Skip to main content

Sinopsis Sweet Dreams Episode 16 Part 2

Sampai kau melepaskan perhatianmu padaku, kau baru bisa menjadi seorang florist sungguhan. - Bo Hai

Sementara ayah Qi Qi sibuk menghitung kerugian tokonya, ibu Qi Qi begitu gembira mendengar kabar mengenai pekerjaan Qi Qi dan toko mereka yang terselamatkan. Ibu Qi Qi yakin Bo Hai tertarik pada Qi Qi, sudah pasti ia pura-pura berhati dingin tapi nyatanya Bo Hai penuh dengan cinta. Lidahnya tajam namun hatinya begitu lembut. Mungkin ibu Qi Qi selalu menyamakan kehidupan nyata dengan drama yang selalu ia tonton, menurutnya semuanya klise lol.
Ibu Qi Qi meminta putrinya untuk percaya saja pada perkataannya dengan begitu Qi Qi tidak akan salah. Qi Qi hanya diam saja mendengarkan celotehan ibunya, ia lebih memilih untuk sibuk mengupas apel. Ibu Qi Qi lagi-lagi mengingatkannya untuk tidak goyah karena Mo Nan dalam situasi ini. Qi Qi harus mengerahkan seluruh tenaganya untuk mendapatkan Bo Hai.
Qi Qi akhirnya mengutarakan kegundahannya yang sebenarnya, mungkin itulah kenapa ia memfokuskan diri untuk mengupas apel agar bisa berpikir. Qi Qi benar-benar tidak tahu bagaimana ia menghadapi Bo Hai besok di kantor. Setelah mengingat perbuatan kejinya pada Bo Hai yang ternyata membantunya, ia benar-benar merasa malu. 
"Haruskah aku berterima kasih padanya?,' tanya Qi Qi meminta pendapat.
Ibu Qi Qi tentu saja mengiyakannya. Qi Qi masih ragu, jika ia melakukannya akan sangat memalukan nantinya. Ibunya heran, bagaimana itu menjadi memalukan? Dalam hidup Qi Qi harus fleksibel dan mudah beradaptasi. Bos Qi Qi telah memperlakukannya dengan baik, tentu saja ia harus berterima kasih.
"Contohnya, buat suatu cemilan yang khas dan minta dia untuk mencicipinya. Ini akan meningkatkan hubunganmu dengannya."
Sebuah suara menghentikan pembicaraan mereka, siapa lagi kalau bukan suara ayah Qi Qi yang telah selesai menghitung kerugian tokonya.
"1378.8 yuan!" (sekitar 2.8 juta rupiah)
Ayah Qi Qi mengeluhkan kerugian tokonya yang begitu besar dan itu pun hanya untuk satu hari. Ia kemudian mengajak diskusi dengan Qi Qi mengenai bosnya alias Bo Hai. Bo Hai sangat baik, dia terlihat bermain-main dengan Qi Qi tapi ternyata ia melatihnya. Karena toko miliknya kehilangan begitu banyak uang, bisakah Bo Hai membayarkan kerugiannya? Mendengar permintaan suaminya yang tak tahu malu, Ibu Qi Qi langsung membentaknya. Ia menganggap suaminya tak mempunyai tinjauan ke masa depan. Karena seperti itu, pantas saja toko kecilnya tidak pernah berkembang walaupun dia sudah menjalaninya seumur hidup.
Beberapa pegawai Flower Plus (Lily, Da Wei, Xiao Wang, Xiao Yi, dan Mo Nan) berkumpul di cafetaria kantor membicarakan CEO mereka yang cukup aneh. Xiao Yi pernah pergi ke apartemennya satu kali dan suasananya sama dinginnya dengan Bo Hai. Hal yang paling aneh adalah dia bahkan tak memiliki dapur di apartemennya. Pegawai lain terkejut, lalu bagaimana dia makan setiap harinya?
Xiao Yi merasa Bo Hai mencurahkan semua semangatnya dalam floristry, dalam hidup dia sepenuhnya tak beremosi.
Da Wei menambahkan, ketika mencari pekerjaan, seseorang harus pilih-pilih terhadap atasannya.
"Jika kau mendapatkan atasan Virgo seperti CEO Bo, sama saja kau diminta untuk menderita."
Dia mengharapkan semuanya sempurna, obsesinya dalam detail pada dasarnya gila (aslinya ini bian tai lagi hahaha). Xiao Wang menegur Da Wei yang menyebut atasan mereka dengan kata tak sopan seperti itu, pada dasarnya gila?
"Dia luar biasa gila, kuberi tahu kau!,' umpatnya lebih parah hahaha.
Da Wei ingat satu kali ketika ada inspeksi kebakaran, tim keselamatan kebakaran sudah bilang bahwa peralatan mereka 1.5 kali melebihi standar. Tandanya itu sudah bagus, namun ketika Bo Hai mendengarnya, ia langsung menyuruh bagian administratif untuk melipatgandakan jumlahnya.
"Kalian tidak mengerti kan?"
