Skip to main content

Sinopsis Sweet Dreams Episode 6 Part 2

Di seluruh dunia, laki-laki yang paling aku cintai. Meskipun aku tidak mempunyai idola, tapi aku memiliki ayah yang paling aku sayangi. - Ling Ling Qi

Qi Qi berjalan sendirian di gang menuju kompleks rumahnya. Ia masih teringat akan perilaku Bo Hai hari ini. Saat menjelaskan mengenai konsep 'Mirror Lake', saat ia sedang serius mengerjakan sketsanya di tengah lilin yang menyala, dan saat ia menahan jaketnya agar Qi Qi tidak terjatuh.
Qi Qi tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum karena semua hal itu.
Peringatan berjalan, terdengar suara petir menggelegar dengan keras. Qi Qi terlonjak kaget dan mengingatkan dirinya sendiri yang telah memutuskan untuk melupakan Bo Hai. Ia sudah berjanji untuk tidak membiarkan imajinasinya menjadi liar kembali. Ia benar-benar tidak boleh membiarkan orang lain mengubah pikirannya di tengah malam seperti ini. Ia harus bisa mengontrol dirinya sendiri dan pikirkan betapa malunya ia.
Saat melewati toko kelontong ayahnya, ia terharu melihat ayahnya yang tertidur di meja kasir karena kelelahan berjaga seharian. Ia kemudian membuka pintunya dan bersandar di tepi pintu untuk memperhatikan ayahnya lebih lama. Tapi, ia malah tidak sengaja membuat pintunya menabrak dinding sehingga menciptakan suara yang cukup keras.
Ayahnya yang terbangun karena mendengar suara itu, akhirnya berjalan mendekati Qi Qi dan menyapanya. Qi Qi tersenyum dan bertanya apa ia menunggunya pulang? Ayah Qi Qi mengakuinya.
Lain kali, Qi Qi ingin ayahnya tidak menunggunya lagi. Sekarang, ia harus bekerja lembur setiap hari untuk pekerjaannya saat ini. Ia menenangkan ayahnya dengan berkata ia sudah dewasa dan bisa menjaga diri.
Ayahnya menyanggupinya. Ia tahu puterinya sudah dewasa dan ia tak perlu khawatir lagi. Ia kemudian mengeluarkan sebuah snack dari kantong celananya. Ia mendapatkan snack itu gratis dari distributor saat ia menerima pengiriman barang hari ini dan ia menyimpannya secara khusus untuk Qi Qi. Qi Qi pun menerima snack itu dengan antusias.
Ayah Qi Qi meminta Qi Qi menunggunya sebentar karena ia akan mengunci toko dahulu sebelum mereka pulang ke rumah. Qi Qi memperhatikan ayahnya sambil tersenyum tulus.
"Di seluruh dunia ini, laki-laki yang paling aku cintai. Meskipun aku tidak mempunyai idola, tapi aku memiliki ayah yang paling aku sayangi."
Qi Qi memanggil ayahnya untuk mengatakan ayahnyalah yang akan selalu jadi idolanya. Ayah Qi Qi tersenyum senang, apalagi setelah puterinya mendekat untuk memeluknya dengan hangat. Bukan hanya ayah Qi Qi yang terharu, kedua mata Qi Qi juga terlihat berkaca-kaca.
Bo Hai masih bekerja sampai keesokan paginya. Ia memijat tulang hidungnya pelan. Matanya kelelahan akibat bekerja semalaman. Tapi, kerja kerasnya tidak sia-sia karena ia berhasil menyelesaikan sketsanya dan ia pun tersenyum puas atas hasilnya.
Di rumah, Ayah Qi Qi membahas mengenai puterinya yang cukup beruntung. Ia menyuruh istrinya untuk melihat berita di televisi. Qi Qi hidup di kota besar dan tinggal bersama kedua orang tuanya. Bisa dilihat banyak sekali anak yang tinggal di bagian lain negara ini yang hidup sendirian dan harus membayar uang sewa dan keperluan hidup. Jika dipikirkan, itu benar-benar sesuatu yang sulit.
Ibu Qi Qi kemudian membicarakan ibu wortel yang menyewakan ruang bawah tanahnya karena ada beberapa orang yang menginginkannya.
Qi Qi berbicara dengan Bao Ni melalui telfon di kamar mandi. Sepertinya mereka membahas pencarian tempat tinggal Mo Nan. Qi Qi menyuruh Bao Ni untuk tidak mengkhawatiran hal itu, ia pasti akan mengatasinya.
Qi Qi berjalan keluar ke tempat makan dan memanggil ibunya. Ibunya menyuruhnya untuk cepat makan. Ia juga tahu jika Qi Qi memanggilnya ibu, ibu, pasti dia sedang kehabisan uang.
Qi Qi mengeluh karena ibunya berpikiran seperti itu pada puterinya sendiri. Tapi kemudian ia mengakui dirinya yang tidak punya uang dan menanyakan jumlah uang yang akan ibunya berikan. Ibunya berdecak dan menyuruh suaminya untuk melihat kelakuan anaknya sendiri.
Qi Qi ternyata hanya bercanda dan ia tidak membutuhkan uang sepeserpun. Tapi kemudian, ia serius bertanya pada ibunya apa mereka bisa menyewakan atap rumah yang mereka miliki.
Ibu Qi Qi curiga Qi Qi melakukan hal itu karena mendengar kabar ibu wortel yang menyewakan ruang bawah tanahnya. Qi Qi membantah, bukan karena hal itu.
