Kau pernah memberitahuku. Saat aku berhenti terobsesi denganmu, aku mungkin akan menjadi seorang florist sungguhan. Sejujurnya, aku memutuskan untuk belajar floristry, jatuh cinta dengan floristry, dan menjadi seorang florist yang sebenarnya, semuanya adalah karena dirimu. - Ling Ling Qi
Da Wei benar-benar tidak mengerti kenapa Ling Ling Qi bisa mendapatkan promosi dengan begitu cepat, hanya dua bulan waktu yang dibutuhkannya untuk menjadi seorang florist dari pegawai magang di toko. Xiao Yi juga berpikiran sama, ia ragu kalau Qi Qi benar-benar sehebat itu.
Tepat saat itu, Bao Ni mendatangi mereka, Xiao Yi dan Da Wei otomatis tak berkutik. Bao Ni menarik kesimpulan dari pembicaraan mereka, temannya tidak cukup layak?
Da Wei cepat-cepat membantah, teman Bao Ni sudah pasti seluar biasa dirinya. Mereka hanya menyalahkan diri sendiri atas apa yang tidak bisa mereka dapatkan. Xiao Yi membenarkannya, mereka hanya iri, terlalu iri.
Bao Ni tersenyum sinis, sikap iri adalah suatu bentuk kelainan dari kekaguman. Ia kemudian berjalan pergi meninggalkan mereka berdua menuju coffee bar. Da Wei menatap kepergian Bao Ni sambil menggumamkan kata 'tajam (jing pi)', Xiao Yi membalas perkataan Da Wei.
"Kau yang penjilat!" (pi jing) LOL
Saat Bao Ni menyeduh kopi, ia ingat kalau Qi Qi belum mengetahui kabar membahagiakan ini. Maka dari itu, ia memutuskan menghubungi Qi Qi untuk memberitahunya.
Nyatanya, Qi Qi masih tertidur nyenyak di kamarnya. Saat ponselnya berdering, ia malah menganggap itu sebagai gangguan dan menendang ponsel itu dengan kakinya sehingga terjatuh ke lantai.
Dengan menenteng sebuah paper bag, Bo Hai mengetuk pintu ruangan Wapresdir Wen. Shi Ji yang membukakannya, tentu saja ia terkejut sekaligus keheranan karena Bo Hai tiba-tiba saja datang berkunjung.
Bo Hai menyadarinya, ia menanyakan hal itu pada Shi Ji dengan sinis,
"Kenapa? Kau tidak mau menyambutku?"
Suara Wapresdir Wen terdengar dari arah dalam, tidak mungkin mereka tidak menyambut kedatangan CEO Bo. Sembari tersenyum, Wapresdir Wen mempersilahkan Bo Hai untuk masuk.
Tanpa basa-basi Bo Hai mengungkapkan alasan kenapa ia datang kemari, yaitu untuk berterima kasih. Ia dengar Wapresdir Wen telah menggunakan koneksi pribadinya untuk membantunya dalam hal publikasi di kompetisi internasional. Wapresdir Wen tidak mempermasalahkan hal itu, itu bukanlah masalah besar.
"Kau terlalu baik, CEO Bo."
Bo Hai menaruh paper bag yang dibawanya di meja kerja Wapresdir Wen. Ia mendengar kesehatannya sedang tidak terlalu baik jadi ia pergi keluar untuk membelikan heshouwu (fleece-flower root) yang baik untuk tekanan darah tinggi. Wapresdir sudah semakin tua, ia tidak bisa dibandingkan dengan kaum muda seperti dirinya.
"Jaga tubuhmu baik-baik. Aku akan pergi sekarang."
Tapi sebelum mencapai pintu, Bo Hai berbalik untuk menyampaikan sesuatu yang seolah-olah baru diingatnya.
"Ngomong-ngomong...sejak kecil, aku suka bermain petak umpet. Aku dengar orang dari Chungxiang juga menyukai permainan ini."
Selepas Bo Hai pergi, Shi Ji menanyakan maksud dari perkataan Bo Hai barusan. Wapresdir Wen menumpukan tangannya pada meja, saat ini Bo Hai sedang mengejeknya.
