Skip to main content

Sinopsis Sweet Dreams Episode 11 Part 2

Bo Hai, apa kau buta?! - Ling Ling Qi


Mo Nan menghampiri Qi Qi yang sedang menyendiri di rumah kaca utama. Ia kemudian memberinya sebungkus cemilan manis, ia dengar memakan cemilan manis bisa meningkatkan mood seseorang yang sedang tertekan. Qi Qi tersenyum sedikit dan memakan biskuit itu, tapi itu tidak bertahan lama karena wajahnya kembali murung.
"Mo Nan...apa kau percaya padaku?"
Mo Nan tentu saja mengiyakannya. Bahkan ketika dunia tidak mempercayainya dan Qi Qi hanya bilang tidak melakukannya, Mo Nan akan tetap percaya.
Qi Qi tertawa dan menepuk pundaknya, ia tidak salah telah menyayangi Mo Nan dan keputusan yang benar untuk tidak mengadukannya tadi.
Mo Nan memanggil Qi Qi, kenapa ia tidak mengungkapkan soal Mo Nan yang juga datang ke ruangan Bo Hai?
Qi Qi menarik nafas, ia tidak tahu soal orang lain tapi ia mengenal Mo Nan dengan baik. Sudah pasti Mo Nan bukanlah seorang pengkhianat, hanya ia saja yang tidak beruntung dan menjadi sasaran mereka.
"Bagaimana bisa aku menyeretmu ke dalamnya bersamaku?"
Mo Nan menunduk mendengar kepercayaan Qi Qi terhadapnya. Perusahaan akan menyelidiki kasus ini dengan hati-hati, jadi Qi Qi benar-benar berharap masalah ini akan segera selesai.
Saat Qi Qi membelakanginya dan menumpukan kepalanya di meja, Mo Nan mengangkat tangannya untuk menyentuh Qi Qi namun segera ia urungkan.
Wapresdir Wen dan Shi Ji sedang bertemu dengan seorang pria asing di sebuah restoran. Wapresdir Wen membahas mengenai Flower Plus yang sedang mengalami pergolakan, bahkan ia mendengar Tuan Peter sudah menghubungi tim hukumnya. Untuk semua kemajuan ini, sudah seharusnya ia memberikan kredit pada 'tikus' yang telah ditempatkan diam-diam. Ia menyusup jauh ke dalam dan melakukan serangan mendadak ini.
Tentu saja tikus yang dimaksud Wapresdir Wen adalah pria misterius yang duduk di hadapannya, seorang mata-mata yang merupakan pelaku sebenarnya pembocoran desain produk baru milik Aifan Furniture. Shi Ji tersenyum memuji pria itu, agen spesial kantor pusat memang mengagumkan.
Wapresdir Wen menyinggung prestasi apa saja yang didapatkan pria itu sebelum diterjunkan dalam misi Flower Plus. Dua tahun lalu, dalam ranah pelanggaran paten, dia menuntut desain sebuah perusahaan Amerika pada pengadilan. Chungxiang hanya cukup duduk dan memanen hasilnya, ia bahkan menyelesaikan semua itu hanya dalam kurun waktu enam bulan.
Kamera semakin fokus menyorot sosok pria itu. Tahun sebelumnya, ia memanipulasi opini publik dengan menggunakan informasi palsu untuk membuat suatu sensasi. Akibatnya sebuah perusahaan pakaian yang terlibat harus menjual perusahannya dengan setengah harga. Semua itu hanya membutuhkan waktu empat setengah bulan untuk menyelesaikannya. Untuk misi kali ini, Wapresdir Wen benar-benar penasaran berapa waktu yang dibutuhkan pria itu untuk mendapatkan Flower Plus.
"Apakah akan membuat rekor baru?"
Akhirnya kamera menyorot siapa orang itu, yeah that's Mo Nan of course!
Jujur saja, Wapresir Wen ragu ketika William (the real enemy) mengirim Mo Nan kemari karena ia begitu muda untuk diberikan tanggung jawab sepenting ini. Ia tidak pernah berpikir ternyata Mo Nan begitu kejam memainkan peran ini.
"Aku menyelamatimu karena memenangkan pertarungan pertama menuju kejayaan kita"
Mo Nan tersenyum sinis mendengar jilatan Wapresdir Wen, ia masuk Flower Plus untuk mempercepat ambisi bisnisnya,
