Skip to main content

Sinopsis Sweet Dreams Episode 4 Part 1

Aku memulai Flower Plus bukan untuk menghasilkan uang, aku melakukannya untuk menyebarkan hal-hal yang indah. - Bo Hai

Di akhir episode 3 kita melihat bahwa Bo Hai akan mendatangi toko dimana Qi Qi bekerja. Saat mobil Bo Hai mendekat, Qi Qi melihat bahwa sosok yang keluar dari mobil itu adalah Pangeran Jack lengkap dengan kostum pangerannya. Pangeran Jack mendekat padanya dengan senyum yang bersinar dan Qi Qi tentu terpana melihat hal itu.
Ternyata itu semua hanyalah khayalan Qi Qi semata. Ia bahkan sampai harus disadarkan temannya dengan mengguncang tubuhnya dan memanggil namanya berkali-kali. Temannya meminta Qi Qi untuk bersiap dan berdiri dengan benar karena Bo Hai sudah datang.
Bo Hai membuka pintu mobilnya dan tepat saat itu juga handphonenya berbunyi. Telefon itu mengharuskannya untuk segera pergi ke suatu tempat saat itu juga. Tentu saja, itu membuat Bo Hai masuk kembali ke mobilnya dan melaju pergi, meninggalkan Qi Qi yang sudah sangat berharap lol.
Qi Qi yang sangat terkejut dengan reflek mengejarnya. Namun naas, kakinya tersandung standing flowers yang sukses membuatnya jatuh tersungkur. Ia hanya bisa menatap pilu dan memanggil nama Bo Hai pelan.
Bao Ni, Qi Qi, dan Mo Nan sedang makan di tempat biasa. Mo Nan bercerita pada Bao Ni mengenai kejadian yang baru Qi Qi alami. Dengan semangat ia menceritakan mengenai sebuah standing flowers yang terjatuh tepat di atas tubuh Qi Qi. Bao Ni memandang Qi Qi dengan sedikit syok sementara Qi Qi tak berekspresi. Mo Nan dengan beraninya mengutarakan bahwa adegan itu begitu lucu yang sukses membuat Qi Qi membuka mulut pada akhirnya.
"Diam!" HAHA.
Mo Nan berhenti tertawa. Qi Qi bertanya apa itu benar-benar lucu? Tanpa merasa bersalah Mo Nan menganggukan kepalanya cepat.
Bao Ni menghibur Qi Qi dengan mengatakan seharusnya, Qi Qi senang karena tidak melihat Bo Hai hari ini. Menurutnya, dalam hubungan pria dan wanita, kesan pertama adalah hal yang terpenting.
Qi Qi tidak menanggapi, ia justru memilih meminum segelas alkohol.
Mo Nan bertanya mengenai maksud Bao Ni, namun ia kemudian tersadar bahwa Qi Qi menyukai Bo Hai.
"Memang kenapa? Kau suka padanya? Apa kau mau berkelahi denganku?', omel Qi Qi sarkastik.
Dengan gagap Mo Nan menjawab tentu saja tidak. Qi Qi melanjutkan gelas yang kedua.
Belum berhenti sampai disitu, Mo Nan ternyata masih melanjutkan ocehannya. Menurutnya, jarak antara Qi Qi dan 'calon suami'nya adalah sejauh bintang dan lautan. Tapi sebagai teman baiknya, ia berharap Qi Qi bisa menangkap calon suaminya sesegera mungkin. Qi Qi masih lesu jadi Bao Ni mengajak semua orang untuk bersulang.
"Ayo, semangat!"
Malam sudah tiba saat mereka dalam perjalanan pulang. Mo Nan dan Bao Ni mengantarkan Qi Qi terlebih dahulu. Mereka sudah sampai di tempat Qi Qi dan Qi Qi berniat pamit masuk. Tapi sebelum itu, ia mengancam Mo Nan mengenai kenyataan yang baru ia ketahui untuk tidak berbicara omong kosong di toko (mengenai Qi Qi yang menyukai Bo Hai).
Mo Nan mengangkat tangannya dan mengucapkan sumpah janji. Qi Qi geli melihat sumpah Mo Nan yang kekanak-kanakan lol.
"Pai pai~"
"Pai pai~"
Sekarang, hanya tertinggal Bao Ni dan Mo Nan. Mo Nan bertanya dimana Bao Ni tinggal karena ia akan mengantarkannya. Bao Ni tersenyum. Mo Nan merasa aneh dengan senyum Bao Ni maka dari itu ia bertanya pada Bao Ni alasannya.
"Kenapa? Apa ada sesuatu di wajahku? Atau...apa kau pikir aku terlalu tampan?"
Bao Ni kembali tersenyum dan menyipitkan matanya, menyuruh Mo Nan untuk berhenti.
"Kenapa?"
Bao Ni menjelaskan alasannya. Menurutnya, motivasi Mo Nan yang sesungguhnya untuk mendekati mereka,
"Kau ingin mengejarku, kan?"
Mo Nan tertawa canggung dan sedikit syok sepertinya lol. Ia kemudian berkata bahwa ternyata Bao Ni memperhatikannya. Mo Nan kemudian menanyakan mengenai dirinya di mata Bao Ni.
"Lumayan tampan, dan juga kocak. Tapi kondisimu tak terlalu bagus, karirmu juga belum terlalu mapan"
