Skip to main content

Sinopsis Sweet Dreams Episode 6 Part 1

Di Flower Plus, kemampuan lebih penting daripada kualifikasi. - Bo Hai

Saat Qi Qi membawa seember bunga, ia mendapati Bo Hai berada tak jauh darinya. Otomatis alarm terancamnya bereaksi. Ia segera menaruh ember itu di lantai dan memilih bersembunyi di balik lukisan.
Bo Hai sendiri tidak menyadari hal itu, ia sibuk memberikan arahan pada para staff yang berada disana.
Pikiran konyol Qi Qi muncul. Ia memindahkan satu kardus besar yang berada di bagian atas sehingga bisa menutupi wajahnya. Sayangnya, ia tidak memperhitungkan bagian bawah tubuhnya yang masih terlihat.
Bo Hai kemudian merasa ada yang aneh. Ia tidak bisa melihat Qi Qi dimanapun.
Setelah mengedarkan pandangannya, ia menemukan seseorang yang bersembunyi di balik tumpukan kardus, tentu saja dengan bagian kaki yang masih terlihat dan berpose aneh.
Bo Hai mendekati sosok itu dan memperhatikannya lebih jauh. Ia menahan tawa saat menyadari sosok itu adalah Qi Qi sendiri. Niat usilnya muncul lagi. Ia mengumumkan Qi Qi yang melalaikan tugas dan akan memotong gajinya selama tiga hari.
Qi Qi yang berada di balik kardus bertanya-tanya kenapa Bo Hai bisa melihatnya padahal ia merasa telah bersembunyi dengan baik. Ia malah berpikir Bo Hai mungkin saja memiliki penglihatan menembus benda-benda.
Qi Qi berjinjit untuk mengintip tapi dengan cepat Bo Hai menoleh ke arahnya sehingga Qi Qi kembali bersembunyi. Ia kemudian mengernyit kesal karena harus kehilangan gajinya.
Di luar gedung, Bao Ni sedang menerima paket dari petugas kurir. Ia kemudian memanggil petugas keamanan untuk membantunya membawa barang-barang itu.
Da Wei dan Xiao Wang yang sedang berjalan tak jauh dari sana langsung meninggalkan ember bunga yang mereka bawa dan berlari berebutan untuk membantu Bao Ni. Bao Ni tersenyum melihat tingkah mereka.
Seseorang tiba-tiba menyerahkan sebuah map file pada Bao Ni. Ia adalah Mo Nan. Ia meminta Bao Ni membawakan map file itu sementara dirinya yang akan membawa kardus paket itu.
Menyadari Mo Nan muncul di depan mereka, Da Wei dan Xiao Wang otomatis menghentikan langkah mereka.
Bao Ni menyuruh Mo Nan tidak usah membawa paket itu, lagipula ada Da Wei dan Xiao Wang yang akan membantunya. Tapi Mo Nan tidak sependapat, jika mereka membantu Bao Ni pasti mereka akan meminta imbalan suatu saat. Hanya teman baik sepertinya yang mau membantu Bao Ni secara cuma-cuma alias gratis.
Bao Ni meminta Mo Nan untuk berhenti berakting. Mo Nan menganalogikan dirinya, jika ia memang berakting maka tidak ada orang di dunia ini yang benar-benar tulus. Ia meminta Bao Ni untuk menjadi pendiam karena pada dasarnya ia adalah seorang gadis.
Tentu saja Bao Ni seorang gadis yang baik, maka dari itu ia memberikan kesempatan pada para pria untuk berimajinasi. Ini yang disebut dengan membawa kemakmuran pada masyarakat.
Mo Nan tak mau kalah, jika Bao Ni benar-benar bisa melakukan hal itu kenapa dia tidak membawa kemakmuran pada seluruh umat manusia saja?
Bao Ni heran kenapa Mo Nan datang ke pusat pameran. Mo Nan dengan setengah hati terpaksa datang karena Zhou Ba Pi menyuruhnya membawa beberapa dokumen kemari.
Xiao Wang dan Da Wei mencegat Mo Nan untuk meminta berbagi barang-barang itu dengan mereka. Mo Nan menolaknya keras. Semua barang ini miliknya dan jangan coba-coba untuk mengambilnya. Xiao Wang dan Da Wei hanya bisa mengumpati kelakukan Mo Nan.
Shi Ji menelfon Wapredis Wen untuk melaporkan mengenai dirinya yang sudah memiliki akses sepenuhnya di area ini.
