Terakhir kali, Qi Qi terperanjat karena ibunya tiba-tiba memanggilnya saat ia sedang merayakan tempat tinggal baru Mo Nan di rooftop. Qi Qi harus pulang sekarang jika tidak mau ibunya marah dan menguliahinya selama dua jam.Penyakit Bo Hai layaknya bom waktu. Sekalinya terungkap, kerajaan bunga yang ia ciptakan dengan tangannya sendiri akan berubah menjadi abu. - Zhou Xin Yan
Sebelum pergi, Qi Qi menyuruh kedua sahabatnya untuk mencium bau mulutnya apakah ada aroma alkohol atau tidak. Bao Ni dan Mo Nan kompak mengatakan mereka tidak mencium bau alkohol dari nafas Qi Qi. Qi Qi pun segera berlari pergi setelah menanyakan hal tersebut.
Qi Qi membuka pintu belakang rumah dengan hati-hati. Ia melakukannya dengan pelan takut ibunya mendengar gerak-geriknya. Tapi sayang, ibunya tak lama memanggil namanya dan datang menghampirinya. Takut ketahuan minum alkohol, Qi Qi meniup nafas berulang kali agar bau alkoholnya menghilang.
Memperhatikan wajahnya saja sudah cukup untuk mengetahui Qi Qi sedang mabuk. Ibunya menanyakan apa ia minum alkohol? Qi Qi awalnya membantah ia minum alkohol tapi kemudian ia mengakuinya dengan penegasan hanya sedikit.
Ibunya menegur Qi Qi atas kelakuannya. Jika ia tidak memanggilnya, pasti Qi Qi akan terus minum dengan Mo Nan itu sampai ayahnya juga harus turun tangan dengan menggendongnya turun.
Qi Qi memberikan alasan mengapa ia minum hari ini. Lagipula ia tidak minum terlalu banyak dan mereka hanya mencoba untuk merayakan kepindahannya. Qi Qi bahkan menyuruh ibunya menciumnya jika tidak percaya ia minum sedikit alkohol.
Ibu Qi Qi memperingatkan puterinya agar tidak terlalu dekat dengan Mo Nan. Ia bahkan curiga jika Mo Nan ternyata menyukai Qi Qi. Mendengar tuduhan ibunya, Qi Qi tentu saja membantahnya dengan mengatakan mereka hanya berteman.
Namun, ibu Qi Qi sadar tidak ada istilah 'teman' dalam hubungan pria dan wanita. Qi Qi tidak mau berdebat lagi dengan ibunya dan hendak pergi untuk tidur.
Ibu Qi Qi menahan lengannya untuk memperingatkannya sekali lagi. Seorang pria yang menyewa rooftop itu tidak memiliki aspirasi. Jika Qi Qi berakhir dengan orang seperti itu maka Qi Qi akan hidup menderita.
Namun, ibu Qi Qi sadar tidak ada istilah 'teman' dalam hubungan pria dan wanita. Qi Qi tidak mau berdebat lagi dengan ibunya dan hendak pergi untuk tidur.
Ibu Qi Qi menahan lengannya untuk memperingatkannya sekali lagi. Seorang pria yang menyewa rooftop itu tidak memiliki aspirasi. Jika Qi Qi berakhir dengan orang seperti itu maka Qi Qi akan hidup menderita.
Qi Qi hanya mengangguk-anggukan kepalanya dan sekali lagi pamit untuk pergi tidur. Ibunya memanggilnya lagi karena ia belum selesai bicara.
Paginya keadaan Bo Hai sudah cukup membaik saat ditemani Chen Mo dan Xin Yan. Chen Mo mengaku kemarin Bo Hai membuatnya dan Xin Yan ketakutan setengah mati. Xin Yan kemudian memberikan Bo Hai secangkir kopi.
Chen Mo kembali membahas insiden kebakaran kemarin. Untuk memastikan lokasi pameran baik-baik saja, mereka bahkan sampai menyewa tim keamanan terbaik. Tapi tetap saja ada masalah yang muncul.
Xin Yan menduga ini adalah ulah Wapresdir Wen lagi. Untuk mencapai tujuannya, dia bersedia menggunakan trik kotor. Chen Mo juga memiliki dugaan yang sama.
Ia melanjutkan, untung saja Bo Hai memiliki sense yang baik sehingga sudah memesan bunga ekstra sebelumnya. Bunga hanyalah masalah kecil, tapi untuk Bo Hai tentu saja tidak mudah karena menyangkut penglihatannya. Xin Yan berpendapat masalah mata Bo Hai adalah hal yang terpenting sekarang.
Ketika Chen Mo melihat kobaran api kemarin, ia berpikir, 'Celaka!'.
Xin Yan meneruskan, dulu mereka bisa lolos saat trauma Bo Hai kambuh karena masih bisa membuat alasan agar Bo Hai bisa bersembunyi untuk sementara waktu. Sedangkan sekarang, proyek sudah di depan mata, Bo Hai tidak bisa menghindar begitu saja. Apalagi Mr. Li meminta Bo Hai menangani bagian 'Mirror Lake' dengan tangannya sendiri. Ia bingung apa yang harus mereka lakukan untuk mengatasinya.
Ia melanjutkan, untung saja Bo Hai memiliki sense yang baik sehingga sudah memesan bunga ekstra sebelumnya. Bunga hanyalah masalah kecil, tapi untuk Bo Hai tentu saja tidak mudah karena menyangkut penglihatannya. Xin Yan berpendapat masalah mata Bo Hai adalah hal yang terpenting sekarang.
Ketika Chen Mo melihat kobaran api kemarin, ia berpikir, 'Celaka!'.
Bo Hai memejamkan matanya dan memijit keningnya pelan, traumanya baru saja kambuh ditambah dengan masalah ini, ia pasti sangat terbebani.
Setelah berpikir sebentar, Chen Mo terlonjak berdiri karena mendapatkan sebuah ide. Ia mengusulkan menyewa florist lain untuk menggantikan Bo Hai membuat 'Mirror Lake'. Xin Yan menyebut ide itu sangat bodoh. Tapi Chen Mo confident dengan idenya, masalahnya mereka sudah menandatangani kontrak dengan klien.
Jika mereka tidak mampu melakukan tugas mereka, kehilangan uang memang masalah sepele, tapi itu akan mempengaruhi reputasi perusahaan dan kepercayaan mereka terhadap Bo Hai. Tentu saja itu adalah masalah yang besar!
Bo Hai akhirnya membuka suara, ia masih memegang prinsipnya untuk tidak menjadi seorang penipu. Lebih baik ia melanggar kontrak daripada menggunakan seorang florist pengganti untuk melakukan tugasnya.
Chen Mo membujuknya sekali lagi. Ia tahu persis menggunakan florist pengganti merupakan tindakan buruk dan tidak terhormat, tapi mereka memiliki alasan yang tidak boleh diungkapkan (mengenai Bo Hai yang mengidap buta warna sementara). Bo Hai hanya bisa terdiam dan melihat ke arah lain.
