Skip to main content

Sinopsis Sweet Dreams Episode 12 Part 2

Meskipun biasanya kau sulit ditangani, tapi kita tahu kau orang baik. - Ling Guo Liang
Mo Nan pergi ke meja kerja Qi Qi untuk membawakan makan siang. Namun karena tidak melihatnya disana, ia bertanya pada Xiao Yi mengenai keberadaannya. Xiao Yi yang menjadi dalang tentu saja menjawab dengan gugup, ia tidak tahu pasti, mungkin Qi Qi pergi ke toilet.
Mo Nan mengeluarkan handphonenya untuk menelfon, tapi tak lama terdengar suara dering telfon di dekatnya. Ia tertawa saat menyadari Qi Qi meninggalkan handphonenya di tas ransel.
Sementara Qi Qi di gudang yang gelap memeluk lututnya ketakutan, ia bertanya-tanya jika kebetulan ada orang yang lewat di luar.
"Bao Ni! Mo Nan! Dimana kalian?,' ratap Qi Qi sambil menangis sesenggukan.
Bo Hai memberitahu Chen Mo mengenai klien besar mereka, Fan Chen (CEO Fan mungkin?) yang sudah mendengar masalah Aifan Furniture. Bo Hai sudah dihubungi dan disalahkan atas masalah ini, maka dari itu ia harus pergi dan menjelaskannya sendiri pada CEO Fan. Saat Chen Mo berniat menghubungi Xiao Zhang untuk menyiapkan mobil, Bo Hai menolak karena ia akan menyetir sendiri.
Xiao Yi semakin gugup dan salah tingkah karena Mo Nan terus memperhatikannya, ia bahkan pura-pura membaca buku untuk menyembunyikan wajahnya yang gugup. Mo Nan menatap curiga pada tingkah Xiao Yi, ia kemudian menyadari sesuatu dan berjalan menghampirinya.
"Xiao Yi. Biarkan aku bertanya sekali lagi. Dimana...Ling Ling Qi?"
Xiao Yi tak berkutik, ia tidak memiliki pilihan lain selain mengatakan yang sebenarnya.
Bo Hai dan Chen Mo berjalan menelusuri lorong dekat gudang penyimpanan. Takut mereka menyadari perbuatannya terhadap Qi Qi, Xin Yan segera mencegatnya. Setelah mengetahui mereka akan pergi menemui Fan Chen, Xin Yan mencari-cari alasan dengan gugup, ia menyarankan mereka untuk membawa laporan kuarter terakhir karena angkanya sangat bagus.
Xin Yan menawarkan untuk mengetikannya sebentar, karena ada begitu banyak dokumen mungkin akan membutuhkan waktu cukup lama. Tapi cara itu tidak berhasil karena Chen Mo ternyata sudah meminta orang lain untuk menyiapkannya, ia bahkan mengangkat berkasnya agar Xin Yan bisa melihatnya.
Xin Yan mencegat mereka lagi yang akan berjalan pergi. Ia ingin mereka mengajaknya ikut, tapi sebelum itu ia harus mengganti pakaiannya dulu di ruangannya dan meminta mereka untuk menunggu. Chen Mo mengulangi permintaan Xin Yan sekali lagi, apa ia salah dengar? Bo Hai juga merasa kelakuan Xin Yan begitu aneh hari ini. Xin Yan tentu saja membantah.
Bo Hai mengangkat kepalanya karena mendengar suara seseorang, Xin Yan otomatis panik, ia mencoba meyakinkan Bo Hai bahwa itu hanyalah suara radio. Nyatanya, itu adalah suara Qi Qi yang memukul-mukul pintu sambil menangis sesenggukan.
Suara minta tolongnya kemudian didengar oleh Bo Hai, ia bertanya pada Chen Mo untuk meyakinkan pendengarannya tidaklah salah. Chen Mo juga mendengarnya, dan lagi suara itu terdengar seperti suara Ling Ling Qi! Tanpa babibu, Bo Hai segera pergi untuk mencarinya.
Di saat yang sama, Mo Nan juga berlari menelusuri lorong untuk menyelamatkan Qi Qi.
Seberkas cahaya menerangi wajah Qi Qi karena seseorang membuka pintu gudang penyimpanan. Qi Qi sekilas terhenyak dan langsung berdiri untuk memeluknya. Siapakah dia?
Tentu saja Bo Hai! Bo Hai terkejut saat Qi Qi tiba-tiba memeluk dirinya. Ia kemudian berusaha melepaskan pelukannya, menatap Qi Qi dengan memasang wajah bertanya-tanya apa yang terjadi pada Qi Qi sebenarnya. Sementara, Mo Nan datang setelah itu menyaksikan semuanya.