Saat Qi Qi membawa bunga ke lantai dua, ia bertemu dengan manajer toko dan Li Xia yang sedang merangkai bunga. Qi Qi kemudian memperhatikan rangkaian bunga itu sebentar dan merasa ada yang kurang. Ia pikir dengan menambah onion grass dan silvergrass pasti akan membuat rangkaian bunga itu terlihat lebih baik.
Manajer toko menepis daun yang disarankan Qi Qi dengan kesal. Ia meminta Qi Qi sadar akan tempatnya. Atas dasar apa Qi Qi bisa memberikan arahan pada mereka?
Qi Qi tidak bisa membela apapun dan memutuskan untuk pergi dari sana.
Selepas Qi Qi pergi, manajer toko masih kesal dengan ulah Qi Qi yang hanya seorang pembawa bunga.
Tak lama Bo Hai datang untuk melihat rangkaian mereka. Manajer toko menyapanya dengan sopan begitu juga dengan Li Xia. Bo Hai mengomentari rangkaian mereka yang warna terangnya terlalu terpusat dimana justru membuat rangkaiannya terlihat kaku dan berat. Akan lebih baik jika ia menambah garis putih atau hijau untuk memisahkan warna terangnya.
Bo Hai mengedarkan pandangannya ke arah stok daun. Ia memberi rekomendasi untuk menggunakan onion grass dan silvergrass. Manajer toko terkejut sementara Li Xia reflek menyebutkan ada seseorang yang baru menyebutkan hal yang sama barusan.
Manajer toko mencubit Li Xia karena mengatakan hal itu.
Bo Hai kemudian memutuskan untuk menjadikan orang itu sebagai pengganti asistennya yang tidak terlalu bagus. Ia meminta Chen Mo mencarinya. Chen Mo mengerti.
Manajer toko kemudian menjelaskan siapa dia. Dia hanya orang baru, terlebih ia bukanlah seorang florist.
Bo Hai tidak mempermasalahkan hal itu. Di Flower Plus kemampuan lebih penting daripada kualifikasi. Bo Hai menyuruh Chen Mo segera pergi untuk mencarinya.
Setelah memastikan Bo Hai telah pergi dari sana, manajer toko melempar gunting potong dengan kasar sebagai bentuk kekesalannya pada Li Xia. Li Xia hanya bisa menunduk tak berkutik.
Chen Mo datang menghadap Bo Hai bersama dengan Qi Qi. Ia memperkenalkan Qi Qi sebagai asisten yang secara khusus Bo Hai minta.
Bo Hai mendongak dan tertegun. Chen Mo melanjutkan penjelasannya, mengenai Qi Qi yang memberi saran pada Xiao Fang (manajer toko) dan merupakan pramuniaga toko dari Jalan Jixiang. Namanya...
"Aku tahu', potong Bo Hai. Ia sepertinya tidak mengira akan termakan keputusannya sendiri lol.
Terjadi perang sengit antara Qi Qi dan Bo Hai, lebih tepatnya tatapan maut antara dua musuh yang baru saja terlahir, elemen api dan es.
Qi Qi tertawa getir, asisten khusus apa? Sementara Bo Hai tidak percaya ia bisa berurusan dengan Qi Qi lagi. Qi Qi menyebut hal ini sebagai nasib sialnya, ia pasti lupa memeriksa almanak sebelum meninggalkan rumah.
Menyadari suasana menggantung, Chen Mo mengingatkan Bo Hai bahwa dia sendirilah yang memilih Qi Qi. Bo Hai terlihat bimbang.
Qi Qi mengambil inisiatif duluan untuk mundur dari 'mandat' ini. Qi Qi mengaku ia adalah orang yang ceroboh, tidak sabaran, tidak berpikir sebelum bertindak, dan tidak bisa dipercaya. Dengan senang hati ia menyerahkan posisi ini pada orang lain. Chen Mo cukup tekejut atas keputusan Qi Qi.
Mungkin karena merasa diremehkan, Bo Hai menyuruh Qi Qi untuk kembali bekerja seolah-olah ia tidak menyesali keputusan yang telah diambilnya. Walaupun tak dipungkiri, ekspresi Bo Hai memang sedikit masam. Bo Hai berjalan keluar dan meminta Qi Qi untuk mengikutinya.
Hari Qi Qi sebagai asisten dimulai!
Qi Qi sibuk mengikuti Bo Hai yang memberikan arahan pada florist satu persatu untuk mencatat semua hal yang penting.
Ketika Bo Hai menemukan ada yang salah dengan catatan Qi Qi, ia merebut buku catatannya dan menulis perbaikannya sendiri.