Bao Ni dengan penuh keyakinan menganggap Mo Nan mungkin akan dilewatkan (sebagai seorang kandidat) tapi melihat bagaimana cara dia memperlakukan gadis-gadis memang lebih baik dibandingkan dengan mereka di luar sana yang terlalu berterus terang. Ia mengatakan itu karena sudah melalui banyak pengalaman kencan.
Mo Nan menanggapi, jika benar Bao Ni memang memiliki pengalaman kencan sebanyak itu, lalu kenapa Bao Ni tidak tahu kalo ia hanya menyukainya sebagai seorang teman?
Bao Ni tertawa tak percaya. Mo Nan menganggap memang benar Bao Ni memiliki wajah dan penampilan dengan angka 9 dari 10 tapi kenarsisannya itu benar-bernar luar biasa. Mo Nan menambahkan bahwa para pria sepertinya yang sedang menggapai impian masing-masing, tidak mungkin melompat pada setiap gadis yang ia temui.
Bao Ni tak mau kalah. Ia menganggap alasan Mo Nan barusan hanyalah sebagai cara untuk menyelamatkan wajahnya karena kedoknya baru saja ia bongkar.
Mo Nan tidak tahu harus menjelaskan apalagi agar Bao Ni percaya. Jadi, ia mengangkat tangannya untuk bersumpah (lagi).
"Aku, Mo Nan, tidak peduli itu di masa lalu, sekarang, ataupun di masa depan, aku tidak akan pernah menyukai Lu Bao Ni. Itu karena, aku tidak melihatmu sebagai wanita...', ucap Mo Nan dengan kalimat terakhir yang sedikit mengejek.
Bao Ni tertawa tak percaya. Ia juga tak melihat Mo Nan sebagai pria. Ia terlihat cukup kesal dan memilih untuk langsung pergi meninggalkan Mo Nan saat itu juga. Mo Nan panik karena hal itu, ia bertanya apa Bao Ni marah?
Mo Nan pun berusaha mengejarnya, ia sendiri mencoba berdamai dengan Bao Ni dengan menyenggol bahunya memintanya untuk menyudahinya.
Di sebuah restoran, Bo Hai sedang bertemu dengan CEO Fan (CEO dari Xingguang) yang tempo hari berhasil ia dapatkan investasinya. Mereka berdua terlihat menandatangani surat perjanjian.
CEO Fan bertanya pada Bo Hai, apa ia tahu kenapa ia berinvestasi pada Flower Plus? Dengan tenang, Bo Hai menjawab bahwa begitu kabar ini dirilis pada publik mengenai Xingguang yang berinvestasi pada Flower Plus maka nilai saham CEO Fan akan naik dua kali lipat.
CEO Fan membenarkan, tapi itu hanya satu alasan dari beberapa alasan yang lain. Ternyata, Nicholas, salah satu klien Bo Hai yang memintanya mendekor pernikahannya, adalah teman baik CEO Fan. Nicholas menceritakan mengenai kejadian mawar pink dan putih itu bahwa Bo Hai sudah sering berkonsultasi pada Nicholas dan Madeline, namun tetap saja tiba-tiba terjadi masalah mendekati hari H karena Madeline dengan mendadak ingin mengubah warna bunganya. Masalah seabsurd itupun bahkan bisa diatasi Bo Hai dengan baik.
Bo Hai bercerita kembali mengenai makna pendirian Flower Plus baginya,
"Aku memulai Flower Plus bukan untuk menghasilkan uang, aku melakukannya untuk menyebarkan hal-hal yang indah" - *
CEO Fan menanggapi bahwa ada suatu istilah di dalam dunia investasi. Seorang investor tidak berinvestasi pada perusahannya melainkan pada orangnya. Itulah yang saat ini sedang CEO Fan lakukan, ia tidak berinvestasi pada Flower Plus melainkan pada Bo Hai sendiri.
Bo Hai tersenyum. Ia menjamin bahwa dirinya akan menjadi hal penting terbesar dalam jejak investasi CEO Fan.
Bo Hai menyerahkan surat perjanjian yang sudah ia tandatangani pada CEO Fan, begitu pula sebaliknya. Tak lupa CEO Fan juga memberi semangat pada Bo Hai.
Bo Hai pulang dari pertemuan itu dengan Chen Mo (ingat bahwa pada dasarnya Chen Mo adalah sekretaris Bo Hai), Chen Mo yang mengemudikan mobilnya.
Di perjalanan, Bo Hai ingat mengenai mimpinya saat Queen Mary melawan naga menggunakan kuda putihnya terakhir kali.
Diam-diam, Bo Hai menyimpulkan sudut bibirnya karena mengenang hal itu. Chen Mo yang sadar akan tingkah aneh Bo Hai menanyakan hal itu. Ia merasa, ia tak bisa mencerna apa maksud ekspresi Bo Hai barusan. Bo Hai berterus terang mengenai mimpinya, bahwa alasan mengapa mereka bisa mengalahkan Chungxiang adalah karena 'mimpi itu'. Chen Mo bertanya-tanya mengenai mimpi yang dimaksud Bo Hai.
"Saat Chungxiang mulai mengganggu kita, aku selalu mendapatkan mimpi buruk..."