Lily juga ingat kejadian yang serupa, ada seorang desainer yang susah payah bagian HRD dapatkan, hanya karena dia merokok di depan CEO Bo, dia langsung dipecat. Mo Nan yang juga berada disana tentu saja menyimak semua cerita tersebut yang mungkin saja menjadi petunjuknya. Untuk masuk dalam pembicaraan ia ikut membuat lelucon, mengatakan Bo Hai bukanlah master dalam floristry tapi master dalam kerewelan lol.
Bao Ni bersembunyi di balik tanaman memperhatikan Mo Nan secara diam-diam. Mo Nan sendiri sedang menunggu kopinya selesai diseduh dengan memainkan ponselnya di cafetaria. Qi Qi yang kebetulan lewat, keheranan dengan tingkah Bao Ni yang aneh dan mencurigakan. Ia memutuskan untuk mendekat dan melihat apa yang Bao Ni perhatikan sementara Bao Ni sendiri belum menyadari keberadaannya.
Qi Qi telah mengambil kesimpulan, ia bergeser ke depan dan memanggil Bao Ni. Mendengar suara didekatnya barulah Bao Ni menoleh dan menyadari keberadaan Qi Qi disana. Qi Qi to-the-point menanyakan Bao Ni yang mempunyai perasaan terhadap Mo Nan. Bao Ni cepat-cepat membantah, omong kosong apa yang ia bicarakan?
Qi Qi menganggap hal itu masuk akal, walaupun Bao Ni serasa tidak sesuai dengan Mo Nan karena laki-laki yang mengantri padanya bisa mencapai planet Mars.
Bao Ni menyadari Qi Qi menenteng sebuah tas bekal sedari tadi. Ia bertanya-tanya apa yang Qi Qi masak hari ini karena kebetulan ia sedang lapar. Qi Qi terus terang mengatakan makanan itu bukanlah untuk Bao Ni, Bao Ni tersenyum curiga.
"Untuk Bunga Piranha, kan?"
Qi Qi mendengus sambil berlalu pergi, menandakan makanan itu memang untuk Bo Hai.
Qi Qi masih bimbang di depan ruangan Bo Hai, ia masih ragu untuk memberikan makanan itu padanya. Pasti nanti akan begitu canggung, ia tidak akan memberikannya! Sedetik kemudian, ia mengangkat tangannya berniat mengetuk pintu, tapi tetap masih ragu.
Chen Mo datang dari arah belakang, menepuk pundaknya dan menanyakan apa yang sedang ia lakukan. Qi Qi otomatis terkejut dan menunjuk tas bekal yang dibawanya ke arah ruangan, Chen Mo mengerti. Ia langsung membuka pintu dan memberitahu Bo Hai ada seseorang yang ingin menemuinya hahaha. Bo Hai mempersilahkannya masuk.
Chen Mo mengangkat alisnya tersenyum puas atas inisiatif yang ia lakukan, sementara Qi Qi mengerutkan wajahnya, tidak ada pilihan lain baginya selain masuk ke dalam hahahaha.
Qi Qi mengangkat tas bekalnya, ia memberikan kue mint osmanthus buatannya dan meminta Bo Hai untuk memakannya. Bo Hai menolak, ia tidak memakan makanan yang asalnya tidak jelas. (Nyadar gak sih Deng Lun selalu berkutat sama osmanthus, bunga, dan api di tahun 2018 lol)
"Bagaimana jika itu seperti terakhir kalinya, dan kau--,' ucapnya mengingat perbuatan Qi Qi yang menukar rasa bekal makan siangnya dulu.
Qi Qi memotongnya, ia hanya akan menaruh makanan itu disana dan terserah jika Bo Hai akan memakannya atau tidak. Ia kemudian segera pergi, atau melarikan diri dari situasi canggung yang aku yakin sedang menyergapnya hahaha.
Walaupun tadi Bo Hai berkata ia menolak makanan buatan Qi Qi, tapi ia perlahan mengeluarkan kotak bekal dari dalam tas dan memakan kue mungil di dalamnya.
Belum menyelesaikan gigitannya, Qi Qi tiba-tiba membuka pintu. Bo Hai panik seketika, ia buru-buru memasukan kue yang tersisa ke dalam mulutnya dan menutup kotak bekal itu dengan panik. Qi Qi kembali lagi karena lupa mengatakan sesuatu yang sebenarnya menjadi tujuan utamanya.
"Untuk apa yang terjadi kemarin, aku lupa untuk--,' ucap Qi Qi tiba-tiba terhenti karena menyadari Bo Hai telah mengeluarkan kotak bekalnya dan mulutnya mengembung karena menahan makanan, ia melanjutkan,
"--berterima kasih"
Bo Hai dengan susah payah mengembangkan senyumnya dengan kondisi mulutnya yang penuh makanan. Bukan sampai disana, Qi Qi tiba-tiba terpikirkan sesuatu untuk menjahili Bo Hai.
"Juga, aku lupa memberitahumu ketika aku membuat kue mint osmanthus kemarin, aku kehabisan daun mint, jadi aku menggunakan pasta gigi sebagai gantinya."
Bo Hai dibuat mual seketika, sementara Qi Qi merespon dengan wajah tak bersalah. Barulah ketika Qi Qi sudah pergi, Bo Hai panik mencari tempat sampah untuk memuntahkan semua kue yang tersisa di mulutnya. Kocak!