Qi Qi juga membantu Bo Hai mengambilkan keperluan yang dibutuhkannya untuk merangkai bunga. Entah karena berhadapan dengan Bo Hai langsung atau karena belum terbiasa, Qi Qi melakukan hal itu dengan sedikit kagok. Terbukti ketika ia salah mengambilkan bunga lalu Bo Hai menyuruhnya untuk minggir karena ia akan mengambilnya sendiri.
Qi Qi mungkin terlalu mendalami perannya menjadi asisten Bo Hai, ia bahkan tidak sadar mengikuti Bo Hai ke toilet pria! Lagi-lagi dengan menahan kekesalannya, Bo Hai harus mengingatkan Qi Qi. Qi Qi syok ia bisa seceroboh itu. Tentu saja ia menahan malu juga, terlihat saat ia menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya dan membenturkan kepalanya ringan ke mesin pengering.
Saat Bao Ni menjaga stand minuman dimana Mo Nan juga berada tak jauh dari sana, mereka mendengar pembicaraan peserta magang yang menyebutkan kabar mengenai Qi Qi yang telah menjadi asisten Bo Hai.
Bao Ni langsung berdiri karena terkejut dan Mo Nan juga bertanya pada Bao Ni untuk memastikan apa yang didengarnya.
Bao Ni merasa ini hal yang buruk dan berniat pergi untuk menyelamatkan Qi Qi. Mo Nan sontak menahannya dan menanyakan caranya. Bao Ni sejenak terdiam. Ia tidak tahu bagaimana caranya.
Bo Hai sedang menjelaskan mengenai konsep 'Mirror Lake' Li Qing Zhu kepada para staffnya. Mengenai wujudnya yang keluar dari bentuk dua dimensi menjadi tiga dimensi, virtual menjadi nyata, berkombinasi dengan bunga-bunga yang terlukis di kanvas sehingga membuat setiap orang melebur dengan lukisan itu sendiri.
Qi Qi tak kuasa menahan diri untuk tidak terpukau dengan penampilan Bo Hai.
Bo Hai melanjutkan penjelasannya. Angin, serangga, sinar matahari, dan hujan. Semua itu yang mendukung kerimbunan daya hidup dan kesuburan alam, inilah hal yang ingin Mr. Li dan Flower Plus bagi kepada setiap orang yang melihatnya.
Qi Qi masih dalam tahap khilafnya, ia menyebut Bo Hai sangat pandai berkata-kata dan memiliki suara yang charming. So gentle! Ia berjalan semakin mendekat untuk bisa memperhatikannya lebih leluasa.
Tapi sayang, ia tidak memperhitungkan lokasi mirror lake yang beberapa senti lebih tinggi daripada tempatnya berdiri. Qi Qi mulus tersandung dan Bo Hai reflek melangkah maju untuk menangkapnya.
Qi Qi bertanya-tanya apakah ia sedang bermimpi dan merasa terlena karena begitu dekat dengan Bo Hai. Tapi posisinya terlalu aneh jika alasan Bo Hai menangkap Qi Qi adalah untuk menolongnya.
Tepat sekali! Setelah memastikan Qi Qi tidak merusak struktur akarnya, Bo Hai langsung mendorong Qi Qi tanpa ragu HAHAHAHA.
Qi Qi sukses jatuh terlentang, tentu saja sekarang masalahnya bukan rasa sakit tapi malu. Mau ditaruh dimana mukanya setelah jatuh dengan posisi konyol seperti itu?! Ia sangat yakin ia sedang tidak bermimpi.
Semua orang yang mengikuti sesi itu, melongo tak percaya atas kelakuan Bo Hai yang tidak terduga. Sementara Bo Hai melirik Qi Qi dengan tampang tidak berdosa.
Chen Mo menghampiri Bo Hai untuk memprotes sikapnya yang terlalu kejam pada Qi Qi. Bahkan melihatnya saja sakit. Chenmo merasa sepertinya ia perlu mencari asisten baru.
Adalah sesuatu yang pasti, 'Mirror Lake' menjadi satu-satunya hal yang memenuhi kepala Bo Hai. Ia masih saja tak merespon dan justru sibuk memperbaiki struktur akarnya.
Luka Qi Qi terlihat saat ia menggulung lengan bajunya. Saat itu ia telah ditemani oleh Bao Ni. Qi Qi mengaku dengan jujur mengenai dirinya yang sempat terobsesi pada Bo Hai lagi tadi. Bao Ni terkejut mendengar hal itu.