Sekarang giliran Xin Yan yang membujuk Bo Hai. Ia berpikir solusi Chen Mo cukup masuk akal karena mereka sedang dalam situasi yang khusus. Klien mereka tidak bisa mengerti sepenuhnya, jika mereka tidak diberi penjelasan dengan detail. Keadaan sudah seperti ini, menggunakan florist pengganti adalah rencana terbaik.
Bo Hai beranjak berdiri, ia masih dalam keputusan yang sama. Tak peduli apapun yang Xin Yan dan Chen Mo katakan, ia tidak akan menyutujui rencana mereka untuk menggunakan florist pengganti. Ia sendiri yang akan menjelaskannya pada klien. Ia kemudian menyuruh Chen Mo memberitahu Xiao Zhang (supir pribadinya) untuk menjemputnya. Bo Hai segera pergi meninggalkan mereka untuk bersiap-siap. Sementara Chen Mo masih protes, bagaimana ia menjelaskan semua keadaan ini?
Xin Yan menoleh pada Chen Mo. Chen Mo juga tidak tahu lagi bagaimana caranya untuk membujuk Bo Hai.
Di pusat pameran, semua staff disibukkan dengan pekerjaan baru yaitu membersihkan puing-puing bekas kebakaran. Entah kenapa Xiao Yi dan Si Si hanya duduk-duduk saja membahas keanehan Bo Hai yang masih belum muncul. Si Si sangat paham Bo Hai selalu bekerja keras. Tapi setelah terjadi tragedi besar seperti kemarin, Bo Hai malah tidak panik, sama sekali bukan Bo Hai seperti biasanya. Manajer Li yang berada di dekat mereka, juga berpikiran hal yang sama.
Qi Qi terlihat khawatir, ia mengecek handphonenya, mungkin Bo Hai mengirim pesan padanya tapi ternyata tidak.
Saat keluar gedung apartemen Bo Hai, Chen Mo menawarkan snack kesukaan Xin Yan, apalagi kalau bukan permen lolipop (NOTE!). Bukannya merasa senang, Xin Yan justru menegurnya yang masih bisa melakukan itu padahal mereka sedang kesulitan mencari cara untuk menjelaskan masalah ini pada klien.
Chen Mo yang sudah pesimis meragukan hal itu. Memang bagaimana caranya mereka menjelaskan situasi ini? Dengan mengatakan 'kami akan melanggar perjanjian, kami tidak bisa melakukannya, lakukan semaumu!'?
Xin Yan kembali membahas resiko yang dapat timbul. Jika masalah ini membesar, bukan hanya reputasi perusahaan yang akan terpengaruh, tapi kenyataan Bo Hai mengidap buta warna sementara juga akan ikut terungkap. Bagi seorang florist terkenal seperti dirinya, keadaan ini tentu saja akan menghancurkannya.
"Penyakit Bo Hai layaknya bom waktu. Sekalinya terungkap, kerajaan bunga yang ia ciptakan dengan tangannya sendiri akan berubah menjadi abu."
Xin Yan sudah berkecimpung dalam dunia marketing bertahun-tahun lamanya. Ia tahu hal semacam ini tidak mustahil terjadi.
Chen Mo menambahkan, mereka sudah lama bekerja keras di bisnis ini. Mereka tidak bisa melihat Bo Hai menghancurkan kerja kerasnya sendiri.
Xin Yan menyayangkan kekeraskepalaan Bo Hai. Mereka tidak tahu harus melakukan apa lagi agar ia bisa dibujuk.
Chen Mo menawarkan alternatif lain, jika mereka tidak bisa membujuk Bo Hai maka jangan lakukan.
Xin Yan kemudian mengerti arah pembicaraan Chen Mo. Dalam waktu yang sama, mereka mengungkapkan rencana mereka.
"Lakukan dulu baru memberitahunya."
Sebenarnya, perkataan Chen Mo mengenai resiko yang timbul jika melanggar kontrak, tidak dianggap Bo Hai sebagai angin lalu saja. Ia terlihat pusing memikirkan resiko itu dalam perjalanannnya menemui klien. Walaupun ia memegang prinsipnya, tapi resiko yang harus ditanggung bukan main-main. Bukan hanya mempengaruhi dirinya saja tapi juga ratusan karyawan perusahannya.
Xiao Zhang yang sedang mengemudi mendapatkan sebuah telefon melalui headset bluetoothnya. Entah apa yang dikatakan lawan bicaranya, ia sekilas melirik ke belakang. Ia mengakhiri panggilan itu dengan mengatakan ia mengerti maksudnya.
Bo Hai yang berada di kursi belakang menanyakan apa yang terjadi. Xiao Zhang menjelaskan mengenai pipa air yang meledak. Walaupun para pekerja sedang berusaha memperbaikinya, tapi sepertinya mereka harus memutar untuk sampai ke rumah Mr. Li.
Para staff telah bersiap-siap di pusat pameran untuk melanjutkan proyek mereka, tapi belum ada pengarahan apapun. Qi Qi terus melihat handphonenya jika saja Bo Hai memberinya kabar, tapi tentu saja tidak.
Xiao Yi khawatir sesuatu terjadi pada Bo Hai dan menjadi panik untuknya. Si Si menimpali mengenai Bo Hai yang belum datang sampai sekarang, ia curiga Bo Hai akan menyuruh mereka bekerja semalaman. Ia justru menyayangkan masker 200k-nya yang tidak bisa ia pakai malam ini lol.
Chen Mo akhirnya datang untuk mengumumkan sesuatu. Ia mengucapkan terima kasih atas kerja keras semua staff yang terlibat sehingga pekerjaan mereka berjalan dengan lancar. Namun sejurus kemudian, ia malah menyuruh para staff berhenti bekerja dan menyuruh mereka pulang untuk beristirahat.
Mendengar perintah aneh ini, tentu saja membuat para staff terkejut bukan main. Si Si mengingatkan mengenai waktunya yang hanya tersisa 10 jam sebelum pameran diadakan, bagaimana mungkin mereka berhenti bekerja begitu saja. Bahkan 'Mirror Lake'-nya pun masih jauh dari wujud yang asli.
Chen Mo tidak mengerti kenapa semua orang sekhawatir itu. Bo Hai akan datang kemari jadi mengapa harus panik?
Xiao Yi mengungkapkan alasannya, ia takut ketika mereka telah pergi, Bo Hai akan marah saat dia kemari.
Bagaimana mungkin dia akan marah? Chen Mo menegaskan bahwa ini adalah perintah Bo Hai sendiri, ia sudah berbicara dengannya. Chen Mo tidak mengerti dengan sikap semua orang yang justru menggerutu ketika diperintahkan untuk pulang lebih awal.
Sebagai asisten Bo Hai, Qi Qi tentu saja menanyakan posisinya yang tetap tinggal atau juga ikut pulang.
