Skip to main content

Sinopsis Sweet Dreams Episode 8 Part 2

Kau jelas-jelas sangat tidak menyukaiku, tapi kenapa kau malah menahanku di sisimu? - Ling Ling Qi

Sehabis mandi, Qi Qi menyadari hujan sedang turun di luar jendela. Petir yang menggelegar mengingatkannya pada suatu hal. Ia bergegas berlari keluar untuk menyelamatkan 'sesuatu'.
Ternyata atap kediaman Mo Nan di rooftop bocor besar. Ia memeluk bantal di ujung tempat tidur, matanya menerawang tak berdaya. Kasur dan selimutnya juga ia gulung agar tidak basah terkena bocoran air.
Qi Qi tiba-tiba datang membuka pintu membawa baskom dan ember untuk menampung air. Ia meminta maaf kepada Mo Nan karena telah mengecewakannya. Tadinya ia sudah berencana memanggil orang untuk memperbaiki atap, tapi ia tidak tahu ternyata hujan akan datang secepat ini.
Qi Qi yang sibuk meletakkan baskom dan ember meminta Mo Nan untuk tidak usah khawatir karena ia mempunyai peralatan lengkap yang bisa menjamin Mo Nan aman malam ini. Sangat aman, sampai Qi Qi tidak bisa bertahan di guyuran air dan memilih mengamankan diri dengan naik ke atas tempat tidur lol.
Mo Nan yang sudah pasrah mengakui dirinya adalah seorang Raja Monyet yang menyambut Qi Qi ke gua air terjunnya. Ia menyuruh Qi Qi untuk duduk dan tidak usah terlalu sopan padanya.
Qi Qi tertawa canggung dan memutuskan untuk duduk. Ia kembali menenangkan Mo Nan tapi kemudian mengeluh kaos kakinya yang basah, pernyataan yang tentu bertolak belakang. Mo Nan memberikannya sebuah selimut, ia menyuruh Qi Qi untuk menangkis semua hal yang bisa ia tangkis. Qi Qi tertawa dan menanyakan keadaannya.
Mo Nan dengan jujur mengungkapkan firasatnya malam ini yang tidak akan punya tempat tinggal.
Qi Qi terdiam sebentar dan menyadari sesuatu. Ia menemukan solusi lain dan meminta Mo Nan untuk menunggu sebentar.
Sementara Qi Qi pergi keluar, Mo Nan makin mendekat ke arah dinding dan meringkuk untuk menghindari air yang semakin menjalar.
Di luar, Qi Qi ternyata menyiapkan sebuah tenda dan menggelar tikar. Ketika dirasa sudah siap, Qi Qi memanggil Mo Nan keluar untuk melihat apa yang ia buat. Mo Nan dengan susah payah bejalan melewati guyuran air.
Di depan pintu, ia berhenti karena tercengang Qi Qi menyiapkan hal seperti itu dan tidak ada alasan untuk tidak segera menghampirinya dengan excited.
Mo Nan memuji Qi Qi yang bisa terpikirkan ide sehebat itu. Qi Qi tersenyum, ia merasa mereka sedang berkemah. Ya, Mo Nan sependapat tapi akan lebih bagus lagi jika lebih gelap sedikit. Qi Qi tidak setuju, ia takut kegelapan, jika lebih gelap maka-
Dep! Mati lampu! Qi Qi dan Mo Nan otomatis membeku.  Qi Qi kemudian mengumpati Mo Nan bermulut gagak (ucapannya membawa kesialan).
Terdengar suara petir yang cukup keras. Qi Qi berteriak ketakutan dan memeluk Mo Nan, pelukan yang lebih seperti cekikan karena Qi Qi menarik lehernya dengan sangat kuat.
"Apa itu?!,' jerit Qi Qi semakin menjadi. Mo Nan menyuruh Qi Qi untuk melepaskan tangannya karena ia hampir tidak bisa bernafas.
Mo Nan kemudian berinisiatif mengeluarkan senter untuk melihat tempat yang ditunjuk Qi Qi. Barulah saat ia memastikan tidak ada apapun, Qi Qi mau melepaskan tangannya.
Usilnya, Mo Nan masih sempat menakuti Qi Qi seolah melihat sesuatu padahal tidak ada apa-apa. Qi Qi kesal karena ia benar-benar takut setengah mati.
Qi Qi menduga listriknya padam karena saklar daya utamanya rusak, pasti seseorang akan memperbaikinya dengan segera. Mo Nan menenangkannya, bukankah tidak terlalu buruk seperti ini?
Mo Nan tidak seperti biasanya bercerita mengenai kenangannya ketika masih kecil.
