Skip to main content

Sinopsis Sweet Dreams Episode 11 Part 1

Jika suatu saat benar-benar ada hari dimana kau menjadi wanita tua dengan wajah berkeriput, aku hanya perlu menurunkan standarku dan menerimamu. - Chen Mo
Bo Hai ingat ada klien penting yang akan menikah malam ini. Ia menyuruh Qi Qi membuat tirai dari bunga sedap malam sebanyak 10 ribu batang untuk pernikahan mereka. Qi Qi kemudian menggebrak meja marah, baru kali ini ia melihat bos sependendam Bo Hai.
Bo Hai nyengir, tak perlu banyak tenaga untuk melawan Qi Qi, ia cukup menelfon Xiao Yi untuk memesan bunga sedap malam lebih banyak lagi.
"Pernikahan malam ini mungkin akan kehilangan banyak bunga sedap malam, lebih baik tambahkan 20 ribu lagi"
Xiao Yi menyanggupi permintaannya, ia akan memesannya sekarang juga.
Qi Qi semakin tajam menatap Bo Hai karena menindasnya. Bo Hai pura-pura polos, ia menanyakan Qi Qi jika saja jumlahnya kurang banyak. Baik, Bo Hai akan menambahkannya lagi dan berniat menelfon Xiao Yi. Qi Qi tentu saja buru-buru menghentikannya.
Semenjak tadi, sebenarnya niatnya hanya satu, Qi Qi ingin tasnya kembali. Bo Hai dengan senang hati mengambilkan tas Qi Qi yang sudah ia siapkan di sebuah paperbag. Qi Qi dengan cepat mengeluarkan tasnya dari paperbag itu dan segera pergi dari sana.
Tapi Qi Qi kembali menoleh saat ia menyadari Bo Hai telah menyentuh barangnya. Bo Hai mengerti apa yang dimaksud Qi Qi dan membela diri.
"Itu gambarku, tidak seharusnya berada disana"
Qi Qi menyipitkan matanya, itu sama saja Bo Hai mengakui kalau dirinya adalah Bunga Piranha. Bo Hai otomatis mendongak dan menarik nafas kesal mendengar konklusi itu.
Chen Mo tiba-tiba datang membuka pintu, ia kemudian sadar mereka berdua mungkin sedang 'mendiskusikan sesuatu' dan meminta maaf karena mengganggu mereka.
"Keluar,' perintah Bo Hai.
Chen Mo langsung mengerti dan berniat keluar. Namun, yang dimaksud Bo Hai bukanlah Chen Mo, ia mendongak menatap Qi Qi dan menaikkan alisnya.
"Kau...keluar"
Qi Qi mendengus sebal dan bergegas pergi dari sana.
Setelah melihat kepergian Qi Qi, Chen Mo segara menghampiri Bo Hai untuk memberikan kontrak dari Aifan Furniture. Bo Hai kemudian memberitahu Chen Mo mengenai Tuan Peter yang akan mengemailkan desain bergaya China musim terbaru  nanti. Ia ingin Chen Mo menjaga file tersebut baik-baik karena Tuan Peter berulang kali menegaskan produk baru itu yang masih rahasia.
Chen Mo mengangguk paham, ia mengerti. Setelah Bo Hai selesai menandatangani kontraknya, Chen Mo bisa pergi dari sana.
Di rumah kaca utama, Bao Ni dan Qi Qi sibuk membuat rantai bunga sedap malam. Bao Ni kemudian mendapatkan sebuah alarm dari handphonenya yang mengingatkannya untuk menghadiri sebuah rapat di jam setengah lima sore, jadi ia hanya bisa membantu Qi Qi 25 menit lagi.
Qi Qi benar-benar tidak mengerti kenapa bisa ada pria sekejam itu di dunia ini. Sebelum ini, ia mempercayai kekejaman Bo Hai sebagai mitos belaka, tapi setelah dipikirkan lagi semua itu benar-benar sebuah lelucon.
Qi Qi tak sengaja melukai jarinya dengan jarum. Melihat kecerobohan temannya, Bao Ni otomatis menegurnya dan segera mengambil kotak P3K untuk memberikan plester pada Qi Qi. Qi Qi memejamkan matanya, ia benar-benar sudah tak tahan lagi.