"...tapi kau malah mengkhianati penyelamat dan atasanmu untuk keuntungan kecil seperti itu."
Mo Nan menegaskan ia bukanlah orang seperti Wapresdir Wen yang bersedia menyerah dengan musuh begitu saja. Shi Ji seketika marah mempertanyakan apa maksudnya.
Mo Nan memperjelas posisinya, ia hanya sementara berada di perahu yang sama dengan Wapresdir Wen karena mereka memang dalam misi yang sama. 
Mo Nan kemudian pamit untuk pergi duluan. Saat Wapresdir Wen menyuruh Shi Ji untuk mengantarkan Mo Nan, Mo Nan langsung menolaknya, ia juga tidak ingin Wapresdir Wen berada di dekatnya lagi.
Setelah Mo Nan pergi, Shi Ji memperolok Mo Nan yang hanya seorang mata-mata dan menyalin sebuah dokumen tapi sudah begitu angkuh. Wapresdir Wen mengingatkannya, bagaimanapun mereka harus memperlakukan anak kesayangan William dengan baik.
Di luar restoran, Mo Nan bertemu dengan Ji Bin, asistennya di Chungxiang. Ji Bin menyapanya senang dan mengantarkannya pulang.
Dalam perjalanan, Ji Bin melaporkan mengenai Nice Project yang sudah dirampungkan dnegan sukses. Selain itu, ia juga sudah meminta secara pribadi pada William untuk membolehkannya membantu Mo Nan disini. Mo Nan senang Ji Bin akhirnya kemari, setidaknya ada seseorang yang dapat diajak bicara.
Dengan sedikit malu, Mo Nan memberitahu kepindahannya ke sebuah rooftop, jadi ia ingin Ji Bin berhati-hati saat keluar masuk rumahnya di masa depan, jangan sampai menimbulkan kecurigaan.
Ji Bin menyanggupi tapi sebenarnya ada satu hal yang ia tidak mengerti, Mo Nan sudah bagus menjadi seorang komisaris di Eropa, tapi kenapa ia malah memilih kembali untuk menderita di China?
Mo Nan mengakui Flower Plus adalah musuh yang sulit, jika tidak, William tidak mungkin memintanya secara pribadi untuk datang kemari. Ji Bin mempunyai pikiran yang sama, terlebih jika Mo Nan berhasil menyelesaikan misi ini, William pasti akan memberikan posisi komisaris untuk semua kantor Asia. Untuk tawaran sebaik ini, mengerahkan usaha lebih tentu akan sebanding.
Ji Bin menyadari Mo Nan tidak begitu senang walaupun telah memenangkan pertarungan awal. Mo Nan menghela nafas, mungkin dia hanya kelelahan akhir-akhir ini.
Setelah memikirkan semua kemungkinan, Chen Mo merasa orang dibalik semua ini adalah Wapresdir Wen, tapi soal Ling Ling Qi ia ragu apakah disuap oleh Wen Guang Qi atau justru mengkhianati mereka untuk mendapatkan beberapa keuntungan. Tapi mengetahui sifat naifnya, Qi Qi tidak terlihat seperti orang yang melakukan hal seperti ini. Juga, apa yang telah ia katakan di ruangan tadi tidak terdengar salah, jadi Chen Mo pikir Ling Ling Qi telah dijebak.
Bo Hai tidak ingin menyimpulkan terlalu dini, sebelum ada bukti yang kuat, Ling Ling Qi masih menjadi tersangka utama.
Chen Mo tahu betul-betul kalau Bo Hai tidak pernah menyukai Ling Ling Qi.
"Kau tidak mencoba menyingkirkannya seperti ini, kan?"
Bo Hai kesal Chen Mo menganggapnya seperti itu, apa ia orang seperti itu?
Chen Mo mengiyakannya dengan cepat. Bo Hai mengecapkan bibirnya getir mendengar jawaban itu, tapi ia ingin Chen Mo melakukan sesuatu untuknya.
Qi Qi berjalan di koridor sambil memikirkan semua bukti yang mengarahkannya menjadi seorang pelaku. Bibi petugas pembersih melaporkan dirinya yang keluar dari ruangan Bo Hai pada petugas keamanan. Qi Qi curiga bibi itu telah menjebaknya menjadi seorang kambing hitam untuk Wapresdir Wen, tapi kemudian ia memejamkan matanya, tidak seharusnya ia menjadi kejam hanya karena sedang mengalami kesulitan. Pokoknya ia harus memastikan dahulu sebelum memutuskan apapun!