"Kemudian orang itu muncul...', ucap Bo Hai sambil menahan senyum. Hahaha walaupun absurd tapi ngangenin kan bang!
Chen Mo dengan antusias bertanya apa gender 'orang itu'. Bo Hai meliriknya dan berhenti sebentar sebelum melanjutkan,
"Jangan berpikir vulgar. Aku bahkan tidak bisa mengingat wajahnya dengan jelas. Aku hanya ingat beberapa adegan yang penting."
Mendengar hal itu, membuat Chen Mo semakin antusias. Ia sadar bahwa 'orang' yang dimaksud Bo Hai adalah seorang wanita, sesuatu yang langka Bo Hai bahas.
"Wanitaaaaa?!', ucapnya sambil menahan tawa. 
Bo Hai mencoba membuat senyumnya tak terlalu jelas.
"Bos, itu bukanlah sesuatu yang vulgar. Kau sudah berusia 28 tahun, tapi kau tidak pernah menjalin hubungan sebelumnya. Jika kau tidak mengalami mimpi semacam ini, aku hampir berpikir bahwa kau menyukaiku."
Otomatis Bo Hai tertawa karena hal itu. Ia akan menanggapi saat sebuah telefon tiba-tiba masuk. Telefon itu mengantarkan mereka pada kabar yang bagus. Chungxiang telah membatalkan rencana akuisisi mereka terhadap Flower Plus. Chen Mo bersorak.
Namun Bo Hai justru merasa sebaliknya. Setelah menghela nafas, ia berkata bahwa menyerah sebegitu mudahnya bukanlah gaya Chungxiang. Maka dari itu, ia meminta Chen Mo untuk terus mengawasi Chungxiang, terutama Pecundang Wen.
"Aku mengerti', sanggup Chen Mo. 
Di sebuah bar, pecundang Wen sedang bertemu dengan seorang pria dari Chungxiang. Pria itu mengatakan bahwa pembatalan atas akuisisi Flower Plus adalah keputusan dari kantor pusat. Namun, seperti dugaan Bo Hai, Chungxiang masih belum menyerah atas ambisi mereka untuk mendapatkan Flower Plus.
Pecundang Wen juga berprinsip sama. Ia tahu, saat ini ia sedang dikritik habis-habisan oleh semua orang namun, ia beranalogi bahwa setiap anak panah tidak bisa diambil lagi begitu meninggalkan busurnya. Pecundang Wen mengibaratkan Chungxiang sebagai sebuah kapal pembajak yang akan ia naiki sampai akhir.
"Tapi jangan khawatir. Aku akan melakukan yang terbaik untuk Chungxiang. Sebagai gantinya, kau harus menepati janjimu"
Pria itu meletakkan gelas yang sedari tadi dipegangnya, ia meminta Pecundang Wen agar jangan khawatir. William (parasit yang lain - yang aku sebut sebelumnya sebagai om gak tahu diri, kayaknya mas-mas ini asistennya deh) pasti akan memenuhi janjinya. Pria itu juga meminta Pecundang Wen untuk bisa mentransparasikan hartanya, selain 20% dari saham dan dukungan dari para komisaris, Pecundang Wen akan mendapatkan bayaran menggiurkan lebih banyak dari yang bisa Pecundang Wen bayangkan.
Sekilas, Pecundang Wen tersenyum tipis setelah mendengar keuntungan yang bisa ia dapat jika terus berada di pihak Chungxiang. Baginya, Flower Plus sendiri adalah bayaran yang paling menggiurkan.
Pria itu mendengus mendengar permintaan Pecundang Wen. Ia tidak mengerti kenapa Pecundang Wen begitu mengidamkan sebuah perusaahaan floristry. Sambil memutar cincin di jari telunjuknya, motivasinya tentu saja datang atas suatu hal antara dirinya dan Bo Hai.
Pecundang Wen mengambil gelas di meja dan mengajak pria itu untuk bersulang. Ia yakin, dirinya dan Chungxiang akan menjadi rekan yang baik kedepannya.
"Baiklah. Kalau begitu, Chungxiang secara resmi akan memulai rencana kedua untuk mendapatkan Flower Plus"
Pria itu mengingat rencana pertama mereka, sebenarnya William sudah menduga bahwa Bo Hai bisa mengatasi masalah sebelumnya dengan rencana terbaiknya.
Jadi, William sudah membuat persiapan (untuk rencana berikutnya). Pecundang Wen pun menyeringai tipis.
Pagi hari di toko bunga, Qi Qi sedang berkutat dengan pasokan bunga.
Mo Nan tiba-tiba datang dari arah belakang untuk memberitahukan bahwa ia memiliki kabar yang bagus. Departemen Pemasaran akan membuat sebuah CF (eaaa) untuk Bo Hai.
Qi Qi terlihat tidak tertarik. Ia masih belum paham dimana letaknya hal itu bisa berhubungan dengannya.