"Dia mungkin sudah tahu bahwa di Flower Plus, aku bukanlah satu-satunya orang dari Chungxiang."
Bao Ni mengeluhkan soal Qi Qi yang belum juga mengangkat panggilannya sepanjang siang. Ia kemudian menyarankan Mo Nan yang memberitahukannya saja sepulang kerja nanti. Mo Nan dengan cepat menolaknya, sebaiknya mereka tidak memberitahunya dulu.
Agar Bao Ni tidak merasa curiga, Mo Nan berusaha mencari alasan yang masuk akal atas pendapatnya, tapi Bao Ni sudah mengambil kesimpulan duluan,
"Oh, kau ingin memberikan kejutan padanya besok pagi, kan?,' tebak Bao Ni.
Mo Nan dengan cepat membenarkannya.
Bao Ni tiba-tiba memegangi kepalanya dan terlihat kesakitan, Mo Nan otomatis menanyakan keadaannya. Bao Ni menjelaskan dirinya yang sedang diet jadi ia tidak makan siang, dan sekarang kepalanya terasa pusing. Mo Nan mempertanyakan keputusannya, Bao Ni tidaklah gemuk untuk apa berdiet? Mata Bao Ni melebar, bukankah laki-laki suka perempuan yang kurus?
Mo Nan membantah, siapa yang mengatakan hal seperti itu? Nyatanya ia tidak suka perempuan yang kurus. Bao Ni membelalakan matanya tak percaya, apa?
Mo Nan pikir Bao Ni sudah bagus dengan tubuh seperti ini. Terlebih, tidak baik merusak tubuh dengan melakukan diet. Dibandingkan dengan gadis cantik dan langsing, Mo Nan lebih menyukai Lu Bao Ni yang mengelapkan minyak tahu basi pada pakaiannya sendiri. Bao Ni tak bisa menahan senyum mendengar perkataan Mo Nan.
Mereka berdua kemudian dikejutkan dengan hujan yang tiba-tiba mengguyur. Mo Nan berinisiatif menggunakan jaketnya sebagai payung dan mengajak Bao Ni untuk berlari bersama. Bao Ni tentu saja menyambutnya dengan senang hati. Kita tahu Bao Ni berindikasi memiliki perasaan terhadap Mo Nan, sepanjang jalan itu, Bao Ni terus terpaku memandangi Mo Nan dalam lindungan jaketnya. Mo Nan kemudian mengajak Bao Ni berteduh di sebuah bangunan.
Sembari mengibaskan bajunya, Bao Ni mengeluhkan cuaca hari ini yang tiba-tiba saja turun hujan. Mo Nan membenarkan, ia kemudian menawarkan Bao Ni untuk lanjut berlari.
"Ayo!"
Bao Ni tentu saja mengiyakannya dengan tersenyum senang.
Romansa di tengah guyuran terus berlanjut, Bao Ni begitu gembira berada di 'pelukan' Mo Nan. Mo Nan kemudian memberitahu Bao Ni kalau mereka sudah sampai di depan kompleksnya, juga hujannya sudah berhenti sekarang.
"Benar. Kenapa harus berhenti dengan sangat cepat?"
Mo Nan tentu saja kebingungan dengan maksud perkataan Bao Ni, Bao Ni dengan panik menjelaskan, itu bukan apa-apa. Mo Nan kemudian meminta Bao Ni untuk segera masuk ke dalam sementara dia akan pergi. Bao Ni melambaikan tangannya, bye bye!
Selepas Mo Nan pergi, Bao Ni berusaha menyadarkan akal sehatnya kembali. Ia meyakinkan dirinya yang seorang pencuri hati, jika ia melempar batu ke jalanan, pasti akan ada sepuluh orang yang akan tertarik padanya. Bagaimana bisa ia menyukai pegawai kecil yang tidak mempunyai bakat ataupun uang?
"Tidak, tidak! Tenangkan dirimu."
Tak lama, Bao Ni mendapatkan sebuah panggilan dari Anderson yang sepertinya mengajaknya makan malam. Bao Ni yang sedang berusaha melupakan Mo Nan langsung menyanggupi tawarannya.