Chen Mo menjelaskan Qi Qi tidak perlu tinggal. Karena insiden ini berdampak pada 'Mirror Lake', jadi Bo Hai memutuskan mendatangkan tiga florist dari kantor lain untuk menjadi penasihatnya. Chen Mo sekali lagi menyuruh semua staff untuk bergegas pulang.
Si Si masih merasa ini tidak benar. Xiao Yi tidak peduli, entah ini benar atau tidak, yang penting mereka bisa beristirahat. Semua orang berbondong-bondong pergi dari tempat itu yang kemudian hanya menyisakan Qi Qi yang masih terdiam karena situasi janggal ini. Tak lama, ia pun meninggalkan tempat itu.
Ya, ini PPL alias product placement Flower Plus!
Saat perjalanan pulang, Qi Qi memesankan bunga mingguan untuk Mo Nan agar ia bisa mendekor balkon rooftopnya. Ia juga menyuruh Mo Nan mengambil makanan ataupun persediaan apapun dari toko ayahnya.
Mo Nan gembira karena kedua temannya adalah orang kaya lokal. Qi Qi membantah hal itu, mereka sama sekali tidak kaya.
Qi Qi kemudian menunjuk toko keluarganya dan mempersilahkan Bao Ni dan Mo Nan untuk masuk. Ia kemudian memberitahu ayahnya yang sedang berjaga di toko bahwa teman-temannya datang kemari. Bao Ni dan Mo Nan menyapa ayah Qi Qi dengan sopan.
Qi Qi mencari masalah, ia menyuruh Mo Nan berbelanja disana dan ia akan menjualnya dengan harga pokok. Mo Nan melonjak senang sementara ayahnya terdiam membeku, ia membenarkan hal itu dengan setengah hati.
Begitu Bao Ni dan Mo Nan berkeliling untuk mencari keperluan, ayah Qi Qi mendekati putrinya. Ia protes dengan setengah berbisik, bagaimana mungkin membayar dengan harga pokok, tentu saja ia akan merugi. Pikirkan biaya pengiriman, listrik, dan sewa, semuanya membutuhkan biaya!
Mendengar ocehan ayahnya, Qi Qi otomatis menoleh ke belakang takut temannya mendengar. Ia kemudian menyuruh ayahnya untuk tidak bicara keras-keras, mengenai masalah itu, lagipula ayahnya bisa menyuruhnya kerja fisik nanti, ayahnya akan cepat mengganti balik biayanya lol. Kenapa ayahnya hanya bepikir jangka pendek?
Ayahnya kembali protes mengenai usul itu, badan Mo Nan begitu kurus, ia harus menunggu sampai kapan agar semua biayanya kembali? Qi Qi kembali menyuruh ayahnya memelankan suaranya.
Saat melihat-lihat, Bao Ni menemukan sebuah kotak eternal flowers di rak paling atas. Bao Ni kemudian membawanya ke ayah Qi Qi untuk menanyakan sejak kapan ia mulai menjual bunga itu.
Mo Nan menemukan ada logo Flower Plus di kotak itu.
Bao Ni merasa itu tidak mungkin produk Flower Plus, untuk menjaga citra perusahaan, mereka mempunyai sistem pendistribusian yang ketat, maka dari itu mereka tidak mungkin menjualnya ke toko-toko kecil.
Dengan hati-hati, Mo Nan mengungkapkan dugannya, apakah barang ini tiruan?
Ayah Qi Qi tertangkap basah (bayangin ayah mertuanya pernah jual barang palsu dari perusahannya sendiri hahahahahaha kocak). Bao Ni terkejut, sementara Qi Qi mengambil kotak bunga itu untuk memastikan. Ayah Qi Qi tidak mempunyai jalan lain selain menjelaskan situasinya. Bisnis sangat sulit belakangan ini, terlebih ada supermarket besar 24 jam di depan yang akan dibuka sebentar lagi. Jika ia tidak memakai alternatif lain, tokonya mungkin akan ditutup besok!
Qi Qi menegur tindakan ayahnya. Sebagus apapun alasannya, ayahnya tetap tidak boleh menjual barang tiruan. Apa ayahnya tidak tahu apa yang akan terjadi jika ia tertangkap?
Tidak ingin mendengar ocehan anaknya lagi, Ayah Qi Qi akhirnya berkata kalau dia akan berhenti menjualnya.
Mo Nan kemudian menanyakan harga barang yang akan dia beli. Ayah Qi Qi cepat-cepat mengatakan Mo Nan tidak usah membayarnya dan menyuruh mereka segera pergi dari toko. Bao Ni dan Mo Nan tidak lupa mengucapkan terima kasih sebelum pergi.
Setelah mereka pergi, Ayah Qi Qi menyebut mereka tidak melihat masa depan. Ia meyakinkan pendapatnya, jika tidak mencoba alternatif lain sekarang ini, siapapun tidak akan bisa menjadi kaya. Walaupun ia berkata pada puterinya bahwa ia tidak menjualnya lagi, tapi ayah Qi Qi mengembalikan kotak bunga itu ke tempatnya semula alias akan tetap menjualnya!
Di pusat pameran, Chen Mo memblokir semua pintu masuk. Ia kemudian berlari menuju area 'Mirror Lake' untuk menemui Xin Yan dan satu orang laki-laki. Ia melaporkan bahwa ia sudah mengosongkan tempat ini dan menutup semua pintunya. Ia juga sudah mengurus Bo Hai agar tidak bertemu dengan Mr. Li.
Seperti yang diduga, Xin Yan dan Chen Mo menyewa florist lain untuk menggantikan Bo Hai membuat 'Mirror Lake' tanpa sepengetahuannya. Chen Mo menyerahkan gambar desainnya dan meminta laki-laki itu untuk mengerjakan struktur bunganya.
"Jika kau ada pertanyaan, tanyakan saja pada kami"
Xin Yan mengingatkan florist itu mengenai tugas ini yang sangat penting. Mereka bertaruh semuanya untuk hal ini dan tidak boleh gagal. Florist itu mengangguk mengerti. Xin Yan meminta florist itu untuk segera mengerjakannya.
Dalam perjalanan, Bo Hai terlihat memperhatikan jalan yang ia lalui dan merasa ada yang janggal. Ia memperhatikan Xiao Zhang yang sedang mengemudi, tak lama ia menghela nafas menyadari apa yang terjadi sebenarnya.
"Apa kau sengaja membawaku ke jalan yang lain?"
Bo Hai bertanya siapa yang memerintahkannya, Xin Yan atau Chen Mo?
Xiao Zhang seketika terkejut. Bo Hai akan membereskan masalah ini nanti dengan Xiao Zhang, sekarang ia ingin ke pusat pameran sekarang juga.
Florist pengganti mulai mengerjakan 'Mirror Lake'. Xin Yan dan Chen Mo bertukar senyum, rencana mereka berjalan dengan baik.
Mereka dikejutkan dengan gedoran pintu yang sangat keras, siapa lagi kalau bukan Bo Hai. Ia meminta mereka untuk cepat membuka pintu karena ia tahu mereka berada di dalam.