Mo Nan mencoba berpose keren untuk memberitahukan hubungannya. Tapi, ia malah bersender pada pintu terbuka yang otomatis membuatnya mundur ke belakang. Setelah berdehem, Mo Nan menawarkan sesuatu dengan bangga. Jika Qi Qi bersikap baik padanya maka ia akan mengusahakan untuk membawa Qi Qi ke kantor pusat agar bisa melihat Bo Hai (atas alasan proyek CF).
Qi Qi terkejut dan langsung berdiri.
Di adegan berikutnya, kita bisa melihat bahwa Mo Nan menjadikan Qi Qi sebagai budaknya. Qi Qi terpaksa harus memijat Mo Nan agar ia bisa ke kantor pusat. Mo Nan bahkan masih tidak percaya, siapa yang tahu jika orang yang sedang memijatnya adalah orang sama yang membully-nya tempo hari haha. Qi Qi hanya bisa bermuka masam mendengar ocehan Mo Nan. Mo Nan bersyukur ia bisa bertahan waktu itu...
"Aaaaaaa', teriak Mo Nan kesakitan. Qi Qi mengingatkan Mo Nan, coba saja jika Mo Nan ingin bertindak lebih jauh!
"Baik...baik...', ucap Mo Nan menyerah dan menahan sakit akibat pijatan luar biasa Qi Qi LOL.
Teman Qi Qi datang ke gudang untuk menaruh stok bunga di lemari pendingin. Ia juga mengatakan bahwa mereka bisa pergi sekarang. Untung saja, manajer toko sedang tidak masuk dan temannya lah yang akan menggantikan Qi Qi untuk hari ini. Wajah Qi Qi bersinar mendengar hal itu.
"Terima kasih, Kak Qian!" (Akhirnya aku tahu namanya lol, oke abis ini aku bakalan sebut dengan panggilan Kak Qian
Qi Qi langsung mendorong Mo Nan ke samping dan berlari pergi.
Mo Nan yang jatuh terjungkal berteriak pada Qi Qi untuk pergi bersamanya, karena Qi Qi tidak bisa masuk kantor pusat tanpa dirinya. Kak Qian tertawa melihat tingkah mereka berdua dari belakang.
Di kantor Bo Hai, sepertinya Chen Mo sedang mengajari Bo Hai bagaimana cara berpose dengan memukau untuk filming CF yang akan datang. Chen Mo meminta Bo Hai untuk mengikuti gerakannya. Membalik tubuhnya dengan seksi.
Ia meminta Bo Hai untuk menghadap belakang terlebih dahulu. Bayangkan jika Bo Hai adalah Prince Charming dari pegunungan(?) dan begitu ia menghitung mundur dari tiga maka Bo Hai langsung berbalik arah.
"Tiga, dua, satu. Berputar!"
Bo Hai memutar tubuhnya dengan gerakan kuat yang aneh. Tentu saja, Chen Mo tidak puas dengan hasilnya.
Begitu kamera zoom out, kita bisa melihat kenapa pose Bo Hai sangat aneh sehingga membuat Chen Mo mengerutkan dahinya. Kaki Bo Hai terbuka dengan sangat lebar. Chen Mo mendekat untuk memperbaiki postur Bo Hai.
Ia memperbaiki posisi tangan Bo Hai yang canggung, menurunkan bahunya, mengangkat kepalanya, dan menyuruhnya tersenyum sedikit. Chen Mo mengucapkan closure untuk sesi pelatihannya. Menurutnya bagian yang terpenting adalah tatapan mata.
Cobalah untuk terlihat mengancam seolah bersiap membunuh lawannya. (Dan aku keinget Xu Feng pas nulis ini hehe-karakter Deng Lun di Ashes of Love).
Chen Mo mundur ke belakang untuk mencoba lagi.
"Tiga, dua, satu. Berputar!"
Bo Hai berputar lagi. Tidak jauh berbeda. Chen Mo mengambil kesimpulan bahwa memang beberapa hal bergantung pada bakat HAHAHA.
Bo Hai memalingkan mukanya dan mengatupkan bibirnya. Ia sudah terlihat siap menyerang tapi Chen Mo masih saja megoceh. Chen Mo menyarankan untuk menyewa editor foto yang mahal dan mengambil beberapa foto biasa.
Bo Hai langsung melemparkan jurusnya, membuat tanda tiga dari jari tangannya (yang juga mirip tanda oke, tergantung interpretasi). Chen Mo langsung mengerti apa maksudnya.
"Kau akan memotong gajiku lagi?"
"Kali ini, maksudku benar-benar 'oke'"
"Yeay!"
Mo Nan dan Qi Qi memasuki lobi kantor pusat Flower Plus. Tingkah Qi Qi terlihat tidak alami, maka dari itu Mo Nan sengaja mengejutkan Qi Qi dari belakang. Karena was-was, tentu saja Qi Qi reflek sangat terkejut. Mo Nan sudah menduganya dan meminta Qi Qi untuk membuatnya tidak terlihat terlalu kentara.
Ternyata, Xin Yan melihatnya dari kejauhan. Ia hendak mengejarnya namun salah satu staff menghampirinya untuk meminta tanda tangan.
Di rumah kaca utama, semua florist sibuk melakukan pekerjaannya masing-masing. Qi Qi datang dari arah pintu masuk dan memilih mengintip terlebih dahulu dari tumbuhan semak yang berada di sekitar sana.