Ayah Qi Qi yang sedang menonton TV di sofa, tiba-tiba berbalik dan berpikir ide puterinya cukup masuk akal. Qi Qi juga berpendapat sama, selain bisa mendapatkan uang lebih, mereka juga bisa mencari tetangga yang baik dan mendapatkan balasan yang baik pula. Seperti kata ayahnya, mereka bisa membantu anak muda bagian lain dari negara ini yang tidak memiliki banyak uang untuk mendapatkan tempat tinggal sewa. Bagaimanapun membantu orang lain adalah hal yang baik.
Ibu Qi Qi masih ragu dengan rencana itu. Atap rumah mereka dalam keadaan rusak. Jika mereka menyewakannya pasti tidak akan ada orang yang menginginkannya.
Ayah Qi Qi tetap menganggap itu adalah ide yang bagus, tapi mereka membutuhkan orang yang bertanggung jawab untuk menghuni tempat itu, tidak boleh orang yang sudah tua, dan tidak boleh orang yang tidak jujur. Kalau tetangga mereka tahu mengenai hal itu pasti mereka akan bergosip tentangnya.
Qi Qi berjanji atas bakpao yang ia pegang bahwa orang yang akan menyewanya adalah orang yang jujur. Bahkan mungkin akan membantu mereka membongkar barang toko, atau memindahkan tabung gas, sesuatu seperti itu.
Qi Qi berdiri untuk pergi bekerja dan membuka pintu. Ia membuat kesimpulan mengenai hal ini yang sudah diputuskan. Ia akan kembali dengan membawa kabar. Ia pun pamit pergi dan mengucapkan salam.
Selepas Qi Qi pergi, ayahnya merasa ada yang aneh dengan ucapan Qi Qi tentang membantu membongkar barang toko. Ibu Qi Qi merasa orang yang dimaksud Qi Qi adalah seorang laki-laki. Ayah Qi Qi menduga sesuatu pasti sedang terjadi.
Mo Nan dan Bao Ni yang sedang berjalan menuju gedung pusat pameran dikejutkan oleh kedatangan Qi Qi dari belakang. Ia langsung memberitahu mengenai kabar atap rumahnya yang boleh disewakan. Bao Ni tahu Qi Qi bisa melakukannya.
Bao Ni telah membuktikannya, ia berhasil membantu Mo Nan menemukan solusi mencarikan tempat tinggal yang tidak mahal tapi tetap berkualitas. Mo Nan terkejut karena Bao Ni serius atas apa yang dikatakannya kemarin. Tentu saja ia serius, ia menyuruh Mo Nan untuk segera pindah dan meninggalkan apartemen mewah 3000 yuannya itu.
Qi Qi menasehati Mo Nan, jika ia memang berterima kasih karena hal ini maka ia bisa membayar tagihan makan mereka. Sepertinya sesuatu yang salah terjadi disini, walaupun Mo Nan memuji mereka berdua sangat setia, tapi ia mengatakannya dengan wajah sedikit muram.
Qi Qi menyarankan Mo Nan memindahkan barang-barangnya sore ini sebelum ibunya berubah pikiran. Mo Nan merasa itu terlalu terburu-buru begitupun juga Bao Ni.
Mereka dikagetkan dengan kedatangan Manajer Li secara tiba-tiba. Ia menegur mereka yang masih bisa bercakap-cakap santai disaat dikejar target seperti ini. Sebelum besok malam, mereka harus menyelesaikan semua persiapan karena upacara pembukaan akan dilaksanakan besok lusa. Waktunya sedikit tapi masih banyak hal yang harus dikerjakan. Manajer Li menyuruh mereka bergegas masuk untuk bekerja.
Semua staff disibukkan dengan tugas masing-masing. Manajer Li sibuk merundingkan rangkaian bunga dengan manajer toko, Qi Qi yang tentu saja masih membawa ember bunga kesana kemari, staff lain yang sibuk memindahkan kardus-kardus, Si Si dan Xiaoyi yang menyiapkan gabus-gabus media rangkaian bunga, serta Bo Hai yang sibuk di area 'Mirror Lake'-nya.
Seseorang yang mencurigakan melihat sekeliling sebelum akhirnya melewati sebuah pintu menuju gedung pusat pameran.
Orang itu berpapasan dengan Chen Mo di tangga. Menyadari orang itu asing, Chen Mo bertanya asal orang itu. Dengan tergagap, orang itu mengaku ia berasal dari perusahaan pameran dan datang kesini untuk mengatur stan.
"Oh, CEO Chen yang menyuruhmu kemari?" Laki-laki itu mengangguk mengiyakan.
Orang itu termakan umpan Chen Mo karena faktanya CEO mereka bermarga Bo bukan Chen. Tidak ada CEO Chen di Flower Plus. Terlebih, stan telah diatur kemarin. Ia bertanya-tanya siapa orang itu sebenarnya.
Menyadari kedoknya telah terbongkar, laki-laki itu segera berbalik untuk melarikan diri. Chen Mo langsung berteriak untuk menangkap orang itu.
Para staff yang sedang berkumpul untuk mendengarkan arahan Bo Hai mendengar teriakan Chen Mo yang lumayan keras. Mereka berbondong-bondong berlari keluar untuk melihat apa yang terjadi.
Di luar, laki-laki itu telah berhasil ditangkap Chen Mo, Da Wei, dan Xiao Wang. Da Wei membuka kotak yang dibawa orang itu, ternyata kotak itu berisi beberapa potong bunga segar.
Chen Mo menyuruh laki-laki itu untuk menjelaskan semuanya. Orang itu mengaku ia datang kemari untuk mengantarkan barang, namun ia melihat bunga-bunga mereka sangat cantik jadi ia mengambilnya sedikit. Qi Qi juga berada dalam kerumunan itu.