Chen Mo sedang berdiskusi dengan Si Si di area kantor saat Xiao Yi duduk di dekatnya mengurusi buket bunga pemberian Tuan Solace milik Qi Qi. Selesai berdiskusi Chen Mo tertarik dengan buket bunga itu karena ada label Toko Solace Flower di keranjangnya, ia menanyakan apakah buket itu milik Xiao Yi sendiri.
Xiao Yi tentu saja membantah, ia terus terang mengatakan buket itu milik Ling Ling Qi. Kenyataan itu membuat Chen Mo menggumam, Tuan Solace memilih Ling Ling Qi, kenapa ia bisa tidak tahu? Maksudnya, ia selalu menemani Bo Hai setiap kali merangkai bunga untuk pesanan Toko Solace Flower, tapi untuk kali ini istilahnya 'gak ada air agak ada ujan tiba-tiba nongol' hahaha.
Xiao Yi kebingungan dengan ucapan Chen Mo, kenapa juga Chen Mo harus tahu?
Chen Mo menggeleng, bukan apa-apa. Ia kemudian menanyakan cerita di balik buket ini. Xiao Yi menjelaskan,
"Ini tentang bagaimana dia ingin belajar floristry. Untuk menyemangatinya, Tuan Solace memberikan bunga ini."
Ketika Ling Ling Qi sadar bunga-bunga itu sudah mulai layu, ia meminta Xiao Yi untuk mengawetkannya sebagai kenang-kenangan. Chen Mo tertawa ngakak mendengar penjelasan Xiao Yi, ia tidak menduga Bo Hai akan berlaku demikian di belakangnya lol. Saatnya menggoda Bo Hai!
Chen Mo menemui targetnya, Bo Hai sendiri sedang sibuk menyemproti tumbuhan sukulennya dengan air di ruangannya. Chen Mo tanpa babibu langsung menyindirnya mengenai ada seseorang yang mengirimkan bunga untuk seorang gadis secara anonim. Bo Hai mengerti apa maksud Chen Mo, itu adalah bagian dari tugasnya dan ia tidak membedakan jenis kelamin ataupun usia penerimanya.
Chen Mo menganggap kenyataan ini adalah perubahan konsep, mengenai Bo Hai yang mengirim bunga pada Ling Ling Qi atas nama Tuan Solace. Bo Hai berusaha menjelaskan alasannya, ia hanya ingin menyemangatinya untuk melakukan pekerjaannya dengan lebih baik.
Chen Mo merasa aneh dengan alasan itu, menyemangatinya?
"Bagaimana mungkin aku tidak pernah mendapatkan bunga walaupun aku telah mencobanya selama dua minggu?"
Chen Mo menganggap Bo Hai telah mengacuhkannya. Tapi, jika itu menyangkut Ling Ling Qi, ia akan mengenakan apron floristnya dan dengan senang hati membantunya.
"Kita telah berteman bertahun-tahun menjalani kesulitan bersama. Apakah itu berarti bagimu? Aku sangat sedih!"
Menurut Bo Hai, dibandingkan dengan Chen Mo yang menggunakan bunga untuk memperdaya gadis polos, lebih baik ia menghabiskan beberapa waktunya untuk menyemangati pegawainya. Apa salahnya?
Chen Mo tertawa, ia selalu menganggap Bo Hai adalah pria yang jauh dari urusan duniawi.
"Ternyata, kau ahli muslihat yang menghargai cinta diatas persahabatan!"
Namun, jujur saja Chen Mo menyukai Bo Hai yang sekarang.
"Dan aku tidak suka dirimu yang sekarang,' balas Bo Hai tak mau kalah lol.
Staff Departemen Desain sedang menonton sebuah video di TV, suara seorang narator mengumumkan mengenai Kompetisi Florikultur Internasional yang akan diadakan di China tahun ini. (Yeayyy, yang aku tunggu-tunggu!)
"Festival visual level tertinggi, kompetisi terkejam yang akan sangat menguji ketrampilanmu, Olimpiade Floristry, Kompetisi Florikultur Internasional. Tahun ini akan diselenggarakan di China. Apa kau siap?"
Manajer Li (Ketua Departemen Desain) meminta pendapat para staffnya,
"Bagaimana? Apa kalian siap?"
Xiao Yi begitu semangat akan pergi dan menontonnya secara langsung mengingat kompetisi itu akan diadakan di Hangzhou* kota mereka.
Si Si mengingatkannya, sebagai seorang florist bagaimana bisa Xiao Yi hanya berniat datang saja? Jika ia merasa dirinya pantas, Xiao Yi bisa mengikuti kompetisi itu.
Xiao Yi tidak mempunyai kemauan sedikitpun untuk mengikutinya, semua orang tahu kompetisi ini hanya untuk para ahli terbaik di dunia. Dalam perusahaan mereka, hanya CEO Bo lah yang layak. Menurutnya, tidak membuat malu diri sendiri adalah hal yang lebih baik.