Chen Mo dan Xin Yan bertukar pandang, Xin Yan menggeleng. Chen Mo tahu betul tempramen Bo Hai, jika mereka tidak membukakan pintu untuk Bo Hai, maka masalah akan semakin runyam. Maka dari itu, ia berlari ke arah pintu untuk membukakannya.
Begitu pintu dibuka, Bo Hai langsung berlari masuk. Ia melihat dengan mata kepalanya sendiri seorang florist telah menggantikannya untuk membuat 'Mirror Lake'. Chen Mo tak berkutik karena hal itu.
Adegan beralih ke kantor Bo Hai di pusat pameran. Bo Hai berusaha menahan amarahnya, dengan to the point, ia menanyakan apa yang mereka inginkan.
Xin Yan meminta maaf atas rencananya. Ia dan Chen Mo tidak memiliki pilihan lain selain melakukan itu sekarang dan memberitahukan Bo Hai nanti.
Bo Hai menahan nafas, ia tidak menyangka mereka berdua berani membohonginya setelah enam tahun bekerja bersama-sama
"Apa kau ingin menjadikanku lelucon di industri ini?!', lanjutnya dengan sangat marah.
Tapi mereka melakukan ini demi kepentingan Bo Hai sendiri. Jika berita mengenai buta warnanya keluar, maka Bo Hai akan hancur!
Bo Hai berpendapat itu adalah masalahnya sendiri, siapa yang memberikan mereka hak untuk menolongnya?
Menyadari Bo Hai sedang berada di puncak amarahnya, Chen Mo menyuruh Bo Hai untuk tenang. Marah di situasi seperti ini tidak akan membantu sama sekali. Ia meminta Bo Hai memberi mereka kesempatan untuk menjelaskan, lagipula mereka sudah sampai tahap ini.
Xin Yan mengakui merekalah yang merencanakannya dan tidak akan mencari pengecualian untuk menghindar dari pertanggungjawaban. Setelah pameran ini selesai dilaksanakan, mereka bersedia menerima hukumannya. Chen Mo mengiyakan hal tersebut.
Bo Hai mengangkat kertas desainnya dan berteriak marah:
"Apa ini ending yang kalian inginkan? Karena kontrak sudah diteken, kalian ingin aku menerimanya dengan tidak berdaya?"
"Jangan lupa bahwa aku adalah atasan kalian! Kalian tidak memiliki hak dan tidak bisa merubah keputusanku!"
Jika Xin Yan dan Chen Mo berpikir bisa mengontrol dirinya, baik, ia akan memanggil Mr. Li sekarang dan memberitahu segalanya.
Chen Mo mencegah hal itu sementara Xin Yan sudah kehilangan kesabaran. Ia kesal pada Bo Hai yang tidak mempertimbangkan nasib semua karyawan Flower Plus. Jika Bo Hai hancur dan perusahaan terpaksa ditutup, apa yang akan terjadi pada mereka?
"Kau hanya peduli pada dirimu sendiri! Kau terlalu sombong dan egois!"
Bo Hai seketika terhenyak atas perkataan Xin Yan. Memang sesuatu yang terpuji jika ia tetap memegang teguh prinsipnya, tapi bagaimana dengan nasib ratusan karyawan Flower Plus?
Terdengar suara di seberang telefon memanggil Bo Hai, tapi Bo Hai tidak menjawabnya dan perlahan menurunkan handphonenya.
Chen Mo segera mengambil alih handphone itu dan menjawabnya sebagai gantinya. Ia beralasan pada Mr. Li bahwa ia hanya bertanya jika saja Mr. Li membutuhkan tambahan sesuatu besok. Mr. Li menjawab tidak, maka dari itu Chen Mo segera menutup panggilannya setelah mengucapkan terima kasih.
Bo Hai akhirnya 'luluh' dan mengikuti rencana mereka.
Malamnya, Bao Ni, Qi Qi, dan Mo Nan mengadakan pesta hotpot di rooftop. Namun sayang, kompornya tidak bisa dinyalakan. Bao Ni merasa mereka gagal makan hotpot malam ini, jadi ia menyarankan untuk membeli makan saja di luar.
Qi Qi tidak mau menyerah begitu saja, ia kemudian terpikirkan sebuah ide dan segera masuk ke dalam ruangan Mo Nan.
Selagi Qi Qi masuk, Mo Nan berusaha mengotak-atik kompornya. Ia merasa aneh dengan kompor itu yang seharusnya bisa bekerja dengan baik.
Qi Qi kembali dengan membawa sebuah teko listrik berisi penuh air. Ia menyarankan menggunakan teko itu saja untuk membuat hotpot, tinggal colokan ke stop kontak selesai!
Mo Nan kagum dengan ide Qi Qi, begitupun dengan Bao Ni, ia berkesimpulan setiap orang lapar pasti selalu menemukan solusi lol.
Ketika memastikan air dalam teko telah mendidih, mereka buru-buru memasukkan daging dan udang ke dalamnya.
Tiba-tiba saja Qi Qi berteriak. Ia harus pergi ke pusat pameran karena lupa memasang selang untuk bunga hydrangea saat pulang tadi. Jika ia tidak kembali, bunga-bunga segar itu akan menjadi kering.
Saat mengambil tasnya, Mo Nan menyarankan Qi Qi untuk mengantarkannya. Tapi Qi Qi menolak, Mo Nan mengatakan itu seolah ia punya mobil saja. Ia hanya imgin mereka menyisakan beberapa daging untuknya. Bao Ni menyuruh Qi Qi untuk cepat kembali.
Saat Qi Qi kembali ke pusat pameran, ia tidak bisa membuka pintunya walaupun sudah mencoba mendorongnya sekuat tenaga. Ia merasa aneh karena pintunya dikunci. Ia bertanya-tanya apakah Bunga Piranha sedang kerja lembur?
Qi Qi kemudian melihat sekeliling dan menemukan sebuah jendela terbuka. Dengan begini, skill yang selalu ia banggakan saat kuliah (read: memanjat asrama lol) tidak akan sia-sia. Ia kemudian mengambil beberapa bangku panjang yang berada disana dan menumpuknya.
Setelah dirasa cukup, Qi Qi mulai memanjat menara itu dan melompati jendela. Ia berteriak kesakitan karena jatuh di posisi yang salah.
Karena menyadari ada orang di bawah (ia mendarat di lantai dua), Qi Qi sedikit berjongkok saat mencoba melihat lebih dekat apa yang sedang orang-orang lakukan disana.
Ketika dirasa posisinya sudah pas, ia mulai memperhatikan lebih jauh. Ada Bo Hai, Xin Yan, dan Chen Mo yang sedang mengawasi pekerjaan seorang laki-laki. Laki-laki itu mengerjakan 'Mirror Lake' yang seharusnya dibuat oleh Bo Hai!