Chen Mo menemani Bo Hai membuat buket pesanan Toko Solace Flower di apartemennya, ia kemudian menanyakan kisah di balik buketnya hari ini. Bo Hai memutar bola matanya, tidak ada kisah untuk buket malam ini karena ini untuk...seorang 'teman'.
Chen Mo tentu saja tak percaya dengan jawaban itu, teman? Jawabannya jelas-jelas palsu alias mengada-ada. Ia kemudian mencoba mencari tahu 'teman' mana yang dimaksud Bo Hai melalui bunga-bunga yang digunakannya.
Pertama ada bunga anyelir mawar yang berarti apresiasi, kedua ada bunga bakung pink yang berarti kemurnian dan keimutan, ketiga juga ada bunga iris kecil yang berarti kerja sama.
Chen Mo terbelalak menyadari kemungkinan orangnya,
"Ling Ling Qi, kan?"
Bo Hai tak bisa membantah, Chen Mo tertawa menyadari Bo Hai yang tak berkutik. Tidak apa jika Bo Hai tak mau mengakuinya.
"Tapi bungamu telah berkhianat padamu!" LOL!!
Bo Hai tersenyum mendengarnya.
Tak sampai disitu, Chen Mo kemudian dikejutkan dengan beberapa bunga yang sedang Bo Hai pegang, jangan bergerak!
"Mawar jingga?!"
Itu adalah mawar yang mengibaratkan cinta pertama.
Bo Hai mencoba menjelaskan, tapi naas jarinya tertusuk duri duluan yang tentu saja membuat Chen Mo cukup terkejut. Bo Hai kemudian menjelaskan makna apa yang ia maksudkan dengan menggunakan mawar jingga itu.
"Mawar jingga bukan hanya melambangkan cinta pertama. Mereka juga mempresentasikan jiwa muda, mengerti?"
Chen Mo menganggukan kepala, terserah apa yang Bo Hai katakan. Cepat mengiyakannya lebih bijaksana daripada berdebat dengan dirinya yang luar biasa keras kepala. Ia kemudian menanyakan lukanya dan menawarkan diri untuk mengambilkan P3K untuknya.
Walaupun Bo Hai membantah, tapi selama Chen Mo pergi untuk mengambil obat, Bo Hai tak bisa menahan senyum memandangi bunga mawar jingga di tangannya. Eeee cieeee!
Keesokan paginya, tanpa mengetahui kabar promosi dirinya sendiri, Qi Qi melakukan rutinitasnya seperti biasa yaitu menyeduh kopi di cafetaria kantor. Saat menjumpai ada seorang pegawai yang mengantri di belakangnya, ia langsung memberikan secangkir kopi yang sudah selesai ia seduh sementara ia akan mengambil lagi. Bao Ni kemudian menghampirinya dengan semangat, menyuruhnya untuk tidak melakukan hal itu lagi.
Qi Qi tentu saja kebingungan, jika ia tidak melakukan hal ini, apa yang harus dia lakukan? Pegawai yang diberi kopi olehnya membenarkan perkataan Bao Ni. Ia sendiri adalah pegawai magang baru di perusahaan. Sekretaris Chen memintanya untuk menyiapkan kopi untuk setiap orang. Karena Qi Qi masih kebingungan, jadi Bao Ni langsung memberitahukan intinya.
"Kau resmi menjadi seorang florist!"
Qi Qi masih belum percaya, ia bahkan sampai menanyakan hal itu dua kali. Bao Ni dengan sumringah mengiyakannya. Qi Qi tak kalah histeris, ia menyuruh Bao Ni untuk cepat memukulnya karena ini semua seperti mimpi baginya.
Bao Ni menolak, ia tidak perlu memukul Qi Qi. Benar bahwa CEO Bo telah memberikannya promosi dan seluruh pegawai di perusahaan sudah mengetahuinya sekarang. Qi Qi senang bukan main, ia kemudian menoleh ke satu arah, dan telah memutuskan sesuatu. Menemui seseorang sekarang juga!
Bo Hai sedang menjelaskan desain buket pernikahan kepada sepasang klien saat Qi Qi tiba-tiba datang dan menariknya berdiri. Ia dengan histeris menceritakan dirinya yang sekarang resmi menjadi seorang florist.