Qi Qi kebetulan bertemu dengan paman penjaga gedung, ia segera memanfaatkan kesempatan itu untuk menanyakan keberadaan bibi petugas pembersih yang ia maksud. Paman petugas gedung mengenali bibi itu sebagai Ma Gui Ha, ia sedang membersihkan rumah kaca sekarang.
Qi Qi mengucapkan terima kasih dan segera pamit pergi untuk menemui bibi itu.
Saat Chen Mo dan Bo Hai hendak menaiki lift, mereka bertemu dengan Wapresdir Wen dan Shi Ji di dalam. Wapresdir Wen berbasa-basi dengan mengatakan permasalahan Aifan Furniture. Bo Hai menyindirnya, mungkin Wapresdir Wen tahu lebih baik dibandingkan dirinya.
Wapresir Wen menyalahkan Bo Hai yang ceroboh tapi pada dasarnya Bo Hai memang masih muda.
"Kau memimpin sebuah perusahaan besar dengan berdarah panas, sudah pasti itu akan sulit"
Sebenarnya, Bo Hai tidak perlu terlalu lelah, ia cukup menganggukkan kepala dan Chungxiang akan menjadi backing yang kuat.
Bo Hai menganggap perkataan Wapresdir Wen ada benarnya, tidak seharusnya perusahaan lokal hanya bergantung pada passion. Pada momen kritis, ia juga harus menggunakan taktik yang kuat.
Lift terbuka, Bo Hai dan Chen Mo berjalan keluar tapi sebelum benar-benar pergi, ia berbalik untuk memberikan nasihat pada Wapresdir Wen.
Ngerasa gak sih mirip babang Gong Yoo? Hahaha
"Pasar layaknya medan perang. Sebelum perang dimulai, panglima biasanya menggunakan darah dari pengkhianat sebagai persembahan untuk benderanya."
Ia meminta Wapresdir Wen untuk menjaga diri. Kemarahan Wapresdir Wen benar-benar terpancing karena perkataan Bo Hai.
Qi Qi menemui Bibi Ma untuk meminta kesaksiannya dengan lebih jelas, namun Bibi Ma justru kesal dan mengira Qi Qi berniat balas dendam dengannya. Qi Qi mencoba menyakinkan bahwa dia bukanlah pelakunya namun Bibi Ma berlalu pergi begitu saja.
Saat berbalik ia bertemu dengan Bo Hai dan mencoba meyakinkannya sekali lagi. Ia tidak mungkin mencoba merugikan Bo Hai dan kalaupun iya, Qi Qi tidak mungkin menggunakan taktik melelahkan seperti itu.
"Aku tidak seperti itu!"
Bo Hai melirik ke ujung koridor dan melihat Wapresdir Wen berada disana, ia kemudian terdiam sebentar karena terpikirkan sesuatu.
"Lalu, orang seperti apa dirimu?,' cecar Bo Hai secara tiba-tiba, Qi Qi tentu saja tertegun mendengar kemarahan Bo Hai yang mendadak. Bo Hai menyebut Qi Qi menciptakan 'tingkat kerendahan' yang baru, ia juga mengingatkan Qi Qi untuk tidak lupa soal bukti yang mengarahkan Qi Qi menjadi pelakunya.
"Kau menggunakan metode yang begitu kotor untuk memukulku. Haruskah aku menggunakan metode yang sama untuk menghancurkanmu?"
Qi Qi menerima tantangannya, jika Bo Hai berani maka ia bersedia untuk bertarung dengannya sampai mati.
Bo Hai setuju, ia juga ingin melihat apa yang bisa Qi Qi lakukan. Jujur saja, Bo Hai mengira Qi Qi adalah seorang idiot dangkal tapi ternyata itu salah besar.
"Aku tidak pernah membayangkan kau akan sejahat dan selicik ini,' ungkap Bo Hai, yang kalimat selanjutnya bisa menunjukkan kalau dia hanya bersandiwara.
Chen Mo juga melirik ke arah Wapresdir Wen yang sedang menyaksikan adegan ini, ia sadar tindakan Bo Hai hanya pura-pura semata.
"Jika Wen Guang Qi bisa menggunakan uang untuk membeli hati nuranimu, maka aku bisa membayarmu juga."