Bao Ni berpikir lebih baik Qi Qi mengundurkan diri dan mencari pekerjaan yang lain daripada terus-terusan menderita disini. Qi Qi menghela nafas, ia belum bisa sekarang atau lebih tepatnya memang tidak bisa.
"Jika aku tetap bekerja disini, aku benar-benar akan mati di usia muda!,' eluh Qi Qi frustasi.
Bao Ni menyetujui, dia memang sedang ke arah sana lol.
Qi Qi melanjutkan pekerjaannya tapi kemudian ia sadar kalau ia lupa mendapatkan sebuah dokumen penting untuk Bunga Piranha. Ia segera pamit pada Bao Ni dan bergegas pergi untuk mendapatkan dokumen itu.
Qi Qi membuka pintu ruangan Bo Hai dan terkejut Mo Nan ternyata berada disana. Mo Nan berusaha menjelaskan kenapa ia disitu, ada sebuah proposal dari Departemen Pemasaran yang memerlukan tanda tangan Bo Hai. Qi Qi mengerti, jika begitu ia hanya perlu meninggalkannya di meja.
Mo Nan tidak memerlukan hal itu, sebenarnya ada sesuatu yang ingin ia diskusikan sendiri dengan Bo Hai, karena Bo Hai tidak berada disana, ia akan kembali nanti.
Mo Nan bergegas pergi, namun setelah mencapai pintu ia berbalik untuk mengatakan sesuatu yang baru ia ingat. Ia sudah mendengar semua masalah Qi Qi dari Bao Ni, jika ia sudah mempunyai waktu luang, ia pasti akan membantu Qi Qi. Qi Qi menyipitkan matanya, ia memuji Mo Nan benar-benar temannya.
Setelah mendapatkan dokumen yang dimaksud, Qi Qi segera pergi keluar untuk membawakannya pada Bo Hai. Di luar ruangan Bo Hai, ia berpapasan dengan seorang bibi petugas pembersih dan menyapanya sopan.
Sepertinya sudah weekend kembali, Bo Hai mendengar bel apartemennya berbunyi dan segera berjalan ke pintu untuk membukanya. Ia terkejut sekaligus heran saat melihat Chen Mo dan Xin Yan berbondong-bondong masuk dengan membawa dua kantong belanjaan. Bo Hai memprotesi kedatangan mereka yang mendadak dan tidak memberitahunya terlebih dahulu.
Xin Yan membela diri, mereka datang kesana untuk menyelamati Bo Hai yang berhasil mendapatkan proyek Tuan Peter. Ia dan Chen Mo bahkan menyiapkan anggur Mouton 1982 secara khusus untuk Bo Hai.
Bo Hai tentu saja tak tersentuh dengan hal itu, semua orang tahu ia tidak minum anggur. Chen Mo dengan semangat mengeluarkan PPL mereka, sebotol jus buah 2018, ia juga akan menggantikan Bo Hai meminum anggur itu untuknya. Sebelum perayaan dimulai, Bo Hai ingin memberitahukan peraturannya terlebih dahulu.
"Jangan kotori rumahku" Hahahaha.
Saat Xin Yan menggeser sebuah vas bunga besar di meja makan, Bo Hai langsung panik memperingatkannya untuk tidak menyentuh area itu. Dengan hati-hati, ia mengambil vas itu dan memindahkannya ke atas almari.
Bo Hai tiba-tiba mengendus bau yang aneh, sejenak ia curiga bau apa itu sebenarnya. Benar saja, begitu berbalik, ia mendelik mendapati Chen Mo mengeluarkan sebuah durian dari kantong belanjaannya.
"Bagaimana kau bahkan membeli sebuah durian?!', caci Bo Hai marah. Ia buru-buru menumpahkan semua barang-barang yang tersisa di paperbag untuk dijadikan tempat durian itu.
"Taruh!', perintah Bo Hai panik. Chen Mo heran atas tingkah Bo Hai dan segera menaruh durian itu di kantong belanjaan sesuai perintahnya. Bo Hai memperingatkan Chen Mo, asal tahu saja, buah ini adalah benda terlarang di rumahnya. (Duh bang! Duren itu enakkk bgt...) Xin Yan tertawa melihat kepanikan Bo Hai, sementara Chen Mo tak terima buah kesayangannya diperlakukan seperti itu oleh Bo Hai.
"Apa yang salah dengan durian? Durian itu imut tauk!" Chen Mo, aku padamuuuuuu!!