Bo Hai mengangkat alisnya keheranan, memang dia yang mengumumkannya di rapat kemarin. Qi Qi tersenyum senang, ia dengan senang hati menarik semua perkataan buruk yang pernah dikatakannya mengenai Bo Hai.
"Akhirnya kau melakukan sesuatu yang benar,' puji Qi Qi sembari menepuk lengannya.
Bo Hai memberikan kode pada Qi Qi, mengingatkannya bahwa ia sedang meeting dengan klien. Qi Qi menoleh pada pasangan itu dan terlihat tidak enak, klien itu tertawa karena kelucuan tingkahnya.
Qi Qi kemudian meminta maaf dan mendorong Bo Hai untuk kembali duduk. Sebelum pergi, ia sejenak melihat luka di jari Bo Hai yang dibalut plester luka. Ia kemudian berlari meninggalkan mereka sambil je-jingkrak-an hahahaha.
Bo Hai sekali lagi meminta maaf pada klien itu. Klien itu tak mempersalahkannya, mereka menganggap florist muda itu sangatlah lucu. Bo Hai tersenyum membenarkan, mungkin hanya seseorang yang begitu bersemangat dalam pekerjaan dan kehidupan yang bisa menggunakan floristry untuk menyampaikan keindahan.
Qi Qi memoleskan lipstik untuk bibirnya di sebuah toilet (Oke ini inget ya, L'oreal Color Riche Shine). Berulang kali ia membolak-balik id cardnya. Semua ini terasa seperti mimpi. Akhirnya!
"Ling Ling Qi, florist,' ucap Qi Qi membacakan identitas di id card-nya sembari tersenyum gembira.
Sesampai di meja kerjanya, Qi Qi mendapati ada bingkisan paket kecantikan (oke L'oreal lagi) di atas mejanya. Disana juga terdapat sebuah kartu ucapan selamat atas promosinya.
"Selamat atas mimpimu yang telah menjadi kenyataan. Aku harap kau akan menjadi semakin cantik dan cantik lagi. Dari, Mo Nan."
Xiao Yi cs menyiapkan komputer dan segala keperluan untuk meja kerja Qi Qi yang baru. Setelah siap, mereka menggiring Qi Qi pada meja barunya. Xiao Yi memamerkannya pada Qi Qi, ia bahkan secara khusus pergi ke bagian HRD untuk mendapatkan komputer baru baginya. Peralatan, buku catatan, dan tisu toilet, semuanya telah siap untuk Qi Qi.
Si Si juga menghadiahkan Qi Qi sebuah vas bunga yang khusus ia dapatkan dari Eropa, nantinya itu bisa digunakan untuk rangkaian bunganya yang hebat. Qi Qi memuji vas itu begitu cantik, ia berterima kasih karenanya.
Xiao Yi mulai melancarkan jilatannya, sebenarnya sejak pertama kali Qi Qi masuk perusahaan, ia sudah tahu bahwa Qi Qi bukanlah orang biasa. Manajer Li (Departemen Desain) meragukan ucapannya, jika begitu, kenapa ia baru memberitahu mereka hari ini?
Mo Nan dan Bao Ni kemudian datang menghampiri kerubungan itu, mereka kemudian bertepuk tangan atas keberhasilan yang telah Qi Qi capai. Pegawai lain juga ikut bertepuk tangan.
Mo Nan memberikan sebuah buket bunga untuknya, ia menganggap pesta penyambutan bintang perusahaan ini begitu spesial. Ia juga mengucapkan selamat untuknya.
Mereka dari HRD dan Departemen Pemasaran, telah menyiapkan sebuah pesta penyambutan kecil namun megah untuknya. Qi Qi bisa menjadi instrukturnya dan berbagi pada semua orang bagaimana dia menjadi sukses seperti sekarang.
Bao Ni mengangkat tangannya, Qi Qi diundang secara khusus untuk berbagi bersama mereka bagaimana ia berhasil mendapatkan promosi khusus ini sampai menjadi seorang florist.
Qi Qi dengan gaya angkuhnya masih ingin mempertimbangkan tawaran itu. Ia baru saja diangkat menjadi seorang florist, maka dari itu ia harus melihat dulu apakah masih memiliki waktu untuk hal lainnya atau tidak lol.