Qi Qi melihat sesosok pria dengan setelan jas membelakanginya di kejauhan. Ia menduga bahwa dialah Bo Hai pujaan hatinya. Reflek ia histeris dan memanggil namanya.
"Bo Hai!"
Mendengar hal itu, membuat Mo Nan menutup mulutnya. Mereka memperhatikan sosok itu sekali lagi.
Mendadak Qi Qi bertingkah aneh, nafasnya tidak teratur dan terlihat gelisah.
Ia bahkan membenturkan kepala dan tubuhnya pada pintu rumah kaca yang terbuka, membuat suara gaduh sebagai akibatnya. Mo Nan keheranan atas tingkah Qi Qi dan bertanya apa yang sebenarnya sedang Qi Qi lakukan.
Qi Qi berjalan mendekat dan menggaruk kepalanya. Ia meminta waktu untuk menenangkan dirinya dulu hahahaha. Mo Nan hanya bisa menggelengkan kepalanya. Ia menawarkan untuk mendeskripsikan sosok Bo Hai jika Qi Qi tidak sanggup melihatnya.
"Bo Hai. Dia terlihat sebagai seorang pria. Posturnya...kekar. Ya, itu kata yang perfect untuk menggambarkannya. Rasio tubuhnya adalah rasio emas 1:1..."
Qi Qi merespon dengan mengerutkan seluruh bagian wajahnya. Mo Nan melanjutkan,
"Seluruh tubuhnya dipenuhi dengan kekuatan.  Tangannya...kasar namun kuat, persis seperti tangan petani tua. Mampu merobek bunga dan daun-daun liar. Semua itu cocok dengan gaya rambutnya yang mengkilat yang terlihat seperti dijilati anak sapi. Tubuhnya hanya memancarkan pesona. Coba lihat saja"
Perlahan, Qi Qi mulai keluar dari persembunyiannya dan mencoba mengintip sekali lagi.
Namun, begitu sosok itu berbalik dan mendapati bahwa ia bukanlah Bo Hai melainkan Chen Mo, sukses membuat Qi Qi berteriak keras. Ia langsung lari dari sana karena terlalu terkejut HAHAHA.
Seluruh staff yang berada disana otomatis menoleh ke sumber suara. Sekarang hanya tinggal Mo Nan karena Qi Qi sudah berlari pergi, ia meminta maaf dan berusaha menjelaskan bahwa tadi ada burung yang berhasil masuk ke rumah kaca lol. Chen Mo melihatnya keheranan.
Mo Nan berbalik pergi dan menekuk wajahnya akibat tingkah Qi Qi yang tidak terduga.
Qi Qi naik ke sebuah lantai dari sebuah tangga. Ia tersesat dan bimbang ketika dihadapkan pada dua buah arah.
Setelah cap-cip-cup, akhirnya ia memilih koridor di arah kiri.
Mo Nan yang kehilangan jejaknya memutuskan untuk menelfon Qi Qi untuk menanyakan keberadaannya.
Qi Qi mengangkatnya saat ia tiba di sebuah kompleks ruangan. Ia berkata bahwa ia tersesat. Mo Nan memarahinya bagaimana Qi Qi bisa tidak tahu dimana ia berada. Tapi Qi Qi membantah, ia tahu bahwa ia baru saja melewati ruangan referensi.
"Ruang referensi? Oh, lift berada di sebelah kananmu. Hadap ke ruang referensi kemudian belok kanan. Di persimpangan kedua belok kiri"
"Ruang referensi...belok kiri..."
Ting... suara lift yang terbuka. Qi Qi berbalik dan mendapati sosok yang keluar dari lift adalah Bo Hai!
Qi Qi langsung terdiam dan membeku begitu menyadari Bo Hai berada di depannya dan berjalan mendekatinya. Qi Qi super duper terpana HAHAHAHA.
"Kau siapa?', tanya Bo Hai.
Mo Nan yang mengenali suara itu langsung terkejut dan memutuskan untuk pergi kesana saat itu juga.
Qi Qi menjawab dengan tersipu malu bahwa ia adalah Ling Ling Qi dari Departemen Pemasaran.
"Sebagai tenaga penjual, kenapa kau berada disini saat jam kerja?"
"Aku disini untuk melihatmu" HUAHAHAHA.
"Apa?', kening Bo Hai berkerut, ia melanjutkan jurus pamungkasnya:
"Meninggalkan pekerjaan tanpa izin dan mengabaikan tugasmu. Kau dipecat."
Tepat saat itu Mo Nan datang. Sebelum mengutarakan alasan, terlebih dahulu ia berbalik dan menarik nafas.
Ia menyapa Bo Hai dan menjelaskan bahwa Qi Qi adalah salah satu staff yang dimintanya untuk membantu proyek CF untuk Bo Hai. Tadi Qi Qi berniat pergi ke toilet tapi karena buruk dalam arah, ia berakhir tersesat.
"Bisakah kau berhenti menatapku?', pinta Bo Hai pada Qi Qi. Ia juga menyuruh mereka membersihkan ruang penyimpanan bunga setelah bekerja.
Bo Hai langsung berjalan pergi dan memasuki ruangannya.
Qi Qi masih di dunia lain, jadi Mo Nan menepukkan telapak tangannya di hadapan Qi Qi memintanya untuk segera membangunkan diri.
"Bersihkan ruang penyimpanan setelah bekerja"