Untuk membulatkan tekad Qi Qi kembali, Bao Ni menceritakan asal muasal mengapa Bo Hai memiliki sebutan Bunga Piranha. Tanaman eksotik ini hidup di hutan purba dan rawa-rawa di sekitar sungai Amazon. Penampilan luarnya halus dan indah, mengeluarkan aroma manis, menggoda seperti anggek. Para hewan yang tidak mengetahui sifat ini pasti akan tertarik karenanya. Bahkan bagi hewan yang berhasil selamat sekalipun, mereka tidak akan jera dan akan terperangkap lagi dan lagi.
Namun, apabila tidak sengaja menyentuh kelopak tanaman karnivora ini, kelopaknya akan menjadi cakar, menjerat mangsanya dan menelannya bulat-bulat. Bahkan tulangnya pun ikut tertelan!
Qi Qi membayangkan dirinya terjerat oleh Bunga Piranha alias Bo Hai. Ia begidik ngeri membayangkan hal itu.
Maka dari itu, Bao Ni meminta Qi Qi untuk menenangkan diri. Jangan sampai ia terpesona oleh kecantikan Bunga Piranha. Kalau tidak...
Qi Qi saat itu juga bersumpah tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi lagi dan tidak ada perasaan lagi untuk Bo Hai mulai hari ini. Ia bahkan berani disambar petir jika...
Duarr! Suara petir terdengar.
Qi Qi dan Bao Ni otomatis memperhatikan sekeliling.
Qi Qi kemudian menarik kata-katanya, dengan berhati-hati ia mengatakan itu hanyalah kebetulan dan meminta tidak memasukannya ke dalam hati lol.
Qi Qi menegaskan sekali lagi bahwa ia tidak akan memiliki perasaan lagi pada Bo Hai. Mereka kemudian kembali mengkhawatirkan luka memar yang didapatkan Qi Qi.
Saat Chen Mo memperhatikan Qi Qi yang sangat rajin bekerja, ia heran dengan apa yang terjadi secara tiba-tiba. Qi Qi sama sekali tidak terobsesi lagi pada Bo Hai.
Bo Hai menggertak Chen Mo, tidak ada yang mengira Chen Mo bisu jika ia tidak berbicara apapun. Chen Mo mendengus karena menerima amukan Bo Hai.
Bao Ni dan Mo Nan pulang kerja bersama. Mo Nan memprotes kelakuan Bao Ni yang jorok. Ia mengelapkan jarinya ke jaketnya sendiri setelah memakan cemilan. Bao  Ni kemudian berjanji akan membersihkannya di rumah setelah sampai nanti.
Mo Nan merasa sedikit heran, bukankah Bao Ni harus menjaga imagenya? Bao Ni mengaku sebenarnya ia lelah harus berakting sepanjang hari untuk menjadi seorang dewi dan sudah seharusnya ia bersantai setelah bekerja. Lagipula, ia tidak menganggap Mo Nan sebagai pria jadi ia bebas mengesampingkan imagenya sekarang. Mo Nan memperingatkan Bao Ni, jika penggemarnya melihat keadaannya sekarang, mereka pasti akan menjadi hatersnya dalam sekejap.
Bao Ni mengakui ia sangat bahagia memiliki teman yang baik seperti Mo Nan. Ia bahkan melingkarkan tangannya pada leher Mo Nan yang tentu saja langsung dihindari Mo Nan karena tangan Bao Ni yang masih kotor.
Bao Ni kemudian menyadari kompleks dimana Mo Nan tinggal. Ia pikir itu adalah kompleks pemukiman elite. Mo Nan berusaha menjelaskan mengenai kompleks tempat tinggalnya, bukan hanya orang kaya saja yang tinggal disana. Ada bagian pemukiman tua juga, ia tinggal di wilayah itu.
Bao Ni meminta Mo Nan mengajaknya ke rumahnya misal saja untuk sekedar minum teh, lagipula sekarang mereka berada tak jauh dari rumah Mo Nan. Mo Nan menyarankan Bao Ni untuk melupakan keinginan itu, rumahnya tidak sesuai dengan status dewinya. Bao Ni bertanya mengenai biaya sewa disana. Dengan santai Mo Nan menjawab, ia berbagi tempat dan biaya sewa perbulannya 3000 yuan total.
Mendengar biaya sewa semahal itu untuk ukuran apartemen tua tentu saja membuat Bao Ni syok. Mo Nan bertanya dengan ragu apa benar semahal itu? Bao Ni yakin pasti pemilik bangunan sudah mempermainkannya karena Mo Nan terlihat bodoh. Ini tidak bisa dibiarkan, ia harus membela Mo Nan dan pergi untuk meminta keadilan pada pemilik apartemen.