Setelah insiden durian, mereka bertiga akhirnya bisa merayakan keberhasilan mereka dengan bersulang. Bo Hai berterima kasih kepada kedua rekannya karena telah memberikan kontribusi besar dalam mendapatkan proyek Tuan Peter. Xin Yan merasa proyek Tuan Peter begitu besar, jika hanya meminum satu botol anggur maka...
"Beri kami sesuatu yang lebih realistis!', ucap Chen Mo menyamakan pendapat.
Bo Hai mengerti arah pembicaraan mereka.
"Baiklah. Besok pagi, aku akan menginformasikan Departemen Keuangan soal paruh pertama...,' ungkap Bo Hai berniat memberikan bonus pada mereka berdua, Chen Mo otomatis menghela nafas mendengar kesimpulan itu. Xin Yan yang sudah setengah mabuk mengungkapkan bukan itu yang dimaksudkan mereka berdua.
"Di matamu, apa rekan lama yang menemanimu membangun perusahaan itu sangat vulgar dan materialistis?"
Bo Hai tersenyum, lalu apa yang mereka inginkan? Chen Mo terlihat berpikir, namun ia tiba-tiba dikejutkan dengan aksi Xin Yan yang tidak terduga. Ia mencium pipi kanan Bo Hai!
Bo Hai dengan susah payah berusaha melepaskan Xin Yan dari dirinya sementara Chen Mo membeku melihat hal itu, syok sekaligus tak bisa berpikir jernih untuk sementara. (Tahu alasannya? Hahahaha)
Xin Yan masih belum melepaskan dirinya dari Bo Hai. Saat Bo Hai menganggap Xin Yan sudah mabuk, ia langsung membantah hal itu. Chen Mo akhirnya membuka suara dengan tertawa canggung, menurutnya apa yang dilakukan Xin Yan cukup kreatif. Ia kemudian mengutarakan idenya untuk 'melakukannya' juga pada Bo Hai.
Bo Hai membelalakan matanya mempertanyakan maksud Chen Mo soal 'melakukannya juga', tentu saja itu hanya akan menambah masalah! Chen Mo tidak tahu harus berbuat apa lagi, ia tidak memiliki solusi lain selain mencium Bo Hai di pipi yang berbeda.
Bo Hai langsung mengelap pipi kirinya, apa yang dilakukan Chen Mo benar-benar menjijikkan! Tidak tahu saja sebenarnya Chen Mo sedang perang batin dan sengaja melakukan itu untuk menenangkan dirinya.
Untuk mencairkan suasana Bo Hai berinisiatif mengajak mereka berdua untuk bersulang. Chen Mo menenangkan Bo Hai, menurutnya untuk mereka bertiga yang memiliki hubungan baik, sebuah ciuman bukanlah hal yang besar. Bo Hai mengernyit mendengar pendapat Chen Mo, ia kemudian baru ingat soal Xin Yan yang sudah cukup mabuk, jadi Bo Hai memintanya untuk tidak minum lebih banyak.
Bo Hai mengkode Chen Mo untuk cepat membawa Xin Yan pergi. Tapi Xin Yan ngelendot lagi dan memainkan wajah Bo Hai. Xin Yan dalam mabuknya ingin memberitahu Bo Hai sesuatu, ia telah menunggu Bo Hai selama bertahun-tahun.
"Kau tahu betul bahwa aku menyukaimu"
Bo Hai melirik Chen Mo sekali lagi, tapi Chen Mo masih bimbang dan menghela nafas karena itu. (Aku yakin dia tahu betul bagaimana Xin Yan menyukai Bo Hai, makanya dia masih tidak berkutik untuk menolongnya.)
Menyadari situasi makin canggung (dan panas) baginya, Chen Mo berinisiatif untuk pulang saja. Bo Hai tentu saja marah mendengar itu, Chen Mo lah yang membawa anggur kesini, maka dari itu ia lah orang yang seharusnya membawa Xin Yan pergi. Xin Yan yang mendengar pembicaraan mereka, menolak untuk pulang karena ia belum selesai bicara.
Chen Mo dibuat semakin galau, ia menutup wajahnya frustasi.
"Bagaimana dia jadi seperti ini?"