"Dulu, ketika aku masih kecil, ayahku sering mengajakku untuk berkemah. Setiap kali kami berada di tenda, itu akan tepat seperti ini. Sepanjang malam, ayahku akan mengajariku tentang bunga dan rasi bintang dalam tenda. Dan ini!"
Mo Nan membuat bentuk bayangan jari dengan cahaya senter, sebuah bentuk serigala yang bahkan telinganya bisa bergerak. Qi Qi tertawa memuji Mo Nan dan mengakui bayangan itu cukup mirip.
Qi Qi kemudian menanyakan kebiasaan itu, apa ayah Mo Nan masih mengajaknya berkemah sampai sekarang?
Mo Nan sejenak terdiam, air mukanya berubah. Kenyatannya ayahnya telah meninggal. Qi Qi merasa bersalah dan meminta maaf. Mo Nan menenangkannya, tidak apa-apa, lagipula itu sudah lama terjadi.
Qi Qi menghibur Mo Nan agar tidak bersedih. Jika ia ingin berkemah, maka Qi Qi bisa pergi dengannya. Mo Nan menggoda perkataan Qi Qi, ia baru saja bilang takut kegelapan, bagaimana bisa mengajaknya berkemah?
Qi Qi membela diri, ia akan baik-baik saja asal membawa banyak senter dan lilin. Bukankah berkemah selalu begitu? Mo Nan tersentuh dan menatapnya tulus, ia berterima kasih pada Qi Qi.
Lampu kembali menyala tak lama seperti dugaan Qi Qi. Mereka dikejutkan dengan suara ibu Qi Qi yang berteriak dari bawah, menegurnya belum tidur ketika malam sudah larut.
Qi Qi otomatis beranjak berdiri, suara ibunya lebih menakutkan daripada listrik yang padam. Ia pamit pulang dan berjanji akan memanggil orang untuk memperbaiki atapnya besok. Mo Nan menyuruhnya membawa senter, tapi Qi Qi tidak memerlukannya.
"Hati-hati ketika turun di tangga!"
Selepas Qi Qi pergi, Mo Nan tidak sanggup menahan senyumnya. Tidak buruk, berkat kejadian ini ia bisa mengenang memori bersama ayahnya.
Sebelum pergi tidur, Qi Qi mengingat perlakuan Bo Hai yang sangat kejam padanya. Saat mengancam Qi Qi dengan toko ayahnya, saat Bo Hai diam-diam melihat sandiwaranya di cafetaria kantor, saat ia menyuruh Qi Qi untuk menghafalkan buku pedoman floristry yang sangat tebal dan langsung mengujinya di hari yang sama.
Qi Qi membuka lacinya. Ia memutuskan memakai gelang mimpi untuk membalas dendam perbuatan Bo Hai di alam mimpi. U go girl!
(Note: Seperti di part sebelumnya, Bo Hai memberikan Qi Qi sebuah novel berjudul 'Seven Heroes and Five Gallants'. Untuk beberapa mimpi ke depan mereka akan mengambil latar karakter Bai Yutang dan Zhan Zhou lol)
Back to dream world~
Terdengar suara musik khas Barongsai, latar waktu dan tempat telah beralih ke masa historical. Di sudut keramaian, seseorang memukul gong kecil untuk mengumpulkan massa, menarik mereka untuk melihat pertunjukan yang akan dimulai.
"Semuanya, kakak kita telah sampai. Jika kalian mempunyai uang, maka dukung kami dengan memberikan uang. Jika kalian tidak memilikinya, mohon dukung pertunjukan ini dengan menontonnya"
Para penonton yang mengerubungi bertepuk tangan meriah menyambut pertunjukan itu.
Qi Qi yang sedang terbaring perlahan mulai membuka matanya. Ia terkejut karena sebuah balok batu besar menindih perutnya apalagi ditambah orang-orang yang mengelilingnya dan bersorak padanya.
Ia melihat seorang laki-laki berdiri tak jauh darinya, maka dari itu ia meminta orang tersebut untuk memindahkan batu di atas tubuhnya.
Bukannya membantu, laki-laki itu justru mulai mengangkat palu besar yang dipegangnya. Qi Qi membelalakan matanya, ia sadar palu itu digunakan untuk memecah batu yang berada di atas tubuhnya. Matanya terpejam, palu itu sudah berada di depan matanya bersiap untuk menghancurkannya.
Namun, untung saja batu itu berhasil terbelah dengan keadannya yang masih baik-baik saja. Semua orang bersorak, terkagum dengan pertunjukan tersebut.
