Warna cerah cocok dengan warna gelap. Kau telah melakukan segala jenis kemungkinan kesalahan. - Ling Ling Qi
Xin Yan semakin panik melihat gelagat Bo Hai yang terus menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Ia tak tahan lagi, ia berniat berdiri untuk melakukan sesuatu seperti membawanya pergi dari sana atau apapun itu. Chen Mo mencegahnya, jika Xin Yan melakukan itu maka akan menarik perhatian semua orang pada masalah yang dialami Bo Hai.
Pandangan Bo Hai semakin kabur, semua yang dilihatnya sudah tak berwarna, baginya semburan api itu begitu menyesakkan. Qi Qi sadar ada yang salah dengan Bo Hai dan menanyakan keadaannya.
Bo Hai tentu saja tak menjawab, ia lebih memilih menggenggam tangan Qi Qi setidaknya untuk membantunya bertahan sampai pertunjukan ini berakhir. Wapresdir Wen memperhatikan gelagat Bo Hai dengan seulas senyuman, Mo Nan juga berdiri di balkon backstage untuk melihat keadaan Bo Hai.
Beberapa orang asing mengunjungi stand milik Flower Plus, Xiao Yi dan Si Si berjaga disana menawarkan minuman herbal yang bagus untuk pria dan wanita. Bao Ni juga berkeliling menawarkan minuman itu dengan menggunakan nampan. Saat ia menemui seorang wanita asing, ia menjelaskan kegunaan dari masing-masing minuman.
Minuman berwarna merah merupakan teh hibiscus (kembang sepatu) yang dipersiapkan khusus bagi kaum wanita untuk menjaga kulit tetap awet muda. Minuman berwarna coklat adalah teh luohanguo bagi kaum lelaki yang berkhasiat untuk meredakan panas dalam. Wanita asing itu tentu saja mengambil minuman berwarna merah dan mengucapkan terima kasih.
Mo Nan menghampiri Bao Ni, di saat yang sama ia melihat Bo Hai yang dibantu Qi Qi untuk duduk di salah satu kursi di dekat sana. Qi Qi meminta Bo Hai untuk menunggu sebentar sementara ia akan pergi mencari obat tetes mata untuknya.
Mo Nan tidak menyia-nyiakan kesempatan itu begitu saja, ia mengambil nampan yang dibawa Bao Ni untuk mengetes penglihatan Bo Hai.
Mo Nan menghampiri Bo Hai dan berbasa-basi menanyakan keadaannya. Bo Hai menggeleng, ia meyakinkan Mo Nan bahwa ia baik-baik saja. Mo Nan kemudian menawarkan teh yang dibawanya untuk Bo Hai minum. Saat Bo Hai akan mengambilnya, Mo Nan menjelaskan teh yang berbeda antara untuk pria dan wanita sama seperti yang Bao Ni jelaskan.
Bo Hai membeku, ia tidak tahu gelas mana yang berisi teh luohangou berwarna coklat. Ketiga gelas dihadapannya terlihat sama saja baginya. Xin Yan dan Chen Mo juga baru sampai disana, Xin Yan ingin membantu Bo Hai tapi lagi-lagi Chen Mo mencegahnya.
Qi Qi baru kembali dari mencari obat tetes mata, sejenak tertegun memperhatikan Bo Hai dan Mo Nan. Mo Nan semakin mendesaknya, menyuruhnya untuk segera memilih. Bo Hai bimbang, tapi ia harus segera memilihnya sebelum menimbulkan kecurigaan.
Bo Hai dengan cepat mengambil satu gelas dan meminumnya, sejenak terdiam mengetahui teh apa yang telah ia ambil. Luohangou! Xin Yan dan Chen Mo menarik nafas lega sementara Bo Hai mengucapkan terima kasih pada Mo Nan.
Wapresdir Wen meninggalkan venue dengan bergairah, ia sejenak berhenti untuk melihat ke belakang. Ia menyeringai, sepertinya rencana kali ini benar-benar akan berhasil.
Xin Yan dan Chen Mo menemui Bo Hai yang sudah kembali ke ruangan khususnya di kompetisi itu. Xin Yan menanyakan keadaannya, sementara Chen Mo langsung meminta maaf karena tidak meninjau dulu acaranya. Ia pikir acara pembukaan hanya berisi nyanyian dan tarian, ia tidak pernah menduga akan ada semburan api di susunan acara.