Seharusnya Qi Qi memintanya terlebih dahulu, mungkin saja ia bisa membayar Qi Qi lebih banyak. Karena sudah seperti ini, ia tetap akan memastikan mereka berdua untuk membayar perbuatannya.
Bo Hai segera pergi meninggalkan Qi Qi, Qi Qi syok Bo Hai bisa menyalahkannya begitu saja.
"Bo Hai, apa kau buta?!"
Bo Hai sejenak berhenti namun ia segera melanjutkan langkahnya.
Wapresdir Wen yang menyaksikan kejadian tak terduga barusan menganggap itu lumayan menarik. Shi Ji juga berpikiran sama, tiba-tiba mereka mempunyai kambing hitam lain yang menyelamatkan mereka dari banyak masalah. Wapresdir Wen memerintahkan Shi Ji untuk membuat Aifan Furniture tetap bergejolak, menurutnya  pertunjukan ini semakin dan semakin menarik.
Setelah sampai di ruangan Bo Hai, Chen Mo langsung memuji sandiwaranya tadi, ia bahkan hampir tertipu karenanya. Ia juga yakin Wapresdir Wen telah jatuh ke dalam perangkap mereka setelah melihat ekspresi wajahnya tadi. Bo Hai tersenyum puas, untuk selanjutnya semuanya akan bergerak sesuai ritme mereka. Ya itu memang benar, tapi tetap saja Chen Mo menyayangkan Qi Qi yang harus begitu menyedihkan, ia bahkan menangis begitu banyak karena sandiwara palsu ini.
Chen Mo menyarankan Bo Hai untuk menjadi aktor saja dibandingkan menjalankan sebuah bisnis. Bo Hai juga bisa memasukannya,
"Kau berperan sebagai kasim dan aku akan menjadi kaisarnya"
Bo Hai tak percaya Chen Mo bisa senarsis itu dan menakutinya dengan mengangkat tangannya untuk memukul.
Adegan selanjutnya sebenarnya PPL lagi, intinya Qi Qi sampai di rumah dengan wajah yang letih. Ibunya tiba-tiba datang menghampirinya untuk menunjukkan lipstik (buat merknya udah pernah aku sebutin ya) yang baru ia beli dari mall, sebuah warna penangkap pria lol.
Qi Qi tidak tertarik dan justru sibuk meluapkan kemarahannya pada apel yang sedang ia kupas.
Qi Qi memakan lunch box dengan lahap sembari mengumpati Bo Hai. Bao Ni dan Mo Nan yang juga berada di rooftop bersamanya, tentu saja melihat Qi Qi terheran-heran dengan nafsu makannya.
"Aku benar-benar ingin memotong-motongnya sekarang. Dia salah melihatku? Maka aku juga salah melihatnya juga, aku telah buta! Seseorang yang mempunyai begitu banyak sifat buruk. "
Qi Qi menganggap jika standar seorang CEO seperti dia, maka semua orang juga bisa menjadi CEO.
"Ketika dia mendapatkan masalah, IQ-nya menjadi offline"
Karena Qi Qi terus menjejalkan makanan ke mulutnya, Bao Ni menawarkannya untuk minum jus sebelum benar-benar tersedak. Ia juga menanyakan rencana Qi Qi sekarang. Qi Qi masih percaya diri, bagaimanapun ini adalah abad 21, tidak mungkin Bo Hai bisa menjebak orang baik begitu saja. Ia yakin semua ini pasti akan segera dibersihkan.
Bao Ni kemudian meminta pendapat Mo Nan, tapi Mo Nan tidak juga menyahut karena ia sibuk dengan lamunannya. Bao Ni marah Mo Nan masih saja sempat melamun di saat sahabatnya menjadi korban ketidakadilan.
Qi Qi membela Mo Nan, ia pasti melamun karena memikirkan dirinya. Qi Qi kemudian protes kenapa mereka hanya membeli tiga kotak, menurutnya ini terlalu sedikit lol.
Di ruangannya Bo Hai mendapatkan sebuah telefon, ia tercenung saat menyadari orang yang menghubunginya adalah seorang reporter dari Daily News yang menanyakan perihal masalah Aifan Furniture.
Ternyata, bukan hanya ruangan Bo Hai yang mendapatkan telefon dari berbagai media, seluruh pegawai juga sibuk menerima telefon bertubi-tubi dan mengurusi masalah ini yang tiba-tiba meledak lagi (sepertinya sekarang berita lebih fokus ke Flower Plus yang disalahkan atas insiden kebocoran desain).
