat.
Bo Hai tak bisa menahan senyumnya. Jujur saja ia juga tidak tahu.
"Singkatnya...ini berita yang bagus"
Setelah mendengar penjelasan Bo Hai, Chen Mo menduga ini mungkin bentuk motivator/ pendorong baru untuk kesembuhannya. Bo Hai semakin menyunggingkan senyumnya.
Komentar:
Entah udah yang bisa nebak atau belum, di part selanjutnya bakalan ada rahasia baru yang terungkap (dalam hal bagus>.<)!!!
See you on the next post! Pai pai~
Bersambung di Sinopsis Sweet Dreams Episode 10 Part 2~
.seruu semangattt ya.. pembaca setia... cepat di lanjut..
ReplyDeleteIyaaaa makasih ya udah selalu mampir 😘
DeleteKak d tunggu selanjut y.
ReplyDeleteSiapp😁
DeleteKak d tunggu selanjut y.
ReplyDelete