Chen Mo akhirnya bersedia mengantar Xin Yan pulang dengan menaiki taksi. Xin Yan berulang kali oleng kesana kemari karena dalam kondisi mabuk, bahkan ia sempat jatuh di bahu Chen Mo walaupun ia langsung menjauhkan diri.
Xin Yan akan jatuh ke depan, untung saja Chen Mo langsung menahannya dan membantunya untuk duduk di kursi dengan benar. Chen Mo menanyakan keadaannya, Xin Yan menggerakkan tangannya memberitahu bahwa ia tidak apa-apa. Chen Mo kemudian mengeluarkan satu bungkus permen lolipop dan memberikannya pada Xin Yan.
Melihat perhatian itu, sukses membuat mata Xin Yan berkaca-kaca, mungkin ia berpikir alangkah bagusnya jika Bo Hai memberikan perhatian padanya seperti itu sedikit saja.
"Sejak kuliah...aku secara rahasia menyukainya. Aku diam-diam menemaninya selama bertahun-tahun." Tangisnya pecah sebelum melanjutkan,
"Bagaimana mungkin dia masih tidak bisa menerimaku?"
Chen Mo memintanya untuk tidak menangis. Kenyataannya, Bo Hai bukan hanya menolak Xin Yan tapi juga gadis-gadis yang lain. Ia juga tahu dalam urusan percintaan, Bo Hai memanglah seorang idiot.
Masalahnya, Xin Yan sudah berusaha bertahan selama lima tahun. Dari hanya tiga orang, Bo Hai, dirinya, dan Chen Mo, sekarang Flower Plus sudah menjadi sebuah grup dengan 800 pekerja total. Bahkan sekarang, ketika ia melihat wajahnya di cermin, ia telah mendapatkan banyak keriput disana-sini.
"Aku bertanya pada diriku sendiri, apakah akan sebanding jika aku menghabiskan masa mudaku seperti ini?"
Chen Mo menenangkan Xin Yan, tentu saja itu akan sebanding dengan pengorbanannya.
"Kau tahu dirimu layak dan itulah mengapa kau melakukannya"
Xin Yan membenarkan dugaan Chen Mo. Ia masih bertahan sampai sekarang karena ia percaya, wanita yang akan membuka hati Bo Hai adalah dirinya sendiri.
Chen Mo tersenyum mendengar keoptimisan Xin Yan, ia memintanya untuk berhenti menangis. Bukankah Xin Yan masih punya dirinya?
"Jika suatu saat benar-benar ada hari dimana kau menjadi wanita tua dengan wajah berkeriput, aku hanya cukup menurunkan standarku dan menerimamu"
Sekejap, Xin Yan terpana dengan kata-kata Chen Mo yang tiba-tiba.
Tapi, ia cepat mengendalikan diri dan menyuruh Chen Mo untuk enyah darinya. Walaupun kita bisa melihat bukan hanya Chen Mo yang canggung sekarang, tapi juga Xin Yan!
Di rooftop, Qi Qi melampiaskan kekesalannya pada Bo Hai dengan menyantap semua hidangan yang tersaji di meja. Dari mulai, ikan, daging, udang, satu persatu lenyap seiring dengan berjalannya waktu. Porsi yang seharusnya untuk tiga orang berhasil ia habiskan dengan sangat cepat.
Bao Ni menatap miris pada mangkuknya yang masih penuh nasi. Mo Nan tertawa getir, sepertinya ia tidak cukup banyak memesan makanan untuk mereka bertiga lol.
Malamnya, karena Qi Qi sudah menghabiskan makanan mereka, Mo Nan dan Bao Ni memutuskan menyeduh cup noodles di kediaman Mo Nan. Mereka berdua membayangkan rasa iga rebus bumbu merah dan ikan asam manis, tapi Mo Nan langsung menggeleng.
"Terlalu banyak cuka"
Dalam hal makanan, Bao Ni menganggap Qi Qi memang akan berubah menjadi egois lol. Mo Nan berusaha membela Qi Qi, ia sudah menawarkan Bao Ni untuk makan dirumahnya tapi Bao Ni sendiri yang menolaknya dan lebih memilih makan mie instant disini.
Bao Ni tak terima disalahkan, ia memilih disini karena memikirkan Mo Nan yang akan terlihat menyedihkan jika ia makan sendirian.