Qi Qi menganggukan kepalanya pelan sambil terus tersenyum. Mo Nan ingin mengatakan sesuatu tapi berakhir dengan speechless setelah melihat ekspresi Qi Qi yang berbunga-bunga. Mo Nan segera menariknya pergi dari sana.
Mo Nan dan Qi Qi membersihkan ruang penyimpanan. Ruang penyimpanan ini berisi rak-rak bertingkat yang dipenuhi pot-pot berisi bunga berbagai jenis dan warna. Mereka mengepel lantai, mengelap rak, menata pot dan memindahkannya, serta lain sebagainya.
Mo Nan meregangkan bahunya setelah mengangkat satu pot besar bunga anyelir. Ia mengumpat Bo Hai sebagai seorang iblis, untuk alasan yang random dia menyuruh mereka ke ruang penyimpanan untuk melakukan kerja paksa.
Qi Qi tidak bergeming, ia tetap membersihkan rak dengan rajin. Ia membela Bo Hai bahwa perintah ini hanya sebagai bentuk kedisiplinan. Mo Nan tidak mengerti akan sikap Qi Qi, bahkan masih bisa memuji Bo Hai setelah ia menyiksanya.
"Sebagai atasan, bukankah sudah seharusnya ia sangat disiplin? Itu tidak masalah"
Mo Nan menyerah beradu argumen dengan Qi Qi yang pada dasarnya adalah penggemar Bo Hai. Ia pasti membenarkan semua tingkah lakunya.
Saat Qi Qi menaruh satu pot tanaman english ivy di rak bagian atas, ia terjatuh dari sebuah kursi yang ia gunakan sebagai sebuah pijakan. Beberapa pot bunga krisan kuning juga ikut berhamburan diatasnya. Mo Nan bergegas menghampirinya dan terkejut karena hal itu.
Bo Hai sedang menikmati udara segar di atap kantor. Tak lama, Chen Mo datang menemuinya mengatakan sebuah gosip yang tengah hangat di kantor mereka.
"Gadis yang kau temui tadi adalah peserta ujian yang mengikuti perekrutan kita selama tiga tahun berturut-turut. Dia penggemarmu!"
"Terus?"
"Maksudku...kau tidak memecatnya. Apa karena kau bersimpati padanya?"
Bo Hai membantah, masih banyak hal penting lain yang bisa ia lakukan.
Lagi-lagi Chen Mo membual mengenai dirinya yang tampan tapi tak ada seorang pun yang menghargainya. Ia heran dengan Bo Hai yang memiliki wajah pas-pasan namun justru memiliki begitu banyak penggemar.
"What's wrong with this world?!" LOL
Bo Hai ingin mengatakan sesuatu tapi akhirnya ia urungkan. Chen Mo masih saja mengelus wajahnya dan menyayangkan karunia Tuhan itu.
Xin Yan datang dan menghampiri mereka dengan membawa sebuah paperbag. Ternyata paperbag itu berisi beberapa jamu yang ia dapatkan dari kampung halamannya khusus untuk Bo Hai. Ia tahu bahwa Bo Hai mendapatkan banyak stress akhir-akhir ini, jadi ia berharap dengan jamu miliknya Bo Hai menjadi lebih sehat.
Bo Hai menoleh ke arah Chen Mo seperti memberikan sinyal untuk membantunya. Bo Hai kemudian menolak secara halus bahwa ia tidak tahu cara memasak jamu.
Xin Yan memberitahukan caranya. Jamu ini mudah digunakan, cukup ditaruh di bubur atau sup yang Bo Hai makan. Ia bahkan menawarkan diri untuk memasakannya jika Bo Hai masih belum mengerti. Bo Hai menoleh lagi.
"Jam berapa sekarang? Oh, aku punya janji. Kalian berdua bisa mengobrol"
Bo Hai langsung pergi dari sana.
Chen Mo mengambil kesempatan itu, dengan perlahan ia mengambil paperbag itu dan meminta Xin Yan untuk memberikannya saja sebagai gantinya.
Bukannya memberikannya, Xin Yan malah langsung menginjak kakiknya dan pergi dari sana.
"Xin Yan! Kejamnya dirimu~"
Di ruang penyimpanan, Mo Nan mengobati luka Qi Qi. Mereka duduk di gang antar rak. Mo Nan menyuruh Qi Qi untuk menahan rasa sakitnya, namun Qi Qi masih saja berteriak kesakitan dan meniupnya berkali-kali.
Mo Nan bercerita mengenai nasib sialnya hari ini, harusnya ia melihat horoskopnya dulu sebelum meninggalkan rumah.
Mo Nan membukakan plester untuk Qi Qi dan memakaikannya.
"Mo Nan, mulai hari ini, kau akan menjadi saudaraku selamanya"
"Benarkah?"
Qi Qi mengangguk. Mo Nan meminta Qi Qi untuk memilih antara dirinya atau Bao Ni. Qi Qi menjawab tentu saja Mo Nan...setidaknya untuk hari ini.
Walaupun Mo Nan sempat kecewa tapi Mo Nan merasa gembira dan memutuskan untuk melakukan semua sisa pekerjaan sendiri. Ia menyuruh Qi Qi untuk beristirahat saja. Qi Qi tersenyum gembira karena hal itu.