Karena mungkin staffnya tidak mengetahuinya, Manajer Li mengungkapkan keadaan Bo Hai yang tidak akan pernah mengikuti kompetisi. Si Si mempertanyakan kenyataan itu, dengan status yang dimilikinya apa Bo Hai takut untuk mengikuti kompetisi itu? Mo Nan diam-diam mendengarkan pembicaraan mereka sembari membaca sebuah buku.
Manajer Li menjelaskan, ini adalah prinsip dari Bo Hai sendiri. Tidak peduli seberapa besar skala kompetisinya, entah lokal maupun internasional, dia tidak akan pernah mengikutinya.
Si Si menduga ini adalah bagian dari sikap masa bodoh dari seorang seniman sejati. Mereka tahu bagaimana istimewanya mereka dan meremehkan yang lain.
Xiao Yi tidak sependapat, CEO Bo hanya merasa percaya diri bukan sombong.
"Jika dia bertemu dengan seseorang yang lebih berbakat darinya, ia pasti akan menerima kekalahannya"
Mo Nan tak menunda waktu memberitahu Wapresdir Wen mengenai rencananya, ia ingin Bo Hai mengikuti Kompetisi Florikultur tersebut. Wapresdir Wen ragu, tapi dia tidak pernah mengikuti kompetisi apapun sebelumnya.
Karena itulah, Mo Nan merasa itu mencurigakan. Mengikuti Kompetisi Florikultur Internasional selalu menjadi kesempatan promosi yang baik bagi para perusahaan floristry. Orang-orang menanti-nanti untuk menjadi bagiannya, tapi Bo Hai justru tidak pernah mengikutinya. Bukankah itu tidak biasa?
Wapresdir Wen membenarkan. Dengan alasan yang diungkapkannya, Mo Nan yakin Bo Hai pasti menyembunyikan sesuatu. Jika mereka bisa memaksa Bo Hai untuk melanggar aturannya sendiri, ia pasti akan menunjukkan dirinya yang asli segera.
Wapresdir Wen menanyakan caranya agar Bo Hai mau mengikuti kompetisi karena semua keputusan ada padanya. Mo Nan mendengar perusahaan baru-baru ini menerima sebuah permintaan partai besar, celah ini bisa ia gunakan untuk membuat Bo Hai tak memiliki pilihan.
Xin Yan sedang berbincang dengan seorang klien perempuan, mereka mengunjungi area dimana para florist merangkai bunga. Disana juga ada Qi Qi, Xiao Yi, dan Si Si.
Xin Yan memperkenalkan Departemen Desain perusahaannya yang memiliki begitu banyak florist perempuan luar biasa, dimana memiliki keunikan masing-masing. Ketika ia akan mengusulkan seseorang untuk menangani bunga pernikahan, klien itu langsung memotongnya.
Sebenarnya Nyonya Su adalah teman baiknya, ia merekomendasikan seorang florist yang ia gunakan sebelumnya.
"Aku pikir dia dipanggil...Ling Ling Qi!"
Mendengar namanya dipanggil, Qi Qi langsung berdiri, namun Xin Yan justru meminta maaf pada klien itu karena 'kenyataannya' Ling Ling Qi sedang cuti selama beberapa hari. Mendengar ucapan itu, semua orang yang hadir tentu saja terkejut.
Xin Yan kemudian memperkenalkan Si Si sebagai florist yang berpengalaman dalam hal rangkaian bunga pernikahan, ia pasti akan memuaskan keinginannya. Si Si berdiri untuk memperkenalkan dirinya dengan sopan, ia mengajak klien itu untuk membahas detailnya di ruang pertemuan.
Qi Qi akan pergi untuk protes, tapi Xiao Yi segera menghentikannya, lagipula memang benar Qi Qi bukanlah seorang florist. Qi Qi sejenak tak percaya dengan ungkapan itu.
Xin Yan mengungkapkan pikirannya pada Chen Mo mengenai Bo Hai yang ia pikir akan mempromosikan Qi Qi, ternyata Bo Hai hanya terus menyuruhnya melakukan pekerjaan rumahan. Sepertinya Ling Ling Qi adalah kasus tanpa harapan.
Chen Mo tak sependapat, akting CEO Bo terlalu bagus. Ia bahkan khawatir jika ia terus berakting, maka Bo Hai akan menderita kepribadian ganda.
"Apa ini juga untuk melatih Ling Ling Qi?,' tanya Xin Yan penasaran.
Chen Mo merasa Bo Hai mengerahkan lebih banyak usaha pada Ling Ling Qi daripada anggrek kupu-kupunya. Tapi ia tidak tahu apakah Ling Ling Qi akan merespon metode Bo Hai secara positif atau tidak.
Qi Qi membawa secangkir kopi ke ruangan Bo Hai. Selepas menaruhnya, ia tidak langsung pergi karena tujuan utamanya memang untuk membujuk Bo Hai. Ia basa-basi menanyakan penampilan dirinya yang sangat bagus di depan Nyonya Su. Bo Hai menolak untuk memberikan penilaian karena klien lah yang berhak memutuskannya.