"Untungnya, kita bisa lolos"
Meski pahit, Bo Hai memberitahukan keadaannya yang sebenarnya. Kali ini mereka tidak bisa lolos, atau dengan kata lain buta warnanya telah kembali.
Chen Mo kebingungan, ia tadi melihat sendiri Bo Hai mengambil teh yang ditawarkan Mo Nan dengan benar. Bo Hai dengan segera membantah karena apa yang terjadi tadi hanyalah kebetulan.
Chen Mo dan Xin Yan menghela nafas, habislah sudah. Sesuatu yang mereka paling takutkan telah terjadi.
"Apa yang harus kita lakukan?,' gumam Chen Mo cemas.
Chen Mo kemudian mendapatkan ide dan segera berlari ke arah pintu untuk memastikan keadaan. Ketika dirasa situasi aman, ia menawarkan rencana lama mereka yaitu dengan menggunakan florist pengganti. Xin Yan merasa rencana ini tidak akan berhasil untuk kasus kali ini. Dalam sebuah kompetisi internasional semua hal harus dilakukan di tempat.
Chen Mo membenarkan kenyataan itu, semua bunga disediakan oleh panitia, tidak ada jalan untuk menutupinya. Chen Mo memukul meja untuk melampiaskan kekesalannya, ia benar-benar tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk mengatasi hal ini.
Tak lama Chen Mo mendapatkan sebuah ide, ponsel? Xin Yan juga menganggap ide itu tidak bisa digunakan. Ia telah mengecek semua area dan semuanya dikontrol dengan sangat ketat. Panitia bahkan menahan semua sinyal, jadi mereka tidak bisa menggunakan ponsel ataupun earbud tanpa kabel.
Ketukan pintu kemudian terdengar, Bo Hai memberi kode pada Chen Mo untuk melihat siapa orangnya. Chen Mo segera berlari ke pintu, ia mendapati orang yang berada di luar adalah Ling Ling Qi. Bo Hai menganggukan kepalanya memberi ijin pada Chen Mo untuk membukakan pintu untuknya.
Begitu Qi Qi masuk, ia langsung memberitahukan informasi dari panitia kompetisi. Mereka harus segera pergi untuk babak final. Semua kontestan akan dikumpulkan di rumah bunga dan babak khusus akan resmi dimulai pada pukul tiga sore. Xin Yan terdiam, mereka masih ada waktu sebelum babak itu benar-benar dimulai.
Bukannya menanggapinya, Bo Hai malah berdiri dan menyuruh Qi Qi untuk mengambil peralatannya.
"Ayo pergi"
Xin Yan dan Chen Mo terkejut dengan keputusan Bo Hai yang tetap maju tanpa berkata apapun sebelumnya,
"Apa yang terjadi?,' tanya Chen Mo kebingungan.
Semua peserta yang lolos ke tahap final berbondong-bondong menaiki sebuah bus khusus yang mengantarkan mereka ke rumah bunga. Nantinya di tempat itu, para peserta akan mengambil stok bunga yang akan mereka gunakan untuk membuat rangkaian di babak final. Xin Yan dan Chen Mo mengantarkan Bo Hai yang telah masuk ke dalam bus.
Xin Yan masih keheranan atas keputusan Bo Hai yang masih ingin lanjut berkompetisi dengan keadaannya yang demikian. Chen Mo benar-benar khawatir, semua yang bisa ia lakukan hanyalah berdoa agar Bo Hai bisa melewati semua ini.
Para peserta sudah sampai di area tujuan, mereka kemudian berjalan kaki untuk bisa sampai ke rumah bunga. Tanpa mengetahui keadaan yang sebenarnya, Qi Qi menanyakan tindakan Bo Hai yang tiba-tiba menggenggam tangannya di acara pembukaan.
Bo Hai tak menjawab, ia berjalan tertatih-tatih karena kondisinya belum terlalu stabil. Qi Qi terus mendesaknya, takut untuk mengakui perbuatannya? Ia benar-benar tak percaya Bo Hai bisa tidak memiliki tata krama.
Kondisi Bo Hai semakin drop, ia mengambil tangan Qi Qi dan menggenggamnya. Qi Qi tentu saja tidak terima tangannya dipegang begitu saja dan berusaha melepaskan tangannya. Jangan pikir karena Bo Hai memberikan gaji tiga kali lipat maka Bo Hai bisa menggenggam tangannya. Ia tidaklah semudah itu dan bagaimana bisa Bo Hai begitu berani mengambil keuntungan darinya?