Mo Nan menemui Qi Qi di balkon, ia menyebut Qi Qi bodoh karena tidak mengungkapkan dirinya yang juga pergi ke ruangan Bo Hai waktu itu. Qi Qi tidak terima, Mo Nan lah yang bodoh, sudah terlalu berat baginya karena dijebak. Jika ia mengungkapkan itu, mereka akan benar-benar kalah.
Mo Nan masih saja kekeh, jika Qi Qi mengungkapkannya, setiap orang akan berhenti menyalahkannya. Qi Qi menenangkan Mo Nan, Bunga Piranha sudah banyak menjebaknya dalam berbagai hal, maka dari itu ia sudah terbiasa. Lagipula ini hanyalah sebuah trik kecil, jadi tidak terlalu membahayakannya.
Mo Nan menyuruh Qi Qi untuk melihat wajahnya yang kotor seperti kucing.
"Berhenti tersenyum. Kelihatan makin jelek saat kau menangis."
Qi Qi tentu saja gondok diejek Mo Nan seperti itu, sementara Mo Nan hanya nyengir karena behasil mengejeknya.
Bo Hai membawa Xin Yan ke ruangannya untuk membahas kejadian barusan. Saat ditanya apa ini idenya, Xin Yan hanya diam tak menjawab apapun.
Bo Hai mengerti, ia mengambil remote untuk menutup kaca ruangan agar Xin Yan lebih leluasa menjelaskan. Chen Mo yang penasaran apa yang mereka bicarakan menguping dari balik pintu.
"Aku pikir jika aku tidak melakukannya, Ling Ling Qi tidak akan membongkar Wen Guang Qi,' ungkap Xin Yan kemudian.
Bo Hai mempertanyakan jalan pikirannya, sebagai founder perusahaan dan kepala Departemen Pemasaran bagaimana ia bisa menggunakan taktik tercela seperti itu? Xin Yan membela diri, jika orang lain menggunakan trik kotor untuk mencelakakan mereka, maka mereka tidak perlu menggunakan cara yang baik.
"Kita telah mencapai titik hidup dan mati. Tidak ada yang tidak bisa kita lakukan!"
Bo Hai berteriak marah,
"Apa kau tahu kau melakukan kejahatan atas pengurungan palsu?"
Xin Yan terhenyak karena Bo Hai bisa membentaknya seperti itu, ia tahu ia salah, ia juga akan menjelaskannya pada Ling Ling Qi.
"Jika bukan karena Wen Guang Qi mendorong kita ke tepi jurang dan kehilangan ketenanganku, kenapa juga aku harus mengambil jalan dengan metode seperti itu?"
Xin Yan menduga Bo Hai merasa tidak enak pada Qi Qi. Bo Hai tidak berkomentar mengenai hal itu, ia hanya ingin Xin Yan tidak mencampuri masalah ini lagi di masa depan. Xin Yan menyanggupi, ia mengakui telah berbuat terlalu jauh dan pantas mendapatkan akibatnya. Tapi ada satu hal yang tidak bisa diterimanya, mereka telah bekerja bersama selama bertahun-tahun dan Bo Hai selalu menaikkan pegawainya ke standar yang lebih tinggi.
"Tapi ini pertama kalinya kau menegurku begitu keras!"
Bo Hai menurunkan emosinya dan memanggil Xin Yan yang berjalan pergi meninggalkannya, ia memahami niat baik Xin Yan tapi tetap saja mengurung secara palsu adalah tindakan ilegal.
"Kau adalah rekan yang paling aku andalkan dan percayai. Sekarang perusahaan sedang menghadapi hidup dan mati, jika kalian semua terlempar dalam kebingungan, aku juga akan keluar jalur."
Bo Hai tahu motif baik Xin Yan, tapi jangan menggunakannya sebagai alasan untuk melakukan hal-hal yang tidak baik. Xin Yan mengerti ia salah,
"Aku akan meminta maaf pada Ling Ling Qi"
Begitu membuka pintu, Xin Yan mendapati Chen Mo sedang berdiri di depan pintu. Dengan tergagap, Chen Mo berusaha menjelaskan mengenai dirinya yang baru datang dan tidak mendengar apapun. Ia bahkan menawarkan sebuah permen lolipop pada Xin Yan, rasa durian hahaha.
Di depan TV, ayah Qi Qi sedang membaca sebuah buku motivasi tentang dunia bisnis. Ibu Qi Qi kemudian menegurnya dan menyuruhnya untuk membaca buku itu dalam hati agar tidak mengganggunya yang sedang menonton drama.
Qi Qi sampai di lorong bawah, ia berteriak untuk menyambut lampu otomatis yang dipasang di halaman. Ayah Qi Qi mendengar suara itu, ia menduga Qi Qi sudah pulang dari kantor dan memutuskan pergi ke pintu untuk mendengar lebih jelas.