Qi Qi mengingatkannya mengenai Nyonya Su yang bahkan mengirimkan surat ucapan terima kasih. Ia merasa apa yang dia lakukan begitu hebat dan sudah saatnya ia dipindahkan ke posisi yang lebih cocok.
"Misal saja, menjadi seorang florist?"
Bo Hai mempertanyakan keinginan itu, menjadi seorang florist? Ia ingat betul-betul kalau Qi Qi telah gagal sebanyak tiga kali. Qi Qi mengakui ia memang mempunyai sejarah yang buruk.
Bo Hai menawarkan diri untuk mengingatkan Qi Qi kenapa ia bisa gagal ujian masuk Flower Plus selama tiga tahun berturut-turut. Qi Qi menduga bukankah karena otaknya tidak terlalu cakap waktu itu? Itu benar, tapi tidak sepenuhnya. Motif Qi Qi untuk masuk perusahaan tidaklah murni.
"Kau hanya berpikir bagaimana menjadi fanatik seorang pria tampan, bukan seorang florist. Seseorang sepertimu tidak akan pernah menjadi seorang florist sungguhan."
Qi Qi dengan segera membantah anggapan itu. Nyatanya, ia melihat Bo Hai hanyalah sebuah kotoran sekarang. Ia bahkan lebih menyukai paman petugas keamanan dibandingkan Bo Hai. Bo Hai ragu, benarkah? Qi Qi mengiyakannya dengan cepat, beneran!
Bo Hai beranjak dari kursinya dan dengan cepat menarik Qi Qi mendekatinya. Qi Qi tertegun, Bo Hai dengan perlahan mendekatkan wajahnya, sementara Qi Qi sudah bersiap diri.
"Pembohong!,' ucap Bo Hai tiba-tiba.
Qi Qi terkejut, eh?! Mungkin dalam pikirannya, itu tadi hanya tipuan? Lol.
Bo Hai mengakui Qi Qi memang mempunyai sedikit bakat dalam bidang floristry, tapi ia masih butuh dilatih. Floristry adalah sebuah bidang yang menuntut sebuah hati yang tenang dan tidak terganggu.
"Sampai kau melepaskan perhatianmu padaku, kau baru bisa menjadi seorang florist sungguhan."
Qi Qi menduga Bo Hai sedang menindasnya, Bo Hai mengiyakannya, memang kenapa kalau iya?
Qi Qi berniat mengeplak kepalanya, tapi Bo Hai justru menunduk membuatnya gagal total.
Saat Bo Hai mendongak, Qi Qi langsung memindahkan tangannya seolah-olah tidak berniat melakukan apapun. Hal yang paling aneh adalah pada saat akan pergi, ia membawa kopi yang dibawanya tadi ikut serta.
Bo Hai keheranan, bukankah kopi itu untuknya? Hahahaha, ia hanya menahan diri melihat tingkah Qi Qi yang begitu seenak jidat.
Mo Nan sedang berdiskusi dengan seorang pegawai saat sebuah panggilan dari Wapresdir Wen diterimanya. Ia menyarankan pegawai itu untuk melihat informasi dulu sementara ia akan pergi. Mo Nan memperhatikan sekeliling, mencari tempat aman untuk mengangkat telefonnya.
Wapresdir Wen telah melakukan apa yang Mo Nan minta dan ia juga sudah menghubungi klien besar yang sedang melakukan diskusi dengan Flower Plus. Sekarang mereka telah goyah akan pesanannya. Sebentar lagi, Bo Hai akan menandatangani kontrak dengan mereka secara resmi.
"Iya tidaknya rencana kita akan berhasil tergantung hari ini."
Mo Nan mengerti dan menutup telefon.
Bo Hai dan Chen Mo menemui klien itu, CEO Zhang, di sebuah restoran Jepang yang dulu juga menjadi tempat pertemuannya dengan CEO Fan. Chen Mo berbasi-basi membahas cuaca hari ini yang begitu bagus. Ia dengar CEO Zhang sangat baik dalam bermain golf, dan kebetulan sekali Bo Hai juga berbakat dalam permainan tersebut.
Chen Mo menyarankan untuk menandatangani kontrak terlebih dahulu baru setelah itu bermain golf sebagai perayaan.
CEO Zhang yang sudah goyah akibat Wapresdir Wen, menahannya dan mengatakan bisnis adalah bisnis. Mereka tak memiliki banyak waktu kosong. Chen Mo tertegun, apa maksudnya?
Jujur saja, CEO Zhang telah banyak berpikir hari ini dan ia merasa mereka masih perlu mendiskusikan satu dua hal.
"Kau tahu kalau Perusahaan Aotengku adalah perusahaan pameran terbesar di China. Jumlah dari pesanan ini tidaklah kecil untuk kita berdua."
Selama penawaran kompetitif, ia telah membuatnya begitu jelas. Ketika ia memilih seorang partner, ia tidak akan melihat siapa yang menawarkan harga paling murah.