Mendengar ungkapan itu, sontak membuat para pegawai yang hadir disana tertawa canggung mengiyakan pernyataan Qi Qi. Qi Qi dibuat malu sendiri dengan ucapannya.
Orang-orang itu telah membubarkan diri, menyisakan Bao Ni dan Mo Nan yang masih menemani Qi Qi di meja kerjanya yang baru. Bao Ni sibuk memijit bahu Qi Qi, ia masih membujuknya untuk membagi metodenya karena semua orang di perusahaan telah menunggu sampai Qi Qi mau memberikan kesempatan untuk belajar darinya.
Mo Nan juga meminta Qi Qi untuk tidak melupakan para dermawannya, mereka berdua, ketika ia telah menjadi kaya.
Qi Qi tentu saja tidak akan melakukan hal itu, melihat mereka telah memberikan hadiah seperti ini, ia tidak mungkin menelantarkan mereka.
Bao Ni menyuruh Qi Qi untuk tidak mendengarkan perkataan Mo Nan, sebenarnya ia lah yang telah memilih hadiah ini untuknya. Mo Nan tak mau kalah, ia lah yang membayarnya.
Qi Qi meminta satu kertas label lagi pada Mo Nan untuk menandai kapsul-kapsul perawatan kulitnya. Bao Ni mengingatkan Qi Qi untuk menggunakan serum itu selama tujuh hari berturut-turut.
Saat Bao Ni dalam perjalanan kembali ke meja kerjanya (mungkin) bersama Mo Nan, ia mengungkapkan perasaannya yang begitu gembira karena Qi Qi telah mendapatkan sebuah promosi. Suatu hari Qi Qi mungkin akan bisa melindungi mereka. Mo Nan kemudian menawarkan pergi makan di luar untuk merayakan hal ini. Bao Ni menganggap itu adalah ide yang bagus.
Saat Mo Nan berpikir kepiting untuk menu yang akan mereka santap, Bao Ni mengungkapkan pendapatnya mengenai pilihannya.
"Qi Qi mendapatkan sebuah promosi dan kita pergi keluar untuk makan. Bukankah itu terlihat sedikit tidak pantas?" (mungkin dengan makan kepiting, atau tempat makan kaki lima)
Mo Nan tidak merasa seperti itu, ini bukan seperti mereka akan menikah. Kenapa itu (tempat makannya) harus terlihat pantas?
"Juga, ini bukan pertama kalinya. Jangan terlalu mewah."
Sudah jelas, Bao Ni menyalah-artikan makan malam ini sedikit berlebihan. Apalagi Mo Nan meresponnya dengan demikian, maka dari itu untuk membalas perbuatannya, ia sengaja memanggil Xiao Yi yang berada di sekitar sana untuk mengajaknya pergi makan di luar sekarang juga. Xiao Yi yang pada dasarnya adalah penggemar Bao Ni menyambut tawarannya dengan senang hati.
Xiao Yi dengan sengaja merapikan dasinya di hadapan Mo Nan untuk memamerkan dirinya yang diajak Bao Ni pergi makan. Mo Nan syok atas pertunjukan yang baru dilihatnya, seorang Bao Ni mengajak penggemarnya makan. Ia berulang kali meyakinkan dirinya bahwa ini adalah sebuah halusinasi, pasti halusinasi.
Si Si mengantarkan sebuah kiriman untuk Qi Qi, sebuah buket bunga yang ditunggu kehadiran semua penonton (huehehehe). Qi Qi menerima buket itu dan membaca kartu ucapan di atasnya,
"Jika hatimu dipenuhi dengan impian, sinar mentari akan ada dimanapun."
Si Si membaca label buket bunga itu, Toko Solace Flower? Kali ini Tuan Solace mengiriminya bunga lagi, mungkin ini sebagai ucapan selamat karena Qi Qi berhasil menjadi seorang florist.
"Sepertinya ia sangat peduli padamu,' ucap Si Si sebelum pergi meninggalkannya.