Dari sana, ia bisa mendengar suara dua orang, yang satunya ia yakin sebagai Mo Nan. Mendengar nama Mo Nan disebut, Ibu Qi Qi langsung panik dan mengambil sapu. Ia menyuruh suaminya untuk segera membuka pintu.
Setelah membuka pintu, mereka malah mendapati Qi Qi dan Mo Nan sudah naik di tangga masing-masing. Qi Qi heran dengan kelakuan ibunya yang membawa sapu malam-malam, apa ia akan menyapu lantai? Mo Nan juga terkejut dengan kemunculan orang tua Qi Qi yang tiba-tiba, tidak ada yang bisa ia lakukan selain menyapa mereka sopan.
Ayah Qi Qi tertawa canggung, ia berbasa-basi mengajak Mo Nan untuk mampir ke rumah sebentar. Mo Nan tentu saja merasa aneh, karena ini sudah terlalu malam, ia lebih memilih untuk naik ke kamarnya saja.
"Selamat malam, Paman dan Bibi"
Setelah masuk ke rumah, Ibu Qi Qi memarahi anaknya yang masih bermain dengan Mo Nan padahal ia sudah mengingatkannya berkali-kali. Ini sudah kesekian kalinya juga Qi Qi menegaskan pada ibunya kalau mereka hanya teman, jadi ia tidak mau ibunya menceramahinya lagi.
Ya, anggap saja mereka berdua hanya teman, Ibu Qi Qi percaya akan perkataan anaknya,
"Tapi apa kau bisa menjamin dia tidak merasakan apapun padamu?"
Ayah Qi Qi juga merasa apa yang dikatakan istrinya ada benarnya. Dengan mempertimbangkan aset yang ayahnya punya, misalnya rumah, rooftop, dan bisnis ayahnya, Mo Nan mungkin akan menaikkan statusnya jika ia bersama dengan Qi Qi.
Qi Qi kesal kedua orang tuanya berpikiran seperti itu, Mo Nan adalah temannya, bisakah mereka memperlakukannya dengan baik? Ibunya marah Qi Qi berani berbicara seperti itu kepada orang tuanya sendiri. Apapun yang mereka katakan, itu semua demi kebaikannya sendiri.
Qi Qi sudah tidak tahu lagi harus berkata apa agar orang tuanya berhenti memperlakukan Mo Nan dengan buruk, dia adalah temannya, bisakah mereka berhenti mengarang sesuatu tentangnya?
Ibu Qi Qi sudah tidak bisa mengontrol diri, ia mendorong kepala Qi Qi dengan jari telunjuknya.
"Memang kenapa kalau aku ingin mengucapkan kebohongan tentangnya? Aku ibumu, kau harus mendengarkanku!"
Qi Qi terhenyak dan terpukul dengan tindakan ibunya. Ia terdiam mengingat semua tekanan yang ia dapatkan belakangan ini, saat Bo Hai memojokannya dan menyebutnya menggunakan trik kotor, saat Xiao Yi cs menyindirnya yang masih berkeliaran di kantor, saat Si Si menyuruhnya menyalin 20 Buku Pedoman Pegawai dengan tulisan tangan karena mesin fotokopinya rusak, dan saat Xin Yan menekannya untuk mengakui perbuatan yang tidak pernah ia lakukan, mengurungnya di gudang penyimpanan yang gelap.
Matanya berkaca-kaca karena tidak bisa menahan diri lagi dan melampiaskan kekesalannya,
"Hanya karena kau ibuku, kau bisa menuduh palsu pada orang-orang?!"
Qi Qi langsung berlari ke kamar dan menutup pintu dengan keras. Ayah Qi Qi memutuskan menghampiri pintu kamar dan mengajak istrinya mendekat untuk mencari tahu apa yang terjadi. Qi Qi di kamarnya menangis sesenggukan karena masalah berat yang harus ia hadapi. Bahkan ketika ia pulang ke rumah dan berpikir bisa sedikit beristirahat dari hardikan orang-orang, nyatanya ia masih disalahkan ibunya sendiri atas hal yang tidak benar.
Setelah mendengar suara tangis dari dalam, Ibu Qi Qi menarik suaminya menjauh dari pintu. Ia masih percaya tidak ada yang salah dengan ucapannya dan tidak mengerti kenapa Qi Qi menangis. Ia juga merasa Qi Qi begitu sensitif akhir-akhir ini, padahal ia tidak seperti ini sebelumnya.
Ayah Qi Qi mewajarkan kelakuan Qi Qi, ia pasti menghadapi banyak tekanan di tempat kerjanya. Suasana hatinya begitu buruk, akan lebih baik jika mereka memberinya waktu untuk beristirahat. Ibu Qi Qi tidak mengerti, ia hanyalah seorang asisten, memang berapa banyak tekanan yang bisa ia dapatkan? (Duh Bu, tolong -_-)