Chen Mo dengan cepat membenarkan hal itu. Tidak ada kata lain yang bisa menggambarkan CEO Zhang dan Bo Hai selain partner terbaik. Dalam hal kualitas CEO Bo juga seorang perfeksionis.
"Kalian berdua adalah kombinasi yang sempurna!"
CEO Zhang mengakui dirinya memang perfeksionis, tapi untuk CEO Bo jujur saja ia curiga. Chen Mo ingin menjelaskan, tapi Bo Hai langsung meminta CEO Zhang untuk berterus terang saja.
CEO Zhang mendengar sebuah rumor yang beredar yang mengatakan Bo Hai tidak benar-benar memiliki kemampuan. Malah, ia lebih bergantung pada paparan serta publisitas media dan tidak memiliki ketrampilan sejati.
Bo Hai meminta CEO Zhang untuk tidak mengkhawatirkan hal itu. Ia memulai perusahaannya dari bukan apa-apa dan membawanya menjadi sebuah perusahaan ke tempatnya seperti sekarang.
"Lalu kenapa kau tidak pernah berpartisipasi dalam kompetisi floristry apapun?,' tanya CEO Zhang to-the-point.
Chen Mo menawarkan diri untuk menjelaskan ini karena ini adalah bagiannya. Itu bukan karena CEO Bo tidak berani untuk mengikutinya. Perusahaan berkembang dengan sangat cepat, jadi ia tidak mempunyai waktu untuk mengikuti kompetisi. Bo Hai menambahkan, kemampuan tim dan dirinya tidak perlu dibuktikan lewat sebuah kompetisi. CEO Zhang tak sependapat,
"Itu yang kau katakan, tapi aku lebih percaya pada kemampuan sejati."
CEO Zhang mengungkapkan inti dari perkataannya, ia hanya ingin mempertimbangkan kembali kerja sama mereka mengenai pesanan ini. Demi keadilan, mereka akan menggunakannya sebagai hadiah utama dalam Kompetisi Florikultur Internasional.
"Kami akan memberikannya pada Seniman Bunga dari China yang mendapatkan peringkat tertinggi bersama timnya. Ini sudah sangat adil."
Chen Mo masih protes dengan keputusan itu, pesanan skala besar seperti ini bukanlah mainan untuk anak kecil. Bagaimana bisa CEO Zhang mengambil kata-katanya kembali?
CEO Zhang membantah tuduhan itu, dengan begini Flower Plus belum kehilangan kesempatan.
"Jika CEO Bo bisa dalam kompetisi florikultur ini dan membuktikan kemampuannya, kau masih bisa memenangkannya."
Xin Yan protes atas keputusan Bo Hai yang menyanggupi permintaan CEO Zhang. Bagaimana jika kondisinya kambuh saat kompetisi berlangsung? Apa ia akan mengungkapkan rahasianya pada dunia? Chen Mo berpikiran sama, lagipula ini hanyalah sebuah pesanan. Paling buruk, mereka hanya tidak perlu mengambilnya.
"Ya, kau benar-benar tidak boleh pergi!,' lanjut Xin Yan.
Bukan seperti itu yang Bo Hai maksud, apakah mereka tidak terpikirkan kenapa CEO Zhang tiba-tiba berubah pikiran?
Xin Yan dan Chen Mo berpikir sejenak, maksudnya,
"Kau pikir ini ada hubungannya dengan Chungxiang dan Wen Guang Qi?"
Bo Hai membenarkan hal itu, mereka ingin menggunakan CEO Zhang untuk memaksanya berpartisipasi dalam kompetisi. Jika itu masalahnya, Chen Mo semakin yakin agar Bo Hai tidak usah pergi saja.
Bo Hai memiliki pendapat yang berbeda, jika ini kenyataanya maka itu berarti mereka telah merasakan ada sesuatu yang salah pada dirinya. Jika ia tidak berpartisipasi, bukankah sama saja membenarkan anggapan mereka?
Xin Yan mengingatkan resiko jika Bo Hai tetap bersikeras mengikuti kompetisi itu, mungkin saja ia akan kambuh saat kompetisi. Bila itu terjadi sama artinya Bo Hai telah jatuh dalam jebakan Chungxiang.
Bo Hai masih tetap pada keputusannya, ia ingin bertaruh dengan Chungxiang. Jika ia menang, maka semua masalah ini akan terselesaikan.
Bo Hai memperhatikan wajah Chen Mo dan Xin Yan yang masih ragu dan khawatir, ia meminta mereka berdua untuk tak berekspresi demikian.
"Bisakah kalian menghilangkan raut pahit dari wajah kalian?"
Bo Hai percaya keberuntungannya selalu bagus.
Xin Yan menyarankan Chen Mo dan dirinya untuk ikut pergi. Jika sesuatu terjadi, mereka bisa menjaganya. Bo Hai tidak memerlukannya, bilapun ia kambuh tidak ada orang yang bisa membantunya. *are you sure?*
Chen Mo meminta Bo Hai dan Xin Yan untuk berhenti bertengkar. Ia akan pergi dengan Bo Hai sementara Xin Yan tinggal di perusahaan.
"Seseorang perlu mengawasi perusahaan."
Xin Yan mengerti.