Komentar:
Ini jarang-jarang bikin komentar di part ganjil hehe. Aku lihat viewers blog ini meningkat drastis karena ditautin di satu web sinopsis populer, tadinya aku emang komitmen buat terus ngelanjutin sinopsis ini cuman waktunya ya sebisanya kalo lagi mood dan ada waktu. Tapi sekarang, setelah viewersnya banyak, jadi ada tanggung jawab gitu buat terus update sesering mungkin dengan kualitas yang masih sama tentu saja, gak ala kadarnya buat kejar episode, karena pasti ada banyak orang yang nungguin cerita selanjutnya. Aku lagi minggu UAS, dan kebetulan ada libur seminggu sebelum UAS terakhir, abis itu liburan semester. Mungkin, aku bakalan lebih sering update hehe. Tapi, nulis sinopsis itu gak gampang, butuh effort dan aku tipikal anak yang gak mau asal-asalan cuma karena ngejar postingan. Selain itu, aku juga lagi skripsian hahaha jadi dimohon bersabar ya. Aku gak bisa janji buat update tiap hari maksudnya hehe.
Oh ya makasih yang udah kasih semangat! Hal kecil itu ajaibnya bikin aku ngerasa kalo effort aku bener-bener dihargai>.< 
Oh ya, perkataan Bo Hai yang aku tandain pake bintang merah (dan juga tagline part ini) sebenernya mirip sama tujuan Flower Plus yang asli. Ada kabar mengejutkan lainnya mengenai Flower Plus. So, tunggu aja di part genap ya!^^ See you on the next post! Pai pai~