Manajer Li berteriak marah pada pencuri itu. Ia menyuruh Xiao Yi untuk melaporkannya ke polisi. Bo Hai kemudian membuka suara untuk mencukupkan hal ini. Lagipula itu bukanlah masalah besar maka dari itu ia memutuskan untuk membiarkan pencuri itu pergi.
Pencuri itu bangun dan berterima kasih pada Bo Hai sebelum akhirnya pergi dari sana.
Saat Bo Hai memasuki ruang pameran, ia berpapasan dengan seseorang mencurigakan yang lain. Qi Qi mencium bau yang aneh begitu memasuki ruangan.
Ternyata terjadi kebakaran di ruangan itu. Semua staff langsung berusaha untuk menyelamatkan apapun yang bisa diselamatkan. Manajer Li berteriak pada Xiao Yi untuk mengambil pemadam api.
Sementara Bo Hai yang memiliki trauma terhadap api, tentu saja hanya bisa membeku di tempat. Tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Traumanya kambuh, ia memejamkan matanya beberapa kali. Dalam sekejap, pemandangan di depannya berubah menjadi hitam putih.
Qi Qi yang melihat Bo Hai diam saja segera menariknya menjauh karena ada balok kayu penuh api yang akan mengenainya. Qi Qi tertegun atas apa yang hampir saja terjadi.
Setelah berhasil memadamkan seluruh api yang menyambar dekorasi, Chen Mo memberikan arahan kepada seluruh staff yang berkumpul. Ia mengatakan walaupun ada kerugian tapi itu sudah berhasil diatasi.
Xiao Yi menyayangkan kejadian ini, padahal mereka sudah bekerja sangat keras tapi api telah merusak semua jerih payah mereka (tanyakan pada Xu Feng, mungkin dia tahu! LOL. Kkkk abaikan).
Chen Mo menasehati Xiao Yi. Perusahaan mereka sudah berjalan bertahun-tahun lamanya dan sudah melewati berbagai macam rintangan. Mungkin maksud Chen Mo, walaupun sangat tidak diharapkan terjadi pasti mereka bisa melewati rintangan ini dengan baik. Chen Mo menyuruh semua orang untuk kembali bekerja.
Si Si yang tidak melihat kehadiran Bo Hai bertanya pada Chen Mo mengenai keberadaannya. Chen Mo menjawab Bo Hai juga mulai menyelesaikan masalah ini. Tapi Qi Qi merasa bukankah seharusnya Bo Hai menyelesaikan masalah ini di sini?
Chen Mo menjelaskan pada Qi Qi bukan begitu cara kerjanya. Selain masalah disini, klien juga membutuhkan penjelasan atas apa yang terjadi. Bo Hai memiliki pekerjaan penting yang harus dilakukan.
Manajer Li meminta semua orang untuk tidak khawatir. Jika Bo Hai sudah menunjukkan penampilannya, setiap masalah pasti bisa diatasi.
Xin Yan yang baru mendengar kabar itu, berlari masuk menghampiri Chen Mo untuk menanyakan keberadaan Bo Hai. Qi Qi menoleh mendengar pertanyaan aneh Xin Yan, seharusnya ia pihak yang paling tahu keberadaan Bo Hai.
Chen Mo berusaha memberikan kode pada Xin Yan. Ia berpura-pura tenang saat ia mengatakan Bo Hai sedang menghadiri pertemuan dengan klien dan ia perlu berbicara dengan Xin Yan.
Ia kemudian mengajak Xin Yan pergi dari sana. Qi Qi masih terdiam di tempat dan sepertinya ia merasa sesuatu yang ganjil sedang terjadi.
Kita diperlihatkan apa yang terjadi pada Bo Hai sebenarnya. Di koridor apartemennya, Bo Hai melangkahkan kakinya menelusuri jalan menuju kamarnya dengan panik.
Ia gemetar saat berusaha menemukan kunci kamarnya dan terlihat kesulitan bernafas. Setelah berhasil masuk, ia berjalan dengan tergopoh-gopoh ke depan rak buku sebelum akhirnya meringkuk di lantai akibat syok berat.
Kamera menyorot pada sebuah tanaman bunga yang layu dengan cepat.
Sudah diduga ini semua adalah ulah Wapresdir Wen. Anak buahnya melaporkan kejadian itu. Api itu padam tepat pada waktunya dan tidak ada kerugian besar. Tidak ada yang melihat keberadaan Bo Hai setelah insiden kebakaran dan sepertinya ia pergi untuk menjelaskan pada klien.
Shi Ji meremehkan alasan itu. Menjelaskan apa? Untuk menjelaskan pameran akan diadakan dalam dua hari dan tiba-tiba kebakaran terjadi?
Wapresdir Wen menambahkan, walaupun api 'di dalam' telah berhasil dipadamkan, tapi api 'di luar' cukup untuk membuat Bo Hai sibuk selama beberapa waktu. Ia menyarankan untuk menunggu dan menonton pertunjukkannya saja.
Sore yang cerah, ternyata Mo Nan benar-benar pindah pada sore harinya lol. Ia duduk nyaman diatas barang-barang pindahannya yang diangkut mengggunakan mobil pick up. Ia memperhatikan kompleks tempat tinggalnya yang baru dan cukup takjub.
Bao Ni dan Qi Qi memanggil namanya dari atap untuk memberitahukan keberadaan mereka. Mereka juga menyuruh Mo Nan untuk cepat naik ke atas. Mo Nan menyambut mereka antusias.
Begitu membuka pintu ruangannya, Mo Nan dikejutkan dengan keadaan ruang itu yang kotor dan berdebu. Ia menaikkan alisnya pertanda ragu, benarkah ia bisa tinggal disini?