Setelah mendapati posisi Flower Plus semakin terpojok karena permasalahan ini, Bo Hai segera mengadakan rapat internal yang dihadiri seluruh manajer dari masing-masing departemen. Xin Yan menjelaskan efek dari permasalahan ini, klien-klien besar yang sedang dalam tahap diskusi dengan tim pemasaran, semuanya menghubungi mereka untuk menanyakan isu Aifan Furniture. Bahkan dua klien memutuskan untuk tidak lagi bekerja sama dengan mereka.
Semua orang yang hadir langsung menghela nafas mengetahui dampaknya yang begitu besar.
"Saat ini, kita tengah mengalami krisis relasi publik. Departemen Merek telah menggunakan berbagai cara untuk mengatasinya. Namun, efeknya sangat minim."
Bukan hanya dampak yang dijelaskan Xin Yan, Manajer Li (Departemen Desain) juga menambahkan mengenai keadaan toko yang mengalami tekanan juga. Beberapa manajer toko melaporkan ada beberapa wartawan yang datang untuk bertanya dan mengambil gambar juga. Menurutnya, meskipun mereka telah menyerahkan masalah ini pada Departemen Merek tapi itu pasti akan mempengaruhi pengalaman pelanggan sebentar lagi.
Chen Mo tiba-tiba masuk ke ruang rapat dengan panik, ia melaporkan Tuan Peter yang menolak menemui orang mereka, bukan hanya itu, ia juga mengirim dua orang untuk mengatakan hal-hal yang mengerikan. Chen Mo tidak berpikir ini dapat diselesaikan.
Bo Hai mengerti, ia terdiam untuk memikirkan solusi dari semua permasalahan ini.
Saat berkumpul dengan Zhen Qi dan Si Si, Xiao Yi berpikir mungkin bonus pertengahan tahun mereka akan hangus akibat permasalahan Aifan Furniture ini. Si Si mengeluhkan kemungkinan itu, padahal dia sudah menunggu bonus untuk pergi berlibur. Zhen Qi menimpali, semua kemalangan ini adalah salah Ling Ling Qi!
Qi Qi kebetulan lewat di dekat mereka, Si Si kemudian menyuruh mereka untuk tidak bicara keras-keras karena takut Qi Qi akan mendengarnya. Bukannya memelankan suaranya, Xiao Yi justru sengaja mengeraskan suaranya agar Qi Qi bisa mendengar ucapannya.
"Aku benar-benar tidak mengerti. Bagaimana bisa orang seperti dia masih bergentayangan di kantor?"
Zhen Qi kemudian menunjuk Qi Qi dan mereka otomatis tertawa melihat sesuatu di dirinya. Qi Qi dibuat bingung atas apa yang mereka tertawakan, tapi begitu ia mengintip ke bagian belakang tubuhnya ia mendapati sebuah kertas bergambar kura-kura menempel di punggungnya.
Qi Qi kemudian berteriak siapa yang telah melakukan ini, tapi Zhen Qi mengacuhkan pertanyaannya dan mereka menganggap keberadaan Qi Qi sebagai angin lalu belaka.
Pembulian Qi Qi bukan hanya sampai disana. Si Si melemparkan satu bundel dokumen ke hadapan Qi Qi, menyuruhnya menyalin Buku Pedoman Pegawai sebanyak 20 rangkap karena mesin fotokopi sedang rusak. Qi Qi tidak mengerti kenapa ia harus menyalin buku itu disaat setiap pegawai sudah memilikinya. Si Si yang sengaja melakukan itu untuk menghukum Qi Qi juga mempunyai maksud sindiran dibaliknya.
"Karena perusahaan baru-baru ini mengalami insiden pembocoran rahasia besar, sebagai kepala florist, aku pikir perlu membagikan Buku Pedoman Pegawai lagi untuk memperbaiki kedisiplinan perusahaan."
Xiao Yi juga ikut-ikutan memojokkan Qi Qi dengan menyebutnya masih ingin menyalin beberapa dokumen penting dan mengungkapkan lebih banyak rahasia perusahaan. Si Si berpikir mata-mata seperti Qi Qi harus menyalin Buku Pedoman Pegawai lebih sering untuk meningkatkan daya ingatnya.