Qi Qi terpana, apa ia baru saja menguasai seni bela diri yang mengagumkan? LOL
Ia buru-buru berdiri dan menyambut sorakan penonton,"Terima kasih...terima kasih"
Seseorang berbaju merah yang melintas tak jauh dari sana menarik perhatiannya. Tidak salah lagi, itulah sosok Bo Hai!
Qi Qi bergegas mengikutinya dan menemukan ia masuk ke sebuah penginapan bernama Xiang Feng. Ia menyipitkan matanya, balas dendamnya segera dimulai!
Saat 'Bo Hai' bersiap untuk mandi di penginapan, terdengar suara pelayan yang mengantarkan air panas. 'Bo Hai' menyuruhnya masuk dan bisa ditebak orang itu adalah Qi Qi sendiri yang menyamar menjadi seorang pelayan.
Qi Qi mendekat dan mengingatkannya sekali lagi. Saat akan menuangkannya, ia malah melempar ember berisi air panas itu ke arah Bo Hai.
Bo Hai menyadarinya dengan cepat dan berhasil menghindari dengan baik.
Perkelahian otomatis dimulai, awalnya posisi seimbang, Qi Qi dan Bo Hai sama-sama bisa menangkis serangan lawan. Namun tak lama, Bo Hai berhasil menahannya, ia baru menyadari bahwa ini adalah penginapan para penyamun.
Qi Qi tak mengerti apa yang dimaksud Bo Hai, ia datang kemari untuk balas dendam. Qi Qi lantas mengeluarkan sebuah belati dari balik lengan bajunya.
Bo Hai pun berhasil menghindar dari semua serangan. Qi Qi tak terhentikan, ia bahkan membuat manik-manik tirai jatuh berhamburan karena terkena serangan belatinya.
Qi Qi menodongkan pisaunya ke arah Bo Hai sehingga membuatnya terdesak mundur, tapi itu tidak berlangsung lama karena Bo Hai berhasil melakukan serangan balik dan menjatuhkan belati yang Qi Qi pegang.
Bo Hai mendorong Qi Qi untuk menceburkannya ke bak air. Bukan sampai disitu, ketika Qi Qi hendak keluar dari air karena kehabisan nafas, Bo Hai malah mendorong kepalanya dengan kejam, tidak membiarkannya lolos dari air sedikitpun.
Bo Hai akhirnya mau melepaskannya setelah Qi Qi mengangkat tangannya meminta ampun. Qi Qi menyebutnya sebagai pahlawan dan mengepalkan kedua tangannya di depan sebagai tanda hormat. Anehnya ia bertanya siapa nama Bo Hai lol.
Bo Hai tercenung, Qi Qi datang untuk balas dendam tapi ia justru tidak tahu namanya. Qi Qi hanya bisa tertawa canggung mendengarnya.
Bo Hai menyuruhnya untuk mendengarkannya baik-baik,"Namaku adalah Zhan Zhou, lain waktu ketika kau pergi balas dendam, pastikan kau tidak salah orang"
Qi Qi mengerti dan berterima kasih. Ia mendekat ke arah pinggir bak air untuk keluar dari sana, namun Bo Hai malah lanjut mendorong kepalanya ke dalam air hahahaha.
Qi Qi bangun dari mimpinya dengan berteriak. Ia mengacak rambutnya sembari mendesah kesal karena rencana balas dendamnya gagal total. Justru, ia lah pihak yang teraniaya.
"Bunga Piranha! Kau tunggu saja!', ucap Qi Qi berapi-api hahahaha lol.
Qi Qi berangkat kerja bersama Bo Hai seperti biasa dengan menggunakan mobilnya. Di kursi belakang, ia memandang Bo Hai dengan tatapan mautnya. Tentu saja Bo Hai menyadari hal itu dari kaca dashboard dan sepertinya ia memiliki suasana hati yang bagus pagi ini, mungkin karena pengalaman mimpinya yang seru tadi malam lol.
Atmosfer kompetitif menjalar dari kejadian tadi malam, Bo Hai mengerem mendadak mobilnya sehingga membuat Qi Qi terjerembab ke depan.
Qi Qi sudah tak tahan lagi, pasti Bo Hai melakukannya dengan sengaja. Bo Hai menjawab dengan pura-pura polos,
"Kita sudah sampai" Wuahahahaha.
Lagi-lagi Qi Qi hanya bisa menahan kekesalannya.
Di pintu lobi, Chen Mo sudah menunggunya untuk melaporkan mengenai rapat Departemen Pemasaran yang sudah siap. Chen Mo juga memberikan daftar klien yang harus ia temui hari ini. Bo Hai mengerti.