"Itulah mengapa aku menahan diri dan memilih tinggal untuk menemanimu, dan sekarang kau bahkan berani untuk sombong padaku?"
Sejujurnya, kualitas hidup Mo Nan sangatlah buruk, bagaimana bisa Mo Nan hanya memakan mie instan di rumah?
"Apa kau bahkan tahu untuk mengubah seleramu?"
Mo Nan tak terima Bao Ni menyebutnya belum merubah selera, ia makan daging bumbu merah di hari Senin, Rabu, dan Jumat, ia juga makan acar kubis di hari Selasa, Kamis, dan Sabtu. Hanya hari Minggu lah ia makan seafood terkenal. Bao Ni malas untuk berdebat lebih jauh dengan Mo Nan.
Saat memakan mienya, Bao Ni menyadari ada benda menarik di meja kerja Mo Nan dan memutuskan untuk melihat lebih dekat. Mo Nan bahkan tidak peduli dengan makanan tapi ia menyukai mainan seperti itu.
Mo Nan langsung mengambil 'mainan' itu dari tangan Bao Ni dan berusaha menjelaskan makna dari sesuatu yang Bao Ni sebut sebagai 'mainan'. Benda yang ia pegang sebenarnya adalah jam pasir, sesuatu yang bisa mengubah hal abstrak seperti waktu menjadi sebuah gambar simulasi.
Jika Bao Ni membalik jamnya, maka akan membutuhkan waktu satu jam agar semua pasirnya jatuh. Pasir yang jatuh membentuk puncak, terjadi secara sekejap dan melalui begitu banyak perubahan.
"Karena pakerjaan, aku paranoid dengan waktu. Jadi aku sering membawa ini bersamaku"
Bao Ni menatapnya intens, ia mengingatkan Mo Nan yang hanya seorang perencana kecil  jadi aneh saja jika ia bisa paranoid. Mo Nan sekilas terkejut menyadari kebenaran perkataan Bao Ni.
Sejenak kemudian, suara tawa Bao Ni pecah karena mendengar kata-kata Mo Nan yang dalam seperti itu menurutnya begitu lucu.  Mo Nan menyetujui, ia mengaku aktingnya memang berlebihan.
Keesokan paginya, Xin Yan buru-buru mendatangi Bo Hai untuk memberitahunya masalah penting. Rencana desain baru milik Aifan Furniture telah bocor, dalam waktu dua menit saja, beritanya sudah menyebar ke semua portal online. Ia belum tahu jika Tuan Peter...
Tepat waktu, handphone Bo Hai langsung berbunyi karena Tuan Peter menghubunginya.
Berita mengenai kebocoran desain juga dibaca oleh pegawai Flower Plus, mereka berkerubung untuk memastikan desain itu memang desain baru mereka dan bertanya-tanya siapa pelaku dibalik kebocoran ini.
Si Si dan Zhen Qi yang sedang menaiki lift juga mengetahui kebocoran itu dari berita di handphone. Zhen Qi menduga seseorang dari Flower Plus yang membocorkan hal itu dan pasti bukanlah karyawan biasa karena mereka tidak memiliki akses terhadapnya.
Mo Nan yang juga berada disana terlihat cuek mendengar keresahan mereka.
Chen Mo yang habis menyeduh kopi mengetahui berita kebocoran itu dari Xiao Yi yang sibuk melihat berita tersebut dengan karyawan lain di cafetaria kantor. Chen Mo buru-buru mengambil handphonenya untuk bisa membaca detail lengkapnya.
Di ruangannya, Bo Hai sedang berbicara dengan Tuan Peter di telefon. Ia sepenuhnya mengerti apa yang Tuan Peter rasakan saat ini. Jika masalah ini terbukti kesalahan Flower Plus, maka mereka akan mengatasi ini secepatnya dan memberikan Tuan Peter sebuah penjelasan yang memuaskan.
Begitu Bo Hai mengakhiri panggilannya, Xin Yan buru-buru menanyakan apa yang seharusnya mereka lakukan. Bo Hai menyarankan untuk menyelidiki terlebih dahulu bagaimana cetak biru desain Aifan Furniture bisa bocor.