Mo Nan serta merta menolak usulan itu. Ia akhirnya mendapatkan tempat untuk bernaung, jika Bao Ni berdebat dengan pemilik apartemen, dia mungkin akan kesal dan menendangnya keluar. Lalu, dia akan menjadi seorang tuna wisma.
Bao Ni setuju dan bersedia untuk menunggu sedikit lebih lama. Sebagai teman, ia dan Qi Qi tidak akan membiarkan satu orangpun menindas Mo Nan. Mereka akan membantu Mo Nan untuk mencarikan apartemen single yang harganya masuk akal.
Bao Ni masih saja menggoda Mo Nan dengan menyentuh dagunya. Mo Nan merasa risih akan hal itu tapi ia tetap berterima kasih atas bantuan Bao Ni.
Bao Ni mengajak Mo Nan pergi, dan kita bisa melihat Mo Nan sejenak menghembuskan nafas lega.
Qi Qi bekerja lembur di pusat pameran sendirian. Ia kemudian mengeluhkan punggungnya yang sakit karena terlalu lelah bekerja.
Bo Hai di ruangannya (kantor sementara di pusat pameran) juga masih lembur bekerja. Ia terlihat sedang sibuk menyelesaikan sketsa desainnya. Sama seperti Qi Qi, dia juga merasa kelelahan dan memutuskan untuk meregangkan badannya.
Dep! Lampu tiba-tiba mati. Qi Qi yang ternyata sedang meregangkan badannya juga terkejut karena hal itu. Ingat bahwa dia masih takut akan kegelapan tempo hari?
Mereka melihat sekeliling dan mengambil handphone masing-masing. Qi Qi untuk menyalakan senter sementara Bo Hai untuk menghubungi petugas.
Qi Qi mengernyit ketakutan di tempatnya, Bo Hai mengetahui alasan mengapa listriknya padam. Transformer arus di sirkuit utama jalan ini rusak. Pihak PLN (?) sedang melakukan yang terbaik untuk memperbaikinya.
Qi Qi berjalan pelan untuk keluar. Ia memohon kepada para monster dan hantu agar tidak menakutinya, kalau tidak ia bisa pingsan karenanya.
Qi Qi dikejutkan oleh sesuatu di balik pintu. Ia kemudian memutuskan untuk menelfon Bao Ni yang saat itu masih dalam perjalanan pulang dengan Mo Nan.
Baru mengatakan listriknya mati, pintu disampingnya tiba-tiba terbuka. Lampu senternya menyorot pada sosok yang keluar dari pintu itu. Sosok itu terlonjak kaget sementara Qi Qi langsung berteriak ketakutan dan jatuh pingsan.
Di seberang telefon, Bao Ni memanggil Qi Qi berulang kali tapi tidak ada jawaban. Bao Ni langsung panik mengkhawatirkan jika sesuatu terjadi pada Qi Qi. Mo Nan buru-buru mengajaknya menyusul Qi Qi di pusat pameran.
Selanjutnya, kita melihat Qi Qi tertidur di sofa dengan beberapa lilin yang menyala di sampingnya. Tak lama ia terbangun dan melihat sekeliling untuk mencari tahu dimana ia sekarang.
Begitu ia menoleh ke belakang, ia melihat Bo Hai di meja kerjanya sedang sibuk membuat desainnya ditemani banyak lilin di depannya. Sadar Qi Qi telah sadar, Bo Hai menyuruh Qi Qi untuk segera pergi agar tidak mengganggunya bekerja.
Qi Qi sadar sosok tadi yang ia kira hantu adalah Bo Hai sendiri. Kesalahpahamannya terjadi karena ia terlalu gugup tadi. Biasanya ia tidak seperti itu.
Bo Hai tidak peduli dengan sikap Qi Qi biasanya. Ia hanya ingin Qi Qi segera meninggalkan kantornya.
Qi Qi kemudian berjalan menghampiri meja kerja Bo Hai untuk memastikan lilin yang dipakainya adalah lilin listrik yang digunakan untuk pameran seni mereka. Baterainya tidak terlalu tahan lama.
Bo Hai tahu hal itu. Maka dari itu ia akan membeli lilin yang baru...dari uang yang dipotong dari gaji Qi Qi.
Mendengar Bo Hai memotong gajinya lagi, tentu saja membuat Qi Qi berteriak marah kenapa Bo Hai mengambil biaya itu dari gajinya. Bo Hailah pihak yang menggunakannya untuk keperluannya sendiri, harusnya ia yang membayar sewa padanya. Bo Hai mendongak dan tersenyum tenang.