Chen Mo bertanya pada Bo Hai apa ia juga merasa ada aura membunuh. Sekilas Chen Mo melirik ke belakang, tentu saja yang ia maksud adalah Qi Qi sendiri.
Bo Hai meragukan hal itu, daripada aura membunuh, ia lebih berpikir seseorang sedang dipenuhi dengan kebencian. Hahaha, tepat sekali!
Mo Nan, Bao Ni, dan Qi Qi berkumpul di cafetaria kantor. Qi Qi mengeluhkan dirinya yang mendapat lebih banyak teguran dalam beberapa hari ini dibandingkan dengan masa dua puluh tahun terakhirnya.
Mo Nan mengoreksi perkataan Qi Qi, lebih tepatnya 23 tahun yang kemudian ditegur Qi Qi karena masih sempat bercanda. Bao Ni mengingatkan Qi Qi, itu karena ia menanda-tangani kontrak yang tidak adil makanya tidak bisa mengajukan pengunduran diri lagi.
Qi Qi seolah-olah ingin menangis, apa ia harus menghabiskan sisa hidupnya dalam penderitaan?
Mo Nan sebenarnya berpikir masih ada satu hal yang Qi Qi bisa lakukan. Qi Qi memang tidak bisa mengundurkan diri, tapi ia bisa memaksa Bunga Piranha untuk benci dan jijik padanya sehingga membuatnya tidak mempunyai pilihan lain selain memecatnya. Dengan begitu, Qi Qi tidak akan dianggap melanggar kontrak.
Qi Qi terdiam memikirkan ide itu yang cukup cemerlang.
"Nan Nan, kau sungguh kakak (perempuan)-ku yang baik!"
Qi Qi kemudian meminta kedua sahabatnya untuk menunggu 'kabar baik' darinya. Bao Ni mengangguk, Mo Nan menyemangati. Qi Qi lalu bergegas pergi untuk menjalankan misinya.
Dan kita bisa melihat senyum Mo Nan sudah cukup 'berubah'.
Sebelum ke kantor Bo Hai, Qi Qi berhenti sejenak, ternyata ia habis mengambilkan pesanan makan siang untuk Bo Hai. Proyek Kebencian Bunga Piranha resmi dimulai. Ia terpikirkan untuk menukar sticky note keterangan rasa di atas lunch box-nya.
"Aku akan memakan rasa original dan CEO Bo akan memakan rasa pedas mampus"
Ia pura-pura bertingkah tenang sebelum menemui Bo Hai.
Qi Qi masuk ke kantor Bo Hai setelah mengetuk pintu. Ia kemudian menaruh paperbag berisi makanan kombo kari yang sudah Bo Hai pesan ke atas meja.
Qi Qi pura-pura bersikap manis dengan mengingatkannya untuk tidak bekerja sepanjang waktu. Makanan ini adalah bahan bakar untuk tubuhnya. Ia menyarankan Bo Hai untuk beristirahat dulu.
Bo Hai tak bergeming, ia malah menyuruh Qi Qi untuk mengambilkan laporan analisa pasar dari Xin Yan. Walaupun merasa aneh, Qi Qi langsung menyanggupinya. Qi Qi ragu-ragu untuk keluar, ia sepertinya ingin melihat sendiri ekspresi Bo Hai ketika termakan 'bom' yang ia siapkan. Qi Qi mengingatkannya sekali lagi untuk cepat makan.
Qi Qi ternyata masih belum ingin pergi dan memilih menguping di balik pintu walaupun hanya sebentar, sebelum akhirnya buru-buru pergi untuk mengambilkan laporan analisa pasar.
Selepas mengambilkan laporan, Qi Qi berhenti sejenak sebelum masuk ruangan Bo Hai untuk mengatur nafasnya yang ngos-ngosan akibat 'memburu' waktu.
Qi Qi melongok dari arah pintu dan merasa aneh karena Bo Hai masih baik-baik saja. Ia kemudian menghampirinya untuk menyerahkan laporan analisa pasar dari Xin Yan.
Begitu ia memperhatikan meja, ia mendapati lunch box Bo Hai telah habis dimakan tanpa menyisakan sisa sedikitpun.
Qi Qi berbasa-basi bertanya pada Bo Hai apa ia sudah selesai makan? Bo Hai hanya berdehem sambil sibuk mengurusi pekerjaannya. Apa rasanya enak? Bo Hai mendongak sebentar, not bad!
Ini tidak berhasil, Qi Qi harus menanyakan sesuatu yang lebih menjurus.
"Kau tidak menemukan rasa yang berbeda dari sebelumnya?"
Bo Hai mendongak, ia merasa aneh dengan pertanyaan Qi Qi.
"Apa yang ingin kau katakan (sebenarnya)?"
Qi Qi cepat-cepat membantah, tidak, tidak ada. Ia kemudian mengambil paperbag itu yang masih berisi lunch box miliknya. Bo Hai mengantar kepergian Qi Qi dengan pandangan yang sulit dijelaskan.