Qi Qi menatap tajam dokumen yang dipegangnya, ia seolah-olah mengeluarkan cahaya api dari matanya untuk membakar kertas itu menjadi abu lol.
Da Wei membahas hukuman Qi Qi yang menyalin berkas 20 kali bersama dengan Xiao Wang dan satu pegawai pria yang lain. Bao Ni yang berjalan di sekitar sana mendengar hal itu dan memutuskan menghampiri mereka untuk bertanya siapa yang berani melakukan itu terhadap sahabatnya.
Da Wei gugup, biasanya ia selalu menjawab apapun yang Bao Ni tanyakan, tapi untuk kali ini atas nama prinsip moral dan integritas, ia tidak bisa mengatakannya.
Walaupun Da Wei tidak mengatakan apapun, tapi bukan hal yang sulit bagi Bao Ni untuk mengetahui siapa pelakunya. Buktinya ia langsung melabrak Si Si yang sedang berjalan di koridor bersama Zhen Qi. Ia meminta kedua orang itu untuk minta maaf pada Qi Qi.
Si Si otomatis kesal dengan permintaan Bao Ni yang terdengar seperti lelucon. Siapa yang harus meminta maaf kepada siapa? Ia tahu Bao Ni adalah teman baik Qi Qi, tapi tidak seharusnya ia mencampuri masalah ini. Zhen Qi juga sependapat, Ling Ling Qi adalah mata-mata, menyalin Buku Pedoman Pegawai mudah untuknya.
Bao Ni tetap tak bergeming, ia tetap menyuruh kedua orang itu untuk meminta maaf pada Qi Qi. Si Si masih tetap pada keputusannya, memang siapa Bao Ni meminta mereka melakukan hal-hal seperti itu? Zhen Qi menyebut sekarang Bao Ni mungkin sedang terbakar amarah,
"Atau mungkin, dia adalah konspirator Ling Ling Qi"
Mendengar perkataan itu, Bao Ni tidak tahan lagi dan mendorong Zhen Qi. Zhen Qi tidak terima Bao Ni melakukan itu padanya dan membalasnya balik, kemudian bertengkarlah mereka berdua. Si Si yang awalnya hanya ingin memisahkan mereka akhirnya ikut dalam pergulatan itu.
Tak lama, datang beberapa pegawai pria untuk menghentikan perkelahian mereka.
Bao Ni mengeluhkan luka di pipi yang ia dapat dari perkelahian barusan. Mo Nan mencoba mengobati luka Bao Ni, tapi ia langsung meringis kesakitan.
Qi Qi menunduk sedih, ia meminta maaf pada Bao Ni karena bagaimanapun semua ini adalah salahnya. Bao Ni justru menegur Qi Qi, ini tidak ada urusannya dengan Qi Qi dan terlebih ini bukanlah kesalahannya. Mereka telah berani membuli Qi Qi, karena Qi Qi adalah temannya sudah pasti ia akan melindunginya.
Qi Qi tersenyum mendengar perkataan Bao Ni, jika Bao Ni mengganti jenis kelaminnya, ia berjanji akan menikahinya. Mo Nan mengetuk meja karena terusik dengan gombalan mereka berdua, ia juga menyebut mereka keterlaluan karena tidak memanggilnya untuk bertarung bersama padahal mereka berjanji untuk melalui susah senang bersama.
Qi Qi membela diri, itu bukanlah sebuah pertarungan tapi hanya saling dorong ringan. Tapi walaupun begitu, Bao Ni benar-benar tidak bisa melihat Qi Qi dibuli seperti itu. Saat ditanya apa Qi Qi mau diperlakukan seperti itu terus, Qi Qi tentu saja tidak mau. Maka dari itu, Mo Nan menyuruh Qi Qi untuk segera menghentikan perlakuan mereka entah dengan cara baik-baik atau justri dengan kekerasan brutal.
Terlepas dari itu, Qi Qi mempertanyakan masalah real mereka,
"Hanya dengan kita bertiga, bisakah kita melawan seluruh pegawai Flower Plus?"
Mereka kemudian membayangkan semua pegawai keroyokan melawan mereka, otomatis mereka begidik ngeri melihat hal menyeramkan itu.
"Lalu, apa yang kita lakukan sekarang?,' ucap Bao Ni kemudian. Qi Qi mengeluarkan tiga pena, tentu saja membantunya untuk menyalin Buku Pedoman Pegawai hahaha.