Komentar:
Pertama, yang aku kasih bintang merah, Hangzhou! Ini adalah setting kota drama ini yang kemungkinan besar digunain sebagai ajang promosi kotanya yang cantik. Kalo ada yang familiar, yups! Ini adalah tuan rumah Asian Games tahun 2022 di China setelah Jakarta dan Palembang di Indonesia >.<
Official weibo Sweet Dreams pernah posting latar tempat drama ini di akun mereka, jadi istilahnya memperkenalkan atraksi kota ini yang lain dari rekomendasi google. Karena emang kalo di google gak bakalan nemuin latar tempat drama ini hahahaha. Buat latarnya apa aja, salah satunya yang jadi latar Kak Qian pas ngehubungin Qi Qi lagi (di part sebelumnya), dan lain-lain. Ntar aku bahas lagi kapan-kapan.
Huh, bentar lagi kompetisi! Wah gak kerasa udah nyampe tahap ini 1/3 bagian awal.
Fyi, 1/3 bagian tengah adalah lovey dovey wihiiiiiii, akhirnya ya! Dan 1/3 bagian akhir adalah heartbreaking uwuuuuuu. Siap-siap aja!
Sweet Dreams judul resminya di China adalah One Thousand and One Night jadi berasa kek parodi Arabian Nights yang penuh dongeng itu, mengarah ke mimpi mereka berdua yang ngambil latar bermacam-macam cerita. Ada empat kalo gak salah, Sleeping Beauty, Seven Heroes and Five Gallants, Chinese Ghost Story, sama Midsummer Night Dream.
Apa ada yang masih auto ngakak pas baca nama Bo Hai karena maknanya yang kocak di Indo? Semoga gak ya, kalo iya jauh-jauhin deh hahahahahahahaha.
See you on the next post! Pai pai~