Qi Qi berjalan ke lounge mini depan ruangan Bo Hai untuk memakan makan siangnya. Ia merasa aneh karena Bo Hai terlihat baik-baik saja. Ia memastikan sticky note di atas lunch box Bo Hai sekali lagi, tidak ada yang salah, masih tertulis rasa original yang sebenarnya berisi rasa pedas mampus. Lalu, kenapa Bo Hai tidak bisa merasakannya?
Ia membaui lunch box Bo Hai dan miliknya sendiri, sama-sama tidak bisa dijadikan indikasi rasa (lewat bau).
Sudahlah, Qi Qi memutuskan untuk membiarkannya saja dan mengambil sumpit. Saat akan memakan makanannya, ia menyimpulkan satu hal.
"Oh, jangan bilang dia tidak memiliki indra perasa?"
Qi Qi berdecak atas 'kenyataan' itu.
Nyam, nyam, Qi Qi memakan satu lauk dan akan mengambil nasi untuk suapan berikutnya.
Tapi, BAM!, ia merasakan rasa yang dahsyat dari makanan yang ia kunyah. Rasa luar biasa yang semakin menjalar dan membuat wajahnya merah padam. Pedas mampus! HAHAHAHAHAHA.
Qi Qi langsung berlari ke ruangan Bo Hai dan meminum air dari cangkir yang berada di meja kerjanya.
Bo Hai berusaha menahan tawa, tapi ia langsung mengendalikan ekspresinya agar menjadi datar kembali. Dasar begundal! Hahahahaha.
Qi Qi ngos-ngosan menahan pedas. Ia menebak Bo Hai sengaja mengganggunya dengan melakukan ini. Bo Hai menjawab dengan pura-pura polos, ia tidak mengerti apa yang dikatakan Qi Qi.
"Kau menukar pedas mampusmu dengan originalku!"
Dalam flashback, kita mengetahui ternyata Bo Hai menukar balik sticky note di atas lunch box lalu tersenyum evil hahaha.
"Aku baru menyadarinya! Dokumen apa yang sebegitu pentingnya sampai aku harus mengambilnya saat jam makan siang?"
Pertanyaan itu yang seperti pengakuan kejahatan tentu saja Bo Hai gunakan untuk menyerangnya balik.
"Aahh, jadi kau yang memesan rasa pedas mampus untukku?!"
Yeay, Bo Hai for the win hahahahaha.
Qi Qi menangkis jari Bo Hai yang ia gunakan untuk menunjuknya. Qi Qi berusaha membela diri, ia hanya mencoba bersikap baik pada Bo Hai dengan mengubah seleranya.
Bo Hai meragukan alasan itu,
"Kenapa aku merasa kau berusaha membuatku marah sehingga aku akan memecatmu?"
Bo Hai mengakui itu bukanlah ide yang buruk tapi triknya tidak terlalu bagus.
Qi Qi memegang dahinya menahan amarah. Ia kemudian mengungkapkan unek-uneknya. Qi Qi sebenarnya tidak mengerti, Bo Hai jelas-jelas sangat tidak menyukainya, kenapa ia malah menahan Qi Qi di sisinya? (Nahhh itu dia!!!)
Qi Qi meneruskan,
"Aku juga tidak menyukaimu! Kenapa kita harus menyiksa satu sama lain?"
Bo Hai tersenyum menikmati permainan, "Kupikir ini cukup menarik"
Halah modus aja bang!
Qi Qi tentu saja tidak berpikiran sama. Ia mengancam Bo Hai bahwa ia masih bisa mengungkapkan Bo Hai yang menggunakan florist pengganti. Bo Hai dengan senang hati menyilahkannya, lagipula seluruh keluarga Qi Qi akan ikut bernasib buruk bersamanya. Itu tidak terlalu buruk.
Qi Qi hendak mengatakan sesuatu tapi tidak jadi. Bo Hai belum selesai menggodanya, haruskah ia menolongnya untuk menghubungi stasiun TV?
Qi Qi bersedekap, tunggu! Bo Hai diam-diam menahan senyum.
Qi Qi mengakui, setelah memikirkannya lagi kelakuannya memang tidak terlalu baik. Ia mengajak Bo Hai untuk berdamai dan tidak saling menyakiti lagi.
"Aku salah hari ini. CEO Bo, bersikap baiklah padaku dan ampuni aku"
Bo Hai mengangguk menyetujuinya, tapi Qi Qi tetap saja mempunyai niat yang buruk karena telah mencoba melukai atasannya secara psikis. Ia tidak bisa membiarkan perilaku kejam begitu saja.
Qi Qi tanpa basa-basi menanyakan apa yang Bo Hai minta. Bo Hai sudah memikirkan kesepakatan yang 'adil'.