Bao Ni dan Qi Qi bertukar pandangan. Qi Qi meyakinkan Mo Nan, tentu saja ia bisa tinggal disitu dan menasehatinya agar tidak pilih-pilih.
Bao Ni juga memiliki pendapat yang sama. Terlebih, Mo Nan bisa menggunakan semua peralatan elektronik yang telah tersedia dan ia tidak perlu membayar sepeserpun.
Qi Qi menenangkan Mo Nan, kamar ini hanya perlu dibersihkan maka dari itu, ayo kita mulai!
Pertama mereka memindahkan semua barang-barang dari ruangan itu. Kemudian, mengelap meja dan lantai serta membersihkan kaca jendela.
Selepas itu, mereka berniat untuk menggeser tempat tidur, namun ternyata tempat tidur kayu itu lebih berat dari yang mereka duga sehingga membuat mereka jatuh terjungkal ke belakang. Qi Qi dan Bao Ni menggoda Mo Nan.
Merekapun tak berhenti bercanda dan tertawa bersama.
Sentuhan akhir tentu saja halaman rooftop! Mo Nan memindahkan satu pot roda besar bunga krisan. Bao Ni juga puas atas taman kecil yang berhasil ia tata. Sementara, Qi Qi yang pada dasarnya belajar floriculture tentu saja lebih memilih merawat tanaman bunga dalam pot.
Di apartemen Bo Hai, Xin Yan dengan panik menekan bel dan memukul pintu untuk memanggil Bo Hai apakah ia berada di dalam atau tidak. Tidak mendengar jawaban apapun, Xin Yan memutuskan untuk menelfon polisi.
Chen Mo yang juga berada disana menghentikannya, ia memiliki solusi darurat.
Ternyata Chen Mo memiliki kunci cadangan apartemen Bo Hai yang ia sembunyikan di tanaman depan pintu. Begitu menemukannya, Xin Yan protes padanya kenapa tidak mengeluarkannya dari awal.
Begitu bisa membuka pintu, Xin Yan dan Chen Mo langsung berpencar untuk menemukan Bo Hai. Xin Yan ke ruang tengah sementara Chen Mo ke arah kamar mandi.
Chen Mo mendengar suara air, dan benar saja Bo Hai sedang tergeletak tak berdaya di bawah pancuran shower yang menyala. (So sad TT).
Chen Mo segera memanggil Xin Yan untuk membantunya.
Adegan kembali ke rooftop saat malam telah tiba. Bao Ni, Qi Qi, dan Mo Nan mengadakan pesta kecil-kecilan untuk merayakan tempat tinggal Mo Nan yang baru. Qi Qi mengajak mereka bersulang. Ia berharap dengan tempat tinggal barunya ini, Mo Nan bisa diantarkan ke masa depan yang lebih cerah.
Bao Ni juga melakukan hal yang sama, ia berharap Mo Nan bisa mencapai puncaknya dan menjadi pemenang dalam hidup.
Mendengar harapan baik dari kedua sahabatnya, Mo Nan mengucapkan terima kasih. Ia juga takjub karena mereka juga menyiapkan kue lengkap dengan lilin untuknya. Maka dari itu, ia memutuskan memejamkan matanya untuk membuat permohonan.
"Aku berharap untuk mendapatkan promosi, kenaikan gaji, cepat kaya, menjadi seorang CEO, dan hidup dalam rumah mewah', ucapnya dengan sangat gembira.
Kesal dengan permohonannya, Qi Qi malah meniup lilin itu duluan.
Begitu membuka matanya kembali, Mo Nan terkejut lilinnya sudah mati. Dua orang di depannya bahkan melihatnya dengan tatapan menusuk. Kesal karena apa?
Mo Nan sadar apa yang telah membuat kedua sahabatnya kesal. Ia mengkoreksi permohonannya, mengatakan tidak ada yang hebat dengan memiliki rumah mewah. Itu tidak bisa dibandingkan dengan rooftop sahabatnya yang nyaman dan romantis. Penuh dengan cinta, ia berniat untuk tidak pernah pergi HAHAHAHA.
Bao Ni dan Qi Qi tidak bisa menahan tawa lebih lanjut setelah mendengar penjelasan Mo Nan. Mereka kemudian bersulang dan Qi Qi mengajak mereka berfoto bersama setelahnya.
Saat mereka memakan kue, Mo Nan dengan usil menaruh krim di pipi Qi Qi. Qi Qi tak terima dan berlari mengejarnya untuk membalas perbuatannya.
Bao Ni yang semula hanya duduk di sofa dan menertawakan ulah mereka akhirnya juga ikut bergabung. Mereka akhirnya mengejar satu sama lain untuk menaruh krim kue.
Setelah puas bermain, mereka kembali duduk di sofa. Mereka terlihat kelelahan dan sedikit mabuk. Qi Qi tiba-tiba bertanya mengenai hal yang sama abadinya dengan bintang di langit. Bao Ni tersenyum.
"Kita!"
Mo Nan membenarkan hal itu. Persahabatan mereka sama abadinya dengan hal itu. Qi Qi lalu bertanya, bagaimana jika mereka bertengkar? Bao Ni dengan yakin menjawab itu adalah hal yang tidak mungkin. Qi Qi menjelaskan pertanyaannya, maksudnya 'jika saja'.
Mo Nan giliran yang menjawab pertanyaan itu. Jika mereka bertengkar pasti itu akibat kesalahan Mo Nan sendiri. Selama kedua sahabatnya bahagia, ia akan bersedia bertingkah bodoh bersama mereka. Siapapun orang yang mengganggu mereka, ia pasti akan membunuhnya.
Bao Ni dan Qi Qi tertawa atas janji Mo Nan. Merekapun bersulang sekali lagi.
Qi Qi seketika terperanjat karena ibunya tiba-tiba saja memanggil namanya.