Di luar pusat pameran, Mo Nan dan Bao Ni memanggil nama Qi Qi berulang kali. Qi Qi mendengar hal itu.
Ia mendengus kesal pada Bo Hai sebelum akhirnya memutuskan untuk segera menemui mereka. Entah kenapa, Bo Hai ikut berdiri dan mengikutinya dari belakang.
Pintu terbuka tapi lagi-lagi Qi Qi tersandung dan akan jatuh ke depan. Untung saja Bo Hai menahan jaketnya sehingga Qi Qi bisa selamat. Disaat yang sama lampu menyala, Mo Nan dan Bao Ni juga sudah sampai disana.
Mo Nan dan Bao Ni tertegun, Qi Qi menoleh ke belakang. Bo Hai melihat Qi Qi dan mereka berdua secara bergantian.
Entah karena takut orang salah paham atau karena dasar sifat evilnya, Bo Hai melepaskan pegangannya pada jaket Qi Qi tanpa pertanda apapun sebelumnya. Untung saja Mo Nan langsung berlari menahannya dari depan sebelum Qi Qi benar-benar terjatuh. Ia bertanya mengenai keadaan Qi Qi. Qi Qi menjawab ia baik-baik saja.
Bo Hai melihat jam di tangannya dan berdehem pelan. Ia menyalahkan Qi Qi yang telah mengganggunya selama 40 menit dan serta merta menutup pintunya.
Qi Qi speechless atas kelakuan Bo Hai. Ia berteriak marah bahwa ia akan pergi sekarang juga! Ia bahkan bersumpah akan menendang Bo Hai sampai mati lol. Mo Nan dan Bao Ni segera menarik Qi Qi pergi dari sana.
Di perjalanan pulang, Mo Nan dan Bao Ni saling melempar kode dengan tatapan mata mereka. Qi Qi menyadari hal itu dan menjelaskan tidak ada yang terjadi antara dirinya dan Bo Hai. Mo Nan tertawa, ia tidak menanyakan hal itu padahal lol. Qi Qi mengangguk pahit. Bao Ni mengingatkan Qi Qi akan janjinya untuk tidak memiliki perasaan lagi terhadap Bo Hai. Tapi sepertinya ia kembali melupakan janji itu.
Qi Qi membantah, itu tidak mungkin. Tapi Mo Nan merasa Qi Qi semakin baik dalam kepercayaan dirinya. Qi Qi tertawa canggung, ia kemudian menyuruh mereka bergegas sebelum ketinggalan bus terakhir.
Selepas kejadian listrik padam itu, ternyata Chen Mo menyusul Bo Hai ke kantornya. Dari balik pintu, ia memberitahu mengenai barangnya yang sudah datang. Bo Hai tersenyum senang mendengarnya dan menyuruh Chen Mo untuk cepat mendekat setelah memastikan tidak ada orang lain diluar.
Chen Mo ternyata menenteng dua buah paperbag berwarna coklat dan menaruhnya di meja di hadapan Bo Hai. Bo Hai langsung mengambil paperbag itu dan menumpahkan isinya ke atas meja. Ternyata, itu adalah jajanan stick pedas yang bisa terbilang kuno.
Chen Mo bahkan sampai 'kagum' pada selera Bo Hai yang pada dasarnya seorang 'big boss'. Ia sudah berhenti memakan junk food seperti ini sejak SMP. Bo Hai membuka bungkusan stick pedas itu dan memakannya. Ia bahkan sampai memejamkan matanya karena rasanya begitu lezat.
Bo Hai menyuruh Chen Mo untuk mencobanya. Chen Mo serta merta menolak. Ia tidak mau terseret ke dalam hal ini dan terlebih ia harus menjaga bentuk tubuhnya.
Bo Hai tidak putus asa dalam misi pengracunannya, ia mengambil satu stick pedas dari bungkusnya dan menyerahkannya pada Chen Mo. Jika Chen Mo tidak mau memakannya maka gaji tiga bulannya...
Diancam dengan gaji, tentu saja Chen Mo tidak bisa menolak dan memutuskan untuk mencobanya. Setelah satu gigitan, Chen Mo mengakui rasanya tidak buruk.
Bo Hai kemudian membela seleranya. Makanan kekanakan? Yang benar saja! Chen Mo akhirnya minta satu lagi karena ketagihan lol.
Bo Hai kemudian membahas mengenai gelang mimpinya yang tidak berfungsi lagi belakangan ini. Ia tidak lagi bisa tidur nyenyak karena hal itu. Chen Mo kemudian menawarkan diri untuk menanyakan masalahnya ke pihak perusahaan. Bo Hai mengangguk mengerti.