"Jangan bergerak...ku mohon,' pinta Bo Hai lemah. Qi Qi tertegun memandangi Bo Hai.
Di rumah bunga, masing-masing kontestan berpencar untuk mengambil bunga yang mereka perlukan sementara Bo Hai tak bergerak sedikitpun karena tidak tahu bunga apa yang seharusnya dia ambil. Seorang wanita berdiri di depan kamera untuk menjelaskan ketentuan kompetisi babak final.
"Untuk babak final dari Kompetisi Florikultur Internasional, kami selalu mencoba untuk menggunakan pendekatan yang berbeda. Babak khusus untuk kompetisi diadakan di rumah bunga ini. Selama beberapa saat, semua kontestan akan memilih bunga yang berputar dalam tema 'Kenangan yang Paling Tidak Bisa Kulupakan". Walaupun babak ini bukanlah bagian resmi dari kompetisi, tapi itu bisa menguji penanganan para kontestan dalam pertumbuhan bunga, bentuk, dan pencocokan warna. Bisa dikatakan ini adalah sebuah spoiler kecil untuk babak final."
Wanita itu kemudian menghentikan narasinya karena mereka akan berkeliling untuk melihat-lihat bunga apa yang dipilih oleh masing-masing kontestan.
Karena Bo Hai belum juga bergerak, Qi Qi akhirnya memutuskan untuk mengingatkannya. Jika Bo Hai masih belum juga memutuskan, maka mereka akan sangat terlambat.
Xin Yan dan Chen Mo mengikuti babak khusus dengan live streaming, Chen Mo gregetan Bo Hai belum juga mengambil bunga satupun. Tolong bergeraklah! Xin Yan menganggap tindakan itu wajar saja, jika ia memilih bunga dengan asal tentu ia akan menarik perhatian. Chen Mo tidak sependapat,
"Bukankah dia akan menarik perhatian dengan diam saja disana? Lihat!"
Bo Hai akhirnya mulai bergerak, mengambil apapun yang bisa ia raih. Qi Qi keheranan dengan bunga yang diambil Bo Hai. Kuning, hijau, dan pink semuanya adalah warna cerah. Bagaimana Bo Hai bisa menyandingkannya dengan warna ungu (dari bunga limonium) yang elegan? Bahkan pemula pun tidak akan membuat kesalahan seperti ini.
Bo Hai menoleh ke arah Qi Qi, ia tahu apa yang dilakukannya. Qi Qi sudah tidak peduli, lakukan apapun yang Bo Hai inginkan, lagipula bukan dirinya yang berkompetisi.
Bo Hai terus mengambil bunga dengan asal, Qi Qi masih menggumamkan pilihan anehnya. Warna cerah cocok dengan warna gelap, Bo Hai telah melakukan semua kemungkinan kesalahan. Bo Hai tak bergeming, ia memilih berjalan meninggalkan Qi Qi menuju meja bunganya.
Wanita narator memutari meja peserta satu persatu untuk mendikte setiap bunga yang mereka pilih.
"Anemone poppy (windflower), larkspur (delphinium), bunga fennel, dan anyelir. Aku pikir kontestan ini mencoba untuk menyampaikan kehangatan masa kecil."
Ia kemudian beralih ke meja Bo Hai yang sudah selesai memilih bunganya.
"Bunga yang dipilih oleh Tuan Bo Hai termasuk dahlia, anggrek kuning, sweet scabiouses, dan tulip Alexandra. Dalam hal pemilihan warna, pilihan Tuan Bo begitu berani dan kreatif."
Narator itu mengakui sulit membayangkan karya yang akan ditunjukkan oleh Bo Hai. Ia mengajak pemirsa untuk menunggu dan melihatnya besok.
Bukan hanya Qi Qi yang meremehkan pilihan Bo Hai, ada banyak peserta di sekitar mereka yang membicarakan pilihan bunga Bo Hai yang begitu acak dan 'berani'.
Wapresdir Wen mengikuti babak khusus dengan mengikuti live streaming bersama Shi Ji. Setelah melihat gelagat Bo Hai di rumah bunga, Shi Ji merasa Bo Hai telah kehilangan ritmenya. Wapresdir Wen membenarkan, Bo Hai seolah-olah telah mendapatkan ketakutan di siang bolong.