Qi Qi justru merasa aneh dengan hal ini, bagaimana Tuan Solace tahu ia sudah menjadi seorang florist? Qi Qi kemudian melihat-lihat bunga itu secara lebih dekat, terlihat cukup segar. Ia sejenak tertegun ketika menyadari ada hal yang janggal pada salah satu bunga di antaranya.
Saat ia menarik satu tangkai bunga mawar jingga, Qi Qi menyadari ada sebuah noda darah di salah satu durinya. Qi Qi ingat ketika ia menemui Bo Hai dan mendapati jarinya diplester karena terluka.
Qi Qi terhanyut dalam pikirannya,
"Tidak mungkin dia...,' gumamnya setengah tak percaya.
Bo Hai sedang bekerja di ruangannya ketika Qi Qi mengiriminya pesan beruntun. Ia menunggu Bo Hai di rumah kaca utama dan menyuruhnya untuk cepat datang karena ia sudah berada disana. Karena Bo Hai belum juga merespon apapun, Qi Qi mengirimnya pesan lagi.
"Dimana dirimu?"
Karena Qi Qi terus memaksa, Bo Hai pun mengambil mantelnya dan segera pergi untuk menemuinya.
Sesampainya di rumah kaca, Bo Hai mendapati Qi Qi duduk membelakanginya sembari sibuk memperhatikan sesuatu. Entah Bo Hai sadar atau tidak, hal yang sedang diperhatikan Qi Qi adalah buket buatannya sendiri, tentu saja atas nama Tuan Solace. Bo Hai kemudian menanyakan kenapa Qi Qi menyuruhnya untuk datang kemari.
Qi Qi membahas mengenai dirinya yang telah membantu Bo Hai dalam kompetisi.
"Bisakah kau berterima kasih padaku secara langsung,' Qi Qi berdiri menatap Bo Hai sebelum melanjutkan,
"Tuan Solace?" (KYAAAAAA!!! AHAHAHAHA)
Bo Hai sejenak tertegun dengan panggilan Qi Qi terhadapnya, huh?
Qi Qi mempertanyakan respon Bo Hai, tidak ingin mengakuinya? Bo Hai membasahi bibirnya, ia memohon pada Qi Qi untuk menjaga rahasia mengenai dirinya yang merupakan Tuan Solace.
Karena sudah mengetahuinya, Qi Qi menghujaninya dengan pertanyaan atas hal aneh yang terjadi padanya selama ini.
"Jadi, kau juga memberiku bunga yang aku dapatkan sebelumnya? Jadi selama ini, kau telah membantuku?"
Bo Hai tak membantah sedikitpun, Qi Qi tersenyum simpul.
"Terima kasih."
Bo Hai menyambut terima kasihnya, lagipula Qi Qi juga sudah membantunya di kompetisi florikultur. Sekarang, mereka berdua telah impas.
Qi Qi tak terima Bo Hai menyebutnya seperti itu, impas? Kenapa Bo Hai menyebutnya impas?
"Aku membantumu, kau membantuku. Seperti inilah bagaimana seharusnya sebuah pasangan berinteraksi dalam hubungan romantis."
Tenggorokan Bo Hai tiba-tiba terasa kering mendengar kata-kata itu. Ia terus berdehem dan berjalan meninggalkan Qi Qi, tidak tahu bagaimana merespon perkataannya. Qi Qi menyusulnya, ia benar-benar penasaran kenapa Bo Hai tidak pernah memberitahunya padahal ia terus meneriakinya selama ini.
"Apa kau memiliki semacam masalah rahasia?"
Jujur saja, Bo Hai tidak ingin menunjukkan bekas lukanya dan ia juga tidak ingin orang lain melihat kekurangan dan kelemahannya.
Qi Qi berjalan ke depan agar bisa berhadapan dengannya, ia mengungkapkan Bo Hai tidaklah sempurna dan pasti memiliki kekurangan. Ia tidak bisa selalu berani, dan bisa memiliki kelemahan juga.
"Ada waktu ketika bakat senimu tidak lebih baik dari yang lain dan ada waktu ketika kau tidak tahu apa yang harus dilakukan. Inilah dirimu yang asli."