Sementara di bawah, Chen Mo menyuruh Bo Hai untuk istirahat saja, mengenai mengawasi pekerjaan florist itu, mereka bisa melakukannya. Xin Yan juga berpendapat sama, Bo Hai belum beristirahat dengan baik belakangan ini. Ia menyuruh Bo Hai pulang dan tidur.
Qi Qi terkejut karena Bo Hai tidak mengerjakan karangan bunganya dengan tangannya sendiri.
Bo Hai mendapatkan sebuah panggilan masuk, ia menyuruh Chen Mo untuk mengawasi pekerjaan florist itu sementara dia akan pergi untuk menerima telefon.
Saat Bo Hai pergi, florist itu menanyakan alasan Bo Hai-yang seorang master florist, menggunakan dirinya. Chen Mo memanggilnya kesini karena ia bilang Bo Hai sedang sakit. Tapi Bo Hai terlihat baik-baik saja, jadi apa alasannya?
Chen Mo menegurnya, ia menyuruh florist itu mengerjakan bagiannya saja alih-alih menanyakan hal yang seharusnya tidak ia tanyakan.
Tapi florist itu belum mau diam, ia menyimpulkan alasannya sendiri walaupun Chen Mo tidak memberitahunya. Florist layaknya artis dan komposer, bahkan seorang master bisa kehabisan inspirasi suatu saat.
Qi Qi terlihat syok karena baru menyadari situasi yang sedang terjadi.
Florist itu melanjutkan, untuk menjaga reputasi dan kedudukannya, seseorang sepertinya menjadi sangat dibutuhkan.
Giliran Xin Yan yang memperingatkan florist itu untuk tidak usah berbicara yang tidak-tidak. Terlebih, mereka sudah menandatangani surat perjanjian kerahasiaan. Florist itu akhirnya tidak membicarakan lebih jauh dan fokus mengerjakan bagiannya.
Xin Yan protes pada Chen Mo dimana ia mendapatkan orang ini. Chen Mo menenangkan Xin Yan. Ia mendapatkan florist ini dari kampung halamannya dan yang terpenting ia bukanlah orang jahat, hanya lidahnya saja yang tajam. Ia meminta Xin Yan untuk tidak khawatir karena orang itu tidak akan mengatakan hal ini pada orang lain.
Qi Qi terdiam di lantai atas dan terlihat sangat terpukul. Ia mengingat semua sikap Bo Hai selama ini.
Saat ia menonton penampilan Bo Hai di acara Rhapsody Flower dan ia begitu terpana.
Saat Kak Qian melakukan kesalahan dan Bo Hai langsung memecatnya karena hal itu.
Saat Bo Hai memarahinya karena mencoba membela Kak Qian, mengatakan setiap pekerja Flower Plus memiliki kewajiban untuk menyediakan hal-hal yang indah bagi setiap pelanggan bukan untuk membuat keluarga mereka sendiri bahagia.
Qi Qi sadar inilah sosok Bo Hai yang asli. Ia mengeluhkan hidupnya yang sudah naik-turun, tapi Tuhan masih berusaha memberikan cobaan ini ke dalam hidupnya untuk menguji batasnya lagi dan lagi.
Adonis* berbakat dan berhati hangat di hatinya telah berubah menjadi iblis tak berhati dan br*ngs*k tak bermoral. Ia tidak layak untuk mendapatkan rasa kagum ataupun cintanya. Justru ia pantas mendapatkan kebencian dan kejijikannya.
*Dalam mitologi Yunani, Adonis adalah seorang pemuda cantik yang dicintai Aphrodite dan Persephone. Dia dibunuh oleh babi hutan, tapi dewa Zeus memutuskan untuk membiarkannya hidup di bumi bersama dengan Persephone saat musim dingin dan dengan Aphrodite saat musim panas.
Qi Qi berjinjit untuk melangkah pergi dari sana, namun sayang ia menabrak beberapa pot yang menimbulkan suara cukup keras.
Xin Yan dan Chen Mo terkejut atas suara itu dan berteriak ulah siapa. Qi Qi tidak memiliki pilihan lain selain menunjukkan diri.
"Ling Ling Qi?', ucap Xin Yan terkejut saat menyadari Qi Qi berada di lantai dua.
Qi Qi hanya bisa terdiam dan menunduk.
Komentar:
Btw, aku suka aktingnya Zhu Xudan, aktris yang ngebawain karakter Xin Yan. Oh pengisi suaranya juga menurutku bener-bener masuk ke karakter Xin Yan dan enak aja nada bicaranya lol.
See you on the next post! Pai pai~
Bersambung di Sinopsis Sweet Dreams Episode 7 Part 2~
Bo Hai akhirnya membuka suara, ia masih memegang prinsipnya untuk tidak menjadi seorang penipu. Lebih baik ia melanggar kontrak daripada menggunakan seorang florist pengganti untuk melakukan tugasnya.
Chen Mo membujuknya sekali lagi. Ia tahu persis menggunakan florist pengganti merupakan tindakan buruk dan tidak terhormat, tapi mereka memiliki alasan yang tidak boleh diungkapkan (mengenai Bo Hai yang mengidap buta warna sementara). Bo Hai hanya bisa terdiam dan melihat ke arah lain.
Sekarang giliran Xin Yan yang membujuk Bo Hai. Ia berpikir solusi Chen Mo cukup masuk akal karena mereka sedang dalam situasi yang khusus. Klien mereka tidak bisa mengerti sepenuhnya, jika mereka tidak diberi penjelasan dengan detail. Keadaan sudah seperti ini, menggunakan florist pengganti adalah rencana terbaik.
Bo Hai beranjak berdiri, ia masih dalam keputusan yang sama. Tak peduli apapun yang Xin Yan dan Chen Mo katakan, ia tidak akan menyutujui rencana mereka untuk menggunakan florist pengganti. Ia sendiri yang akan menjelaskannya pada klien. Ia kemudian menyuruh Chen Mo memberitahu Xiao Zhang (supir pribadinya) untuk menjemputnya. Bo Hai segera pergi meninggalkan mereka untuk bersiap-siap. Sementara Chen Mo masih protes, bagaimana ia menjelaskan semua keadaan ini?
Xin Yan menoleh pada Chen Mo. Chen Mo juga tidak tahu lagi bagaimana caranya untuk membujuk Bo Hai.
Di pusat pameran, semua staff disibukkan dengan pekerjaan baru yaitu membersihkan puing-puing bekas kebakaran. Entah kenapa Xiao Yi dan Si Si hanya duduk-duduk saja membahas keanehan Bo Hai yang masih belum muncul. Si Si sangat paham Bo Hai selalu bekerja keras. Tapi setelah terjadi tragedi besar seperti kemarin, Bo Hai malah tidak panik, sama sekali bukan Bo Hai seperti biasanya. Manajer Li yang berada di dekat mereka, juga berpikiran hal yang sama.
Qi Qi terlihat khawatir, ia mengecek handphonenya, mungkin Bo Hai mengirim pesan padanya tapi ternyata tidak.