Ibunya menduga ini hanyalah sesuatu antara Bo Hai dan dirinya, sebuah 'pasangan pertengkaran penuh cinta'. Sekarang, setelah istrinya membahas suasana hati Qi Qi yang buruk setiap kali pulang ke rumah, Ayah Qi Qi memang merasa ini lain dari biasanya.
Ayah Qi Qi dengan wajah dinginnya menemui Mo Nan untuk menanyakan apa yang sebenarnya terjadi pada Qi Qi di kantor. Mo Nan bingung apa yang harus ia katakan, ia mencoba meyakinkan Ayah Qi Qi mengenai dirinya yang tidak merasa ada yang salah dengan Ling Ling Qi. Ketika ditanya mengenai pekerjaan anaknya, Mo Nan menjawab dengan ragu, lumayan...lumayan baik.
Ayah Qi Qi tentu saja langsung sadar bahwa Mo Nan membohonginya, Mo Nan bahkan tidak mau menatap matanya saat mengatakan hal itu.
"Aku Tuan Tanahmu! Kau mengerti? Saat siang, bosmu adalah raja. Saat malam ketika kau kembali kesini, aku rajamu."
Jika Mo Nan masih berani membohonginya, Ayah Qi Qi tidak sungkan-sungkan untuk menendangnya ke jalanan.
Mo Nan tidak mempunyai pilihan lain selain menceritakan masalah Qi Qi yang dituduh perusahaan sebagai pelaku pembocoran desain Aifan Furniture.
Setelah tahu apa yang terjadi, Ayah Qi Qi berjalan mondar-mandir karena tidak tenang. Mo Nan meyakinkannya mengenai masalah ini yang tidak terlalu serius. Ayah Qi Qi tentu saja tidak sependapat, ini masalah pencurian rahasia perusahaan, ia telah mempelajarinya di surat kabar dan Qi Qi bisa saja dituntut ke pengadilan.
"Apa semua orang di kantor membencinya sekarang?"
Mo Nan tentu saja menyangkalnya, tidak semua orang membenci Qi Qi, misal saja dirinya dan Bao Ni.
Ayah Qi Qi menyayangkan sikap anaknya yang tidak mengatakan apapun ketika ia mengalami masalah seserius ini.
"Aku tidak tahu bagaimana dia melewati hari-harinya belakangan ini"
Mo Nan berdiam diri di atap mendengar tangisan Qi Qi yang begitu memilukan. Sejenak ia bimbang apakah ia harus tetap mengorbankan Qi Qi untuk mencapai tujuannya.
Keesokan paginya, ayahnya memanggil Qi Qi untuk sarapan dengan ceria. Qi Qi terkejut saat membuka pintu kamarnya, ia menemukan satu kardus di lantai yang begitu ia buka ternyata berisi sepasang sepatu.
Qi Qi tersenyum senang, orang tuanya kemudian mendebatkan siapa yang membelikannya untuk Qi Qi di antara mereka berdua.
Sebenarnya orang tua Qi Qi akan membelikannya saat hari ulang tahunnya. Tapi, Ibu Qi Qi memaksa suaminya untuk membelikan sepatu itu sekarang.
"Ibumu bilang, "Qi Qi melakukan dengan sangat baik di kantor dan sekolah!""
Saat ibunya mengajaknya ke meja makan untuk sarapan, Qi Qi malah menangis. Ibu Qi Qi heran apa tindakan mereka lagi-lagi salah dan tertawa canggung menduga Qi Qi menangis karena terlalu bahagia.
Qi Qi menduga orang tuanya sudah tahu mengenai masalahnya di kantor. Orang tuanya saling berpandangan dan menjawab jawaban yang berbeda, mereka menghela nafas karena tidak sinkron lol.
Qi Qi menunduk, ia minta maaf karena tidak melakukan apapun dengan benar semenjak lahir.
"Aku impulsif, terlalu blak-blakan, dan bimbang dengan mudahnya. Setelah mengejar sebuah mimpi selama empat tahun, itu tidak berhasil. Jabatanku Asisten Eksekutif, tapi aku hanya seperti pesuruh. Dan sekarang semua orang berpikir aku seorang pengkhianat. Aku...aku benar-benar gagal"
Tangis Qi Qi pecah, ayahnya nelangsa melihat putrinya begitu menderita. Ayah Qi Qi menenangkannya, walaupun mereka tidak tahu pekerjaannya tapi orang tuanya tahu betul soal Qi Qi.
"Meskipun biasanya kau sulit ditangani, tapi kita tahu kau orang baik."
Qi Qi terharu mendengar perkataan tulus ayahnya.