Bersambung di Sinopsis Sweet Dreams Episode 4 Part 2~

Comments

  1. Lnjuttt min..seru trnytaaa...aku sukaa...hwaiting min..💪💪

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih Joanitaa>.< Ditunggu aja ya part selanjutnya! Lagi proses huehehehe

      Delete
  2. Replies
    1. Iya seru >.<
      Di episode mendatang aku jamin lebih seru dan kocak!

      Delete
  3. semangat... lanjutnya seru cerita....

    ReplyDelete
  4. Fix...awalny cm iseng2 eh trnyta buaagussss bngt...kak lnjutn ya..seneng bgt deh.kykny lngsng jtuh cinta..semngtz ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nahhh aku juga awalnya iseng kok hahaha dan kaget ternyata seseru itu! Amaze aja karena konsepnya bener-bener unik. Setau aku belum ada drama yang ngangkat masalah perusahaan startup dibidang floristry, bahkan Korea lol.
      Makasih Rachma udah kasih semangat ya! Tenang aja, pasti lanjut kok hehe. Have a nice day>.<

      Delete
  5. Sampai tamat ya semangat nulisnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Siapp Anon! Doain lancar dan bisa maksimalin waktu luang ya!! Hehe

      Delete
  6. Temen malem taun baruan aku nih😂😂😂semangat terus kak..sampe tamat yaaa😙😙😙

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha anti mainstream lah ya tahun baruan baca sinopsis😅
      Hope you like it><
      Makasih anon❤️

      Delete

Post a Comment

Popular Posts This Week

Sinopsis Sweet Dreams Episode 9 Part 1

Kau benar. Terkadang, memberi penolakan secara jelas lebih manusiawi daripada berpura-pura baik - Lu Bao Ni

Sinopsis Sweet Dreams Episode 10 Part 2

Percayalah, selama bunga segar di dunia ini terus mekar, hal-hal indah juga akan terus datang. -  Solace Master

Sinopsis Sweet Dreams Episode 2 Part 1

Setiap tumbuhan memiliki keunikan tersendiri. Selama dirimu tahu apa yang membuat ia istimewa, niscaya kau akan menemukan sisi keindahannya yang unik. - Bo Hai

Sinopsis Sweet Dreams Episode 18 Part 2

Dua puluh tahun telah terlewati, tapi aku tidak pernah melupakannya. Konsep desain untuk karya ini adalah kembang api di langit malam. Walaupun memiliki bentuk yang indah, tapi itu membuatku merasakan sakit dan kesepian. - Bo Hai

Sinopsis Sweet Dreams Episode 17 Part 2

Komite dari Kompetisi Florikultur mengatur sebuah penampilan pembukaan. Haruskah kita menambahkan sesuatu di dalamnya? - Mo Nan