Chen Mo yang sudah pesimis meragukan hal itu. Memang bagaimana caranya mereka menjelaskan situasi ini? Dengan mengatakan 'kami akan melanggar perjanjian, kami tidak bisa melakukannya, lakukan semaumu!'?
Xin Yan kembali membahas resiko yang dapat timbul. Jika masalah ini membesar, bukan hanya reputasi perusahaan yang akan terpengaruh, tapi kenyataan Bo Hai mengidap buta warna sementara juga akan ikut terungkap. Bagi seorang florist terkenal seperti dirinya, keadaan ini tentu saja akan menghancurkannya.
"Penyakit Bo Hai layaknya bom waktu. Sekalinya terungkap, kerajaan bunga yang ia ciptakan dengan tangannya sendiri akan berubah menjadi abu."
Xin Yan sudah berkecimpung dalam dunia marketing bertahun-tahun lamanya. Ia tahu hal semacam ini tidak mustahil terjadi.
Chen Mo menambahkan, mereka sudah lama bekerja keras di bisnis ini. Mereka tidak bisa melihat Bo Hai menghancurkan kerja kerasnya sendiri.
Xin Yan menyayangkan kekeraskepalaan Bo Hai. Mereka tidak tahu harus melakukan apa lagi agar ia bisa dibujuk.
Chen Mo menawarkan alternatif lain, jika mereka tidak bisa membujuk Bo Hai maka jangan lakukan.
Xin Yan kemudian mengerti arah pembicaraan Chen Mo. Dalam waktu yang sama, mereka mengungkapkan rencana mereka.
"Lakukan dulu baru memberitahunya."
Sebenarnya, perkataan Chen Mo mengenai resiko yang timbul jika melanggar kontrak, tidak dianggap Bo Hai sebagai angin lalu saja. Ia terlihat pusing memikirkan resiko itu dalam perjalanannnya menemui klien. Walaupun ia memegang prinsipnya, tapi resiko yang harus ditanggung bukan main-main. Bukan hanya mempengaruhi dirinya saja tapi juga ratusan karyawan perusahannya.
Xiao Zhang yang sedang mengemudi mendapatkan sebuah telefon melalui headset bluetoothnya. Entah apa yang dikatakan lawan bicaranya, ia sekilas melirik ke belakang. Ia mengakhiri panggilan itu dengan mengatakan ia mengerti maksudnya.
Bo Hai yang berada di kursi belakang menanyakan apa yang terjadi. Xiao Zhang menjelaskan mengenai pipa air yang meledak. Walaupun para pekerja sedang berusaha memperbaikinya, tapi sepertinya mereka harus memutar untuk sampai ke rumah Mr. Li.
Xiao Yi khawatir sesuatu terjadi pada Bo Hai dan menjadi panik untuknya. Si Si menimpali mengenai Bo Hai yang belum datang sampai sekarang, ia curiga Bo Hai akan menyuruh mereka bekerja semalaman. Ia justru menyayangkan masker 200k-nya yang tidak bisa ia pakai malam ini lol.
Chen Mo akhirnya datang untuk mengumumkan sesuatu. Ia mengucapkan terima kasih atas kerja keras semua staff yang terlibat sehingga pekerjaan mereka berjalan dengan lancar. Namun sejurus kemudian, ia malah menyuruh para staff berhenti bekerja dan menyuruh mereka pulang untuk beristirahat.
Mendengar perintah aneh ini, tentu saja membuat para staff terkejut bukan main. Si Si mengingatkan mengenai waktunya yang hanya tersisa 10 jam sebelum pameran diadakan, bagaimana mungkin mereka berhenti bekerja begitu saja. Bahkan 'Mirror Lake'-nya pun masih jauh dari wujud yang asli.
Chen Mo tidak mengerti kenapa semua orang sekhawatir itu. Bo Hai akan datang kemari jadi mengapa harus panik?
Xiao Yi mengungkapkan alasannya, ia takut ketika mereka telah pergi, Bo Hai akan marah saat dia kemari.
Bagaimana mungkin dia akan marah? Chen Mo menegaskan bahwa ini adalah perintah Bo Hai sendiri, ia sudah berbicara dengannya. Chen Mo tidak mengerti dengan sikap semua orang yang justru menggerutu ketika diperintahkan untuk pulang lebih awal.
Sebagai asisten Bo Hai, Qi Qi tentu saja menanyakan posisinya yang tetap tinggal atau juga ikut pulang.
Chen Mo menjelaskan Qi Qi tidak perlu tinggal. Karena insiden ini berdampak pada 'Mirror Lake', jadi Bo Hai memutuskan mendatangkan tiga florist dari kantor lain untuk menjadi penasihatnya. Chen Mo sekali lagi menyuruh semua staff untuk bergegas pulang.
Si Si masih merasa ini tidak benar. Xiao Yi tidak peduli, entah ini benar atau tidak, yang penting mereka bisa beristirahat. Semua orang berbondong-bondong pergi dari tempat itu yang kemudian hanya menyisakan Qi Qi yang masih terdiam karena situasi janggal ini. Tak lama, ia pun meninggalkan tempat itu.
Ya, ini PPL alias product placement Flower Plus!
Saat perjalanan pulang, Qi Qi memesankan bunga mingguan untuk Mo Nan agar ia bisa mendekor balkon rooftopnya. Ia juga menyuruh Mo Nan mengambil makanan ataupun persediaan apapun dari toko ayahnya.
Mo Nan gembira karena kedua temannya adalah orang kaya lokal. Qi Qi membantah hal itu, mereka sama sekali tidak kaya.
Qi Qi kemudian menunjuk toko keluarganya dan mempersilahkan Bao Ni dan Mo Nan untuk masuk. Ia kemudian memberitahu ayahnya yang sedang berjaga di toko bahwa teman-temannya datang kemari. Bao Ni dan Mo Nan menyapa ayah Qi Qi dengan sopan.
Begitu Bao Ni dan Mo Nan berkeliling untuk mencari keperluan, ayah Qi Qi mendekati putrinya. Ia protes dengan setengah berbisik, bagaimana mungkin membayar dengan harga pokok, tentu saja ia akan merugi. Pikirkan biaya pengiriman, listrik, dan sewa, semuanya membutuhkan biaya!
Mendengar ocehan ayahnya, Qi Qi otomatis menoleh ke belakang takut temannya mendengar. Ia kemudian menyuruh ayahnya untuk tidak bicara keras-keras, mengenai masalah itu, lagipula ayahnya bisa menyuruhnya kerja fisik nanti, ayahnya akan cepat mengganti balik biayanya lol. Kenapa ayahnya hanya bepikir jangka pendek?
Ayahnya kembali protes mengenai usul itu, badan Mo Nan begitu kurus, ia harus menunggu sampai kapan agar semua biayanya kembali? Qi Qi kembali menyuruh ayahnya memelankan suaranya.