Shi Ji memuji rencana Wapresdir Wen dan Mo Nan sangat luar biasa.
"Selanjutnya, ayo kita lihat bagaimana master florist ini jatuh dari singgasananya,' ungkap Wapresdir Wen tersenyum menang.
Di lounge venue kompetisi, Si Si dan Bao Ni juga menonton jalannya babak khusus dengan live streaming. Si Si syok bukan main melihat bunga-bunga yang dipilih Bo Hai, pemilihan warnanya luar biasa buruk. Seorang pegawai tertarik dan ikut melihat live streaming itu untuk memastikan, ia sama terkejutnya. Bagaimana mungkin CEO Bo yang memilih bunga-bunga itu? Mo Nan yang juga berada disana mendengarkan pembicaraan mereka dalam diam.
Bao Ni membenarkan, CEO Bo sangatlah berbakat, tapi mungkin saja ia hanya ingin mencoba menentang norma dan merintis jejak baru. Si Si tak sependapat, kombinasi warna ini telah melanggar prinsip warna dasar dalam floristry, jejak baru seperti apa yang bisa dirintisnya?
Bao Ni mengakui ia tidak bisa mengerti Bo Hai. Ia bertanya-tanya apakah Bo Hai seperti atlet olimpiade yang sebelum final kompetisi akan merasakan stres berat sehingga penampilannya menjadi terpuruk. Si Si tidak tahu mengenai hal itu, tapi yang jelas ia yakin akan satu hal,
"Reputasi perusahaan kita akan hancur."
Xin Yan yang kebetulan lewat sana naik pitam mendengar ucapan Si Si yang keterlaluan. Ia melabrak Si Si dan dengan marah menanyakan kembali apa yang baru saja ia katakan. Ia mengancam akan memecat Si Si saat itu juga. Si Si tak berkutik, ia menunduk ketakutan. Para pegawai disana juga ikut menunduk atas kemarahan Xin Yan yang meluap-luap. (Ya iyalah, kalo aku jadi Xin Yan juga bakalan marah banget)
Setelah Xin Yan pergi, Chen Mo yang sedari tadi memang menemaninya menasehati para pegawai yang sedang berkumpul di lounge itu. Lebih baik mereka kembali bekerja dan berhenti bergosip. Chen Mo kemudian mengambil map yang Xin Yan jatuhkan ke lantai dan berjalan menyusul Xin Yan.
Bo Hai dan Qi Qi berjalan meninggalkan rumah bunga menuju bus yang akan mengantarkan mereka ke venue utama. Qi Qi kembali membahas kesalahan Bo Hai tadi, katakan saja Bo Hai tidak terlalu profesional dan suka menggunakan trik licik. Tapi, Bo Hai biasanya tidak terpuruk seperti ini. Lihat saja warna yang Bo Hai pilih! Satu-satunya hal yang bisa dibandingkan dengan warna-warna itu adalah tarian persegi China.
"Apa kenangan yang paling tak bisa kau lupakan adalah menari dengan ibu-ibu?,' tanya Qi Qi penasaran-pertanyaannya merujuk pada tema babak final.
Qi Qi menyentuh lengan Bo Hai, sedari tadi ia tak merespon satupun pertanyaannya. Qi Qi menanyakan keadaan Bo Hai karena ia telah berkelakuan aneh semenjak siang. Jika ia membutuhkan sesuatu, Bo Hai bisa memberitahunya karena ia adalah asistennya. Mungkin saja Qi Qi bisa membantu.
Saat Qi Qi meraba dahinya untuk mengecek jika saja ia sakit, Bo Hai langsung menangkis tangannya dan membentaknya. Ia meminta Qi Qi untuk mengurusi urusannya sendiri. Qi Qi mengerti, baik, ia hanya akan mengurusi urusannya sendiri.
Shi Ji memuji rencana Wapresdir Wen dan Mo Nan sangat luar biasa.
"Selanjutnya, ayo kita lihat bagaimana master florist ini jatuh dari singgasananya,' ungkap Wapresdir Wen tersenyum menang.
Di lounge venue kompetisi, Si Si dan Bao Ni juga menonton jalannya babak khusus dengan live streaming. Si Si syok bukan main melihat bunga-bunga yang dipilih Bo Hai, pemilihan warnanya luar biasa buruk. Seorang pegawai tertarik dan ikut melihat live streaming itu untuk memastikan, ia sama terkejutnya. Bagaimana mungkin CEO Bo yang memilih bunga-bunga itu? Mo Nan yang juga berada disana mendengarkan pembicaraan mereka dalam diam.