Dibandingkan dengan Bo Hai yang tampil di televisi ataupun koran, Qi Qi lebih menyukai dirinya yang segar dan cerah seperti Bo Hai di hadapannya saat ini. Dan juga ada satu hal lagi yang Bo Hai salah.
"Kau pernah memberitahuku. Saat aku berhenti terobsesi denganmu, aku mungkin akan menjadi seorang florist sungguhan. Sejujurnya, aku memutuskan untuk belajar floristry, jatuh cinta dengan floristry, dan menjadi seorang florist yang sebenarnya, semuanya adalah karena dirimu."
Kamera menyorot buket bunga yang dirangkai Bo Hai khusus untuk Qi Qi. Ketika tangannya terluka karenanya, sebuah duri di setangkai bunga mawar jingga.
Karena Bo Hai, ia bisa menemukan sebuah makna di kehidupannya. Karena Bo Hai pula, ia bisa menjadi sosok terbaik yang dia bisa.
"Kau bukan lagi idolaku, kau adalah idealku."
Qi Qi dikejutkan dengan suara lonceng yang tiba-tiba terdengar. Ia berbalik dan tertegun menatap Bo Hai di hadapannya. Puluhan gelembung cinta lagi-lagi berterbangan diantara mereka berdua. Dalam hati, Qi Qi menarasikan perasaannya saat ini.
"Sepertinya, aku benar-benar jatuh cinta pada Bo Hai...sosok Bo Hai yang asli. Es krim musim panas, kastanye panggang musim dingin, tutup yogurt, kentang goreng yang baru diangkat dari penggorengan, pangsit isi udang, dan semulut penuh poprocks, tidak bisa dibandingkan denganmu."
Twistnya adalah reaksi Bo Hai sendiri. Ia malah menyuruh Qi Qi untuk melakukan pekerjannya dengan baik hahahahahaha.
Qi Qi menyusul Bo Hai yang berjalan meninggalkannya, ia masih mempertanyakannya jika saja Bo Hai mengucapkan kalimat yang salah.
"Musik latarnya bahkan belum mencapai chorus! Kembali! Bo Hai!"
Komentar:
Duh kocak banget si Qi Qi, harusnya puitis gitu tapi gara-gara ungkapannya dia yang konyol jadi rada kocak. Tutup yogurt?!
Jadi yang kalimat terakhir itu sebenernya ada latar belakang musik selama Qi Qi narasiin perasannya, lagunya dinyanyiin Bo Hai sendiri, maaf maksudnya Deng Lun. Judulnya Flower Stay Silent.
Kurang lebih sebagian liriknya kek gini (note ini bagian chorus jadi bukan di adegan itu):
Aku menutup mataku dan mendengar bunga-bunga berbicara
Mereka berkata tidak ada jawaban
Tapi aku mencintaimu, mencintaimu
Aku menutup mataku dan mendengar bunga-bunga berbicara
Mereka mengatakan beribu kalimat
Aku merindukanmu, merindukanmu siang dan malam
Kalian harus dengerin OST ini karena dabes banget sih, entah bakalan kaget atau gak karena suara Deng Lun bagus banget! Bukan sekedar aktor yang bisa nyanyi tapi emang bisa nyanyi. Ya gitulah pokoknya hahahaha.
Btw, yang jadi Mo Nan alias Chen Yi Long juga ngisi salah satu OST judulnya White Night Dream. OST-nya bagus juga, ah emang dasar semua OST drama ini bagus sih. Sebenernya aku juga baru tahu sekarang-sekarang ini kalo yang jadi Mo Nan juga ngisi OST. Aku tahu nama dia Chen Yi Long dan aku tahu juga yang nyanyi lagu itu Chen Yi Long cuman gak ngeh aja ternyata mereka orang yang sama. Abis beda suara dubbing sama lagunya huehehehe.
See you on the next post! Pai pai~
Sayang dibuang >.< |
Bersambung di Sinopsis Sweet Dreams Episode 19 Part 2~
Kak lanjut terus semakin seru aja ,semangaaaat.
ReplyDeleteKak lanjut terus semakin seru aja ,semangaaaat.
ReplyDeleteHehehe siapp!!
Deletekak cepet di lanjut ya...
ReplyDeleteLanjutannya dong kk
ReplyDelete