"Bagaimana kalau begini? Aku akan mengambil satu bulan gaji sebagai peringatan."
Qi Qi yang mendengar hal itu langsung jatuh terduduk di lantai, sementara Bo Hai...bisa dilihat sendiri hahahahaa.
Karena buru-buru, pintu ruangan Bo Hai ternyata terbuka. Shi Ji yang menguping di luar dari balik tembok berhasil mendengar percakapan mereka soal florist pengganti!
Shi Ji otomatis melaporkan temuan barunya pada Wapresdir Wen. Bawahannya menganggap ini sebagai skandal besar, ia tidak pernah menyangka seorang florist terkenal seperti Bo Hai adalah seorang munafik yang menggunakan florist pengganti.
Shi Ji menyarankan Wapresdir Wen untuk mengungkapkan hal ini pada media. Jika ini terjadi, Bo Hai tidak akan bisa pulih kembali. Bawahannya berpendapat sama, ia akan segera mengungkapkannya pada media!
Saat mereka akan pergi, Wapresdir Wen memerintahkan mereka untuk kembali. Ia memarahi mereka yang sudah bekerja dengannya sejak lama tapi tidak berkembang sama sekali.
Shi Ji memprotes perintahnya, apa mereka akan melewatkan kesempatan sebagus ini begitu saja?
Dengan tenang, Wapresdir Wen mengungkapkan alasannya.
"Semakin baik kesempatan, semakin perlu kita berhati-hati"
Mereka berdua hanya mendengar pernyataan lisan dari Ling Ling Qi, tentu saja itu tidak bisa dijadikan bukti. Kali ini, mereka harus menyusun rencana jangka panjang untuk memberikan Bo Hai serangan fatal yang akan menghancurkannya untuk selamanya.
Seorang kurir mengantarkan paket untuk Bao Ni dan meminta tanda tangannya sebagai tanda terima.
Lily yang melihat itu memuji paketnya sangat cantik dan bertanya dari siapa. Da Wei menggantikan Bao Ni untuk menjawab pertanyaan Lily, tentu saja dari penggemar yang tergila-gila padanya. Lily tersenyum dan memutuskan untuk duduk kembali.
Begitu Bao Ni membuka paket itu, sebuah tinta merah menyemprot dirinya secara tiba-tiba dari dalam kotak. Bao Ni berteriak kaget yang otomatis membuat orang-orang mendatanginya untuk menanyakan apa yang terjadi beserta keadaannya.
Da Wei mengecek kotak itu yang berisi bunga mawar merah busuk. Ia bertanya-tanya siapa orang yang melakukan ini, memberikan hadiah yang begitu menjijikkan.
Lily berinisiatif mengambil tisu untuk membersihkan lengan baju Bao Ni yang terkena cipratan tinta merah. Bao Ni menenangkan semua orang, itu hanyalah lelucon, bukanlah masalah besar.
Salah satu staff wanita angkat bicara. Ia mewajarkan hal ini, Bao Ni hanya tahu cara memikat para pria maka dari itu ia menerima karma seperti ini.
Saat pulang, Bao Ni disusul Mo Nan dan Qi Qi yang terlihat khawatir. Mereka sudah mendengar apa yang terjadi dan menanyakan keadannya. Bao Ni menenangkan mereka bahwa ia tidak apa-apa. Qi Qi menganggap pelakunya sangat jahat maka dari itu mereka harus memberinya pelajaran.
Saat Mo Nan bertanya siapa orang yang kira-kira mengirimnya, Bao Ni menebak mungkin itu dari salah satu penggemarnya. Qi Qi menduga orang itu telah merubah rasa cinta menjadi benci. Ia mengutuk pelakunya agar menjadi jomblo selamanya lol.
Mo Nan mengingatkan Bao Ni untuk selalu berhati-hati sebelum pelakunya tertangkap. Qi Qi kemudian meminta Mo Nan untuk menjaga Bao Ni, ia khawatir pelakunya akan tetap mencoba mengganggunya dan berusaha agar dekat dengannya.
Mo Nan menyanggupinya dengan semangat.
"Serahkan padaku! Jika aku bertemu dengannya, akan aku hancurkan dia!"
Bao Ni meminta kedua sahabatnya untuk tidak terlalu panik, ia pikir pelakunya hanya mencoba menakutinya dan mungkin tidak ingin melukainya secara fisik. Qi Qi tidak setuju dengan pendapat Bao Ni, bagaimanapun lebih baik aman daripada menyesal nantinya.