Bao Ni mengakui ia tidak bisa mengerti Bo Hai. Ia bertanya-tanya apakah Bo Hai seperti atlet olimpiade yang sebelum final kompetisi akan merasakan stres berat sehingga penampilannya menjadi terpuruk. Si Si tidak tahu mengenai hal itu, tapi yang jelas ia yakin akan satu hal,
"Reputasi perusahaan kita akan hancur."
Setelah Xin Yan pergi, Chen Mo yang sedari tadi memang menemaninya menasehati para pegawai yang sedang berkumpul di lounge itu. Lebih baik mereka kembali bekerja dan berhenti bergosip. Chen Mo kemudian mengambil map yang Xin Yan jatuhkan ke lantai dan berjalan menyusul Xin Yan.
Bo Hai dan Qi Qi berjalan meninggalkan rumah bunga menuju bus yang akan mengantarkan mereka ke venue utama. Qi Qi kembali membahas kesalahan Bo Hai tadi, katakan saja Bo Hai tidak terlalu profesional dan suka menggunakan trik licik. Tapi, Bo Hai biasanya tidak terpuruk seperti ini. Lihat saja warna yang Bo Hai pilih! Satu-satunya hal yang bisa dibandingkan dengan warna-warna itu adalah tarian persegi China.
"Apa kenangan yang paling tak bisa kau lupakan adalah menari dengan ibu-ibu?,' tanya Qi Qi penasaran-pertanyaannya merujuk pada tema babak final.
Qi Qi menyentuh lengan Bo Hai, sedari tadi ia tak merespon satupun pertanyaannya. Qi Qi menanyakan keadaan Bo Hai karena ia telah berkelakuan aneh semenjak siang. Jika ia membutuhkan sesuatu, Bo Hai bisa memberitahunya karena ia adalah asistennya. Mungkin saja Qi Qi bisa membantu.
Saat Qi Qi meraba dahinya untuk mengecek jika saja ia sakit, Bo Hai langsung menangkis tangannya dan membentaknya. Ia meminta Qi Qi untuk mengurusi urusannya sendiri. Qi Qi mengerti, baik, ia hanya akan mengurusi urusannya sendiri.
"Aku bersumpah tidak akan berbicara denganmu lagi!,' teriak Qi Qi pada Bo Hai yang telah meninggalkannya.
Karena buta warnanya, Bo Hai tidak bisa melihat lampu persimpangan jalan telah berubah menjadi hijau, menyisakan tanda merah bagi pejalan kaki. Pikirannya sedang kacau sampai ia menyebrang jalan tanpa menyadari ada sebuah mobil yang melaju ke arahnya. Barulah ketika mobil itu membunyikan klakson berulang kali, Bo Hai menoleh dan membeku.
Untung saja Qi Qi sigap berlari ke arah Bo Hai dan mendorongnya bersamanya. Qi Qi menyebut Bo Hai gila, tidak peduli seberapa marah dirinya, Bo Hai juga harus memperhatikan lampu lalu lintas.
"Kau mau mati?,' kesal Qi Qi meninggalkan Bo Hai.
Bo Hai sudah kembali ke ruangan khususnya di kompetisi. Dengan telaten Chen Mo mendikte setiap warna bunga di hadapannya. Merah, merah gelap, merah cerah, merah muda.
"Berhenti bicara,' pinta Bo Hai. Ia sudah pusing memikirkan solusi dari masalah ini.
Xin Yan kemudian menanyakan kepercayaan dirinya menghadapi babak final. Bo Hai terlihat tidak yakin, tapi selama penglihatannya pulih dan memaksimalkan penggunaan bunga-bunga ini, ia mungkin tidak akan kalah terlalu parah.
Komentar:
Ah, aku gak mau spoiler apapun huehehehe. Btw aku ngakak sama pertanyaan Qi Qi yang 'Apa kenangan yang paling tidak bisa kau lupakan adalah menari dengan ibu-ibu?'
Nyatanya di masa depan, dia emang suka!
Fighting Bo Hai!
See you on the next post! Pai pai~
Bersambung di Sinopsis Sweet Dreams Episode 18 Part 1~
Semangat kak,ditunggu lanjutannya
ReplyDeleteSiapp😊
Delete