Saat melihat-lihat, Bao Ni menemukan sebuah kotak eternal flowers di rak paling atas. Bao Ni kemudian membawanya ke ayah Qi Qi untuk menanyakan sejak kapan ia mulai menjual bunga itu.
Mo Nan menemukan ada logo Flower Plus di kotak itu.
Bao Ni merasa itu tidak mungkin produk Flower Plus, untuk menjaga citra perusahaan, mereka mempunyai sistem pendistribusian yang ketat, maka dari itu mereka tidak mungkin menjualnya ke toko-toko kecil.
Dengan hati-hati, Mo Nan mengungkapkan dugannya, apakah barang ini tiruan?
Ayah Qi Qi tertangkap basah (bayangin ayah mertuanya pernah jual barang palsu dari perusahannya sendiri hahahahahaha kocak). Bao Ni terkejut, sementara Qi Qi mengambil kotak bunga itu untuk memastikan. Ayah Qi Qi tidak mempunyai jalan lain selain menjelaskan situasinya. Bisnis sangat sulit belakangan ini, terlebih ada supermarket besar 24 jam di depan yang akan dibuka sebentar lagi. Jika ia tidak memakai alternatif lain, tokonya mungkin akan ditutup besok!
Qi Qi menegur tindakan ayahnya. Sebagus apapun alasannya, ayahnya tetap tidak boleh menjual barang tiruan. Apa ayahnya tidak tahu apa yang akan terjadi jika ia tertangkap?
Tidak ingin mendengar ocehan anaknya lagi, Ayah Qi Qi akhirnya berkata kalau dia akan berhenti menjualnya.
Mo Nan kemudian menanyakan harga barang yang akan dia beli. Ayah Qi Qi cepat-cepat mengatakan Mo Nan tidak usah membayarnya dan menyuruh mereka segera pergi dari toko. Bao Ni dan Mo Nan tidak lupa mengucapkan terima kasih sebelum pergi.
Setelah mereka pergi, Ayah Qi Qi menyebut mereka tidak melihat masa depan. Ia meyakinkan pendapatnya, jika tidak mencoba alternatif lain sekarang ini, siapapun tidak akan bisa menjadi kaya. Walaupun ia berkata pada puterinya bahwa ia tidak menjualnya lagi, tapi ayah Qi Qi mengembalikan kotak bunga itu ke tempatnya semula alias akan tetap menjualnya!
Di pusat pameran, Chen Mo memblokir semua pintu masuk. Ia kemudian berlari menuju area 'Mirror Lake' untuk menemui Xin Yan dan satu orang laki-laki. Ia melaporkan bahwa ia sudah mengosongkan tempat ini dan menutup semua pintunya. Ia juga sudah mengurus Bo Hai agar tidak bertemu dengan Mr. Li.
Seperti yang diduga, Xin Yan dan Chen Mo menyewa florist lain untuk menggantikan Bo Hai membuat 'Mirror Lake' tanpa sepengetahuannya. Chen Mo menyerahkan gambar desainnya dan meminta laki-laki itu untuk mengerjakan struktur bunganya.
"Jika kau ada pertanyaan, tanyakan saja pada kami"
Xin Yan mengingatkan florist itu mengenai tugas ini yang sangat penting. Mereka bertaruh semuanya untuk hal ini dan tidak boleh gagal. Florist itu mengangguk mengerti. Xin Yan meminta florist itu untuk segera mengerjakannya.
Dalam perjalanan, Bo Hai terlihat memperhatikan jalan yang ia lalui dan merasa ada yang janggal. Ia memperhatikan Xiao Zhang yang sedang mengemudi, tak lama ia menghela nafas menyadari apa yang terjadi sebenarnya.
"Apa kau sengaja membawaku ke jalan yang lain?"
Bo Hai bertanya siapa yang memerintahkannya, Xin Yan atau Chen Mo?
Xiao Zhang seketika terkejut. Bo Hai akan membereskan masalah ini nanti dengan Xiao Zhang, sekarang ia ingin ke pusat pameran sekarang juga.
Florist pengganti mulai mengerjakan 'Mirror Lake'. Xin Yan dan Chen Mo bertukar senyum, rencana mereka berjalan dengan baik.
Mereka dikejutkan dengan gedoran pintu yang sangat keras, siapa lagi kalau bukan Bo Hai. Ia meminta mereka untuk cepat membuka pintu karena ia tahu mereka berada di dalam.
Begitu pintu dibuka, Bo Hai langsung berlari masuk. Ia melihat dengan mata kepalanya sendiri seorang florist telah menggantikannya untuk membuat 'Mirror Lake'. Chen Mo tak berkutik karena hal itu.
Adegan beralih ke kantor Bo Hai di pusat pameran. Bo Hai berusaha menahan amarahnya, dengan to the point, ia menanyakan apa yang mereka inginkan.
Xin Yan meminta maaf atas rencananya. Ia dan Chen Mo tidak memiliki pilihan lain selain melakukan itu sekarang dan memberitahukan Bo Hai nanti.
Bo Hai menahan nafas, ia tidak menyangka mereka berdua berani membohonginya setelah enam tahun bekerja bersama-sama
Tapi mereka melakukan ini demi kepentingan Bo Hai sendiri. Jika berita mengenai buta warnanya keluar, maka Bo Hai akan hancur!
Bo Hai berpendapat itu adalah masalahnya sendiri, siapa yang memberikan mereka hak untuk menolongnya?
Menyadari Bo Hai sedang berada di puncak amarahnya, Chen Mo menyuruh Bo Hai untuk tenang. Marah di situasi seperti ini tidak akan membantu sama sekali. Ia meminta Bo Hai memberi mereka kesempatan untuk menjelaskan, lagipula mereka sudah sampai tahap ini.
Xin Yan mengakui merekalah yang merencanakannya dan tidak akan mencari pengecualian untuk menghindar dari pertanggungjawaban. Setelah pameran ini selesai dilaksanakan, mereka bersedia menerima hukumannya. Chen Mo mengiyakan hal tersebut.
Bo Hai mengangkat kertas desainnya dan berteriak marah:
"Apa ini ending yang kalian inginkan? Karena kontrak sudah diteken, kalian ingin aku menerimanya dengan tidak berdaya?"
Jika Xin Yan dan Chen Mo berpikir bisa mengontrol dirinya, baik, ia akan memanggil Mr. Li sekarang dan memberitahu segalanya.
"Kau hanya peduli pada dirimu sendiri! Kau terlalu sombong dan egois!"
Bo Hai seketika terhenyak atas perkataan Xin Yan. Memang sesuatu yang terpuji jika ia tetap memegang teguh prinsipnya, tapi bagaimana dengan nasib ratusan karyawan Flower Plus?
Terdengar suara di seberang telefon memanggil Bo Hai, tapi Bo Hai tidak menjawabnya dan perlahan menurunkan handphonenya.