Komentar:
Huh! Punggungku! Aku rasa ini sinopsis terlama (durasi drama) yang pernah aku buat hahaha. Terlebih aku berusaha buat gak melewatkan detail pertarungan mereka sedikitpun, because their expressions just so fun! Huehehehe.
Untuk kali ini tentu saja Bo Hai pemenangnya, menang banyak malahan. Qi Qi banyak akal tapi kalah sama Bo Hai yang kecerdikannya di atas Qi Qi lol. Jadi istilahnya dengan mudah kebaca gitu lah ya >.<
Oh soal novel Seven Heroes and Five Gallants, sebenernya itu salah satu novel legendaris China. Jadi pasti lebih seru kalo dilihat dari orang chinanya sendiri yang udah familiar sama kisah ini, semacam parodi, sementara kita yang baru tahu dari drama ini, cuma bisa ngikutin alurnya aja hahahaha.
Btw karakter Zhan Zhao yang diperanin sama Bo Hai emang terkenal dengan jubah merahnya macem begitu, and he's an amazing character as I know...
Terus karakter Bai Yutang yang diperanin Qi Qi aslinya adalah seorang pemuda yang punya wajah rupawan hahahaha. Zhan Zhao dari pihak 'Heroes' sementara Bai Yutang dari pihak 'Gallants'. Kalo mau tahu lebih banyak bisa googling aja karena buat beberapa mimpi ke depan masih dengan latar yang sama!
Dan Mo Nan mulai melihat Qi Qi dengan pandangan yang beda, modus aja mah dia sama idenya itu, tentu aja biar ngejauhin Bo Hai dari Qi Qi!
Just it!
See you on the next post! Pai pai~ 