Xiao Yi yang sedang berkumpul dengan beberapa pegawai lain di cafetaria kantor, merasa perlu dilakukan penyelidikan karena sudah jelas ada mata-mata di perusahaan mereka. Si Si mengutuk mata-mata itu, mereka sudah bekerja sangat keras untuk mendapatkan klien itu, tapi sekarang mereka telah tersinggung karenanya.
"Jika aku tahu siapa orangnya, aku pasti akan memukul mereka sampai tidak bisa dikenali lagi"
Bao Ni benar-benar dibuat penasaran siapa pelakunya, bagaimanapun juga desain baru Aifan Furniture adalah rahasia besar. Sesuatu yang mustahil seseorang bisa mengetahuinya. Qi Qi menambahkan, semua berkas desain itu berada di komputer Bo Hai, ia bertanya-tanya berapa banyak orang yang mempunyai akses terhadapnya.
Xiao Yi menghitung tentu saja Bo Hai sendiri, Si Si menyahut Sekretaris Chen juga, Zhen Qi menambahkan Direktur Zhou (Xin Yan). Qi Qi mengangkat tangannya,
"Hitung aku juga"
Semua orang langsung menoleh ke arah Qi Qi, Qi Qi kemudian mendapat sebuah panggilan telefon dari Bo Hai yang menyuruhnya segera pergi menemuinya.
Si Si menatap kepergian Qi Qi, mungkinkah dia? Mendengar tuduhan itu tentu saja membuat Bao Ni langsung membantahnya, tidak mungkin!
Di ruangan Bo Hai, Qi Qi menatap Xin Yan, Chen Mo, dan Bo Hai secara bergantian.
"Jadi kalian pikir orang yang membocorkan rahasianya adalah aku?"
Memang benar Qi Qi ingin menyiksa Bo Hai, tapi ia tidak akan melakukannya dengan cara seperti itu. Ia tidak mengerti kenapa mereka bertiga membuatnya terdengar jahat. Selain itu, kenapa juga ia harus menggunakan rencana yang akan sangat mudah terungkap?
Xin Yan menyuruh Qi Qi untuk tidak usah berpura-pura. Jika mereka tidak memiliki fakta dari kejadian serius ini, mereka juga tidak akan menuduhnya.
Chen Mo berusaha menjelaskan apa maksud Xin Yan,  rancangannya baru di tangan tadi malam dan pagi ini rencana itu sudah bocor. Selain Bo Hai, hanya Qi Qi yang datang ke ruangan ini.
Qi Qi tak terima dituduh dengan hanya bukti seperti itu, hanya karena ia datang ke ruangan ini untuk mengambil beberapa berkas, bukan berarti ia adalah pengkhianatnya.
"Bisakah kalian tidak memperlakukan orang lain seperti mereka tidak bernilai apapun? Bukankah ada kamera CCTV yang bisa diperiksa untuk ruangan ini?"
Xin Yan masih mencurigai Qi Qi, ia pasti melakukannya dengan membuat persiapan sebelumnya. Jika tidak, kenapa kamera CCTV bisa rusak? Qi Qi menyimpulkan mereka memang tidak memiliki bukti apapun, ia tidak mengerti kenapa ia masih saja dituduh seperti itu.
Chen Mo memberitahu satu fakta yang tersisa, bibi pembersih melihat Qi Qi dengan mata kepalanya sendiri keluar dari ruangan Bo Hai.
Qi Qi mempunyai alibi untuk mematahkan bukti itu,
"Jelas-jelas disana juga ada...,' Qi Qi menghentikan perkataannya. Ia tidak mungkin menyeret Mo Nan dalam situasi ini, jadi ia melanjutkan,
"Jelas-jelas alasan baik apa yang melatar-belakangiku melakukan ini?'
Pertanyaan Qi Qi bisa dijawab Xin Yan dengan mudah, ia menduga atasan Qi Qi bukanlah Bo Hai melainkan Wapresdir Wen. Qi Qi menatap Bo Hai, benar-benar bukan dia yang melakukan ini.
Xin Yan merasa terganggu dengan bujukan Qi Qi pada Bo Hai, ia menyebut kepura-puraan Qi Qi bertingkah menyedihkan benar-benar menjijikkan.
"Entah kalian percaya atau tidak padaku, yang jelas bukan aku yang melakukan ini,' ucap Qi Qi mengakhiri.
Bo Hai terdiam di kursinya, ia terlihat memikirkan sesuatu.