Komentar:
This is the real definition of a family!
Sebenernya aku lagi digedegin sama masalah mainstream penulis sinopsis, pengkopas blog! Jadi, kalo misalkan ada yang kebetulan nemu postingan di luar blog ini dan bisa dipastiin itu hasil tulisan aku, aku bakalan berterima kasih banget kalo kalian meluangkan waktu buat lapor di contact form bilah sisi>.<
See you on the next post! Pai pai~

Bersambung di Sinopsis Sweet Dreams Episode 13 Part 1~

Comments

  1. hemm mulai ada penghiyanatan dan cinta.. lanjuttt... penasaran..

    ReplyDelete
  2. kakak nulis sinop china apa aja ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Buat sejauh ini sih cuma fokus ini dulu pastinya, karena ya 48 episode hahaha (tapi sebenernya gak sebanyak itu kalo ditonton, standar2 aja kek drama lain yang cuma kisaran 20 episode). Tapi gak menutup kemungkinan bakalan nyinop yang lain (walaupun kemungkinannya kecil) paling cuma review singkat atau bahas singkat huehehe (di blog yang satu)
      Mungkin ada yang ngeh aku pernah review ashes of love di blog ini, tapi aku hapus karena alesan tertentu hahahaha

      Delete

Post a Comment

Popular Posts This Week

Sinopsis Sweet Dreams Episode 20 Part 3

Cinta bukan menghadiahkan tas, sepatu kulit, ataupun parfum. Itu adalah ketika kau tak sadarkan diri dan dia tahu itu karena gula darah yang rendah. Dia akan pergi ke apotek dan membeli tablet glukosa hanya demi dirimu. - Lu Bao Ni

Sinopsis Sweet Dreams Episode 5 Part 2

Bunga segar memang tidak bisa menyelesaikan semua masalah, tapi itu tetaplah sebuah langkah awal yang indah. - Solace Flower

Sinopsis Sweet Dreams Episode 1 Part 1

Matahari hanya bisa menyinarimu jika dirimu telah retak, malam tidak akan bertahan selamanya. Hanya saja, fajarlah yang belum datang. - Bo Hai

Sinopsis Sweet Dreams Episode 6 Part 1

Di Flower Plus, kemampuan lebih penting daripada kualifikasi. - Bo Hai

Sinopsis Sweet Dreams Episode 8 Part 1

Terkadang dibandingkan dengan memberi harapan, bicara terus terang dan memberikan penolakan adalah hal yang lebih baik. - Mo Nan

Sinopsis Sweet Dreams Episode 18 Part 1

Ling Ling Qi. Kau benar-benar salah padanya. - Chen Mo

Sinopsis Sweet Dreams Episode 12 Part 1

Menumpahkan kemarahan pada semua orang hanya akan menyakiti diriku sendiri. - Ling Ling Qi

Sinopsis Sweet Dreams Episode 17 Part 2

Komite dari Kompetisi Florikultur mengatur sebuah penampilan pembukaan. Haruskah kita menambahkan sesuatu di dalamnya? - Mo Nan

Sinopsis Sweet Dreams Episode 4 Part 1

Aku memulai Flower Plus bukan untuk menghasilkan uang, aku melakukannya untuk menyebarkan hal-hal yang indah. - Bo Hai

Sinopsis Sweet Dreams Episode 20 Part 2

Kau terlalu realistis, tidak romantis sama sekali! Tidak heran jika kau masih jomblo di usia ini! - Chen Mo