Bersambung di Sinopsis Sweet Dreams Episode 9 Part 1~ 

Comments

  1. heemmm semangat ya ngetik ya.... di tunggu..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha sebenernya bukan ke ngetiknya sih, tapi lebih ke nyusun kata-katanya biar enak dibaca dan bisa ngegambarin dramanya lebih jelas😅

      Delete

Post a Comment

Popular Posts This Week

Sinopsis Sweet Dreams Episode 9 Part 1

Kau benar. Terkadang, memberi penolakan secara jelas lebih manusiawi daripada berpura-pura baik - Lu Bao Ni

Sinopsis Sweet Dreams Episode 10 Part 2

Percayalah, selama bunga segar di dunia ini terus mekar, hal-hal indah juga akan terus datang. -  Solace Master

Sinopsis Sweet Dreams Episode 2 Part 1

Setiap tumbuhan memiliki keunikan tersendiri. Selama dirimu tahu apa yang membuat ia istimewa, niscaya kau akan menemukan sisi keindahannya yang unik. - Bo Hai

Sinopsis Sweet Dreams Episode 18 Part 2

Dua puluh tahun telah terlewati, tapi aku tidak pernah melupakannya. Konsep desain untuk karya ini adalah kembang api di langit malam. Walaupun memiliki bentuk yang indah, tapi itu membuatku merasakan sakit dan kesepian. - Bo Hai

Sinopsis Sweet Dreams Episode 17 Part 2

Komite dari Kompetisi Florikultur mengatur sebuah penampilan pembukaan. Haruskah kita menambahkan sesuatu di dalamnya? - Mo Nan