Komentar:
Duh aku sangat berusaha buat upload malem ini hahaha.
1. Aku kasihan sebenernya sama Xin Yan, jadi dia gak kalah berat dari Qi Qi!
2. Chen Mo, you're my type!!!!!!!!!
See you on the next post! Pai pai~

Bersambung di Sinopsis Sweet Dreams Episode 11 Part 2~

Comments

Post a Comment

Popular Posts This Week

Sinopsis Sweet Dreams Episode 9 Part 1

Kau benar. Terkadang, memberi penolakan secara jelas lebih manusiawi daripada berpura-pura baik - Lu Bao Ni

Sinopsis Sweet Dreams Episode 10 Part 2

Percayalah, selama bunga segar di dunia ini terus mekar, hal-hal indah juga akan terus datang. -  Solace Master

Sinopsis Sweet Dreams Episode 2 Part 1

Setiap tumbuhan memiliki keunikan tersendiri. Selama dirimu tahu apa yang membuat ia istimewa, niscaya kau akan menemukan sisi keindahannya yang unik. - Bo Hai

Sinopsis Sweet Dreams Episode 18 Part 2

Dua puluh tahun telah terlewati, tapi aku tidak pernah melupakannya. Konsep desain untuk karya ini adalah kembang api di langit malam. Walaupun memiliki bentuk yang indah, tapi itu membuatku merasakan sakit dan kesepian. - Bo Hai

Sinopsis Sweet Dreams Episode 17 Part 2

Komite dari Kompetisi Florikultur mengatur sebuah penampilan pembukaan. Haruskah kita menambahkan sesuatu di dalamnya? - Mo Nan