Komentar:
Tentang first sentence-nya Mo Nan, it'll actually happen!
Aku sebenernya penasaran, sejauh baca sinopsis sampai episode ini, adakah yang terlalu penasaran dan mutusin buat nonton aja? Karena aku akuin, aku emang lambat updatenya hehehe.
Aku sebenernya lagi nyoba metode baru buat nulis sinopsis ini. Biasanya aku screencap videonya dulu baru nulis rekapnya, tapi aku nyadar terlalu banyak gambar yang mubazir gak dipake karena aku belum tahu plot apa yang bakalan aku tulis. Jadi sekarang, nulis dulu baru screencap hahaha.
Oh ya, ada yang ngerasa gambarnya terlalu banyak? Mungkin bakalan ada yang ngerasa sinopsisku kebanyakan pic, tapi anggep aja aku mau share setiap jerih payah akting pemainnya biar gak sia-sia LOL.
Ini kenapa komentar jadi kayak curhat ya >< Padahal kan idealnya komentarin perkembangan plot dramanya hehehe.
Mmm sebenernya rasa benci Qi Qi saat ini belum pada puncaknya sih. Di episode mendatang dia bakalan menemukan fakta baru yang ngebuat dia makin benci ama Bo Hai! Tunggu aja duel mautnya mereka hahaha.
Oh ya buat drama ini, cuma karakter Bo Hai yang pake suara asli pemainnya, Deng Lun. Selain itu gak ada lagi sih. Mungkin Chen Mo, tapi aku gak terlalu yakin juga. Buat yang pengin tahu suara asli mereka, bisa search di youtube pas mereka ngadain press conference.
Aku gak tahu Hunan TV nganggep ini sebagai 'big project' atau gak, soalnya selama aku nonton press conference drama China, drama ini yang settingnya paling mewah dan terkonsep hehehe udah kek apa ya? Fanmeeting? Bahkan Korea pun gak bikin setting setahuku. Paling cuma backdrop poster dramanya ama meja panjang doang, mungkin karena mepet waktunya kali ya. Secara kalo China kan 100% pre-produced sementara Korea paling banyak 50% pre-produced. Kecuali kayak drama Moon Lovers, dll.
FYI, drama ini diproduksi sekitar paruh kedua tahun lalu alias tahun 2017.
Btw, setting rooftopnya Mo Nan keren banget serius deh! Setting rooftop paling cantik yang pernah aku lihat dalam sejarah nonton drama hahahaha.
Oh kemarin drama ini baru dapet penghargaan di Taiwan, V apa gitu. Aku lihat dari weibo mereka sih huehehe. Ada delapan drama china yang dapet kalo gak salah, termasuk Ashes of Love.
Segitu aja! See you on the next post! Pai pai~