Chen Mo segera mengambil alih handphone itu dan menjawabnya sebagai gantinya. Ia beralasan pada Mr. Li bahwa ia hanya bertanya jika saja Mr. Li membutuhkan tambahan sesuatu besok. Mr. Li menjawab tidak, maka dari itu Chen Mo segera menutup panggilannya setelah mengucapkan terima kasih.
Bo Hai akhirnya 'luluh' dan mengikuti rencana mereka.
Malamnya, Bao Ni, Qi Qi, dan Mo Nan mengadakan pesta hotpot di rooftop. Namun sayang, kompornya tidak bisa dinyalakan. Bao Ni merasa mereka gagal makan hotpot malam ini, jadi ia menyarankan untuk membeli makan saja di luar.
Qi Qi tidak mau menyerah begitu saja, ia kemudian terpikirkan sebuah ide dan segera masuk ke dalam ruangan Mo Nan.
Selagi Qi Qi masuk, Mo Nan berusaha mengotak-atik kompornya. Ia merasa aneh dengan kompor itu yang seharusnya bisa bekerja dengan baik.
Qi Qi kembali dengan membawa sebuah teko listrik berisi penuh air. Ia menyarankan menggunakan teko itu saja untuk membuat hotpot, tinggal colokan ke stop kontak selesai!
Mo Nan kagum dengan ide Qi Qi, begitupun dengan Bao Ni, ia berkesimpulan setiap orang lapar pasti selalu menemukan solusi lol.
Ketika memastikan air dalam teko telah mendidih, mereka buru-buru memasukkan daging dan udang ke dalamnya.
Tiba-tiba saja Qi Qi berteriak. Ia harus pergi ke pusat pameran karena lupa memasang selang untuk bunga hydrangea saat pulang tadi. Jika ia tidak kembali, bunga-bunga segar itu akan menjadi kering.
Saat Qi Qi kembali ke pusat pameran, ia tidak bisa membuka pintunya walaupun sudah mencoba mendorongnya sekuat tenaga. Ia merasa aneh karena pintunya dikunci. Ia bertanya-tanya apakah Bunga Piranha sedang kerja lembur?
Qi Qi kemudian melihat sekeliling dan menemukan sebuah jendela terbuka. Dengan begini, skill yang selalu ia banggakan saat kuliah (read: memanjat asrama lol) tidak akan sia-sia. Ia kemudian mengambil beberapa bangku panjang yang berada disana dan menumpuknya.
Karena menyadari ada orang di bawah (ia mendarat di lantai dua), Qi Qi sedikit berjongkok saat mencoba melihat lebih dekat apa yang sedang orang-orang lakukan disana.
Ketika dirasa posisinya sudah pas, ia mulai memperhatikan lebih jauh. Ada Bo Hai, Xin Yan, dan Chen Mo yang sedang mengawasi pekerjaan seorang laki-laki. Laki-laki itu mengerjakan 'Mirror Lake' yang seharusnya dibuat oleh Bo Hai!
Qi Qi terkejut karena Bo Hai tidak mengerjakan karangan bunganya dengan tangannya sendiri.
Bo Hai mendapatkan sebuah panggilan masuk, ia menyuruh Chen Mo untuk mengawasi pekerjaan florist itu sementara dia akan pergi untuk menerima telefon.
Saat Bo Hai pergi, florist itu menanyakan alasan Bo Hai-yang seorang master florist, menggunakan dirinya. Chen Mo memanggilnya kesini karena ia bilang Bo Hai sedang sakit. Tapi Bo Hai terlihat baik-baik saja, jadi apa alasannya?
Chen Mo menegurnya, ia menyuruh florist itu mengerjakan bagiannya saja alih-alih menanyakan hal yang seharusnya tidak ia tanyakan.
Tapi florist itu belum mau diam, ia menyimpulkan alasannya sendiri walaupun Chen Mo tidak memberitahunya. Florist layaknya artis dan komposer, bahkan seorang master bisa kehabisan inspirasi suatu saat.
Qi Qi terlihat syok karena baru menyadari situasi yang sedang terjadi.
Florist itu melanjutkan, untuk menjaga reputasi dan kedudukannya, seseorang sepertinya menjadi sangat dibutuhkan.
Giliran Xin Yan yang memperingatkan florist itu untuk tidak usah berbicara yang tidak-tidak. Terlebih, mereka sudah menandatangani surat perjanjian kerahasiaan. Florist itu akhirnya tidak membicarakan lebih jauh dan fokus mengerjakan bagiannya.
Xin Yan protes pada Chen Mo dimana ia mendapatkan orang ini. Chen Mo menenangkan Xin Yan. Ia mendapatkan florist ini dari kampung halamannya dan yang terpenting ia bukanlah orang jahat, hanya lidahnya saja yang tajam. Ia meminta Xin Yan untuk tidak khawatir karena orang itu tidak akan mengatakan hal ini pada orang lain.
Qi Qi terdiam di lantai atas dan terlihat sangat terpukul. Ia mengingat semua sikap Bo Hai selama ini.
Saat ia menonton penampilan Bo Hai di acara Rhapsody Flower dan ia begitu terpana.
Saat Kak Qian melakukan kesalahan dan Bo Hai langsung memecatnya karena hal itu.
Saat Bo Hai memarahinya karena mencoba membela Kak Qian, mengatakan setiap pekerja Flower Plus memiliki kewajiban untuk menyediakan hal-hal yang indah bagi setiap pelanggan bukan untuk membuat keluarga mereka sendiri bahagia.
Qi Qi sadar inilah sosok Bo Hai yang asli. Ia mengeluhkan hidupnya yang sudah naik-turun, tapi Tuhan masih berusaha memberikan cobaan ini ke dalam hidupnya untuk menguji batasnya lagi dan lagi.
Adonis* berbakat dan berhati hangat di hatinya telah berubah menjadi iblis tak berhati dan br*ngs*k tak bermoral. Ia tidak layak untuk mendapatkan rasa kagum ataupun cintanya. Justru ia pantas mendapatkan kebencian dan kejijikannya.
*Dalam mitologi Yunani, Adonis adalah seorang pemuda cantik yang dicintai Aphrodite dan Persephone. Dia dibunuh oleh babi hutan, tapi dewa Zeus memutuskan untuk membiarkannya hidup di bumi bersama dengan Persephone saat musim dingin dan dengan Aphrodite saat musim panas.
Qi Qi berjinjit untuk melangkah pergi dari sana, namun sayang ia menabrak beberapa pot yang menimbulkan suara cukup keras.
"Ling Ling Qi?', ucap Xin Yan terkejut saat menyadari Qi Qi berada di lantai dua.
Qi Qi hanya bisa terdiam dan menunduk.
Komentar:
Btw, aku suka aktingnya Zhu Xudan, aktris yang ngebawain karakter Xin Yan. Oh pengisi suaranya juga menurutku bener-bener masuk ke karakter Xin Yan dan enak aja nada bicaranya lol.
See you on the next post! Pai pai~
Bersambung di Sinopsis Sweet Dreams Episode 7 Part 2~
Comments
Post a Comment