Bersambung di Sinopsis Sweet Dreams Episode 17 Part 1~

Comments

Post a Comment

Popular Posts This Week

Sinopsis Sweet Dreams Episode 9 Part 1

Kau benar. Terkadang, memberi penolakan secara jelas lebih manusiawi daripada berpura-pura baik - Lu Bao Ni

Sinopsis Sweet Dreams Episode 10 Part 2

Percayalah, selama bunga segar di dunia ini terus mekar, hal-hal indah juga akan terus datang. -  Solace Master

Sinopsis Sweet Dreams Episode 2 Part 1

Setiap tumbuhan memiliki keunikan tersendiri. Selama dirimu tahu apa yang membuat ia istimewa, niscaya kau akan menemukan sisi keindahannya yang unik. - Bo Hai

Sinopsis Sweet Dreams Episode 18 Part 2

Dua puluh tahun telah terlewati, tapi aku tidak pernah melupakannya. Konsep desain untuk karya ini adalah kembang api di langit malam. Walaupun memiliki bentuk yang indah, tapi itu membuatku merasakan sakit dan kesepian. - Bo Hai

Sinopsis Sweet Dreams Episode 17 Part 2

Komite dari Kompetisi Florikultur mengatur sebuah penampilan pembukaan. Haruskah kita menambahkan sesuatu di dalamnya? - Mo Nan