Bersambung di Sinopsis Sweet Dreams Episode 7 Part 1~

Comments

Post a Comment

Popular Posts This Week

Sinopsis Sweet Dreams Episode 9 Part 1

Kau benar. Terkadang, memberi penolakan secara jelas lebih manusiawi daripada berpura-pura baik - Lu Bao Ni

Sinopsis Sweet Dreams Episode 10 Part 2

Percayalah, selama bunga segar di dunia ini terus mekar, hal-hal indah juga akan terus datang. -  Solace Master

Sinopsis Sweet Dreams Episode 2 Part 1

Setiap tumbuhan memiliki keunikan tersendiri. Selama dirimu tahu apa yang membuat ia istimewa, niscaya kau akan menemukan sisi keindahannya yang unik. - Bo Hai

Sinopsis Sweet Dreams Episode 18 Part 2

Dua puluh tahun telah terlewati, tapi aku tidak pernah melupakannya. Konsep desain untuk karya ini adalah kembang api di langit malam. Walaupun memiliki bentuk yang indah, tapi itu membuatku merasakan sakit dan kesepian. - Bo Hai

Sinopsis Sweet Dreams Episode 17 Part 2

Komite dari Kompetisi Florikultur mengatur sebuah penampilan pembukaan. Haruskah kita menambahkan sesuatu di dalamnya? - Mo Nan