Komentar:
Maaf banget karena udah gak konsisten dari episode 10 kemarin cuma beda satu hari doang sementara ke part genapnya malah molor tiga hari huhuhu.
See you on the next post! Pai pai~

Bersambung di Sinopsis Sweet Dreams Episode 12 Part 1~

Comments

Post a Comment

Popular Posts This Week

Sinopsis Sweet Dreams Episode 20 Part 3

Cinta bukan menghadiahkan tas, sepatu kulit, ataupun parfum. Itu adalah ketika kau tak sadarkan diri dan dia tahu itu karena gula darah yang rendah. Dia akan pergi ke apotek dan membeli tablet glukosa hanya demi dirimu. - Lu Bao Ni

Sinopsis Sweet Dreams Episode 5 Part 2

Bunga segar memang tidak bisa menyelesaikan semua masalah, tapi itu tetaplah sebuah langkah awal yang indah. - Solace Flower

Sinopsis Sweet Dreams Episode 6 Part 1

Di Flower Plus, kemampuan lebih penting daripada kualifikasi. - Bo Hai

Sinopsis Sweet Dreams Episode 18 Part 1

Ling Ling Qi. Kau benar-benar salah padanya. - Chen Mo

Sinopsis Sweet Dreams Episode 12 Part 1

Menumpahkan kemarahan pada semua orang hanya akan menyakiti diriku sendiri. - Ling Ling Qi

Sinopsis Sweet Dreams Episode 17 Part 2

Komite dari Kompetisi Florikultur mengatur sebuah penampilan pembukaan. Haruskah kita menambahkan sesuatu di dalamnya? - Mo Nan

Sinopsis Sweet Dreams Episode 4 Part 1

Aku memulai Flower Plus bukan untuk menghasilkan uang, aku melakukannya untuk menyebarkan hal-hal yang indah. - Bo Hai

Sinopsis Sweet Dreams Episode 20 Part 2

Kau terlalu realistis, tidak romantis sama sekali! Tidak heran jika kau masih jomblo di usia ini! - Chen Mo

Sinopsis Sweet Dreams Episode 10 Part 2

Percayalah, selama bunga segar di dunia ini terus mekar, hal-hal indah juga akan terus datang. -  Solace Master

Sinopsis Sweet Dreams Episode 6 Part 2

Di seluruh dunia, laki-laki yang paling aku cintai. Meskipun aku tidak mempunyai idola, tapi aku memiliki ayah yang paling aku sayangi. - Ling Ling Qi