Komentar:
Lama nangkring di draf haha! Tiga hari ya?

Bersambung di Sinopsis Sweet Dreams Episode 6 Part 2~

Comments

Popular Posts This Week

Sinopsis Sweet Dreams Episode 9 Part 1

Kau benar. Terkadang, memberi penolakan secara jelas lebih manusiawi daripada berpura-pura baik - Lu Bao Ni

Sinopsis Sweet Dreams Episode 10 Part 2

Percayalah, selama bunga segar di dunia ini terus mekar, hal-hal indah juga akan terus datang. -  Solace Master

Sinopsis Sweet Dreams Episode 2 Part 1

Setiap tumbuhan memiliki keunikan tersendiri. Selama dirimu tahu apa yang membuat ia istimewa, niscaya kau akan menemukan sisi keindahannya yang unik. - Bo Hai

Sinopsis Sweet Dreams Episode 18 Part 2

Dua puluh tahun telah terlewati, tapi aku tidak pernah melupakannya. Konsep desain untuk karya ini adalah kembang api di langit malam. Walaupun memiliki bentuk yang indah, tapi itu membuatku merasakan sakit dan kesepian. - Bo Hai

Sinopsis Sweet Dreams Episode 17 Part 2

Komite dari Kompetisi Florikultur mengatur sebuah penampilan pembukaan. Haruskah kita menambahkan sesuatu di dalamnya? - Mo Nan